Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TA’RIB FI AL-QURAN

Di Susun guna memenuhi tugas mata kuliah studi naskah bahasa arab

Dosen Pengampu : Dr. Mahyudin Ritonga,MA

Disusun Oleh :
DESI ERI SANTI NIM 202100004
IRMASYATRI NIM 202100010
NILAWATI NIM 20210016

Magister pendidikan agama islam


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TP. 2021/2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puj syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Berkat
rahmad dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan pokok
pembahasan “ Ta’rib fi Al-Quran” Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas
kelompok dalam mata kuliah Studi naskah bahasa arab. Makalah ini sangat
bermamfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen


pengampu mata kuliah Studi naskah bahasa arab yang telah memberikan
bimbingan dan masukan dalam pembuatan makalah ini. Begitu juga semua pihak
yang telah membantu terselesaikan makalah ini.

Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis menerima saran dan kritikan yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan makalah selanjutnya.

Demikianlah makalah ini dibuat, semoga Allah SWT selalu mencurahkan


rahmad dan karunia-Nya kepada kita semua, dan semua amal bakti kita dapat
bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amiin yarabbal Alamiin.

BAB I

PENDAHULUAN
Bahasa arab bukanlah sesuatu yang baru dalam khazanah kebahasaan
manusia, dan semua bahasa manusia itu saling pengaruh mempengaruhi dan
saling pinjam-meminjam ketika berdekatan atau saling berhubungan satu dengan
yang lainnya melalui berbagai macam cara ,sebab dan tujuan. Jika ada yang
menghendaki bahasa arab itu terbatas pada I’rab, terbatas dai
ta’rib(arabization),dan mengganggap bahwa sanya bahasa arab dengan shighat-
shighat dan macam-macam derivasi nya itu sendiri mengungkapkan
keistimewaannya sendiri, dan bahwasanya bahasa arab itu jika dimasuki istilah-
istilah peradaban merusak kebaikan-kebaikanya dan menghilangkan
keistimewaanya serta mengingkari dirinya sendiri,maka itu berati ia tidak
menginginkan untuk bahasa arab ini kecuali kemusnahan dan dia tidak hidup
dengan bahasa arab nya itu kecuali dalam sebuah terompet gading yang terbuat
dari khayalan yang tidak sehat . Al-quran yang merupakan kitab suci berbahasa
arab, tentu juga terdapat lafadz- lafadz yang didapat dari proses

Arabisasi tersebut ini, bahasa arab lebih banyak lagi menyerap kosa kata
dan istilah kontenporer dari dunia barat yang memang blum ada pedananya dalam
bahasa arab atau di anggap lebih simple dan praktis, (jalaludin.2006:8). Selain itu
para ulama baik klasik maupun kontenporer berbeda pendapat lafazd yang bukan
bahasa arab. Untuk itu dalam makalah ini, akan dikupas berbagai hal dalam al-
ta’rib,

BAB II

PPEMBAHASAN
A. Pengertian al-ta’rib

Menurut al-suyuti(199:211)

‫مااسعملته العرب من اال لفا ظ المودوعة لمعان في عير لغتها‬

Artinya:lafaz- lafaz dari makna tertentu yang dipakai oleh orang arab yang bukan
berasal dari bahasanya”

Menurut hilal, (1976:140):

‫التعريب هوان تتكلم العرب بالكلمة على نهجها واسلوبها‬

Artinya:ta’rib adalah orang- orang arab berkomoniukasi dengan mengunakan


bahasa asing berdasarkan cara dan uslubnya sendiri

Rabi,(1976:151) berpendapat bahwa :

‫استعما ل العرب أل لفا ظ زات معني في غيرالعربية بمعنى انهم بدافع الحاجة‬
‫يقبلون لفظا جديدا بمعناه من لغة اجنبية ويصبح جزء من نظا مهم اللغو ى الزي‬
‫يتفا همونبه‬

Artinya:”orang arab mengunakan lafaz- lafaz yang mempunyai makna yang tidfak
terdapat dalam bahasa arab. Berdasarkan hal tersebut, merewka menerima suatu
lafaz baru dari bahasa asing dan menjadikanya bagian dari system bahasa yang
merewka pahami”

Al-ta’rib bias disepadamkan dengan kata” serapan” dalam bahasa


Indonesia . menurut samsuri, serapan adalah “pengaturan”, (1987:50), sedangkan
kridalaksana memahami kata serapan dengan istilah “pinjaman” yaitu bunyi
fenomena unsure gramatikal atau unsure leksikal yang diambil dari bahasa
lain./1985:120).

