Anda di halaman 1dari 20

SISTEM SINTAKSIS AL-QUR’AN

(STUDI ANALISIS SINTAKSIS BAHASA ARAB DALAM SURAT AL-


BAQARAH)

NAMA : NOVA FIRYAL FADWA


KELAS : PBA.D
NIM : 2105170987 (No.Hp : 083850797015)

A. MUQADDIMAH
Al-Qur‟an adalah pedoman dan tuntunan hidup manusia, baik secara individu
maupun sebagai umat yang kemukjizatannya tidak hanya terletak pada isinya, tetapi juga
keindahan bahasanya. 1 Setiap kata dan susunan kalimatnya adalah pilihan yang disusun
langsung oleh Allah, sifat kebenaran ayat-ayat al-Qur‟an adalah mutlak. Sementara cara
manusia dalam memahami ayat al-Qur‟an sangat beragam berdasarkan tingkatan
pengetahuan dan keimanan masing-masing. 2
Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah bukan sekedar untuk dibaca secara tekstual
melainkan dipahami dan diamalkan serta dijadikan sebagai peringatan bagi manusia.
Al-Qur‟an diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab dan dipakai semua
penduduk jazirah Arabia dan Sabit Subur yang berdampingan langsung dengan Jazirah
Arabia seribu tahun sebelum Islam.7 Sebelum al-Qur‟an turun, bahasa Arab merupakan
bahasa yang tangguh, baik kosa kata, struktur kalimat maupun makna kata-katanya.
Bahasa Arab mengandung unsur-unsur yang hidup, keindahan kata-kata, dan kesuburan
makna yang mampu memikat semua orang, sehingga lahirlah karya dalam aneka ragam
ungkapan seperti: puisi, pidato, percakapan, kata-kata hikmat, dan peribahasa. Dengan
datangnya Islam dan turunnya al-Qur‟an dalam bahasa Arab, kedudukan bahasa Arab
menjadi lebih penting dan menarik perhatian dari kalangan masyarakat yang lebih luas.3
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan keberadaan bahasa Arab menarik
perhatian. Pertama; bahasa Arab telah ditakdirkan oleh Allah swt. sebagai bahasa al-
Qur‟an yang merupakan rujukan pertama dan utama bagi umat Islam. Dengan demikian

1
Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern, (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009),
hlm. 144
2
Hudzaifah Ismail, Mesin waktu al - Qur’an , (Cet. I; Jakarta: Al Mairah, 2013), hlm. IX
3
Abd. Karim Hafid, Berbagai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab, (Cet. I; Makassar: Alauddin
University Press, 2012), hlm. 15.
selama al-Qur‟an masih ada, maka bahasa Arab akan tetap lestari. Kedua ; posisi dan
letak geografis dunia Arab yang sangat strategis di mata dunia, ditunjang dengan
kekayaan minyak yang dimilikinya. Ketiga; Fungsi dan peran bahasa Arab sebagai alat
komunikasi.
Ketika agama Islam berkembang dan tersebar ke seluruh semenanjung Arab
bahkan mencapai daerah Asia Tengah, Eropa, dan Afrika Utara, maka semakin menyebar
pula penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara dan pemerintahan Islam
waktu itu. Dialek-dialek bahasa Arab pun semakin beragam karena luasnya wilayah
kekuasaan Islam serta adanya persinggungan dengan bahasa setempat.4
Di sinilah salah satu keagungan al-Qur‟an yaitu menyatukan seluruh dialek
sekaligus menjadikan bahasa Arab versi al-Qur‟an sebagai pemersatu diantara seluruh
bangsa yang menggunakan bahasa Arab. Dengan demikian al-Qur‟an Bahasa Arab
dalam al-Qur‟an memiliki gaya penuturan yang sangat kompleks, adakalanya linier, lalu
memutar balik, jika dicermati akan saling berhubungan membentuk jaringan makna.
Bahasa dalam al-Qur‟an selalu menghasilkan nuansa baru, setiap dibaca berulang-ulang,
terdapat beragam tingkatan dan variasi penulisan isi dan struktur gramatika.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dinamik, bahasa yang kaya akan kaidah,
struktur, kosa kata, dan uslub (gaya bahasa). Kata-kata yang digunakan dalam bahasa
Arab, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, ada yang tidak dapat berubah
bentuknya dan adapula yang dapat berubah sesuai dengan maksud dan tujuan kata-kata
itu diungkapkan atau sesuai dengan kata yang bersambung dengannya. Perubahan-
perubahan kata dalam bahasa Arab terjadi pada sebahagian besar kata-kata ism (nomina)
dan kata-kata fi‟l (kata kerja). Sementara harf (Preposisi) tidak terdapat perubahan sama
sekali pada bentuknya. Dalam bahasa Arab, pengaturan kata dalam kalimat atau antar
kalimat dalam klausa atau wacana merupakan kajian ilmu al-nahwu atau sintaksis. Ilmu
al-nahwu adalah salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari kaidah-kaidah
yang berhubungan dengan susunan kata-kata dalam kalimat bahasa Arab. Bahkan
hubungan itu tidak hanya menimbulkan makna gramatikal, tetapi juga mempengaruhi
baris akhir masing-masing kata, yang kemudian disebut i‟rab . Dalam sintaksis bahasa

4
Hasyim Haddade, Reformulasi Kurikulum Bahasa Arab, (Makassar: Alauddin University Press, 2011), hlm.
41.
Arab, kata terbagi atas tiga bagian secara umum, yaitu : ism (nomina), fi‟l (verba), dan
harf (preposisi). 5
Begitupula dalam pembahasan tataran sintaksis, maka akan dibahas jabatan
jabatan kata dalam kalimat, yang sering disebut dengan istilah subjek, predikat dan
objek, kata sifat, kata benda, kata keterangan, kalimat aktif, kalimat fasif, dan lain-lain.
Kedudukan sintaksis dalam bahasa Arab sangat penting.
Pembentukan kata dalam bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain. Dalam
bahasa Arab sebuah akar kata dapat membentuk berbagai bentuk kata, baik nomina (ism)
maupun verba (fi‟l). Ism dapat membentuk berbagai macam kata, begitupula fi‟l. Jadi,
sebuah kata dalam bahasa Arab bisa menjadi sumber pembentukan 150 kata. Semua
bentuk kata tersebut menjadi mufradat dalam bahasa Arab dan masing-masing
mempunyai makna atau arti tersendiri. 6
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara sederhana analisis sintaksis
sebagai ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan kata dan kaidah yang menentukan
kapan suatu kata tetap pada bentuk aslinya dan kapan berubah serta bagaimana
perubahannya dalam kalimat.

