A. MUQADDIMAH
Al-Qur‟an adalah pedoman dan tuntunan hidup manusia, baik secara individu
maupun sebagai umat yang kemukjizatannya tidak hanya terletak pada isinya, tetapi juga
keindahan bahasanya. 1 Setiap kata dan susunan kalimatnya adalah pilihan yang disusun
langsung oleh Allah, sifat kebenaran ayat-ayat al-Qur‟an adalah mutlak. Sementara cara
manusia dalam memahami ayat al-Qur‟an sangat beragam berdasarkan tingkatan
pengetahuan dan keimanan masing-masing. 2
Al-Qur‟an diturunkan oleh Allah bukan sekedar untuk dibaca secara tekstual
melainkan dipahami dan diamalkan serta dijadikan sebagai peringatan bagi manusia.
Al-Qur‟an diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab dan dipakai semua
penduduk jazirah Arabia dan Sabit Subur yang berdampingan langsung dengan Jazirah
Arabia seribu tahun sebelum Islam.7 Sebelum al-Qur‟an turun, bahasa Arab merupakan
bahasa yang tangguh, baik kosa kata, struktur kalimat maupun makna kata-katanya.
Bahasa Arab mengandung unsur-unsur yang hidup, keindahan kata-kata, dan kesuburan
makna yang mampu memikat semua orang, sehingga lahirlah karya dalam aneka ragam
ungkapan seperti: puisi, pidato, percakapan, kata-kata hikmat, dan peribahasa. Dengan
datangnya Islam dan turunnya al-Qur‟an dalam bahasa Arab, kedudukan bahasa Arab
menjadi lebih penting dan menarik perhatian dari kalangan masyarakat yang lebih luas.3
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan keberadaan bahasa Arab menarik
perhatian. Pertama; bahasa Arab telah ditakdirkan oleh Allah swt. sebagai bahasa al-
Qur‟an yang merupakan rujukan pertama dan utama bagi umat Islam. Dengan demikian
1
Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern, (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009),
hlm. 144
2
Hudzaifah Ismail, Mesin waktu al - Qur’an , (Cet. I; Jakarta: Al Mairah, 2013), hlm. IX
3
Abd. Karim Hafid, Berbagai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab, (Cet. I; Makassar: Alauddin
University Press, 2012), hlm. 15.
selama al-Qur‟an masih ada, maka bahasa Arab akan tetap lestari. Kedua ; posisi dan
letak geografis dunia Arab yang sangat strategis di mata dunia, ditunjang dengan
kekayaan minyak yang dimilikinya. Ketiga; Fungsi dan peran bahasa Arab sebagai alat
komunikasi.
Ketika agama Islam berkembang dan tersebar ke seluruh semenanjung Arab
bahkan mencapai daerah Asia Tengah, Eropa, dan Afrika Utara, maka semakin menyebar
pula penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara dan pemerintahan Islam
waktu itu. Dialek-dialek bahasa Arab pun semakin beragam karena luasnya wilayah
kekuasaan Islam serta adanya persinggungan dengan bahasa setempat.4
Di sinilah salah satu keagungan al-Qur‟an yaitu menyatukan seluruh dialek
sekaligus menjadikan bahasa Arab versi al-Qur‟an sebagai pemersatu diantara seluruh
bangsa yang menggunakan bahasa Arab. Dengan demikian al-Qur‟an Bahasa Arab
dalam al-Qur‟an memiliki gaya penuturan yang sangat kompleks, adakalanya linier, lalu
memutar balik, jika dicermati akan saling berhubungan membentuk jaringan makna.
Bahasa dalam al-Qur‟an selalu menghasilkan nuansa baru, setiap dibaca berulang-ulang,
terdapat beragam tingkatan dan variasi penulisan isi dan struktur gramatika.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang dinamik, bahasa yang kaya akan kaidah,
struktur, kosa kata, dan uslub (gaya bahasa). Kata-kata yang digunakan dalam bahasa
Arab, seperti halnya bahasa-bahasa lain di dunia, ada yang tidak dapat berubah
bentuknya dan adapula yang dapat berubah sesuai dengan maksud dan tujuan kata-kata
itu diungkapkan atau sesuai dengan kata yang bersambung dengannya. Perubahan-
perubahan kata dalam bahasa Arab terjadi pada sebahagian besar kata-kata ism (nomina)
dan kata-kata fi‟l (kata kerja). Sementara harf (Preposisi) tidak terdapat perubahan sama
sekali pada bentuknya. Dalam bahasa Arab, pengaturan kata dalam kalimat atau antar
kalimat dalam klausa atau wacana merupakan kajian ilmu al-nahwu atau sintaksis. Ilmu
al-nahwu adalah salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari kaidah-kaidah
yang berhubungan dengan susunan kata-kata dalam kalimat bahasa Arab. Bahkan
hubungan itu tidak hanya menimbulkan makna gramatikal, tetapi juga mempengaruhi
baris akhir masing-masing kata, yang kemudian disebut i‟rab . Dalam sintaksis bahasa
4
Hasyim Haddade, Reformulasi Kurikulum Bahasa Arab, (Makassar: Alauddin University Press, 2011), hlm.
