Anda di halaman 1dari 14

BAHASA ARAB FUSHA DAN AMMIYAH

Makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Al-Lughoh Al Ijtima

Dosen:
Nurussholikhati Budi Abriyanti M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 11
Siti Munawaroh (2017403110)
Fernanda Anindiya P. (2017403124)

Hafas Ibrahim (2107403130)

Faridatul Khoiriyah (2017403140)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah- Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Bahasa dan Berbahasa” ini tepat pada waktunya. Tak lupa shalawa
tserta salam dihaturkan kepada junjungan kita Baginda Muhammad SAW beserta
para Keluarga dan Sahabatnya, semoga kita mendapat syafaat di Yaumul
Qiyamah kelak. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Nurussholikhati Budi Ariyanti
M.Pd.. pada mata kuliah Al-Lughoh Al Ijtima. Terlepas dari itu, makalah ini
dibuat sebagai bahan referensi pengetahuan maupun rujukan tambahan yang
ditujukkan untuk pembaca dan penulis tentunya.
Ucapan terimakasih kepada ibu Nurussholikhati Budi Ariyanti M.Pd. yang
telah memberikan penugasan ini, sehingga Kami dapat membuka wawasan baru
kami menjadi lebih berkembang tentang pengertian perbedaan dan karakteristik
Bahasa Arab Fusha dan Ammiyah juga memberikan kontribusi pertama Kami
dalam membuat karya ilmiah pada mata kuliah Al Lughoh AlIjtima. Kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian wawasannya, baik yang diterima secara langsung maupun tidak langsung
melalui karya ilmiah orang lain yang dipergunakan sebagai rujukan sumber
bacaan, agar tidak plagiat. Kami begitu menyadari, makalah yang tulis ini masih
jauh dari kata sempurna, relevan, serta mengimplementasikan materi yang dimuat.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat dinantikan demi
kesempurnaan makalah ini, kedepannya dan di masa mendatang dengan karya
ilmiah lainnya.

Purwokerto, 22 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LatarBelakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan masalah......................................................................................... 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. Pengertian Bahasa Arab Fusha dan Ammiyah ............................................. 4

B. Sejarah Munculnya Bahasa Arab Fushah Dan Bahasa Arab ‘Amiyyah ...... 4

C. Perbedaan Bahasa Arab Fushah Dan ‘Amiyyah .......................................... 6

BAB III PENUTUP............................................................................................... 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Bahasa Arab telah mengalami berbagai sejarah yang sangat panjang,


masyarakat arab pra islam terdiri dari berbagai kabilah dan memiliki
berbagai dialek Bahasa yang berbeda-beda akibat adanya perbedaan
kondisi yang ada di wilayah masing-masing dari mereka. Perbedaan dialek
tersebut secara umum dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu al-arabiyah
al-bai’dah dan al-arabiyah al-baqiyah1. Al-Arabiyah Al-Baidah merupakan
dialek Bahasa Arab yang telah punah, dialek ini disebut juga dengan
Arabiyah An-Nuqusy (Bahasa Arab Prasasti) karna ragam Bahasa ini tidak
pernah sampai kepada kita saat ini, kecuali melalui prasasti-prasasti yang
ditemukan belakangan ini. Al-Arabiyah Al-Baidah merupakan dialek-
dialek Bahasa Arab yang digunakan di bagian utara Jazirah Arab dan
Sebagian lagi di bagian selatan.
Sedangkan Al-Arabiyah Al-Baqiyah merupakan dialek Bahasa arab
yang masih digunakan sampai sekarang, biasanya digunakan didalam puisi
Bahasa Arab pra Islam, Bahasa Al-Quran dan Bahasa Arab ketika dalam
keadaan formal. Ragam Bahasa inilah yang sekarang digunakan dalam
berbagai tulisan berbahasa Arab dan dipelajari diberbagai belahan dunia,
terutama di Indonesia, kedudukan Bahasa Quraisy ini semakin kukuh sejak
turunya Al-Quran. Sebagai bahasa agama, di samping keunggulan obyektif
yang dimiliki, bahasa Arab Al-Qur'an dianggap lebih pantas untuk
digunakan. Sejak saat itu, tampak antusiasme yang besar dari masyarakat
untuk mendalami dan mengkaji bahasa Al-Qur'an, bahasa bersama yang
dinisbahkan kepada suku Quraisy.

