Oleh :
Moh. Zainal Abidin
Dosen Pengampu : Dr. Umi Hanifah, M.Pd.I
Pada makalah ini akan diuraikan tentang kajian Studi Islam di Timur, Studi
Islam di Barat, Studi Islam di Indonesia, Perbandingan Studi Islam di Berbagai
Perguruan Tinggi di Dunia . dan analisis wacana kritis Studi Islam dan Menyelami
informasi dan fakta fakta tentang Kajian Islam di berbagai Peguruan Tinggi di dunia
Makalah yang bertemakan tentang Kajian islam , disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum dibimbing oleh Dr. Umi Hanifah,
M.Pd.I,. Saya menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca
agar perbaikan dapat dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Rosmiaty Azis, ‘Implementasi Pengembangan Kurikulum’, Inspiratif Pendidikan, 7.1 (2018), 44
<https://doi.org/10.24252/ip.v7i1.4932>.
Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
METODOLOGI PEMELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library
research) yang menggunkan buku, jurnal dan literatur-literatur lainnya sebagai
objek yang utama. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, yaitu
penelitian yang menghasilkan informasi berupa catatan dan data deskriptif yang
terdapat di dalam teks yang diteliti.
A. Pengembangan Kurikulum
Bahasa Arab di MAN Curup”, Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, Vol. 2, No. 1, (2018), Hal. 56
3
Sabda, Pengembangan Kurikulum (Tinjauan Teoritis), 179-180
d. Re-strukturisasi, dengan mengadakan reorganisasi kurikulum dan jadwal
pelajaran yang dapat memerlukan perubahan yang mendalam tentang
hubungan pribadi, contohnya dengan menjalankan team-teaching atau
pendekatan terpadu.
e. Penghapusan cara-cara lama contohnya dengan menghapus metode yang
hanya menggunakan satu buku pelajaran sebagai satu-satunya rujukan dan
mengutamakan proses belajar dengan memanfaatkan banyak suumber
perpustakaan, lingkungan, dan semacamnya.
f. Penguatan yang lain yaitu memantapkan cara-cara yang lama tetapi
dilengkapi dengan berbagai pengetahuan yang mutakhir sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan melewati penataran dan penyegara
a. Prinsip Relevansi
Kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum baik itu secara
internal maupun eksternal. Misalnya bila secara internal, kurikulum
memliki relevansi antara komponen kurikulum seperti tujuan, bahan,
strategi, organisasi, dan evaluasi. Sedangkan bila secara eksternal
komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi,
tuntutan dan potensi siswa, serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan
masyarakat. Dalam membuat kurikulum harus menaruh perhatian yang
sangat dalam karena akan sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan
dengan adanya relevansi antara lingkungan masyarakat dan siswa
sekitarnya. Dan juga yang harus diperhatikan adalah harus selaras dengan
perkembangan teknologi dalam upaya membangun negara.
b. Prinsip Fleksibilitas
Dalam prinsip fleksibilitas ini mengarahkan bahwasannya suatu kurikulum
harus memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang
solid, tetapi dalam pelaksanaannya diharapkan untuk menyesuaikan kondisi
regional, waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Sehingga
kurikulum ini mempersiapkan anak untuk masa ini dan masa depan.
Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, pun untuk anak-anak yang memiliki
latar belakang dan kemampuan yang berbeda, kurikulum ini masih tetap
berlaku.Kurikulum juga harus dapat memberikan keluasan untuk
mengembangkan program pembelajaran sesuai dengan minat, kebutuhan
siswa, dan kebutuhan bidang lingkungan mereka.
c. Prinsip Kontinuitas
Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya kesinambungan
antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak
didapatkan pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang
berakibat jenuh dan membosankan baik untuk guru maupun murid. Prinsip
kontinuitas ini merupakan prinsip kurikulum dengan adanya keterkaitan
dalam kurikulum, baik secara vertical maupun horizontal, baik di dalam
kelas, antar jenjang pendidikan, dan jenis pekerjaan.
d. Prinsip Efisiensi
Efiensi merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
e. Prinsip efektivitas
Dalam mengembangkan kurikulum pendidikan perlu juga meninjau pada
prinsip efektivitas. Efektivitas yang dimaksud disini adalah sejauh mana
rencana program pembelajaran dicapai atau diterapkan. Terdapat dua aspek
penting yang harus diperhatikan dalam prinsip ini yaitu efektivitas guru dan
efektivitas siswa. Sehingga dalam penerapan kurikulum dalam proses
pembelajarannya dapat meningkatkan kualitas pembeljaran yang
diharapkan oelh semua pihak, terutama efektifitas pembelajaran di kelas.