Al- ta’rib biasa juga diistilahikan dengan al-iqtirad. Al-iqtirad berasal dari

kata ‫ قرض‬berate”meminjam”dan ‫اقتراض‬adalah bentuk masdarnya yang


berate”pinjaman”(yunus, 1973-337). Pengunanaan istilah tersebut pada dasarnya
hanya bertujuan untuk memperluas ruangan lingkup dari al- ta’ri.

Penyerapan yang hanya tyerbatas pada tingkatan lafadz tau kosa kata saja itulah
yang biasa dikenal al-ta’rib, namun jika penyerapan itu mencangkup buyi
(fonem), lafadz (kosa kata), kaedah dan semua pengaruh suatu bahasa terhadap
bahasa lain bias diistilahkan dengan al-iqtirad,( rabi…. 1976:152)

Berdasarkan beberapa defenisi / pengertian yang telah dipaparankan di atas maka


al-ta’rib adalah serapan kosa kata bahasa asing kedalam bahasa arab berdasarkan
cara-cara tertentu yang ditetapkan oleh arab sendiri

B. Factor-faktor yang mempengaruih timbulnya at-ra’rib

Menurut sejarah bahasa,bahasa itu bersifat dinamis.ia bias mengalami


perubahan akibat adanya hubungasn antara satu bahasa dengan bahasa lainnya.
Hubungan antara kolompok pemakai bahasa tersebut biasanya terjadi karena
secara geografi letak bahasa tersebut dekatan atau bertengga , atau adanya
hubungan perdagangan dan hubungan kebudayaan berdasarkan hal tersebut
muncullah akulturasi bahasa. Bahasa arab juga mengalami tersebut diatas sejarah
zaman jahiliyah mereka mengadakan hubungan dengan bangsa-bangsa yang
bertetangga misdalnya mereka berhubungan dengan orang-orang arami dan
habsyi. Setelah islam tersebar mereka berhubungan dengan Persia,romawi,dan
turki

Dengan demikian pada umumnya al-ta’rib disebabkan oleh adanya


pencampuran orang arab dengan Negara tetangga sejak dulu karena hubungan
dagang perpindahan peperangan dan perluasan daerah penyiran agama islam ,
mereka banyak yang tinggal dinegara-negara taklukan dan bergaul dengan
penduduk asli mereka juga bercampur dengna orang-orang eropa terutama pada
masa perang salib ( sirhaan, 1956:83)

Menurut rabi (1976:153) fakto-faktor khusus yang menyebabkan


timbulnya al-ta’rib /al-iqtirad adalah
1. Adanya kebutuhan yang mendasak ( keadaan darurat) seperti penyerapan
nama-nama hewan dan tumbuh-tumbuhan, hasil-hasail teknologi modern
serta hasil penelitian yang baru.orang-orang arab tidak mampu menolak
hal tersebut dengan alasan tidak ditemukan lafadz bahasa arab yang dapat
mengungkapkannya sehingga kosa kata diterima baik dengan tanpa
mengalami perubahan dari bahasa aslinya atau dengan perubahan yang ada
dalam bahasa arab.
2. Adanya keinginan untuk membanggakan diri dan terkenal. Kosa kata asing
terserap kedalam bahasa arab merupakan hasil keinginan orang arab
dikenal bahwa dalam bahasa arab ada juga unsur-unsur dari bahasa lain.
3. Kekaguman kelompok orang (umat) terhadap kelompok (umat) yang lain.
Sekelompok orang mengikuti kelompok yang lain dalam fenomena social
diantaranya fenomena bahasa, contohnya bangsa Turki dan Persia
mengambil banyak kosa kata arab kekaguman dalam bahasa arab.
4. Keringan / kemudahan kosa kata bahasa sumber bahasa asing lebih
mudah / ringan pengucapannya dari bahasa arab sehingga kosa kata

tersebut terpakai dan tersebar, contohnya ‫(مسلئ‬kesturi / parfum ) dipakai


menggantilkan kata ‫ المشموم‬dan ‫(التوت‬pohon ulat sutera)
menggantikan kata ‫الفرصاد‬

