Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN BAHASA ARAB PRA ISLAM

(Asal-Usul Bahasa Arab)

Makalah

Diajukan untuk memenuhi matakuliah Sejarah dan Filsafat

Pendidikan Islam

Oleh :

Ahmad Rifki
NIM : 02040922002

Dosen Pengampu

Dr. Achmad Zuhdi Dh, M. Fil I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmat-Nyalah
kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah dan Filsafat Pendidikan dengan topik “PENDIDIKAN
BAHASA ARAB PRA ISLAM(Asal-Usul Bahasa Arab)”.

Sehubungan dengan pendalaman materi dalam Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam,
makalah ini merupakah topik pembahasan setelah makalah yang pertama, tentunya terdapat
hubungan dengan makalah selanjutya penulis berharap dapat menjadi jembatan pengetahuan,
dasar, dan gambaran terhadap topik-topik materi selanjutnya. Selain itu, seyogyanya bagi
sebagai pendidik, peneliti pendidikan maupun pembaca untuk memahami pendidikan dari
segi sejarah dan filsafat agar semakin mencintai dan memahami hakikat pendidikan serta
perjalanannya dari zaman dahulu hingga sekarang.

Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Dr. Achmad Zuhdi Dh, M.Fil.I.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam sehingga saya
dapat menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam tersajinya makalah ini dengan
baik. Selamat membaca.

Surabaya, 25 September 2022

Penyusun

i
ii

DAFTA ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................1

Rumusan Masalah...........................................................................................................1

Tujuan.............................................................................................................................2

Metode Penelitian...........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................................3

PEMABAHASAN...................................................................................................................3

A. Asal-Usul Bahasa Arab............................................................................................3

1. Tipologi Genitis..................................................................................................3

2. Tipologi Struktural...............................................................................................4

B. Sejarah Perkembangan Bahasa Arab....................................................................6

1. Bahasa Arab Bidah.............................................................................................7

2. Bahasa Arab Baqiyah...........................................................................................8

BAB III....................................................................................................................................9

PENUTUP...............................................................................................................................9

A. Kesimpulan................................................................................................................9

B. Saran...........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Ghazzawi mengatakan bahwa Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa


mayor di dunia, yang dituturkan oleh lebih dari 200,000,000 umat manusia.
Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang-lebih 20 negara di Dunia. 1. bahasa
arab juga dikenal sebagai bahasa wahyu. Hal tersebut dapat dilihat dalam semua
ayat dalam kitab suci Al-qur’an serta dalam hadits-hadits nabi menggunakan
bahasa arab, yang mana kedua hal tersebut sebagai sumber hukum kaum
muslimin. Kenyataan seperti inilah yang menjadi opini bahwa bahasa arab adalah
bahasanya orang-orang islam.

Sejarah perkembangan bahasa Arab berawal pada periode Jahiliyah ketika


muncul nilai-nilai standarisasi bahasa Arab fusha pada kegiatan-kegiatan yang
telah menjadi tradisi masyarakat Mekah seperti festival syair Arab yang diadakan
di pasar Ukaz, Mijannah, Dzulmajaz, dan Khaibar.2. Sehingga pada tahun 1973
bahasa arab diakui sebagai bahasa yang sah dalam lingkungan perserikatan
bangsa-bangsa.3

Bahasa Arab itu sendiri adalah salah satu bahasa Samiyah yaitu bahasa
Arab kuno yang bertempat tinggal di wilayah Jazirah Arab. Bahasa Samiyah
bagian dari beberapa bahasa yang digunakan oleh keturunan Sam bin Nuh, sedang
bahasa Sam sendiri sudah tidak diketahui lagi. 4 Berbeda dengan bahasa arab yang
menjadi bahasa tertua yang ada sampai saat ini.

