TA’RIB FI AL-QURAN
Di Susun guna memenuhi tugas mata kuliah studi naskah bahasa arab
Disusun Oleh :
DESI ERI SANTI NIM 202100004
IRMASYATRI NIM 202100010
NILAWATI NIM 20210016
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puj syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Berkat
rahmad dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan pokok
pembahasan “ Ta’rib fi Al-Quran” Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas
kelompok dalam mata kuliah Studi naskah bahasa arab. Makalah ini sangat
bermamfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritikan yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa arab bukanlah sesuatu yang baru dalam khazanah kebahasaan
manusia, dan semua bahasa manusia itu saling pengaruh mempengaruhi dan
saling pinjam-meminjam ketika berdekatan atau saling berhubungan satu dengan
yang lainnya melalui berbagai macam cara ,sebab dan tujuan. Jika ada yang
menghendaki bahasa arab itu terbatas pada I’rab, terbatas dai
ta’rib(arabization),dan mengganggap bahwa sanya bahasa arab dengan shighat-
shighat dan macam-macam derivasi nya itu sendiri mengungkapkan
keistimewaannya sendiri, dan bahwasanya bahasa arab itu jika dimasuki istilah-
istilah peradaban merusak kebaikan-kebaikanya dan menghilangkan
keistimewaanya serta mengingkari dirinya sendiri,maka itu berati ia tidak
menginginkan untuk bahasa arab ini kecuali kemusnahan dan dia tidak hidup
dengan bahasa arab nya itu kecuali dalam sebuah terompet gading yang terbuat
dari khayalan yang tidak sehat . Al-quran yang merupakan kitab suci berbahasa
arab, tentu juga terdapat lafadz- lafadz yang didapat dari proses
Arabisasi tersebut ini, bahasa arab lebih banyak lagi menyerap kosa kata
dan istilah kontenporer dari dunia barat yang memang blum ada pedananya dalam
bahasa arab atau di anggap lebih simple dan praktis, (jalaludin.2006:8). Selain itu
para ulama baik klasik maupun kontenporer berbeda pendapat lafazd yang bukan
bahasa arab. Untuk itu dalam makalah ini, akan dikupas berbagai hal dalam al-
ta’rib,
BAB II
PPEMBAHASAN
A. Pengertian al-ta’rib
Menurut al-suyuti(199:211)
Artinya:lafaz- lafaz dari makna tertentu yang dipakai oleh orang arab yang bukan
berasal dari bahasanya”
استعما ل العرب أل لفا ظ زات معني في غيرالعربية بمعنى انهم بدافع الحاجة
يقبلون لفظا جديدا بمعناه من لغة اجنبية ويصبح جزء من نظا مهم اللغو ى الزي
يتفا همونبه
Artinya:”orang arab mengunakan lafaz- lafaz yang mempunyai makna yang tidfak
terdapat dalam bahasa arab. Berdasarkan hal tersebut, merewka menerima suatu
lafaz baru dari bahasa asing dan menjadikanya bagian dari system bahasa yang
merewka pahami”
Al- ta’rib biasa juga diistilahikan dengan al-iqtirad. Al-iqtirad berasal dari
Penyerapan yang hanya tyerbatas pada tingkatan lafadz tau kosa kata saja itulah
yang biasa dikenal al-ta’rib, namun jika penyerapan itu mencangkup buyi
(fonem), lafadz (kosa kata), kaedah dan semua pengaruh suatu bahasa terhadap
bahasa lain bias diistilahkan dengan al-iqtirad,( rabi…. 1976:152)
seperti kata الطور, إبرهيم, اليوم dan اسماعيل dari bahasa habsyi
يوالزmenjadi,,,فوالز
b. Mengubah huruf جيمdan كافmenjadi قاف
سراويل
d. Mengubah uruf سين menjadi صاد
tanah)
3. Mengubah ),الم———التعريف,( الpada kata tersebut seperti,
االبريس——م,(rumput),ال——ديباخ,(sutera),القرنف——ل,(cengkeh),الكعأل,,
(kue),العس——كر,,(temtara),البطري——ق,(pingiun),القس——طاس,,(neraca
timbangan),السنجبيل,,(jahe),التاياق,,(obatpenolakracun/imunisa
si)dll.