C. Tata cara Al – Ta’rib / Al – Iqtirad


Sebelum membicarakan tata cara atau metode arabisasi suatu lafaz, terlebih
dahulu akan dikemukakan ruang lingkup penyerapan suatu bahasa ke bahasa lain
ditinjau dari tataran kebahasaan. Penyerapan antar bahasa secara umum bisa
terjadi pada tatanan fonem (bunyi), tataran kata dan juga bisa terjadi pada tataran
nahwi (kaidah-kaidah kebahasaan).
1. Tataran fonem
Pada tataran ini suatu bahasa menyerap / mengambil beberapa fonem dari
bahasa lain (bahasa sumber). Contohnya : bahasa inggris menyerap fonem-
fonem halqi dari bahasa arab. Fonem halqi adalah fonem-fonem yang
keluar dari tenggorokan seperti, ‫ العين‬, ‫ الهاء‬, ‫ الخاء‬, ‫الغين‬ Demikian
juga orang-orang sumari menyerap fonem-fonem halqi tersebut dari
bahasa semit ketika orang-orang semit melakukan hijrah ke iraq dan
bercampur dengan mereka.
2. Tataran kata
Pada tataran ini suatu bahasa menyerap kosa kata atau lafaz-lafaz dari
bahasa sumber. Contohnya : bahasa arab menyerap lafaz dari bahasa ibrani

seperti kata ‫ الطور‬, ‫ إبرهيم‬, ‫اليوم‬ dan ‫اسماعيل‬ dari bahasa habsyi

Seperti kata ‫ الكفل‬, ‫ الذأنل‬, ‫ المنبر‬, ‫ النصيب‬, ‫ المشكاة‬dari bahasa Persia


Seperti :

‫ اال ستبرق‬, ‫ السندس‬, ‫ الديبا ج‬, ‫الكا فور‬


‫ العسكر‬, ‫ الدوالب الكعآل‬, ‫ القدنفل‬, ‫االبريسم‬
Dari bahasa yunani seperti kata,

‫ القسطاس‬, ‫ الترياك‬, ‫ الفردوس‬, ‫ البطريق‬, ‫الشتجبيل‬


3. Tataran nahwi
Penyerapan pada tataran ini jarang terjadi karena setiap bahasa mempunyai
aturan tersendiri dalam membentuk kalimat. Menurut Whitney penyerapan
pada tingkatan ini susah terjadi kecuali jika bahasa tersebut terkalahkan
oleh bahasa yang lain sedangkan menurut ibrahim anis pendapat whitney
tersebut sangat berlebihan karena meskipun bahasa tersebut belum punah
suatu bahasa bisa menyerap aturan-aturan kebahasaan dari bahasa lain
(bahasa sumber). Contuhnya :bahasa inggris sewaktu terjadi
kontak(hubung) dengan bahasa latin menyerap beberapa kaidah bahasa
latin seperti pembentukkan jumlah dan istiqaq. Bahkan bahasa persia
menyerap dari bahasa arab kosakata dan pembentukan jumlahnya

sekaligus seperti kata ‫ مسخد‬dan ‫مساجد‬


a. Metode arabisasi( al-ta’rib/ al-iqtirad)
Cara yang ditempuh oleh orang arab dalam menyerap kotakata asing
dan menjadikanya sebagai bahsanya pada dasarnya terjadi empat,
yaitu:
1. Mengubahkata kata tersebut dan menyesuikannya dengan

pembentukan kata bahasda arab seperti kata ‫( بهرج‬buruk,jelek)

Yang disesuaikan dengan kata ‫سهل‬,(panjang)


2. Mengubah kata itu tapi tidak menyesesuikan dengan

pembentukan bahasa arab seperti kata,,,‫أجر‬


3. Tidak mengubahkata tersebut dan menyesesuikanya dengan

bahasa arab seperti kata ,‫ك——ركم‬,,(kunyit) yang disesuikkan

dengan kata ,,,‫فمقم‬,(lingkaran lengan baju)


4. Tidak mengubah katanya dan tidak menyeseuikan dengan

bahasa arab seperti,,‫خراسن‬,,,(hilal,1976:144).


Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kata serapan
yang masuk dalam bahasa arab ada yang mengalammi perubahan dan
penyeseuikan dan ada juga yang diserapan secara utuh tampa
perubahan. Kata-kata yang diubah oleh orang arab dengan cara
menyesesuikan dengan karakteristik bahasa arab itulah yang disebut

al-mu’arrab(,‫المع—رب‬,)sedangkan kata-kata yang ditidak mengalami


perubahan apapun sehingga tidak ada karakterlistik bahasa arab pada

kata tersebut itulah yang disebut dengan al-dakhil(‫)الدخيل‬


Adapun menyerapan bahasa arab berdasarkan cara al-ta’rib/al-iqtirad
adalah dengan mengubah hurus, mengubah baris, mengubah uruf
lain,pada kata tersebut mengurangi hurufnya dan lain-lainnya
(ya’wb,1982:217).
Gambaran tersebutdapat dilihat sebagai berikut:
1. Mengubah atau mengalami huruf
a. Mengubah huruf ‫ي————اء‬menjadi ‫ب————اء‬,,,,atau,,‫ف————اء‬
contoh :kata,,‫يرند‬,, menjadi ,‫برند‬,, atau ‫ فرن——د‬dan kata

‫ يوالز‬menjadi,,,‫فوالز‬
b. Mengubah huruf ‫ جيم‬dan ‫ كاف‬menjadi ‫قاف‬

Contoh:,‫ الكربج‬menjadi ‫القربج‬,atau

c. Mengubah uruf ,,,,‫ شين‬menjadi,‫سين‬

Contoh:,‫اشمائيل‬,,menjadi ‫اس—ما ئي—ل‬,dan‫ش—راويل‬ menjadi

‫سراويل‬
d. Mengubah uruf ‫سين‬ menjadi ‫صاد‬

Contoh: ‫سرد‬, menjadi , ‫صرد‬,, (seju8k/dingin)


2. Mengubah baris

Contohnya:‫ش———رداب‬, menjadi,‫ س———رداب‬,(bangunan dibawah

tanah)
3. Mengubah ),‫الم———التعريف‬,( ‫ال‬pada kata tersebut seperti,

‫االبريس——م‬,(rumput),‫ال——ديباخ‬,(sutera),‫القرنف——ل‬,(cengkeh),‫الكعأل‬,,
(kue),‫العس——كر‬,,(temtara),‫البطري——ق‬,(pingiun),‫القس——طاس‬,,(neraca

timbangan),‫السنجبيل‬,,(jahe),‫التاياق‬,,(obatpenolakracun/imunisa
si)dll.
4. Mengubah dan mengubah huruf

Conto kata,‫رنده‬, menjadi,‫ارندج‬,(kulit hitam)


5. Mengurangi dan mengubah uruf

Contohnya: ‫نبهره‬, menjadi,‫بهرج‬,(buruk, jahat, batil)

6. Dari segi isytiqaq,kata ‫( مردهم‬orang kaya/bahwa uang )diam


bil dari isytiqaq kata ,‫برهم‬,
b. Karakterlistik al-mu’arrab
Ada beberapa karakterlistik yang terdapat pada kata-kata mu;arrab
yang membedakan nya dengan bahasa arab asli diantaranya;
1. Kata tersebut menyimpang dari polas / wazan bahasa arab

seperti kata ‫خراسان أمين‬dan,‫ابريسم‬


2. Kata tersebut diakhiri oleh uruf slj yang sebelumnya terdapat

huruf ‫ دال‬seperti kata ‫مهن——دز‬, huruf tersebut biasa diganti

dengan huruf ‫سين‬, menjadi ‫( مهندس‬insinyur)

3. Terdapar huruf ‫جيم‬ dan ‫قاف‬ dalam satu kata seperti ‫منجبيل‬
(perkahas perang sejenis meriam) dan ‫جوسق‬, (mahligai)