Dalam perkembangannya, bahasa arab memliki beberapa fase. Fase


pertama adalah sebelum masuknya Islam dan Islam, fase kedua adalah fase
perkembangan bahasa Arab yaitu sejak pemerintahan Umayyah sampai

1
(Gahzzawi dalam Sauri 2020)
2
(Haniah dalam Abidin and Satrianingsih 2018)
3
(Chatibul umam dalam Abidin and Satrianingsih 2018)
4
Latifah Salim, ‘Sejarah Pertumbuha Dan Perkembangan Bahasa Arab’, Diwan : Jurnal Bahasa
Dan Sastra Arab, 3.1 (2017), 77 <https://doi.org/10.24252/diwan.v3i1.2928>.
2

pemerintahan Abbasiyyah dan fase ketiga adalah fase kemunduran. 5 Namun


dalam makalah ini, penulis hanya akan memaparkan perkembangan bahasa arab
pada fase pertama yaitu fase sebelum islam.

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal-usul Bahasa Arab ?


2. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Arab ?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal-usul Bahasa Arab
2. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Arab

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitina library reserch,yaitu


dengan melakukan pengkajian literatur-litertur ilmiyah dan sumber berita
online.1. Untuk mengetahui asal-usul Bahasa Arab.

5
Karya Ilmiah, ‘Menelusuri Perkembangan Bahasa Arab’, 2008.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-Usul Bahasa Arab

Setiap bahasa di dunia dapat dibagi menjadi dua bahagian: Tipologi Genitis
dan Tipologi Struktural.6 tipologi yang bersifat genitik merupakan dasar yang
mempertimbangkan hubungan kerabat bahasa yang akan diidentifikasikan
coraknya. Hubungan itu tercermin dalam kemiripan-kemiripan yang tampak
secara serempak dan sekaligus dalam bidang fonologi ‫علم األصوات‬, syntaksis ‫علم‬
‫اء الكلمة‬WW‫و = بن‬WW‫النح‬dan semantik ‫ علم الداللة‬dari bahasa-bahasa yang bersangkutan.
sedangkan tipologi yang bersifat struktural ialah dasar yang mempertimbangkan
kemiripan struktur dan sistem, tanpa memperdulikan kerabatnya.7

1. Tipologi Genitis
Menurut tipologi genitis ialah induk pembagian bahasa yang utama
yaitu: Proto-Indo-Europen dan Chamito-Semitiques8. Max Muller dan Bunsen
mengelompokkan bahasa menjadi 3 (tiga) rumpun yaitu: rumpun bahasa
Indo-Eropa, dan rumpun bahasa Semit-Hamit dan rumpun bahasa Turania. 9
Kemudian dari setiap cabang bahasa yang ada menyebar kesluruh penjuru
dunia.
Para ahli Bahasa dari kelompok Jungramatiker dan Neogrammarian
mengelompokkan rumpun Bahasa secara kooperatif berjumlah dua belas,
diantaranya yaitu : rumpun Indo – Eropa, semit – Hamit, Chari – Nil,
Dravida, Autronesia – Polinesia, Austro Asiatik, Finno – Ugris, Altai, Paleo –

6
Yayasan Kanisius, Teori Linguistik Dan Bahasa Indonesia (yogyakarta, 1980).
7
Sudaryanto, Predikat Objek Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta, 1983). H.22
8
( Crystal dalam Salim 2017)
9
Salim.
4

Asiatis, sino – Tibet, Kaukasus, India, dan rumpun lain di Papua juga
Australia.10
Bahasa arab ditinjau dari segi genetisnya termasuk rumpun bahasa
semit dan ham, bahasa semit sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu bahasa
semit utara dan bahasa semit selatan. Penamaan Semit diberikan oleh
Schlozer, seorang orientalis Jerman abad ke-18. Kata Semit sendiri sejatinya
diambil dari kitab Injil, bahwa Semit adalah salah satu putra Nabi Nuh AS.
yaitu Sam, Ham dan Yafits. Termasuk putra-puteri Sam tersebut (‘Ilam,
Asyur, Arfaksyad, Walud dan Aram) juga diambil dari cerita Injil.11
Bahasa semit dan bahasa arab mempunyai rumpun yang sama, oleh
karena itu lah bahasa arab dan semit tumbuh dan berkembang dari genitis
yang sama. Perkembangan suatu bahasa dapat terjadi akibat penduduk semit
melakukan suatu perpindahan ke suatu tempat ke tempat yang lain sehingga
terjadilah percampuran bahasa terjadi, sehingga melahirkan cabang-cabang
bahasa dari satu rumpun, baik itu melalui antar suku, budaya, atau melalui
komunikasi sosial.