1
AchmadTohe. “Bahasa Arab Fusha dan Amiyah sertaProblematikanya”. Jurusan Sastra
Arab Fakultas Sastra Universitas Negri Malang, hlm. 201.

1
Seiring dengan semakin tersebar luasnya agama islam, masyarakat
yang bukan dari kabilah quraisy tidak selurunhnya memiliki kemampuan
dalam menggunakan Bahasa Arab dengan baik dan benar. Akibatnya,
terjadi sejumlah kesalahan dan fenomena penyimpangan Bahasa ketika
masyarakat menggunakan Bahasa Arab fusha, praktik kesalahan tersebut
dinamakan dengan istilah lahn. Istilah lahn ini dikenakan pada kesalahan
dan ketidaktaatan pada I’rab, yaitu perubahan bunyi akhir kedudukan kata,
sejak dilakukanya penaklukan keluar jazirah arab, seperti Romawi, Persia
dll permasalahan ini semakin tak terelakan.
Seiring dengan perkembangan jaman, di tengah masyarakat muncul
sebuah ragam bahasa Arab yang disebut bahasa Arab amiyah di samping
bahasa fusha yang telah mereka warisi sejak jaman pra-Islam.
Kemunculan bahasa amiyah ini telah melahirkan sejumlah problematika
yang mendasar di kalangan masyarakat Arab.Tulisan ini akan mengkaji
pengertian Bahasa Arab Fusha dan Ammiyah serta menjelaskan fenomena
atau kemunculan Bahasa Arab Fusha dan Ammiyah.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian bahasa arab fushah dan bahasa arab ‘amiyyah?


2. Bagimana sejarah munculnya bahasa arab fushah dan bahasa arab
‘amiyyah?
3. Apa perbedaan antara bahasa fushah dan bahasa arab ‘amiyyah
4. Apa saja problematika bahasa arab fushah dan ‘amiyyah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bahasa arab fushah dan bahasa arab


‘amiyyah
2. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah munculnya bahasa arab fushah
dan bahasa arab ‘amiyyah

2
3. Untuk mengetahui perbedaan antara bahasa fushah dan bahasa arab
‘amiyyah
4. Untuk mengetahui Apa saja problematika bahasa arab fushah dan
‘amiyyah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Arab Fusha dan Ammiyah

Bahasa Arab Fusha adalah Bahasa ragam standar yang digunakan


dalam Al-Quran, situasi-situasi resmi, karya sastra dan karya-karya ilmiah.
Jika dilihat dari pengertian diatas, Bahasa Arab Fusha diklasifikasikan
menjadi dua yakni Bahasa Arab Klasik, yaitu Bahasa yang digunakan di
dalam Al-Quran dan Bahasa Arab Modern yaitu Bahasa yang digunakan
dalam tulisan karya ilmiah. Bahasa arab Fusha menggunakan kaidah ilmu
nahwu dan sharaf, selainitu juga merupakan Bahasa asal arab yang dapat
dipahami oleh seluruh bangsa arab dan biasa digunakan diberbagai
belahan dunia seperti digunakan universitas tertentu2.
Sedangkan Bahasa Arab Ammiyah adalah ragam Bahasa yang
digunakan untuk urusan sehari-hari. Di negara-negara Arab yang
terbentang dari teluk persia hingga laut mediteranian terdapat aneka ragam
dialek amiyah (ragam non-standar) yang masing-masing memiliki
perbedaan fonetik, kosakata, dan strukturnya. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwasanya dalam Negara Arab terdapat ragam yang berbeda
dalam penggunaannya. Apabila ditinjau dari segi sosiolinguistik ini
merupakan bentuk penilaian penutur tentang keberagaman isolek serta
pemilihan sosial yang berkaitan dengan bahasa dan kelakuan berbahasa.