4. Mengubah dan mengubah huruf
3. Terdapar huruf جيم dan قاف dalam satu kata seperti منجبيل
(perkahas perang sejenis meriam) dan جوسق, (mahligai)
جص/kapur)
5. Terdapat uruf خيم,dan ط——اءdalam satu kata seperti
(طاجنkuali/tempat menggoreng)
6. Terdapat huruf سينdan زال,dalam satu kata سازج,(berahaja)
7. Kata tersebut demulai dengan huruf نون yang diikuti oleh
D. Problematika Al – Ta’rib
Ulama klasik maupun ulama kontemporer berbeda pendapat mengenai
pertanyaan apakah dalam al - quran terdapat lafaz yang bulan bahasa arab asli atau
serapan. Ada tiga kelompok ulama klasik yang berpendapat dengan masalah ini
yaitu :
1. Kelompok pertama berpendapat bahwa pada kenyataannya dalam al –
quran ada lafaz – lafaz yang bukan bahasa arab (ajam). Kata-kata tersebut
diantaranya adalah , الرب——ابيون, الصراط. الفردوس. القسطاس, مشكة
كفلين, طه, اليوم, الورDan lain-lain.
Ulama berpendapat demikian diantaranya adalah ibnu abbas mujahid, ibnu
jubair, ikrimah dan sebagian dari golongan ahli fiqh.
Bentuk-bentuk ta’rib yang lain dalam al – quran dapat dijelaskan
secara berurut sebagai berikut :
1) Huruf hamzah
a. Kata ( ) بطا ئنها dalam firman Allah ( ) اس—تبرق بط—ا ئنه—ا من
berasal dari bahasa qibti
ayat al-quran, yaitu surat al-zukhruf (43 : 3) أنا حملنا قرءانا عربيا, al-
huruf dan pola bahasa arab kata تلفون/tilfu:n/ terdiri atas uruf-uruf arab
dan sesui dengna pola فعلون/filu:n/ sehingga dapat dibentuk menjadi akar
kata , yaitu تلفون /talfana/yang inflektif dan deritif
3) Kelompok modern
Pandangan kelompok ini menengah kedua kelompok diatas yang
kontradiktif. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pencarian
padanan kata bagi istilah-istilah baru adalah berusaha menelusuri kata-kata
bahasa arab asli yang pantas. Namun jika tidak ditemukan padanan kata
yang layak, langkah kedua adalah meminjam istilah asing tersebut melalui
proses penyesuain dengna kaidah-kaidah fonologis dan marfologis bahasa
arab.
Metode yang dilakuan kelompok modern lebih dapaty diterima
Al – Ta’rib adalah serapan kosa kata bahasa asing kedalam bahasa arab
berdasarkan cara-cara tertentu yang ditetapkan oleh orang arab sendiri. Factor-
faktor yang mempengaruhi timbulnya at – ta’rib pada umumnya disebabkan oleh
adanya percampuran orang arab dengan Negara tetangga sejak dulu karena
hubungan dagang, perpindahan, perperangan dan perluasan daerah penyiaran
agama al – ta’rib dalam al-quran. Metode yang digunakan dalam al – ta’rib
adalah metode arabisasi meliputi mengubah, mengganti dan mengurangi baik itu
huruf maupun harakat dalam sebuah kata.
At-ta’rib.juga mempunyai karakterlistik tersendiri sehingga dapat
membedakannya dengan kata bahasa arab asli. Adapun karakterlistiknya telah
dijelaskan pada materi sebeumnya adapun problematika yang muncul dalam at-
ta’rib adalah munculnya perbedaan pendapat dikalangan para ulama. Kelompok
pertama berpendapat bahwa pada kennyataan dalam al-qur’an ada lafaz-lafaz yang
bukan bahasa arab (ajam). Kelompok kedua dari golongan linguis berpendapat
bahwa tidak ada kata mu’arrab dalam al-qur’an. Kelompok ketiga adalah
golongan yang mengenaki kedua golongan diatas. Golongan ini berpendapat
bahwa kedua golongan tersebut baik yang menerima ataupun yang menolak
keduanya benar, karena kata-kata tersebut pada awalnya atau asalnya memang
adalah bahasa ajam kemudian orang arab meng-arabkanya sesuai dengan
bahasanya, mengubah lafaz-lafaz ajam dengan menyesuiakan lafaz bahsanya
sehingga bahasa ajam tersebut menjadi bahsa arab