2. Tipologi Struktural
Berdasarkan karakteristik kebahasaan yang terdapat dalam bahasa
Arab, para peneliti di bidang bahasa telah memasukkan bahasa Arab ke
dalam kelompok rumpun bahasa Semit. Di antara karakteristik tersebut
misalnya adalah kosa kata yang kebanyakan berasal dari tiga huruf,
perubahan bentuk kata kerja sesuai dengan perubahan bentuk waktu
(tenses), bentuk kata benda (ism) dan kata kerja (fi'il) serta penggunaan kata
ganti (dhamir). Di samping itu, antara bahasa Arab dan bahasa  Semit,
terdapat pula kesamaan dalam susunan dan bentuk kalimat serta banyak
kosa kata. Mengingat kaitan yang demikian erat antara bahasa Arab dan

10
‘Cakrawala Linguistik Arab (Edisi Revisi) - Dr. Syarif Hidayatullah, M.Hum. - Google Buku’.
16-17
11
Ibnu Rawandhy N Hula, Ortografi Arab, and A Pendahuluan, ‘‘A Jamiy’, 9.1 (2020), 16–46.
5

rumpun bahasa Semit, maka studi tentang bahasa-bahasa Semit menjadi


sangat relevan bagi para peneliti bahasa Arab.12

Bangsa Semit ‫الشعب السامية‬tidak lepas dengan keberadaan ortografi


Arab jika dilihat dari aspek historiogafi dan geografisnya, karena bangsa
Semit disematkan kepada bangsa-bangsa yang meliputi, Arami, Fenesia,
Ibrani, Arab, Yaman, Babilonia, Asyuriyah serta bangsa-bangsa keturunan
mereka.13

Para ilmuan juga berbeda pendapat, terkait pertama kaliya bangsa semit
tinggal. berikut sejumlah pandangan mengenai tempat tinggal pertama
bangsa Semit, sebagaimana dikutip dari Abdul Wahab Wafy :

1. Sejumlah Ahli sejarah berpandangan bahwa bangsa Semit muncul di


wilayah Etopia (Habsyah), dari sana mereka pergi ke bagian selatan
Arab, melewati bab al-Mandab ‫دب‬WW‫اب المن‬WW‫ ب‬kemudian menyebar ke
seluruh penjuru jazirah Arab.
2. Ahli sejarah yang lainnya berpandangan bahwa tempat asal bangsa
Semit adalah wilayah Utara Afrika, Adapula yang mengatakan dari
Negara Armenia, dekat perbatasan dengan Kurdistan.
3. Prof. Guidi beserta pengikutinya mensinyalir bahwa tempat bangsa
Semit ada di wilayah utara Irak.
4. Sedangkan sebagain pakar Linguistik Arab bahwa Semit asalnya dari
Negara Kan’an, sedangkan yang lainnya memposisikan bahwa Semit
berasal dari semenanjung jazirah Arab yang meliputi Hijaz, Najed,
Yaman dan sekitarnya.14

Dari beberapa kecenderungan diatas, beberapa pendapat lebih


condong bahwa bahasa yang sering digunakan oleh bangsa semit adalah

12
Achmad Satori Ismail, ‘HUBUNGAN ANTARA RUMPUN BAHASA SEMIT, BAHASA
ARAB DAN ALQURAN’, ALQALAM, 19.93 (2002), 47
<https://doi.org/10.32678/alqalam.v19i93.454>.
13
Hula, Arab, and Pendahuluan.
14
Ali Abdul Wahid Wafi, Fiqhul Llughoh, 2004. 9-10
6

bahasa arab kuno (al-‘Arabiyah al-Qadimah), karena memandang tempat


awal tinggal bangsa semit bertempat di semenanjung arab yang berasal dari
yaman. Dari sinilah bangsa semit berpisah ke beberapa daerah seperti,
Mesir, Iraq, Syam dan lain-lain. Selain itu terdapat kesamaan antara bahasa
semit dan bahasa arab :