B. TEORI SINTAKSIS
Sintaksis adalah bagian dari ilmu bahasa. Suparno mengemukakan empat tataran
kebahasaan yaitu fonetik, fonologi, morfologi, dan sintaksis. Adapun pateda juga
mengemukakan adanya empat tataran yang berbeda dari Suparno. Keempat tataran yang
dikemukakan Pateda adalah fonologi, morfologi, morfofonologi, dan sintaksis. Meskipun
tampak ada perbedaan, tataran kebahasaan yang dikemukakan oleh Suparno dan Pateda
di atas pada prinsipnya sama.7
Kata „sintaksis‟ berasal dari kata Yunani sun „dengan‟ dan tattein
„menempatkan‟. Istilah tersebut secara etimologis berarti „menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi
kalimat.8 Dapat juga dikatakan secara harfiah kata „sintaksis‟ mempunyai arti penataan
bersama atau pengaturan.9

5
Sabaruddin Garancang, Kontekstualisasi Preposisi Bahasa Arab : Analisis terhadap al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Makassar: Alauddin University Press, 2012), hlm. 3.
6
Sabaruddin Garancang, Kelas Kata dalam Bahasa Arab,....12.
7
Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, (Jakarta, Penerbit Misykat, 2004), 20.
8
J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), 70.
9
Bambang Yudi Cahyono, Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, (Surabaya: Airlangga University Press, 1995), 177.
Secara umum istilah sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang
membicarakan struktur-struktur kalimat, kalusa dan frasa.
Kata sistaksis dalam gramatikal Arab adalah sepadan dengan istilah nahwu, yaitu
studi tentang beberapa hubungan yang mengkorelasi antara beberapa kata dalam satu
kalimat serta menjelaskan fungsi kata tersebut dalam kalimat. Beberapa fungsi kata
dalam kalimat meliputi :
1. Berfungsi sebagai fa‟il (subjek)
2. Berfungsi sebagai maf‟ul (objek)
3. Berfungsi sebagai dzorof (ket. Waktu/tempat)
4. Berfungsi sebagai taukid (menguatkan statement)
5. Berfungsi sebagai sebab-akibat (kondisional sentences)
6. Berfungsi sebagai haliyah ( penjelas keadaan dalam melakukan suatu pekerjaan/
dalam keadaan)
7. Berfungsi mengkhususkan/membatasi pernyataan).
Dan masuk dalam sintaks bahasa Arab, adalah semua tata aturan tingkat bahasa
yang meliputi : phonologi, morfologi, dan semantik.
Adapun kategori sintaksis dalam bahasa Arab yaitu sebagai berikut :10
1. Kategori Ism
Kata ism adalah kata yang menunjukkan kata benda, nama, sifat atau kata
yang tidak terikat dengan waktu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
2. Kategori Fi‟l
Fi‟l adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan, atau kata yang terikat
dengan dimensi waktu.
3. Kategori Harf
Harf adalah kata yang tidak dapat dipahami maksudnya kecuali jika bersambung
dengan kata yang lain. Dalam bahasa Indonesia, harf diserupakan dengan kata
sambung, kata penghubung atau kata tugas.
Secara umum pola struktur kalimat dalam bahasa Arab terdiri dari beberapa jenis
struktur yaitu :
1. Tarkib Fi‟ly adalah susunan kalimat yang diawali dengan kata kerja, biasanya
dengan pola P + S + O atau S + P + Ket.

10
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-20” (Makassar : UIN
ALAUDDIN, 2016), hlm. 22
2. Tarkib Ismy adalah susunan kalimat yang diawali dengan kata non verbal, biasanya
dengan istilah pola mubtada‟ dan khobar atau diterangkan dan menerangkan .
3. Tarkib Dzorfy adalah susunan kalimat yang diawali dengan kata yang bermakna
keterangan waktu atau tempat.
4. Tarkib Syibhi jumlah adalah susunan kalimat yang diawali dengan huruf jar.
5. Tarkib „Adabi (bilangan) adalah susunan kalimat yang mengandung kata yang
menunjukkan bilangan.
6. Tarkib Syarty adalah susunan kalimat yang terdiri dari kalimat syarat (pengandaian)
dan kalimat jawab (jawaban).11
Terdapat tiga hal minimal yang harus diperhatikan dan dipahami terlebih dahulu
tentang sistem sintaksis ini adalah :
1. Kata (al-kalimah)
Kata adalah unsur bermakna yang bebas dan yang dapat menempati berbagai
tempat dalam urutan kalimat.12 Kata ism adalah kata yang menunjukkan kata benda,
nama, sifat atau kata yang tidak terikat dengan waktu (lampau, sekarang dan yang
akan datang).13
Sedangkan menurut al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, ism adalah kata yang
menunjuk pada makna utuh tanpa terpengaruh atau terikat dengan waktu.14
2. Frase (al-Tarkib)
frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata dan hubungan
antar unsur pembentuknya tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Berikut
merupakan berbagai jenis frasa bahasa Arab berdasarkan unsur kata pembentuknya
:15
a. Frasa na‟at man‟ut. Frasa na‟ty dibentuk oleh nomina (man‟ut) sebagai head
(unsur pusat) yang diikuti oleh adjektiva (na‟at) sebagai modifier (atribut).
Misalnya :

 ‫ىذه مرأة مجيلة‬

11
Muhammad Natsir dan Ana Rahmawati, Pengantar Sintaksis Bahasa Arab, (Jawa Tengah : UNISNU PRESS,
2020),hlm.15
12
Agus Tricahyo, Pengantar Linguistik Arab, ( Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2018), hlm. 134.
13
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-20”.....23
14
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Al - Qawa’id al - Asasiyyah li al - Lugah al - ‘Arabiyyah, (Beirut: Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1971), h. 11.
15
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam Bahasa Arab
Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”. Jurnal Studi Keislaman Vol.2, No.1, hlm. 105
 ‫جيلس أخي ىف الصف الثاين‬