41.
Arab, kata terbagi atas tiga bagian secara umum, yaitu : ism (nomina), fi‟l (verba), dan
harf (preposisi). 5
Begitupula dalam pembahasan tataran sintaksis, maka akan dibahas jabatan
jabatan kata dalam kalimat, yang sering disebut dengan istilah subjek, predikat dan
objek, kata sifat, kata benda, kata keterangan, kalimat aktif, kalimat fasif, dan lain-lain.
Kedudukan sintaksis dalam bahasa Arab sangat penting.
Pembentukan kata dalam bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain. Dalam
bahasa Arab sebuah akar kata dapat membentuk berbagai bentuk kata, baik nomina (ism)
maupun verba (fi‟l). Ism dapat membentuk berbagai macam kata, begitupula fi‟l. Jadi,
sebuah kata dalam bahasa Arab bisa menjadi sumber pembentukan 150 kata. Semua
bentuk kata tersebut menjadi mufradat dalam bahasa Arab dan masing-masing
mempunyai makna atau arti tersendiri. 6
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara sederhana analisis sintaksis
sebagai ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan kata dan kaidah yang menentukan
kapan suatu kata tetap pada bentuk aslinya dan kapan berubah serta bagaimana
perubahannya dalam kalimat.
B. TEORI SINTAKSIS
Sintaksis adalah bagian dari ilmu bahasa. Suparno mengemukakan empat tataran
kebahasaan yaitu fonetik, fonologi, morfologi, dan sintaksis. Adapun pateda juga
mengemukakan adanya empat tataran yang berbeda dari Suparno. Keempat tataran yang
dikemukakan Pateda adalah fonologi, morfologi, morfofonologi, dan sintaksis. Meskipun
tampak ada perbedaan, tataran kebahasaan yang dikemukakan oleh Suparno dan Pateda
di atas pada prinsipnya sama.7
Kata „sintaksis‟ berasal dari kata Yunani sun „dengan‟ dan tattein
„menempatkan‟. Istilah tersebut secara etimologis berarti „menempatkan bersama-sama
kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi
kalimat.8 Dapat juga dikatakan secara harfiah kata „sintaksis‟ mempunyai arti penataan
bersama atau pengaturan.9
5
Sabaruddin Garancang, Kontekstualisasi Preposisi Bahasa Arab : Analisis terhadap al-Qur’an dan
Terjemahnya, (Makassar: Alauddin University Press, 2012), hlm. 3.
6
Sabaruddin Garancang, Kelas Kata dalam Bahasa Arab,....12.
7
Asrori, Sintaksis Bahasa Arab, (Jakarta, Penerbit Misykat, 2004), 20.
8
J.W.M. Verhaar, Pengantar Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), 70.
9
Bambang Yudi Cahyono, Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, (Surabaya: Airlangga University Press, 1995), 177.
Secara umum istilah sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang
membicarakan struktur-struktur kalimat, kalusa dan frasa.
Kata sistaksis dalam gramatikal Arab adalah sepadan dengan istilah nahwu, yaitu
studi tentang beberapa hubungan yang mengkorelasi antara beberapa kata dalam satu
kalimat serta menjelaskan fungsi kata tersebut dalam kalimat. Beberapa fungsi kata
dalam kalimat meliputi :
1. Berfungsi sebagai fa‟il (subjek)
2. Berfungsi sebagai maf‟ul (objek)
3. Berfungsi sebagai dzorof (ket. Waktu/tempat)
4. Berfungsi sebagai taukid (menguatkan statement)
5. Berfungsi sebagai sebab-akibat (kondisional sentences)
6. Berfungsi sebagai haliyah ( penjelas keadaan dalam melakukan suatu pekerjaan/
dalam keadaan)
7. Berfungsi mengkhususkan/membatasi pernyataan).
Dan masuk dalam sintaks bahasa Arab, adalah semua tata aturan tingkat bahasa
yang meliputi : phonologi, morfologi, dan semantik.