1. Terdapat kesamaan dari sudut fonetik dalam ujaran bahasa Arab dengan
bahasa Semit. Ini karena bahasa Semit menekankan bunyi huruf yang
keluar dari rongga (al-‘Ain, al-Gain, al-Ha’ dan al- Hamzah), dan ini
terapat di dalam juga bahasa Arab.
2. Adanya bunyi huruf yang tebal dalam bahasa Semit, seperti Shad, Dha’,
Ta’ dan Za’, huruf-huruf ini juga terdapat dalam bahasa Arab.
3. Bahasa Semit merujuk kepada asal kalimat tiga huruf (al-Tsulatsi).
Sistem ini juga terdapat dalam bahasa Arab yang menekankan kata
kerja itu dari tiga huruf.
4. Bahasa Semit menekankan sistem infleksi (I’rab) seperti, rafa’, nasab,
jar dan jazm. Sistem ini juga ditemukan dalam kaidah-kaidah bahasa
Arab.15

B. Sejarah Perkembangan Bahasa Arab

Perkembangan sejarah bahasa Arab berawal pada masa Jahiliyah,


dimana munculah nilai-nilai standarisasi bahasa Arab Fusha pada
kegiatankegaiatan bangsa Arab yang sudah menajdi tradisi mereka selama
bertahuntahun, seperti festival syair Arab yang diselenggarakan di Pasar
Ukaz, Mijannah, Dzulmajaz, dan Khaibar.16

Pola kehidupan bangsa Arab pada pra-Islam dapat dilihat dalam


karya sastra yang merupakan refleksi bagi keseluruhan kehidupan bangsa
Arab pada zaman tersebut. Karena dalam karya sastra tergambar jelas

15
Ibid., 9-10
16
haniah;, ‘Bahasa Arab Komunikasi’, (Gowa: Pustaka al-Maidah,2017).5
7

kondisi kehidupan mereka baik yang terkait dengan kondisi geografis, adat-
istiadat, sistem ekonomi, maupun bentuk-bentuk kepercayaan mereka.

Kecenderungan sastra Arab Jahiliyyah adalah ritsa' (ratapan), madh


(pujian), satire (serangan terhadap kabilah tertentu), fakhr (kebanggaan
kelompok tertentu), anggur sebagai lambang eksentrik para sastrawan atau
untuk kebanggaan memiliki suasana trance (keadaan tak sadarkan diri).
Akan tetapi, deskripsi dalam sastra tersebut senantiasa diselipi dengan
nasihat atau filsafat hidup tertentu.

Genre sastra Arab Jahiliyyah yang paling populer adalah jenis syi’r
(puisi) di samping amtsal (semacam pepatah atau kata-kata mutiara), dan
pidato pendek yang disampaikan oleh para pujangga yang disebut sebagai
prosa liris. Dan semua itu dihapal di luar kepala secara turun-temurun oleh
orang-orang Arab yang memang terkenal dengan kemampuan daya hapal
yang sangat tinggi.17

Sebagaimana yang sudah dijelaskan diatas, bahasa Arab merupakan


salah satu bahasa yang termasuk rumpun bahasa-bahasa Semit yang terletak
di wilayah Selatan tepatnya di wilayah Irak. (Wafi, 2017). Menurut Ali Abd
alWahid Wafiy, dari sumber yang masih ada dan terjaga hingga sampai
kepada kita tentang bahasa Arab adalah sebuah temuan dari prasasti tentang
Arab Badiah yang diperkirakan hidup pada abad I SM, sedangkan Arab
Baqiyah ditemukannya sebuah prasasti hidup pada abad V M, oleh karea itu
periodesasi pertumbuhan bahasa Arab sangat sulit untuk dilacak.18