B. Sejarah Munculnya Bahasa Arab Fushah Dan Bahasa Arab ‘Amiyyah

Bahasa arab baku adalah bahasa quraisy yang digunakan di dalam


al-qur’an. Bahasa ini selanjutnya disebut dengan bahasa arab fushah yang
saat ini kita jumpai tidak hanya di al-qur’an saja, tetapi juga di hadits nabi

2
AzizahFithriyyahni dan Mar’atusSholikah. “Bahasa Arab Fusha dan
AmmiyahsertaCakupanPenggunaanya”. Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negri
Malang, 2018, hlm. 156.

4
dan di warisan budaya arab. Bahasa fushah digunakan pada acara-acara
resmi dan untuk kepentingan kodifikasi karya-karya puisi, prosa, dan
penulisan pemikiran intelektual secara umum.
Masyarakat arab mengenal istilah stratifikasi kefasihan bahasa
pada zaman pra islam. Quraisy adalah kabilah yang diakui paling fasih
dibandingkan dengan kailah lain. Quraisy dikenal dengan surat al-Arab
atau yang disebut dengan pusatnya masyarakat arab.3 Kefasihannya
disebabkan karena letak geografis tempat tinggal mereka jauh dari negara-
negara non arab dari segala penjuru. Kefasihan itu terus dijaga hingga
meluasnya perluasan islam ke luar jazirah sehingga masyarakat arab mulai
berinteraksi dengan masyarakat bangsa lain. Proses interaksi tersebut
mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh masyarakat tersebut. Lama
kelamaan bahasa arab yang mereka gunakan mengalami percampuran
dengan beberapa kosa kata asing.
Tak jarang orang-orang non-arab melakukan kesalahan saat
menggunakan bahasa arab. Kejadian ini terus berlajut bahkan meluas
melalui interaksi sosial, seperti di pasar-pasar. Sehingga ragam bahasa
yang digunakan sehari-hari terutama di pasar disebut dengan bahasa
pasaran. Bahasa pasaran ini tidak terpaku pada aturan-aturan rumit yang
harus diwaspadai dan terjadilah fenomena lahn (penyimpangan bahasa)
yang menjadi penyebab lahirnya bahasa ‘amiyyah.4
Maka, dapat dikatakan juga bahwa bahasa ‘amiyyah adalah bahasa
yang menyalahi aturan asli dari bahasa fushah. Lambat laun, bahasa
‘amiyyah menyebar luas dan menjadi bahasa yang otonom dengan ciri dan
kaidah tersendiri. Penyimpangan bahasa atau yang disebut dengan lahn
pada awal penaklukkan negara-negara oleh islam masih lahn sederhana

3
AchmadTohe. “Bahasa Arab Fusha dan Amiyah sertaProblematikanya”. Jurusan Sastra Arab
Fakultas Sastra Universitas Negri Malang, hlm. 205
4
AchmadTohe. “Bahasa Arab Fusha dan Amiyah sertaProblematikanya”. Jurusan Sastra Arab
Fakultas Sastra Universitas Negri Malang, hlm. 206.

5
dan masih labil disebebkan oleh masyarakat yang masih memiliki watak
bahasa arab yang genin. Sehingga bahasa arab ‘amiyyah-nya masih dekat
dengan bahasa arab fushah.
Awalnya, bahasa arab ‘amiyyah menyebar di negeri hijaz, basrah
dan kuffah. Selanjutnya menyebar lebih luas ke daerah syam, mesir, dan
sawad. Pada masa itu, bahasa arab fushah didaerah tersebut sudah
menerima kosakata serapan dari persia dan sebagainya dalam jumlah yang
cukup besar. Sehingga, masyarakat mulai mencampur adukkan bahasa asli
mereka dengan bahasa-bahasa serapan tanpa ada pemilihan kosakata.
C. Perbedaan Bahasa Arab Fushah Dan ‘Amiyyah