Konstruksi frasa ‫مجيلة‬ ‫ مرأة‬berunsurkan kata dari jenis nomina ‫ مرأة‬sebagai unsur

pusat dan kata ‫ مجيلة‬dari adjektiva sebagai atribut. Demikian halnya frasa ‫الصف‬

‫الثاين‬ berunsurkan nomina, ‫الصف‬ sebagai unsur pusat dan adjektiva ‫الثاين‬
sebagai atribut. Konstruksi frasa ini mempersyaratkan kesesuaian (muthabaqat)
antara kedua unsur dalam tiga aspek, yaitu: (a) genus mudzakar-muanats, (b)
i‟rab (marfu‟-manshub- majrur), (c) nakirah-ma‟rifat, (d) jumlah atau „adadiyah
(mufrad-mutsanna-jama‟).
b. Frasa „athfy (koordinatif). Frasa athfy (koordinatif) berunsurkan nomina diikuti
oleh nomina, verba diikuti verba, atau adjektiva diikuti adjektiva.
Misalnya :

 ‫حيب عثمان اللغة و احلساب‬

 ‫أكتب وأقرأ كلمات جديدة كل يوم‬

 ‫إن هللا مسيع عليم‬


c. Frasa badaly (apositif). Frasa badaly juga terdiri atas nomina (N1) yang disebut
mubdal minhu sebagai unsur inti diikuti dengan nomina (N2) yang disebut badal
sebagai atribut.
Misalnya:

 ‫اتقو هللا ربك‬

 ‫الرايض عاصمة الدملكة السعودية مدينة عصرية‬

Frasa ‫ هللا ربك‬di atas terbentuk dari nomina ‫ هللا‬dan nomina ‫ربك‬. Ada beberapa
hal yang membedakan frasa badaly dan frasa na‟ty, serta frasa athfy, yaitu:
1) Secara semantik N1 dan N2 sama maknanya, karena keduanya saling
menggantikan.
2) N1 dan N2 tidak dapat dirangkai dengan huruf athaf. Sebagaimana frasa
na‟ty, frasa badaly mempersyaratkan kesesuaian dalam :
a) genus mudzakar-muanats,
b) i‟rab (marfu‟-manshub- majrur),
c) nakirah-ma‟rifat,
d) jumlah atau „adadiyah (mufrad-mutsanna-jama‟).
d. Frasa zharf. Frasa jenis ini berunsurkan adverbia yang diikuti adverbia.
Misalnya:

 ‫سيحضر الددرس ىف يوم اإلثنني‬

 ‫قد غادر السائح ىذا الفندق مند أمس‬

Frasa ‫ يوم اإلثنني‬berunsur adverbia ‫ يوم‬dan adverbia ‫اإلثنني‬, sedangkan frasa ‫مند‬

‫ أمس‬berunsur adverbia ‫ مند‬dan adverbia ‫أمس‬.


e. Frasa syibhul jumlah (preposisional). Frasa syibhul jumlah (preposisional)
merupakan frasa yang berunsurkan preposisi (harf jar atau zharf) dan diikuti
nomina. Misalnya:

 ‫أشًت القلم ىف الدكان‬


ً
 ‫ىو ىف انتظارك أمام الدكتبة‬

Frasa ‫ ىف الدكان‬berunsur preposisi ‫ ىف‬dan nomina ‫الدكان‬, sedangkan frasa ‫أمام‬

‫ الدكتبة‬berunsur preposisi ‫ أمام‬dan nomina ‫الدكتبة‬


f. Frasa manfy (negasional). Frasa manfy terdiri atas penegasi (adat an-nafyi)
diikuti verba atau nomina. Beberapa penegasi yang ditemukan atau banyak

muncul adalah ‫ لن‬,‫مل‬,‫ما‬, ‫ ليس‬, ‫ ال‬penegasi ‫ن‬, dan ‫ما‬ hanya diikuti oleh verba.

Sedangkan penegasi lainnya dapat diikuti nomina ataupun verba.


g. Frasa syarthy (syarat). Frasa syarthy yaitu frasa yang berunsurkan penanda
syarat sebagai atribut kemudian diikuti oleh verba sebagai unsur pusat. Di antara

penanda itu antara lain : ‫مهما‬,‫كلما‬, ‫ إن‬, ‫لدا‬, ‫لو‬, ‫عندما‬, ‫ من‬, ‫ إذا‬Misalnya :

 ‫كلما أرادو ا أن خيرجوا منها أعيدوا فيها‬

 ‫إذا جاء نصر هللا‬

Frasa ‫ كلما أرادوا‬terdiri atas penanda syarat ‫ كلما‬dan verba ‫أرادوا‬, demikian

pula frasa ‫جاء‬ ‫ إذا‬terdiri atas penanda syarat ‫ إذا‬dan verba ‫جاء‬.
h. Frasa tanfis. Frasa tanfis tersusun dari verba sebagai unsur pusat, didahului

penanda waktu tanfis ‫س‬ dan ‫سوف‬. Meskipun istilah tanfis lazimnya hanya

mencakup dua penanda waktu tersebut, akan tetapi dalam tulisan ini penanda ‫قد‬,

‫كى‬, ‫ ل‬, ‫ حًت‬dimasukkan sebagai penanda tanfis juga.

Frasa ‫ سأزورك‬terdiri atas penanda waktu tanfis ‫ س‬dan diikuti oleh verba ‫أزورك‬,

sedangkan frasa ‫ حًت تفهم‬terdiri atas penanda waktu tanfis ‫ حًت‬dan diikuti oleh

verba ‫تفهم‬.

i. Frasa tawqitat. Frasa tawqitat adalah frasa yang berunsurkan verba bantu ‫كان‬

dan yang sejenis (tidak termasuk ‫)ليس‬, baik diikuti verba maupun non verba (V
bantu + V/non-V). Penanda tawqitat tersebut merupakan verba bantu yang
mengandung makna waktu dan fungsinya sebagai atribut. Misalnya :

 ‫الطفلة كانت تلعب ىف ساحة البيت‬

 ‫وبغداد أصبحت عاصمة للدولة العباسية‬


j. Frasa idhafy. Frasa idhafy adalah frasa yang berunsurkan nomina (N1) yang
disebut dengan mudhaf dan nomina (N2) disebut mudhaf ilaih. Dalam hal ini
nomina yang pertama merupakan unsur pusat, sedangkan nomina yang kedua
merupakan atribut. Misalnya:

 ‫أقرأ كتاب الفقو‬

 ‫ما عنوانك‬
k. Frasa „adady (numerial). Frasa „adady (numerial atau bilangan) adalah frasa
yang berunsurkan bilangan „adad) yang diikuti oleh nomina (ma‟dud). Dalam
hal ini numerial tersebut merupakan unsur pusat. Misalnya :

 ‫أخضرت ثالث صور‬

 ‫القلم بعشرة قروش‬


l. Frasa nida‟iy. Frasa ini terdiri dari kata seru (nida‟) sebagai atribut dan nomina

(munada‟) sebagai unsur pusat.. Penanda seruan (nida‟) bisa berupa ‫ اي‬dan ‫أيها‬.