Karya tulis bahasa Arab masih sangat sedikit jika dibandingkan


dengan bahasa lain, sehingga periodesasi bahasa Arab dan kesusateraannya
hanya terbatas pada zaman Jahiliyah,19 sedangkan yang diperpegangi para
ahli sejarahwan tentang perkembangan bahasa Arab pada masa pra Islam
17
Haeruddin, ‘Karakteristik Sastra Arab Pada Masa Pra - Islam’, Nady Al-Adab, 12.1 (2016), 35–50
<https://journal.unhas.ac.id/index.php/naa/article/view/3231>.
18
Ali Abd. Wahid Wafiy, Ilmu al-Lughah (Misra: Lajnah al-Bayan al-‘Araby, 1962), 93.
19
Karl Broklaman, Tarikh al-Adab al-Araby, Jilid I (al-Qahirah: Dar al-Ma’arifm, 2001 ), 30-38
8

(Jahiliyah) adalah syair-syair yang terus dikembangkan dari generasi ke


generasi.20

Namun dari sejarah panjang Bahasa Arab yang telah diuraikan diatas
melahirkan 2 (dua) kelompok besar yaitu; Arab Baidah dan Arab Baqiyah.21

1. Bahasa Arab Baidah.


Bahasa Arab Baidah disebut pula bahasa Arab al-Nuqusy, karena
informasi tentang bahasa ini hanya diperoleh melalui tulisan pada
lempengan batu, dan bahasa Arab Baidah ini sudah punah ditelan masa,
namun yang tersisa dari bahasa tersebut hanya ada dalam prasasti saja
‫ العربية النقوشية‬. Bahasa Arab Baidah ini dituturkan oleh orang Arab yang
berdomisili di sebelah utara Hijaz atau berdekatan bangsa Aramiah.
Adapun ortografi dalam bentuk prasasti tersebut ditemukan tiga jenis ;
Lihyan, Samud, dan Shafa.
a) Lihyaniayah, dinisbahkan dari nama kabilah atau suku yang
bernama lihyan yang tinggal di bagian utara Hijaz. Sayang
informasi akurat tentang kabilah ini belum ditemukan.
b) Samudiah, dinisbahkan kepada suku Samud sebagaimana yang
dikisahkan dalam al-Qur‟an dan direkam pula dalam kitab
perjanjian lama baik Yunani maupun Roma, dan masyhur disebut
di dalam sejarah jahili. Suku ini diperkirakan mendiami wilayah
antara Hijaz dan Nejed dekat Damaskus. Bahasa Samud ini
diperkirakan pada abad ke 3 dan 4 M.
c) Safawiyah, adapun informasi tentang suku ini diperoleh melalui
prasasti yang penulisannya diperkirakan antara abad ketiga dan
keenam masehi

20
Muhammad Suyuti Suhaib, Kajian Puisi Arab Pra Islam (Jakarta: al-Qushwa: 1990), 1-2.
21
Zaenal Abidin and others, ‘PERKEMBANGAN DAN MASA DEPAN BAHASA ARAB’,
Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 3.2 (2017), 141–54
<https://doi.org/10.24252/DIWAN.V3I2.4459>.
9

Demikianlah ketiga dialek tersebut yang termasuk bagian dari


bahasa Arab Baidah.

2. Bahasa Arab Baqiyah.

Yang dimaksud dengan bahasa Arab Baqiyah ialah bahasa yang masih
dipergunakan oleh bangsa Arab baik dalam tulisan, kesusastraan dan
sebagainya. Bahasa ini tumbuh dan berkembang di negeri Nejed, dan Hijaz.
Kemudian tersebar luas ke sebagian besar negeri Semit dan Hamit.22 Dari sini
timbul dialek-dialek yang dipergunakan di masa kini seperti, Hijaz, Nejd,
Yaman, dan daerah sekitarnya seperti Emirat Arab, Palestina, Yordan, Syria,
Libanon, Irak, Kuwait, Mesir, Sudan, Libia, al-Jazair dan Maroko.