bahasa arab fushah dan bahasa ‘amiyyah memiliki beberapa


perbedaan, diantaranya5:
1. Perbedaan antara bahasa fushah dan ‘amiyyah yakni terdapat pada
kaidah-kaidah nahwu dan sharf. Bahasa arab fushah sangat
memperhatikan kaidah-kaidah nahwu dan sharf, sedangkan bahasa
arab ‘amiyyah tidak memerhatikan kaidah-kaidah tersebut. Hal
tersebut berimbas kepada penggunaan kedua bahasa itu. Bahasa arab
fushah lebih sering digunakan pada acara-acara yang bersifat formal
dan bahasa arab ‘amiyyah lebih sering digunakan untuk percakapan
sehari-hari.
2. Bahasa arab fusha memiliki bentuk yang sama di beberapa negara.
Sehingga, meskipun berbeda negara orang-orang dapat memahami
maksud yang hendak disampaikan oleh lawan bicaranya. Sedangkan
bahasa arab ‘amiyyah memiliki berbagai versi sesuai dengan
daerahnya masing-masing. Perbedaan ‘amiyyah yang ada di satu
daerah ke daerah lain menyebabkan terhambatnya komunikasi di
antara mereka.

5
WidiAstuti. ”Diglosia Masyarakat Tutur Pada Penggunaan Bahasa Arab (Kajian Kebahasaan
Terhadap Bahasa Fusha Dan Bahasa ‘Amiyah Dilihat Dari Perspektif Sosiolinguistik”. Jurnal
Komunikasi Dan Pendidikan Islam, No. 2, Vol. 6, 2017, Hlm. 143.

6
Akan tetapi, ada persamaan karakteristik yang dimiliki oleh bahasa
‘amiyyah, yakni:6 (1)Akhir kalimatnya tidak berharakat; (2)digunakan
dalam percakapan sehari-hari; (3)memiliki kata-kata serapan sebagai
akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan pada bahasa ‘amiyyah
modern. Sebagai contoh:

D. Probelamtika penggunaan bahasa ‘amiyyah


1. Seruan penggunaan bahasa ‘amiyyah
Dipelopori oleh dr. Wilheim spitta seorang berkebangsaan jerman,
direktur dar al-kutub mesir pada tahun 1881. Secara garis besar,
pemikiran-pemikiran yang mendasari berbagai seruan penggunaan
bahasa ‘amiyyah dan meninggalkan bahasa fushah sebagai berikut:
Pertama, bahasa fusha dianggap bahasa generasi yang telah lewat
sehingga tidak mampu untuk mengungkapkan realitas kehidupan
mutakhir secara utuh. Berbeda dengan bahasa ‘amiyyah yang mudah dan
banyak digunakan dalam keseharian masyarakat.
Hal ini dapat terjadi karena bahasa ‘amiyyah tidak terikat pada
kaidah-kaidah nahwu dan sharf. Kedua, kenyataan bahwa masyarakat
6
SukronKamil. “Ensiklopedia Bahasa Dan Sastra Arab”. 2018. PT. Rahagrafindo Persada. Hlm. 57