Misalnya : ‫أستاذ ؟‬ ‫ماذا اي‬


m. Dan lain-lain.
3. Kalimat (al-Jumlah)
Kalimah adalah urutan kata yang berupa pesan terkecil. Kalimat atau jumlah
dapat terdiri dari jumlah fi‟liyah (yang diawali fi‟il) dan jumlah ismiyah (yang
diawali iaim). 16

C. AYAT-AYAT YANG BERNUANSA SISTAKSIS DALAM AL-QURAN SURAT


AL-BAQARAH
1. QS. Al-Baqarah : Ayat 142

‫اب َع ِظْي ٌم‬ ِ ِ ‫ختم هاّلل ع هلى قُلُوِبِِم وع هلى مسَْعِ ِهم وعلَى اَب‬
ٌ ‫صا ِرى ْم غ َش َاوةٌ َّوََلُْم َع َذ‬
َ ْ ََ ْ َ َ ْ ْ َ ُّ َ َ َ

16
Agus Tricahyo, Pengantar Linguistik Arab, ( Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2018), hlm. 136.
َ ‫” ِغ‬, “‫اب‬
a. Pada ayat di atas terdapat kata “ٌ‫شاوة‬ ِ
ٌ ‫” َع َذ‬, dan ”‫” َعظْيم‬. Dimana pada
َ
kata-kata tersebut diakhiri dengan harakat dhammatain.
Kata-kata yang bergaris bawah pada ayat diatas di akhiri dengan tanwin. Dan
menurut Abbas Hasan salah satu ciri isim adalah yang dimana pada kata tersebet
berharakat tanwin atau bertanwin. Jadi kata-kata yang bergaris bawah diatas
adalah termasuk dalam sintaksis kayrgori isim, yaitu isim mufrad. 17
2. QS. Al-Baqarah : Ayat 2
ِ ِ ِ ِ ‫ك الْ ِكتهب َال ري‬ ِ
‫ني‬
َ ْ ‫ب ۛ فْيو ۛ ُى ًدى لّْل ُمتَّق‬
َ َْ ُ َ ‫هذل‬
ِ ْ‫”ال‬, dimana pada kata tersebut didahului
a. Pada ayat di atas terdapat kata “‫كتهب‬

oleh alif lam dan di akhiri oleh harakat dhommah.


ِ ْ‫ ”ال‬pada ayat di atas, diawali dengan alif dan lam dimana salah satu
Kata “‫كتهب‬
ُ
ciri jika itu menurut Abbas Hasan adalah isim adalah didahului oleh alif dan
ِ ْ‫ ”ال‬termasuk dalam sintaksis kategori isim, yaitu isin
lam. Jadi kata “‫كتهب‬
ُ
mufrad. 18
3. QS. Al-Baqarah : Ayat 31
ٰۤ ِ ٰۤ ِ ِ ِ ْۢ ٰۤ ٰۤ
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ه‬
‫ني‬ ‫ق‬ ‫د‬ ‫ص‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ال‬‫ؤ‬‫ى‬ٰٓ
‫ه‬ ‫ء‬ ‫ا‬‫مس‬‫ِب‬
َ ْ ‫َ َ َ َْ ُْ ْ َ َْ َُ ْ ُ ْ ُ ْ ه‬ ‫ين‬‫و‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫ة‬ ‫ك‬
َ ‫ى‬ِٕ ‫ل‬ َ ََ ْ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ َ‫َو َعلَّ َم اه َد َم ْاالَ ْمس‬
‫م‬‫ل‬
ْ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫ل‬‫ع‬ ‫م‬ ‫ه‬‫ض‬‫ر‬ ‫ع‬ ‫ُث‬
َّ ‫ا‬‫ه‬َّ
‫ل‬ ‫ك‬ ‫ء‬‫ا‬
ٰۤ
a. Pada ayat di atas terdapat kata “‫مسَاء‬
َ ْ َ‫ ” ْاال‬dimana pada kata tersebut didahului
oleh alif dan lam. Selain itu, kata tersebut merupakan jama‟ dari kata
ٰۤ
b. Kata “‫مسَاء‬
ْ َ‫ ” ْاال‬diawali dengan huruf alif dan lam. Dimana salah satu ciri dari
ism menurut Abbas Hasan adalah dudahului oleh alif dan lam. Jadi kata
tersebut termasuk dalam sintaksis kategori isim, yaitu isim jama‟ taksir.
4. QS. Al-Baqarah : Ayat 33

17
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.24
18
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.24
‫الس هم هو ِت‬ ِِ‫ق َال هٰٓايهدم ا ْۢنْبِئ هم ِِب ْمس ٰۤا ِٕى ِهم ف لَ َّمآٰ ا ْۢنْباَىم ِِب ْمس ٰۤا ِٕى ِهم ق َال ا َمل اقل لَّ ُكم ا‬
َّ ‫ب‬َ ‫اَ ْعلَ ُم َغْي‬ ‫ين‬
ّْٰٓ ْ ْ َُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ
ِِۙ ‫َو ْاالَْر‬
‫ض َواَ ْعلَ ُم َما تُْب ُد ْو َن َوَما ُكْن تُ ْم تَكْتُ ُم ْو َن‬
ِ ‫الس هم هو‬
a. Pada ayat tersebut terdapat kata “‫ت‬ َّ ” yang didahului oleh alif dan lam, dan
diakhiri oleh huruf alif dan ta‟ maftuhah.
ِ ‫الس هم هو‬
b. Kata “‫ت‬ َّ ” tersebut didahului oleh alif dan lam, dan diakhiri oleh huruf alif
dan ta‟ maftuhah. Dimana salah satu ciri isim menurut Abbas Hasan yaitu
didahului oleh alif dan lam. Jadi pada ayat tersebut terdapat kata yang
mengandung sintaksis kategori isim, yaitu isim jama‟ muannast salim. 19
5. QS. Al-Baqarah : Ayat 179