Bahasa Arab Baqiyah terbagi kepada dua bagian,

a. Arab al-Aribah, mereka yang berasal dari Qahtan. Bani Qahtan


dengan dua suku induknya, Kahlan dan Himyar, mendirikan
Himyar dan Tababi‟at. Disebut dalam al-Qur‟an “Tabba”. Selain
itu mereka pula mendirikan kerajaan Saba‟ kira-kira abad ke-8
SM. Bani Qahtan inilah yang memerintah semenanjung Arabiyah
sesudah al-Arab al-Baidah.
b. Arab al-Musta‟ribah, keturunan Nabi Ismail, mereka kemudian
terkenal dengan nama “bani Adnan”, suku inilah yang merebut
kekuasaan bani Qahtan. Bani Adnan tinggal di Hijaz, Nejed dan
Tihamah. Bani Adnan mempunyai empat suku induk yaitu
Rabi‟ah, Mudhar, Iyad, dan Anmar.

Dari kabilah ini lahirlah beberapa kabilah, di antaranya Bani


Kinanah yang selanjutnya melahirkan kabilah Quraisy.23

Tersebarnya bahasa Arab Baqiyah tdak terlepas dari pengaruh dan


peran Islam yang menyebar diseluruh daerah, ditambah dengan ada sumber

22
Wafi. 98-101
23
Salim. 84
10

rujukan umat islam merupakan al-Qur’an dan as-sunnah, yang mana kedua
sumber rujukan tersebut menggunakan bahasa arab, sehingga
memungkinkan bahasa arab dipelajari. Tidak hanya dari segi agama saja,
faktor politik, serta penggunaan bahasa dalam keseharian seperti halnya
dalam perdagangan menjadi salahsatu faktor kenapa bahasa arab baqiyah
tetap bisa diapakai. Karena dalam teori bahasa “diakatakan bahwa suatu
bahasa bisa hidup jika dihidupkan oleh penuturnya dan sebaliknya ia akan
mati saat ditinggalkan oleh penuturnya (tidak dipergunakan lagi sebagai
bahasa Komunikasi)”.

Selain itu, faktor yang menjadikan bahasa arab baqiyah tetap ada,
dalam perkembangan bahasa arab jahiliyah, bangsa arab mempunyai rasa
kecintaan yang besar kepada bahasanya, sehingga bangsa arab mempunyai
motivasi yang sangat besar dalam mengembangkan bahasanya seperti
halnya :

1. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi di antara sesama mereka


untuk menggambarkan dan menceritakan perjalanan mereka dalam
mengarungi padang pasir, dan juga digunakan untuk menceritakan
mengenai keindahan binatang, maupun menggambarkan
ketangkasan mereka dia atas pelana kuda, dan banyaknya hasil
rampasan perang yang mereka menangkan.
2. Bahasa digunakan untuk mengobarkan semangat perjuangan,
menghasut api pertikaian sesama mereka, seperti mengobarkan rasa
balas dendam dan menggambarkan kepahlawanan serta kemenangan
yang diperolehnya. Dan untuk itu semua mereka menggunakan syair
sebagai sarananya.
3. Bahasa digunakan untuk menerangkan segala kejadian penting dan
nasihat yang dibutuhkan oleh anak buahnya, seperti memberikan
cerita mengenai keagungan nenek moyang mereka.24

24
Haeruddin.40-41
11

Tidak hanya faktor diatas saja yang menjadikan bangsa arab


jahiliyah selalu mengembangkan bahasanya. Terdapat fatkor utama bagi
bangsa arab dalam bahasnya sendiri, yaitu terdapat suatu kontes syair yang
diadakan setiap tahun tahun di makkah, yang diikuti oleh seluruh
masyarakat. Yang mana jika seorang penya memenangkan perlombaan
tersebut maka syairnya akan ditulis dengan tinta emas serta digantung di
dinding ka’bah, supaya syair tersebut dapat dibaca oleh setiap orang yang
berthowaf. Yang nantinya syair tersebut akan dihafal dan diajarkan kepada
anak turunnya, serta dikenal oleh beberapa generasi. Melihat gambaran
tersebut menunjukkan kepada kita bahwasannya bangsa arab jahiliyah
mempunyai perhatian yang besar terhadap bahasanya yang belum tentu
dimiliki oleh bangsa lain.