Sedangkan prinsip khusus pengembangan kurikulum, sebgaiamana Arif
Rahman dan Arif Rahman mengutip dari Sukmadinata bahwasannya mencakup
lima hal, yaitu:
a. Prinsip penentuan tujuan pendidikan, yang mana terdiri dari tujuan umum
dan khusus
b. Prinsip pemilihan isi pendidikan / kurikulum, yaitu dengan
mempertimbangkan beberapa hal yang dapat dijadikan dasar acuan.
c. Prinsip pemilihan proses belajar mengajar, dengan memerhatikan hal-hal
seperti kecocokan metode/teknik belajar, variasi metode/teknik dalam
proses belajar mengajar, serta kefektivfan metode/teknik dalam
mengaktifkan siswa dan mendorong berkembanganya kemampuan baru.
d. Prinsip pemilihan media dan alat pengajaran, dengan memerhatikan hal-hal
yang menjadi pendukung atau fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar.
e. Prinsip berkenaan dengan penilaian yang merupakan proses akhir dalam
kegiatan belajar mengajar. Hal ini mencakup tiga hal, yakni merencanakan
alat penilaian, menyusul alat penilaian dan mengelola hasil penilaian.
4
RIMA YUNI SAPUTRI, ‘Implementasi Landasan Sosiologis Dalam Pengembangan Kurikulum
Muatan Lokal Berbasis Keagamaan Di Sman 1 Pleret Bantul’, Jurnal Pendidikan Islam Al-Ilmi, 3.2
(2020), 80–94 <https://doi.org/10.32529/al-ilmi.v3i2.696>.
5
‘56’ <https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/viewFile/61/56> [accessed 26 September 2022].
tercapai sebuah karakter yang saat ini kian memudar. Tiap mata palajaran
memiliki nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik.6 Hal
ini disebabkan adanya keutamaan fokus dari tiap mata pelajaran yang
mempunyai karakteristik yang berbeda. Penanaman nilai utama dalam tiap mata
pelajaran sebagai berikut:
6
Murni Eva Rumapea, ‘Kurikulum 2013 Yang Berkarakter’, Jupiis: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu
Sosial, 5.2 (2014), 27–38 <https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i2.1112>.
7
Rumapea.
Muffoletto (dalam Selwyn, 2011) yang menyatakan bahwa teknologi
pendidikan bukan tentang perangkat, mesin, komputer atau artefak lainnya,
melainkan itu adalah tentang sistem dan proses yang mengarah ke hasil yang
diinginkan. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan teknologi
pendidikan adalah suatu sistem yang dimanfaatkan untuk menunjang
pembelajaran sehingga tercapai hasil yang diingingkan 8.
8
Y. M Jamun, ‘Dampak Teknologi Terhadap Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan
Missio’, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 10(1).1 (2018), 48–52
<http://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/jpkm/article/view/54>.
Saat ini pembelajaran berbasis internet, seperti web-learning, e-learning
atau pembelajaran online (pembelajaran jarak jauh) sudah banyak
dilakukan. Pembelajaran-pembelajaran ini memanfaatkan internet
sebagai media. Selain pembelajaran menjadi lebih fleksibel dari segi
waktu, tempat dan usia, peserta didik juga dapat mengakses informasi
yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan bebas. Karena
pembelajaran menjadi lebih individual, maka hal ini dapat
meningkatkan proses kognitif peserta didik dan keterampilan
berpikirnya. Contoh lain penggunaan teknologi sebagai media
pembelajaran adalah radio, televisi, video yang dapat dimanfaatkan
untuk memfasilitasi gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda dan
juga menarik minat siswa untuk dapat lebih termotivasi lagi dalam
belajar. Penggunaan perangkat presentasi interaktif seperti papan tulis
elektronik dapat membuat materi pembelajaran menjadi lebih menarik
untuk peserta didik.
2. Alat administratif Teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat
administratif. Seperti yang dikatakan Selwyn (2011) bahwa salah satu
manfaat teknologi digital adalah sebagai perbaikan keefektifan
pengorganisasian lembaga pendidikan. Dengan menggunakan
komputer, sebagai salah satu produk teknologi digital, lembaga
pendidikan dapat lebih mudah untuk mengelola data administrasi,
meliputi data siswa, data guru, maupun data sekolah itu sendiri.