4. Terdapat uruf ‫ صاد‬dan ,‫ جيم‬dalam satu kata seperti ‫ضولجان‬,


(tongkat),‫ص———————————————————نج‬,(alat musik/permainan

‫جص‬/kapur)
5. Terdapat uruf ‫خيم‬,dan ‫ ط——اء‬dalam satu kata seperti

‫(طاجن‬kuali/tempat menggoreng)
6. Terdapat huruf ‫سين‬dan ‫زال‬,dalam satu kata ‫ سازج‬,(berahaja)
7. Kata tersebut demulai dengan huruf ‫نون‬ yang diikuti oleh

huruf seperti ,,‫نرجس‬,)bunga bawang)


8. Kata ruba;I dan khumasi yang tidak mempergunakan huruf-

huruf zalaqah seperti ‫قسطاس‬ , ‫جوسق‬

D. Problematika Al – Ta’rib
Ulama klasik maupun ulama kontemporer berbeda pendapat mengenai
pertanyaan apakah dalam al - quran terdapat lafaz yang bulan bahasa arab asli atau
serapan. Ada tiga kelompok ulama klasik yang berpendapat dengan masalah ini
yaitu :
1. Kelompok pertama berpendapat bahwa pada kenyataannya dalam al –
quran ada lafaz – lafaz yang bukan bahasa arab (ajam). Kata-kata tersebut
diantaranya adalah , ‫ الرب——ابيون‬, ‫ الصراط‬. ‫ الفردوس‬. ‫القسطاس‬, ‫مشكة‬
‫ كفلين‬, ‫ طه‬, ‫ اليوم‬, ‫ الور‬Dan lain-lain.
Ulama berpendapat demikian diantaranya adalah ibnu abbas mujahid, ibnu
jubair, ikrimah dan sebagian dari golongan ahli fiqh.
Bentuk-bentuk ta’rib yang lain dalam al – quran dapat dijelaskan
secara berurut sebagai berikut :
1) Huruf hamzah

a. Kata ( ‫)اباريق‬ dalam firman Allah ‫وكاسمن معين باكواب‬


‫ واباريق‬Berasal dari bahasa persia yang bermakna saluran air atau
menuangkan air.

b. Kata ( ‫)ابا‬ dalam firman Allah ( ‫وفاكهة واب‬ ) yang berarti


alhissis (rumputan) dalam bahasa ahlu al magrib.

c. Kata ( ‫ ) ابلعى‬dalam firman Allah ( ‫) ماءك ياارض ابلعي‬. Ibnu


halim dalam tafsirnya. Sebagaimana dikutip oleh al-suyuthi,
menyatakan bahwa kata ibli’I berasal dari bahasa habsyi sementara
saikh bin hayyan menyatakan berasal dari bahasa hindia.

d. Kata ( ‫ ) اخلد‬dalam ayat ( ‫) والكنه اخلد الى االرض‬, yang berarti


rukun (sandaran) dalam bahasa ibrani.
2) Huruf ba

a. Kata ( ‫) بطا ئنها‬ dalam firman Allah ( ‫) اس—تبرق بط—ا ئنه—ا من‬
berasal dari bahasa qibti

b. Kata ( ‫ ) بعيد‬dalam firman Allah ( ‫ ) حمل بعيد‬berasal dari bahasa


ibrani

c. Kata ( ‫ ) بيع‬berasal dari bahasa persia


3) Huruf ta

a. Kata ( ‫) تتبيرا‬ dalam firman Allah ( ‫) تتبيرا وليتبد وا م——ا عل——وا‬


berasal dari bahasa nabti
b. Kata ( ‫ ) تحتى‬dalam firmam Allah ( ‫ ) فناداها من تحتها‬berasal dari
bahasa nabti