7
muslim tidak berbicara dan menulis menggunakan bahasa arab. Ketiga,
asumsi bahwa berpegang kepada bahasa ‘amiyyah lebih efisien dan
ekonomis dibanding belajar bahasa fushah.
2. Perlawanan terhadap penggunaan bahasa arab ‘amiyah
Seruan penggunaan bahasa arab ‘amiyah mendapatkan perlawanan
dari orang-orang yang ingin melestarikan bahasa fushah. Hal ini
dilakukan sebagai upaya memelihara al-qur’an dan hadis yang
menggunakan bahasa arab fushah. Kelompok ini menyatakan
bahwasanya penggunaan bahasa ‘amiyyah membawa bahaya yang besar
yakni:
Pertama, seruan itu akan menghancurkan khazanah intelektual
Arab dan tidak menghargai usaha yang dilakukan oleh ulama Arab
terdahulu. Jika bahasa amiyah diberlakukan maka lambat laun bahasa
fusha, termasuk di dalamnya Al-Qur'an dan Hadis, tidak akan dipahami
lagi. Kedua, jika bahasa amiyah digunakan maka masyarakat Arab harus
menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa itu. Jika penerjemahan itu
dilakukan maka akan sebagian besar nuansa Al-Qur'an yang berbahasa
Arab fusha itu akan hilang. Ketiga, bahasa amiyah tidak dapat dijadikan
pegangan karena di dalamnya terdapat banyak ragam dan perbedaan.
Masing-masing daerah memiliki bahasa amiyah sendiri. Hal tersebut
berpotensi menimbulkan kesulitan dalam memilih bahasa yang akan
dijadikan sebagai bahasa bersama.
Di era Paska kemerdekaan, negara-negara Arab bersepakat untuk
menjadikan bahasa fusha sebagai bahasa nasional. Atas dasar itu, maka
penggunaan dialek-dialek lokal (amiyah) dianggap sebagai bersemangat
regionalisme (iqlimiyah) yang menjadi penghalang persatuan dan
kesatuan. Sementara itu, di beberapa negara Arab, bahasa amiyah dinilai

8
sebagai salah satu unsur penting bagi penegasan identitas nasional
(wathaniyah).7

7
AchmadTohe. “Bahasa Arab Fusha dan Amiyah sertaProblematikanya”. Jurusan Sastra Arab
Fakultas Sastra Universitas Negri Malang, hlm. 213.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa Arab Fusha adalah Bahasa ragam standar yang digunakan


dalam Al-Quran, situasi-situasi resmi, karya sastra dan karya-karya ilmiah.
Sedangkan Bahasa Arab Ammiyah adalah ragam Bahasa yang digunakan
untuk urusan sehari-hari. Apabila ditinjau dari segi sosiolinguistik ini
merupakan bentuk penilaian penutur tentang keberagaman isolek serta
pemilihan sosial yang berkaitan dengan bahasa dan kelakuan berbahasa.
Bahasa merupakan medium komunikasi universal yang mana setiap
komunitas negara memiliki karakter bahasa masing- masing, walaupun
pada dasarnya mereka tetap berpedoman pada satu kaidah bahasa. Sejak
jaman jahiliah atau pra-Islam masyarakat sudah memiliki bermacam-
macam ragam bahasa akibat perbedaan tempat tinggal dan kebutuhan
sosial-budaya masing - masing kabilah.
Namun dengan perbedaan perbedaan baik dalam segi alat
pengucapan, wilayah, maupun kebiasaan tersebut melahirkan suatu
fenomena diglosia dalam bahasa yang mana hal ini juga terjadi dalam
bahasa Arab. Dengan begitu, muncul banyak ragam bahasa yang juga
membawa banyak permasalahan. Jika apa yang digunakan dalam
keseharian seorang siswa berbeda dengan apa yang dia gunakan dalam
proses belajarnya disekolah, hal ini bisa menjadi ketertinggalan bagi siswa
yang sedang belajar.

10
DAFTAR ISI

Astuti, Widia. 2017. Diglosia Masyarakat Tutur Pada Penggunaan Bahasa Arab
(Kajian Kebahasaan Terhadap Bahasa Fusha Dan Bahasa ‘Amiyah Dilihat
Dari Perspektif Sosiolinguistik. Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam,
No. 2, Vol. 6.
Fithriyyahni, Azizah & Sholikah, Maratus. 2018. “Bahasa Arab Fusha dan
AmmiyahsertaCakupanPenggunaanya”. Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra
Universitas Negri Malang.
Kamil, Sukron. 2018. “Ensiklopedia Bahasa Dan Sastra Arab”. PT. Rahagrafindo
Persada.
Tohe, Achmad. “Bahasa Arab Fusha dan Amiyah sertaProblematikanya”. Jurusan
Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negri Malang.

11

Anda mungkin juga menyukai