Adapun kategori sintaksis dalam bahasa Arab yaitu sebagai berikut :10
1. Kategori Ism
Kata ism adalah kata yang menunjukkan kata benda, nama, sifat atau kata
yang tidak terikat dengan waktu (lampau, sekarang dan yang akan datang).
2. Kategori Fi‟l
Fi‟l adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan, atau kata yang terikat
dengan dimensi waktu.
3. Kategori Harf
Harf adalah kata yang tidak dapat dipahami maksudnya kecuali jika bersambung
dengan kata yang lain. Dalam bahasa Indonesia, harf diserupakan dengan kata
sambung, kata penghubung atau kata tugas.
Secara umum pola struktur kalimat dalam bahasa Arab terdiri dari beberapa jenis
struktur yaitu :
1. Tarkib Fi‟ly adalah susunan kalimat yang diawali dengan kata kerja, biasanya
dengan pola P + S + O atau S + P + Ket.
10
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-20” (Makassar : UIN
ALAUDDIN, 2016), hlm. 22
2. Tarkib Ismy adalah susunan kalimat yang diawali dengan kata non verbal, biasanya
dengan istilah pola mubtada‟ dan khobar atau diterangkan dan menerangkan .
3. Tarkib Dzorfy adalah susunan kalimat yang diawali dengan kata yang bermakna
keterangan waktu atau tempat.
4. Tarkib Syibhi jumlah adalah susunan kalimat yang diawali dengan huruf jar.
5. Tarkib „Adabi (bilangan) adalah susunan kalimat yang mengandung kata yang
menunjukkan bilangan.
6. Tarkib Syarty adalah susunan kalimat yang terdiri dari kalimat syarat (pengandaian)
dan kalimat jawab (jawaban).11
Terdapat tiga hal minimal yang harus diperhatikan dan dipahami terlebih dahulu
tentang sistem sintaksis ini adalah :
1. Kata (al-kalimah)
Kata adalah unsur bermakna yang bebas dan yang dapat menempati berbagai
tempat dalam urutan kalimat.12 Kata ism adalah kata yang menunjukkan kata benda,
nama, sifat atau kata yang tidak terikat dengan waktu (lampau, sekarang dan yang
akan datang).13
Sedangkan menurut al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, ism adalah kata yang
menunjuk pada makna utuh tanpa terpengaruh atau terikat dengan waktu.14
2. Frase (al-Tarkib)
frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata dan hubungan
antar unsur pembentuknya tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Berikut
merupakan berbagai jenis frasa bahasa Arab berdasarkan unsur kata pembentuknya
:15
a. Frasa na‟at man‟ut. Frasa na‟ty dibentuk oleh nomina (man‟ut) sebagai head
(unsur pusat) yang diikuti oleh adjektiva (na‟at) sebagai modifier (atribut).
Misalnya :
11
Muhammad Natsir dan Ana Rahmawati, Pengantar Sintaksis Bahasa Arab, (Jawa Tengah : UNISNU PRESS,
2020),hlm.15
12
Agus Tricahyo, Pengantar Linguistik Arab, ( Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2018), hlm. 134.
13
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-20”.....23
14
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi, Al - Qawa’id al - Asasiyyah li al - Lugah al - ‘Arabiyyah, (Beirut: Dar al-Kutub
al-‘Ilmiyyah, 1971), h. 11.
15
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam Bahasa Arab
Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”. Jurnal Studi Keislaman Vol.2, No.1, hlm. 105
جيلس أخي ىف الصف الثاين
Konstruksi frasa مجيلة مرأةberunsurkan kata dari jenis nomina مرأةsebagai unsur
pusat dan kata مجيلةdari adjektiva sebagai atribut. Demikian halnya frasa الصف
الثاين berunsurkan nomina, الصف sebagai unsur pusat dan adjektiva الثاين
sebagai atribut. Konstruksi frasa ini mempersyaratkan kesesuaian (muthabaqat)
antara kedua unsur dalam tiga aspek, yaitu: (a) genus mudzakar-muanats, (b)
i‟rab (marfu‟-manshub- majrur), (c) nakirah-ma‟rifat, (d) jumlah atau „adadiyah
(mufrad-mutsanna-jama‟).
b. Frasa „athfy (koordinatif). Frasa athfy (koordinatif) berunsurkan nomina diikuti
oleh nomina, verba diikuti verba, atau adjektiva diikuti adjektiva.