ِ ‫اص حهيوةٌ هٰٓايُ ِول ْاالَلْب‬ ِ


ُ ‫اب لَ َعلَّ ُك ْم تَت‬
‫َّق ْو َن‬ َ ّ َ ِ ‫ص‬ َ ‫َولَ ُك ْم ِىف الْق‬
ِ ‫ص‬
a. Pada ayat di atas terdapat kata “‫اص‬ ِ
َ ‫ ”الْق‬yang didahului oleh harf jar dan kata
ِ ُ‫ ”ا‬yang didahului oleh harf nida‟ yaitu kata “‫”اي‬.
“‫ول‬
َ
ِ
ِ ‫ص‬
Kata “‫اص‬ َ ‫ ”الْق‬yang didahului oleh harf jar dan kata “‫ ”اُ ِول‬yang didahului oleh
harf nida‟, keduanya merupakan ciri-ciri isim. 20 Jadi dapat disimpulkan bahwa
6. QS. Al-Baqarah : Ayat 134

‫َّاس َما َوَّلُْم َع ْن قِْب لَتِ ِه ُم الَِِّت َكانُوا َعلَْي َها‬


ِ ‫الس َف َهاءُ ِم َن الن‬
ُّ ‫َسيَ ُق ْو ُل‬

a. Pada ayat tersebut terdapat kata “‫ ”سيَ ُقو ُل‬yang mana didahului oleh kata “‫”س‬
ْ َ َ
dan diakhiri dengan harakat dhommah. Kata tersebut merupakan fi‟il mudhari‟

dari kata “‫ال‬


َ َ‫ ”ق‬dan berasal dari kata “‫”قَوَل‬.21 َ

19
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.24
20
Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Ilmu Nahwu untuk Pemula, (Kairo-Mesir : Dar Al-Furqon, 2018), hlm.8
21
https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2016/10/penjelasan-fiil-mutallul-ain-al-ajwaf.html.
Kata “‫ ”سيَ ُقول‬diawali dengan kata “‫ ”س‬lalu diikuti dengan huruf “‫”ي‬, dimana
ْ َ َ َ
salah satu ciri fi‟il adalah didahului oleh kata “‫ ”س‬dan “‫ف‬
َ ‫”سو‬.22 Jadi dapat َ َْ
disimpulkan bahwa pada ayat tersebut terdapat kata yang termasuk dalam
sintaksis kategori fi‟il, yaitu fi‟il mudhari‟.
7. QS. Al-Baqarah : Ayat 180
ِ ‫ُكتِب علَي ُكم اِذَا حضر اَح َد ُكم الْموت اِ ْن تَرَك خي را الْو ِصيَّةُ لِْلوالِ َدي ِن و ْاالَقْ ربِني ِِبلْمعرو‬
‫ف‬ ُْ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ً َْ َ ُ ْ َ ُ َ ََ َ ْ َْ َ
‫ني‬ ِ
َ ْ ‫َحقِّا َعلَى الْ ُمتَّق‬
a. Pada ayat tersebut terdapat kata “‫ضر‬
َ ‫ ”ح‬yang merupakan fi‟il madhi dari kata َ
“‫حيضر‬ ِ
َُْ ” dan kata tersebut didahului oleh kata “‫”ا َذا‬. Arti dari kata tersebut adalah
datang.23

Kata “‫ضر‬ ِ
َ ‫ ”ح‬didahului oleh kata “‫”ا َذا‬, dimana salah satu ciri fi‟il yaitu
َ
didahului oleh kata “‫”اِ َذا‬.24 Jadi dapat disimpulkan bahwa pada ayat tersebut

termasuk dalam sintaksis kategori fi‟il, yaitu fi‟il madhi.


8. QS. Al-Baqarah : Ayat 256
ِ ِ ِ ِ ِ ُّ ‫َالٰٓ اِ ْكراه ِىف ال ِّدي ِن قَ ْد تَّب َّني‬
‫ك‬ ْ ‫الر ْش ُد م َن الْغَ ِّي فَ َم ْن يَّ ْك ُف ْر ِِبلطَّاغُ ْوت َويُ ْؤم ْن ِِب هّّلل فَ َقد‬
َ ‫استَ ْم َس‬ ََ ْ ََ
‫اّللُ َِمسْي ٌع َعلِْي ٌم‬ ِ ِ
َ ‫ِِبلْ ُع ْرَوة الْ ُوثْقهى َال انْف‬
ّ‫ص َام ََلَا َو ه‬
a. Pada ayat di atas terdapat kata “‫ني‬
َ َّ َ‫ ”تَّب‬yang merupakan fi‟il madhi dari “‫ني‬
ُ َّ َ‫”ي تَ ب‬ َ
yang mempunyai arti jelas25 dan didahului oleh kata “‫”قَ ْد‬. Dan terdapt pula kata

22
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.31
23
https://litequran.net/al-baqarah
24
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.29
25
https://litequran.net/al-baqarah
“‫ك‬
َ ‫استَ ْمس‬
َ ُ ‫ ”يستَ ْم ِس‬yang artinya
ْ ” yang mana merupakan fi‟il madhi dari kata “‫ك‬ َْ
“memegang”,26 dan didahului pula oleh kata “‫”قَ ْد‬.