c. Kata ( ‫ ) تنور‬berasal dari bahasa persia


4) Huruf jim

a. Kata ( ‫ ) جبت‬berasal dari bahasa Habsyi

b. Kata ( ‫ ) جهنم‬berasal dari bahasa persia


5) Huruf Ha

a. Kata ( ‫ ) حدام‬berasal dari bahasa Habsyi

b. Kata ( ‫ ) حصب‬berasal dari bahasa zanjiy

c. Kata ( ‫ ) حوب‬dalam firman Allah ( ‫ ) كبيراانه كان حوبا‬berasal


dari bahasa habsyi yang berarti‫اثم‬
6) Huruf Dal

a. Kata ( ‫ ) درست‬berasal dari bahasa ibrani

b. Kata ( ‫ ) دري‬berasal dari bahasa Habsyi

c. Kata ( ‫ ) دينار‬berasal dari bahasa persia


Bentuk-bentuk ini sampai ke huruf ya bentuk ta’ribnya.
2. Kelompok kedua dari golongan linguis berpendapat bahwa tidak ada kata
mu’arrab dalam al-quran dengan dalil firman Allah SWT. Mereka adalah
Al-syafi’i, ibn jinny, al – razy, al – zamakhsya, ibn faris, dan abu ubaydah.
Menurut mereka, al – mu’arrab bukan termasuk bahasa arab sehingga
seandainya terdapat di dalam al-quran, akan berlawanan dengan beberapa
ayat al-quran yang menegaskan penggunaan bahasa arab dalam seluruh

ayat al-quran, yaitu surat al-zukhruf (43 : 3) ‫أنا حملنا قرءانا عربيا‬, al-

syuara (26 : 195)‫مبين‬ ‫بلسان عربي‬


3. Kelompok ketiga adalah golongan yang menengahi kedua golongan diatas.
Golongan ini berpendapat bahwa kedua golongan tersebut baik yang
menerima ataupun menolak keduanya benar, karena kata-kata tersebut
pada awalnya atau asalnya memang adalah bahasa ajam kemudian orang
arab meng-arabkannya sesuai dengan bahasanya, mengubah lafaz-lafaz
ajam dengan menyesuaikan lafaz bahasanya sehingga bahasa ajam tersebut
menjadi bahasa arab. Setelah itu turunlah al-quran sehingga kata-kata
tersebut bercampur dalam bahasa arab. Dengan demikian orang yang
berpendapat bahwa kata-kata tersebut adalah bahasa arab dan orang yang
berpendapat bahwa kata-kata tersebut adalah muarrab semuanya benar.
Pendapat ini merupakan pendapat yang paling dapat diterima baik dilihat dari
sudut pandang ilmu sosiologi maupun linguistic. Al-quran diturunkan dalam
bahasa arab kepada penutur asli bahasa arab yang telah lama hidup sebelum al-
quran turun. Mereka telah lama berinteraksi dengan bangsa-bangsa non arab
seperti bangsa Persia, romawi, yunani, india, cina, dan bangsa lainnya, baik
melalui proses perdagangan, pertemuan para duta dan penjajahan oleh bangsa
lain. Bahasa arab bukan bahasa yang baru lahir, tapi telah mengalami interaksi
dengan bahasa-bahasa bangsa lain melalui berbagai cara.
Adapun ulama kontemporer juga terjadi dalam tiga kelompok yaitu :
1) Kelompok konservasi
Mereka yang termasuk kelompok ini memandang bahasa arab secara
mutlak mampu mengatasi problematika arabisasi istilah-istilah baru. Tidak
perlu meminjam kata-kata asing seutuhnya. Solusi yang ditawarkan adalah
derivasi kata bahasa arab yang memiliki ke samaan cirri dan arti dengan

istilah baru atau menerjemahkannya. Misalkannya kata ‫السيا‬


‫رة‬untuk menunjukkan makna mobil (auto mobile) dan fase ‫الصور‬
‫ الحرك‬Sebagai padanan kata sinematografi.
2) Kelompok pragmatis
Kelompok ini memberikan kelonggaran seluas-luasnnya untuk meminjam
istilah-istilah asing seutuhnya dan menyesuaikannya dengan pola-pola
bahasa arab sehingga bisa dilakukan proses derivasi kata. Argument ini
didasarkan pada beberapa fakta peristiwa dimasa lalu, bangsa arab
menyerap kata ‫ درهم‬Yang mirip dengan aslinya dan membentuknya
menjadi kata baru yang derivative. Tidak ada halangan untuk melakukan
cara seperti ini selama istilah asing tersebut masih bisa disesuaikan dengan