3. Sumber belajar Selwyn (2011) mengatakan teknologi digital dapat
membantu guru untuk memproduksi bahan-bahan pelajaran dan
memungkinkan mereka untuk menghabiskan waktu dengan peserta
didik. Dengan tersedianya komputer, guru dapat menyusun rencana
pembelajaran dan materi-materi yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk dipelajari. Selain itu, tersedianya internet juga memungkinkan
peserta didik untuk mengakses informasi dengan mudah dari sumber
yang berbeda. Saat ini, dengan menggunakan teknologi digital, peserta
didik banyak mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam belajar.
tersedianya e-book merupakan salah salah satu salah satu kemudahan
tersebut. Peserta didik tidak perlu membeli buku di toko-toko untuk
mendapatkan sumber belajar. Peserta didik cukup hanya mendownload
e-book yang sudah banyak tersedia di internet.9
9
‘Analisis Landasan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Pendidikan Dalam Pengembangan
Multimedia Interaktif | Ariani | Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika’
<http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jppf/article/view/107439/102867#> [accessed 24
September 2022].
10
Dwi Yulianti Supriyadi and Bambang Riyadi, Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan
Ditinjau Dari Teori Belajar, Proceedings Seminar Nasional & Kongres Himpunan Pengembang
Kurikulum Indonesia (HIPKIN), 2018.
pertanyaan filosofis pedagogik tersebut di lapangan.Karena kurikulum adalah
rencana pembelajaran ”a plan for learning” (Taba, 1993). Kurikulum di
dalamya memuat pengalaman belajar terencana dan terprogram. Kurikulum
sebagai rencana juga mencakup komponen instruksional lainnya seperti ruang
lingkup (scope) pelajaran, urutan (sequence) materi, kegiatan belajar, strategi,
metode, teknik membelajarkan siswa serta hal-hal apa saja yang yang dapat
direncanakan agar pembelajaran berjalan baik (Ansyar, 2015).
a. Identitas sekolah
b. Identitas mata pelajaran
c. Kelas/semester
d. Materi pokok e. Alokasi waktu
11
Supriyadi and Riyadi.
e. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD
f. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
g. Materi pembelajaran i. Metode pembelajaran j. Media pembelajaran
k. Sumber belajar l
h. Langkah-langkah pembelajaran melalui tahapan kegiatan
pendahluan, inti dan penutup.
i. Penilaian hasil pembelajaran (Salinan Dokumen Permendikbud
Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan
Menengah).
Pertanyaan Filosofis
Hakikat Anak
Landasan Kurikulum
Pedaggogik
8 Standar
Nasional
Pendidikan
12
Dadang Sukirman, Landasan Pengembangan Kurikulum (Bandung: UPI.Edu, 2007), h. 20
13
Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum, h. 62-63.
b) Membentuk sikap tertentu
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya,
d) Mempelajari peran sesuai dengan jenis kelamin diri
e) Membina keteramilan membaca, menulis, dan berhitung
c. Perkembangan yang terjadi pada masa remaja (12-18 tahun)
a. Memperoleh identitas baru dengan teman sebaya sesuai jenis
kelamin secara lebih matang
b. Memperoleh peran sosial sesuai dengan jenis kelamin
c. Menerima fisik diri dan menggunakannya dengan efektif
d. Memperoleh kebebasan diri, tidak lagi bergantung kepada orang tua
e. Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
f. Memperoleh kebebasan ekonomi
g. Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga negara yang baik Memupuk dan memperoleh
perilak yang dapat dipertanggungjawabkan ecara social
i. Memperoleh nilai dan etika sebagai pedoman berperilakuBerkaitan
dengan perkembangan atau peningkatan kemampuan mental menurut
S.B. Hurlock yang dikutip oleh Tedjo Narsoyo dalam buku yang
berjudul Pengembangan Kurikulum Pendidikan, mengungkapkan
adanya 10 perkembangan manusia dalam aspek pendidikan yaitu
Pertama, Sikap kritis. Sikap, kebiasaan dan perilaku yang
terbentuk sangat menentukan sejauh mana individu (anak) berhasil
menyesuaikan diri dalam kehidupan sejalan dengan bertambahnya
umum.14
14
Ansori, ‘済無No Title No Title No Title’, Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 3.April (2015), 49–58.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
‘56’ <https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/viewFile/61/56> [accessed 26
September 2022]
15
Rosmiaty Azis, ‘Implementasi Pengembangan Kurikulum’, Inspiratif Pendidikan, 7.1
(2018), 44 <https://doi.org/10.24252/ip.v7i1.4932>.
<https://doi.org/10.24114/jupiis.v5i2.1112>