Kata “‫ ”تَّبَ َّني‬dan kata “‫ك‬


َ ‫استَ ْمس‬
ْ ” pada ayat di atas didahului oleh kata “‫”قَ ْد‬,
َ
dimana salah satu ciri fi‟il adalah didahului oleh kata “ ‫”قَ ْد‬.27 Jadi dapat

disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori fi‟il, yaitu
fi‟il madhi.
9. QS. Al-Baqarah : Ayat 222

ُّ ‫ني َوُِحي‬ ُّ ‫اّللَ ُِحي‬ ِ ‫فاِذَا تطَ َّهرن فأْت وى َّن ِمن حيث امرُكم ه‬...
‫ب الْ ُمتَطَ ِّه ِريْ َن‬ َ ْ ِ‫ب الت ََّّواب‬ ّ‫اّللُ ا َّن ه‬
ّ ُ َ ََ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ َ
a. Pada ayat di atas terdapat kata “‫ن‬
َ ‫ ”تَطَ َّهر‬yang merupakan fi‟il madhi dari kata
ْ
“‫ ”ي تَطَ َّهر‬yang artinya adalah suci. 28 Dan pada kata tersebut didahului oleh kata
ُ َ
“‫”اِ َذا‬.

Kata “‫ن‬ ِ
َ ‫ ”تَطَ َّهر‬didahului oleh kata “‫”ا َذا‬, dimana jika sebuah kata didahului oleh
ْ
“‫ ”اِ َذا‬merupakan salah satu ciri dari fi‟il. 29 Jadi dapat disimpulkan bahwa kata

pada ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori fi‟il, yaitu fi‟il madhi.
10. QS. Al-Baqarah : Ayat 43

‫ني‬ ِ ِ َّ ‫الزهكوةَ وارَكعوا مع‬


َ ْ ‫الراكع‬ َّ ‫َواَقِْي ُموا‬
َ َ ْ ُ ْ َ َّ ‫الص هلوةَ َواهتُوا‬

26
https://litequran.net/al-baqarah
27
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.29
28
https://litequran.net/al-baqarah
29
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.29
a. Pada ayat di atas terdapat kata “‫ ”اَقِْيموا‬yang artinya laksanakanlah, kata “‫”اهتُوا‬
ُ
yang artinya tunaikanlah dan kata “‫ك ُعوا‬
َ‫ ”ار‬yang artinya rukuklah.30 Ketiga kata
ْ ْ
tersebut memiliki kesamaan yaitu diakhiri dengan huruf “‫”وا‬.

Kata “‫”اَقِْيموا‬, “‫ ”اهتُوا‬dan “‫ك ُعوا‬


َ‫ ”ار‬dilihat dari arti ketiganya merupakan sebuah
ُ ْ ْ
perintah yaitu Allah memerintahkan orang-orang Yahudi untuk memeluk islam
kemudian menjalankan sholat sebagaimana yang dijelaskan oleh nabi
Muhammad Shallallahu „Alaihi Wasallamdan juga memerintahkan mereka
untuk membayar zakat dan mengerjakan sholat dalam jama‟ah. 31

Dan dilihat dari akhiran kata-kata tersebut yaitu yang diakhiri dengan huruf “‫”وا‬

merupakan salah satu ciri fi‟il amr. 32 Jadi dapat disimpulkan bahwa ayat
tersebut termasuk dalam sintaksis kategori fi‟il, yaitu fi‟il amr.
11. QS. Al-Baqarah : Ayat 10
ِ ‫ِِف قُلُوِبِِم َّمرض فَزادىم هاّلل مرضا وََلم ع َذاب اَلِيم ِِبا َكانُوا يك‬
‫ْذبُ ْو َن‬ َ ْ َ ٌ ْ ٌ َ ُْ َ ً َ َ ُّ ُ ُ َ َ ٌ َ ْ ْ ْ
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata yaitu “‫اَلِْيم‬
ٌ ‫اب‬
ٌ ‫ ” َع َذ‬yang memiliki arti
“azab yang pedih”. 33 Susunan kata tersebut sama dengan (Konstruksi frasa “ ٌ‫مرأة‬

ٌ‫ ”مجيلة‬berunsurkan kata dari jenis nomina “‫ ”مرأة‬sebagai unsur pusat dan kata

“‫ ”جميلة‬dari adjektiva sebagai atribut).34 Jadi dapat disimpulkan bahwa ayat

tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu frase na‟at man‟ut.
12. QS. Al-Baqarah : Ayat 19

30
https://litequran.net/al-baqarah
31
https://tafsirweb.com/336-quran-surat-al-baqarah-ayat-43.html
32
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.31
33
https://litequran.net/al-baqarah
34
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam Bahasa Arab
Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”. Jurnal Studi Keislaman Vol.2, No.1, hlm. 105.
ٰۤ
ِ ‫الصو‬
‫اع ِق‬َ َّ ‫صابِ َع ُه ْم ِِف اه َذاِنِِ ْم ِّم َن‬
َ َ‫ت َّوَر ْع ٌد َّوبَ ْر ٌق َْجي َعلُ ْو َن ا‬
ِِ
ٌ ‫فْيو ظُلُ هم‬ ‫الس َما ِء‬
َّ ‫ب ِّم َن‬
ٍ ِّ‫صي‬
َ ‫اَْو َك‬
‫ط ِِبلْ هك ِف ِريْ َن‬
ٌ ‫اّللُ ُُِمْي‬ ِ
ّ‫َح َذ َر الْ َم ْوت َو ه‬
ِ ‫الْمو‬
Pada ayat tersebut terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “ ‫ت‬
ْ َ ‫” َح َذ َر‬
yang memiliki arti takut mati.35 Kedua isim tersebut dimana salah satu isimnya yaitu
ِ ‫ ”الْمو‬diawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat kasrah. Ciri-ciri
“‫ت‬
َْ
tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan dua atau lebih isim

yang kata keduanya (‫إليو‬ ‫)املضاف‬ harus dibaca jar sebab disambung atau

disandarkan dengan kalaimat isim sebelunbya ( ‫)املضاف‬, sehingga memunculkan

pengertisan yang lebih spesifik”.36 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu frase idhafi. 37
13. QS. Al-Baqarah : Ayat 29

‫مس هو ٍت َو ُى َو‬
‫هىه َّن َسْب َع َه‬ ِ ‫السم ٰۤا‬ ِ ِ ِ ‫ىو الَّ ِذي خَلق لَ ُكم َّما ِىف ْاالَر‬
ُ ّ َ َ َّ ‫استَ هٰٓوى ا َل‬
‫و‬ ‫س‬َ‫ف‬ ‫ء‬ ْ َّ‫ض َمجْي ًعا ُُث‬ ْ ْ َ َ ْ َُ
‫بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِْي ٌم‬
ٍ ‫مس هو‬
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “ ‫ت‬ ‫َه‬ ‫” َسْب َع‬
yang artinya adalah tujuh langit. 38 Susunan kata tersebut adalah terdiri dari
bilangan atau „adad yang diikuti oleh nomina atau ma‟dud. Dari hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut mengandung sintaksis golongan
frase, yaitu frase „adady.
14. QS. Al-Baqarah : Ayat 33