Setelah kedatangan Islam, bahasa Arab berkembang dan baru


mengalami kemunduran setelah jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258
M.25

25
Harun, author Nasution, ‘Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jilid I’, 1985, 125
<https://lib.ui.ac.id> [accessed 25 September 2022]. 81
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasan sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan
dari tulisan ini, sebagai berikut :
1. Asal Usul Bahasa Arab merupakan rumpun dari bahasa Semit dan Ham jika
ditinjau dari segi genetisnya memiliki kemiripan dengan bahasa semit dalam
bidang fonologi ‫علم األصوات‬, syntaksis ‫اء الكلمة‬WW‫علم النحو = بن‬dan semantik ‫علم‬
‫ الداللة‬dari bahasa-bahasa yang bersangkutan. Sedangkan dari segi struktur
terdapat kesamaan dari segi kosa kata yang kebanyakan berasal dari tiga
huruf, perubahan bentuk kata kerja sesuai dengan perubahan bentuk waktu
(tenses), bentuk kata benda (ism) dan kata kerja (fi'il) serta penggunaan kata
ganti (dhamir).
2. Dari sejarah panjang Bahasa Arab yang telah diuraikan diatas melahirkan 2
(dua) kelompok besar yaitu; Arab Baidah dan Arab Baqiyah. Bahasa arab
baidah diperoleh melalui tulisan pada lempengan batu, yang mana bahasa
tersebut saat ini sudah punah, lain halnya dengan bahasa arab Baqiyah yang
masih dipergunakan oleh bangsa Arab baik dalam tulisan, kesusastraan

B. Saran
Setelah penulis membaca dan menelaah makalah ini baik dar segi susunan
pembahasan, bahkan dari segi kalimat yang tertuang, penulis sadar bahwa masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis
dengan sangat terbuka menerima kritik dan saran yang diberikan oleh pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal, Universitas Islam, Negerialauddin Makassar, and Andi


Satrianingsih, ‘PERKEMBANGAN DAN MASA DEPAN BAHASA
ARAB’, Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 3.2 (2017), 141–54
<https://doi.org/10.24252/DIWAN.V3I2.4459>
Abidin, Zaenal, and Andi Satrianingsih, ‘PERKEMBANGAN DAN MASA
DEPAN BAHASA ARAB’, Diwan : Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 3.2
(2018), 141 <https://doi.org/10.24252/diwan.v3i2.4459>
‘Cakrawala Linguistik Arab (Edisi Revisi) - Dr. Syarif Hidayatullah, M.Hum. -
Google Buku’
Haeruddin, ‘Karakteristik Sastra Arab Pada Masa Pra - Islam’, Nady Al-Adab,
12.1 (2016), 35–50
<https://journal.unhas.ac.id/index.php/naa/article/view/3231>
haniah;, ‘Bahasa Arab Komunikasi’, 2017
Hula, Ibnu Rawandhy N, Ortografi Arab, and A Pendahuluan, ‘‘A Jamiy’, 9.1
(2020), 16–46
Ilmiah, Karya, ‘Menelusuri Perkembangan Bahasa Arab’, 2008
Ismail, Achmad Satori, ‘HUBUNGAN ANTARA RUMPUN BAHASA SEMIT,
BAHASA ARAB DAN ALQURAN’, ALQALAM, 19.93 (2002), 47
<https://doi.org/10.32678/alqalam.v19i93.454>
Nasution, Harun, author, ‘Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jilid I’, 1985,
125 <https://lib.ui.ac.id> [accessed 25 September 2022]
Salim, Latifah, ‘Sejarah Pertumbuha Dan Perkembangan Bahasa Arab’, Diwan :
Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 3.1 (2017), 77
<https://doi.org/10.24252/diwan.v3i1.2928>
Sauri, Sofyan, ‘Sejarah Perkembangan Bahasa Arab Dan Lembaga Islam Di
Indonesia’, 5.February (2020), 73–88
Sudaryanto, Predikat Objek Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta, 1983)
Wafi, Ali Abdul Wahid, Fiqhul Lughoh, 2004
Yayasan Kanisius, Teori Linguistik Dan Bahasa Indonesia (yogyakarta, 1980)
14

14

Anda mungkin juga menyukai