huruf dan pola bahasa arab kata ‫ تلفون‬/tilfu:n/ terdiri atas uruf-uruf arab

dan sesui dengna pola ‫فعلون‬/filu:n/ sehingga dapat dibentuk menjadi akar
kata , yaitu ‫تلفون‬ /talfana/yang inflektif dan deritif
3) Kelompok modern
Pandangan kelompok ini menengah kedua kelompok diatas yang
kontradiktif. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pencarian
padanan kata bagi istilah-istilah baru adalah berusaha menelusuri kata-kata
bahasa arab asli yang pantas. Namun jika tidak ditemukan padanan kata
yang layak, langkah kedua adalah meminjam istilah asing tersebut melalui
proses penyesuain dengna kaidah-kaidah fonologis dan marfologis bahasa
arab.
Metode yang dilakuan kelompok modern lebih dapaty diterima

karena bersifat objektif dan kondisional karena seandainya kata ‫مزيا‬


‫ع‬/midzya/ ‫هاتف‬/ hatif/dan ‫سيارة‬ /sayyarah dikatakan kepada orang
arab badui, ia dapat mengenalnya dengan melihat pola kata-kata tersebut
yang menungjungkan alat , meskipun ia tidak mengetahui maksut

sebenarnya dari ketiga kata tersebut, ia dapat mengetahui ‫ مزياء‬sebagai


alat penyampai informasi ‫ ه——اتق‬sebagai alat komonikasi , dan ‫س——يارة‬
sebagai alat tranformasi . berbeda halnya jika ketiga kata tersebut

disampaikan berupa hal arabisasi versi kelompok pertama, yaitu , ‫راديوا‬


‫تلف——ون‬d an ‫أوتوم——و بي——ل‬orang arab badui tersebut tidak akan bisa
memahaminya sedikutpun . langkah yang diambil kelompok modern lebih
baik dari pada kelompok pertama yang fanatic buta terhadap bahasa arab.
Karena kecintanya yang berlebihan terhadap bahasa arab , kelompok
pewrtama sudah terbelengu dari penyesesuiankan diri dengan kemajuan
zaman , padahal bahasa arab hidup dimasa yang serba baru banyak istilah
asing yang belum pernah di temukan pada masa lalu sehingga harus
adanya usaha arabisasi proses arabisai bukanlah bukanlah sebuah aia bagi
sebuah bahasa berdsarkan sebuah tiori social penyerapan bahasa asing
merupakan fenomena yang lazim terjadi semua bangsa yang saling
berinteraksi satu sama lain. Sebuah bahasa tidak akan pernah mampu
berdiri tampa berkembang maju bersama bahasa-bahasa lainnya
BAB III
PENUTUP

Al – Ta’rib adalah serapan kosa kata bahasa asing kedalam bahasa arab
berdasarkan cara-cara tertentu yang ditetapkan oleh orang arab sendiri. Factor-
faktor yang mempengaruhi timbulnya at – ta’rib pada umumnya disebabkan oleh
adanya percampuran orang arab dengan Negara tetangga sejak dulu karena
hubungan dagang, perpindahan, perperangan dan perluasan daerah penyiaran
agama al – ta’rib dalam al-quran. Metode yang digunakan dalam al – ta’rib
adalah metode arabisasi meliputi mengubah, mengganti dan mengurangi baik itu
huruf maupun harakat dalam sebuah kata.
At-ta’rib.juga mempunyai karakterlistik tersendiri sehingga dapat
membedakannya dengan kata bahasa arab asli. Adapun karakterlistiknya telah
dijelaskan pada materi sebeumnya adapun problematika yang muncul dalam at-
ta’rib adalah munculnya perbedaan pendapat dikalangan para ulama. Kelompok
pertama berpendapat bahwa pada kennyataan dalam al-qur’an ada lafaz-lafaz yang
bukan bahasa arab (ajam). Kelompok kedua dari golongan linguis berpendapat
bahwa tidak ada kata mu’arrab dalam al-qur’an. Kelompok ketiga adalah
golongan yang mengenaki kedua golongan diatas. Golongan ini berpendapat
bahwa kedua golongan tersebut baik yang menerima ataupun yang menolak
keduanya benar, karena kata-kata tersebut pada awalnya atau asalnya memang
adalah bahasa ajam kemudian orang arab meng-arabkanya sesuai dengan
bahasanya, mengubah lafaz-lafaz ajam dengan menyesuiakan lafaz bahsanya
sehingga bahasa ajam tersebut menjadi bahsa arab

Anda mungkin juga menyukai