35
https://litequran.net/al-baqarah
36
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
37
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam Bahasa Arab
Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”.....hlm. 108
38
https://litequran.net/al-baqarah
ٰۤ ْۢ ٰۤ ْۢ
‫الس هم هو ِت‬
َّ ‫ب‬َ ‫اَ ْعلَ ُم َغْي‬ ‫قَ َال هٰٓايه َد ُم اَنْبِْئ ُه ْم ِِبَ ْمسَا ِٕى ِه ْم فَلَ َّمآٰ اَنْبَاَ ُى ْم ِِبَ ْمسَا ِٕى ِه ْم قَ َال اََملْ اَقُ ْل لَّ ُك ْم اِِّين‬

ِ ‫َو ْاالَْر‬
‫ض َواَ ْعلَ ُم َما تُْب ُد ْو َن َوَما ُكْن تُ ْم تَكْتُ ُم ْو َن‬
ِ ‫الس هم هو‬
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “‫ت‬ ‫ب‬
َّ َ ‫” َغْي‬
ِ ‫الس هم هو‬
yang memiliki arti rahasia langit. Pada kedua isim tersebut yaitu “‫ت‬ َّ ”
diawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat kasrah. Ciri-ciri
tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan dua atau lebih

isim yang kata keduanya (‫إليو‬ ‫ )املضاف‬harus dibaca jar sebab disambung atau

disandarkan dengan kalaimat isim sebelunbya ( ‫)املضاف‬, sehingga memunculkan

pengertisan yang lebih spesifik”. 39 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu
frase idhafi.
15. QS. Al-Baqarah : Ayat 39
ٰۤ
ِ ِ ِ
‫ب النَّا ِر ُى ْم فْي َها هخل ُد ْو َن‬
ُ ‫ص هح‬ َ ‫َوالَّذيْ َن َك َف ُرْوا َوَك َّذبُ ْوا ِِبهيهتِنَآٰ اُوهل ِٕى‬
ْ َ‫ك ا‬
a. Pada ayat yang tertulis di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu

“‫النَّا ِر‬ ‫ب‬


ُ ‫ص هح‬
ْ َ‫”ا‬ yang memiliki arti yaitu penghuni neraka. 40 Pada kedua isim

tersebut yaitu “‫ ”النَّار‬diawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat

kasrah. Ciri-ciri tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan

dua atau lebih isim yang kata keduanya ( ‫إليو‬ ‫ )املضاف‬harus dibaca jar sebab

disambung atau disandarkan dengan kalaimat isim sebelunbya ( ‫)املضاف‬,

sehingga memunculkan pengertisan yang lebih spesifik”.41 Jadi dari hasil

39
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
40
https://litequran.net/al-baqarah
41
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam
sintaksis kategori frase, yaitu frase idhafi.
16. QS. Al-Baqarah : Ayat 49
ٰۤ ٰۤ ِ ‫واِ ْذ ََنَّْي هن ُكم ِمن اه ِل فِر َعو َن يسومونَ ُكم س ٰۤوء الْع َذ‬
‫اب يُ َذِّّبُ ْو َن اَبْنَاءَ ُك ْم َويَ ْستَ ْحيُ ْو َن نِ َساءَ ُك ْم ۗ َوِ ِْف‬ َ َ ُْ ْ ُُْْ َ ْ ْ ْ ّ ْ َ
ٰۤ
‫هذلِ ُك ْم بََالءٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َع ِظْي ٌم‬

a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “ ‫اب‬ ِ ‫”س ٰۤوء الْع َذ‬
َ َُْ
yang memiliki arti yaitu siksaan yang sangat berat.42 Pada kedua isim tersebut

ِ ‫ ”الْع َذ‬diawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat kasrah.
yaitu “‫اب‬ َ
Ciri-ciri tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan dua atau

lebih isim yang kata keduanya (‫إليو‬ ‫ )املضاف‬harus dibaca jar sebab disambung

atau disandarkan dengan kalaimat isim sebelunbya ( ‫)املضاف‬, sehingga

memunculkan pengertisan yang lebih spesifik”.43 Jadi dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase,
yaitu frase idhafi.
17. QS. Al-Baqarah : Ayat 67
ِ ‫واِ ْذ قَ َال مو هسى لَِقوِمو اِ َّن هاّلل َيْمرُكم اَ ْن تَ ْذ َّبوا ب َقرًة قَالُٰٓوا اَتَت‬
‫َّخ ُذ َن ُى ُزًوا قَ َال اَ ُع ْوذُ ِِب هّّللِ اَ ْن‬ ْ َ َ ُْ ْ ُ ُ َ َّ ْ ُْ َ
ِ ‫اَ ُكو َن ِمن ْه‬
َ ْ ‫اْل ِهل‬
‫ني‬ َ ْ
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata yaitu “‫سى‬
‫مو ه‬ ْ ُ ‫ ”قَ َال‬yang memiliki arti
musa berkata,44 dan susunan pada kalimat tersebut adalah berupa fi‟il yaitu

“‫ال‬
َ َ‫ ”ق‬dan fa‟ilnya yaitu “‫”مو هسى‬. Susunan kalimat tersebut sama dengan teori
ُْ
atau pengertian dari jumlah fi‟liyah yaitu bahwa jumlah fi‟liyah adalah setiap

42
https://litequran.net/al-baqarah
43
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
44
https://litequran.net/al-baqarah
kalimat yang tersusun dari fi‟il dan fa‟il. 45 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa ayat terdebut mengandung sintaksis kategori kalimat atau
jumlah, yaitu jumlah fi‟liyah.
18. QS. Al-Baqarah : Ayat 69
ٰۤ ِ ِ
‫ص ْفَراءُ فَاقِ ٌع لَّْونُ َها تَ ُسُّر هالنّ ِظ ِريْ َن‬ ْ ِّ َ‫ك يُب‬
َ ٌ‫ني لَّنَا َما لَْونُ َها قَ َال انَّو يَ ُق ْو ُل انَّ َها بَ َقَرة‬ َ َّ‫قَالُوا ْادعُ لَنَا َرب‬

a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata yaitu “‫لَّونُ َها‬ ِ


ْ ‫ ”فَاق ٌع‬yang artinya adalah
tua warnanya.46 Jadi ayat tersebut termasuk dalam frase wasfi.
19. QS. Al-Baqarah : Ayat 75

‫اّللِ ُُثَّ ُحيَِّرفُ ْونَو ِم ْن بَ ْع ِد َما‬ ِ ِ


ّ‫فَتَطْ َم ُع ْو َن اَ ْن يُّ ْؤمنُ ْوا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكا َن فَِريْ ٌق ّمْن ُه ْم يَ ْس َمعُ ْو َن َك َال َم ه‬
‫َع َقلُ ْوهُ َو ُى ْم يَ ْعلَ ُم ْو‬

a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata yaitu “ِ‫اّلل‬


ّ‫ه‬ ‫ ” َك َال َم‬yang artinya adalah

firman Allah.47 Pada kedua isim tersebut yaitu “ِ‫اّلل‬


ّ‫ ” ه‬diawali dengan alif dan lam
dan diakhiri dengan harakat kasrah. Ciri-ciri tersebut sama dengan teori bahwa

“idhofah ialah suatu susunan dua atau lebih isim yang kata keduanya ( ‫املضاف‬

‫ )إليو‬harus dibaca jar sebab disambung atau disandarkan dengan kalaimat isim

sebelunbya (‫)املضاف‬, sehingga memunculkan pengertisan yang lebih

spesifik”.48 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ayat
tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu frase idhafi.
20. QS. Al-Baqarah : Ayat 107
ِ َ‫ض وما لَ ُكم ِمن دو ِن هاّللِ ِمن َّوٍِل َّوَال ن‬
‫ص ٍْي‬ ِ َّ ‫ك‬
ّ ْ ّ ْ ُ ْ ّ ْ َ َ ِ ‫الس هم هوت َو ْاالَْر‬ ّ‫اََملْ تَ ْعلَ ْم اَ َّن ه‬
ُ ‫اّللَ لَو ُمْل‬

45
Syaiful Alim, 33 Hari Mahir Bahasa Arab, (Yogyakarta “ DIVA Press, 2019). Hlm. 58
46
https://litequran.net/al-baqarah
47
https://litequran.net/al-baqarah
48
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
a. Pada ayat tersebut terdapat beberapa kata atau susunan kalimat yaitu seperti
ِ ‫الس هم هو‬
“‫ت‬ َّ ‫ك‬
ُ ‫ ” ُمْل‬yang mempunyai arti yaitu adalah kerajaan langit. Pada kedua
49

ِ ‫الس هم هو‬
isim tersebut yaitu “‫ت‬ َّ ” diawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan
harakat kasrah. Ciri-ciri tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu

susunan dua atau lebih isim yang kata keduanya (‫إليو‬ ‫ )املضاف‬harus dibaca jar

sebab disambung atau disandarkan dengan kalaimat isim sebelunbya ( ‫)املضاف‬,

sehingga memunculkan pengertisan yang lebih spesifik”.50 Jadi dari hasil


analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam
sintaksis kategori frase, yaitu frase idhafi.

D. KESIMPULAN DAN PENUTUP


Sintaksis secara umum adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan
struktur-struktur kalimat, kalusa dan frasa. Kata sistaksis dalam gramatikal Arab adalah
sepadan dengan istilah nahwu, yaitu studi tentang beberapa hubungan yang mengkorelasi
antara beberapa kata dalam satu kalimat serta menjelaskan fungsi kata tersebut dalam
kalimat.
Dari analisis yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa ayat-ayat yang
mengandung sintaksis pada surat al-bagaqarah yang penulis temukan berjumlah 20 ayat.
Yaitu 5 ayat termasuk dalam kata (al-kalimah) kategori isim, 5 ayat termasuk dalam kata
(al-kalimah) kategori fi‟il, 1 ayat termasuk dalam frase (al-tarkib) kategori na‟at man‟ut,
6 ayat termasuk dalam frase (al-tarkib) kategori idhafi, 1 ayat termasuk dalam frase (al-
tarkib) kategori „adady, 1 ayat termasuk dalam frase (al-tarkib) kategori wasfi, dan 1 ayat
termasuk dalam kalimat (al-jumlah) kategori jumlah fi‟liyah.

E. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad al-Hasyimi, Al-Sayyid. 1971. Al - Qawa‟id al - Asasiyyah li al - Lugah al -
„Arabiyyah. Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah.

49
https://litequran.net/al-baqarah
50
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam
Bahasa Arab Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”. Jurnal Studi Keislaman
Vol.2, No.1.
Asrori. 2004. Sintaksis Bahasa Arab. Jakarta, Penerbit Misykat.
Garancang, Sabaruddin. 2012. Kontekstualisasi Preposisi Bahasa Arab : Analisis
terhadap al-Qur‟an dan Terjemahnya. Makassar : Alauddin University Press.
Haddade, Hasyim.2011. Reformulasi Kurikulum Bahasa Arab. Makassar: Alauddin
University Press.
Ismail, Hudzaifah. 2013. Mesin waktu al - Qur‟an. Jakarta: Al Mairah.
Kamil, Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Karim Hafid, Abd. 2012. Berbagai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab.
Makassar: Alauddin University Press.
Natsir, Muhammad dan Ana Rahmawati. 2020. Pengantar Sintaksis Bahasa Arab. Jawa
Tengah : UNISNU PRESS.
Tricahyo,Agus. 2018. Pengantar Linguistik Arab. Ponorogo : STAIN Ponorogo Press.
Verhaar, J.W.M. 1993. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Yudi Cahyono, Bambang. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Yusuf Akhmad Ja‟far, Abu. 2018. Ilmu Nahwu untuk Pemula. Kairo-Mesir : Dar Al-
Furqon.
Zhuhriah, Rita. 2016. Skripsi “Analisis „Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 :
1-20”. Makassar : UIN ALAUDDIN.
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2016/10/penjelasan-fiil-mutallul-ain-al-
ajwaf.html
https://litequran.net/al-baqarah

Anda mungkin juga menyukai