Misalnya :
Frasa هللا ربكdi atas terbentuk dari nomina هللاdan nomina ربك. Ada beberapa
hal yang membedakan frasa badaly dan frasa na‟ty, serta frasa athfy, yaitu:
1) Secara semantik N1 dan N2 sama maknanya, karena keduanya saling
menggantikan.
2) N1 dan N2 tidak dapat dirangkai dengan huruf athaf. Sebagaimana frasa
na‟ty, frasa badaly mempersyaratkan kesesuaian dalam :
a) genus mudzakar-muanats,
b) i‟rab (marfu‟-manshub- majrur),
c) nakirah-ma‟rifat,
d) jumlah atau „adadiyah (mufrad-mutsanna-jama‟).
d. Frasa zharf. Frasa jenis ini berunsurkan adverbia yang diikuti adverbia.
Misalnya:
Frasa يوم اإلثننيberunsur adverbia يومdan adverbia اإلثنني, sedangkan frasa مند
muncul adalah لن,مل,ما, ليس, الpenegasi ن, dan ما hanya diikuti oleh verba.
penanda itu antara lain : مهما,كلما, إن, لدا, لو, عندما, من, إذاMisalnya :
Frasa كلما أرادواterdiri atas penanda syarat كلماdan verba أرادوا, demikian
pula frasa جاء إذاterdiri atas penanda syarat إذاdan verba جاء.
h. Frasa tanfis. Frasa tanfis tersusun dari verba sebagai unsur pusat, didahului
penanda waktu tanfis س dan سوف. Meskipun istilah tanfis lazimnya hanya
mencakup dua penanda waktu tersebut, akan tetapi dalam tulisan ini penanda قد,
Frasa سأزوركterdiri atas penanda waktu tanfis سdan diikuti oleh verba أزورك,
sedangkan frasa حًت تفهمterdiri atas penanda waktu tanfis حًتdan diikuti oleh
verba تفهم.
i. Frasa tawqitat. Frasa tawqitat adalah frasa yang berunsurkan verba bantu كان
dan yang sejenis (tidak termasuk )ليس, baik diikuti verba maupun non verba (V
bantu + V/non-V). Penanda tawqitat tersebut merupakan verba bantu yang
mengandung makna waktu dan fungsinya sebagai atribut. Misalnya :
ما عنوانك
k. Frasa „adady (numerial). Frasa „adady (numerial atau bilangan) adalah frasa
yang berunsurkan bilangan „adad) yang diikuti oleh nomina (ma‟dud). Dalam
hal ini numerial tersebut merupakan unsur pusat. Misalnya :
(munada‟) sebagai unsur pusat.. Penanda seruan (nida‟) bisa berupa ايdan أيها.
اب َع ِظْي ٌم ِ ِ ختم هاّلل ع هلى قُلُوِبِِم وع هلى مسَْعِ ِهم وعلَى اَب
ٌ صا ِرى ْم غ َش َاوةٌ َّوََلُْم َع َذ
َ ْ ََ ْ َ َ ْ ْ َ ُّ َ َ َ
16
Agus Tricahyo, Pengantar Linguistik Arab, ( Ponorogo : STAIN Ponorogo Press, 2018), hlm. 136.
َ ” ِغ, “اب
a. Pada ayat di atas terdapat kata “ٌشاوة ِ
ٌ ” َع َذ, dan ”” َعظْيم. Dimana pada
َ
kata-kata tersebut diakhiri dengan harakat dhammatain.
Kata-kata yang bergaris bawah pada ayat diatas di akhiri dengan tanwin. Dan
menurut Abbas Hasan salah satu ciri isim adalah yang dimana pada kata tersebet
berharakat tanwin atau bertanwin. Jadi kata-kata yang bergaris bawah diatas
adalah termasuk dalam sintaksis kayrgori isim, yaitu isim mufrad. 17
2. QS. Al-Baqarah : Ayat 2
ِ ِ ِ ِ ك الْ ِكتهب َال ري ِ
ني
َ ْ ب ۛ فْيو ۛ ُى ًدى لّْل ُمتَّق
َ َْ ُ َ هذل
ِ ْ”ال, dimana pada kata tersebut didahului
a. Pada ayat di atas terdapat kata “كتهب
17
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.24
18
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.24
الس هم هو ِت ِِق َال هٰٓايهدم ا ْۢنْبِئ هم ِِب ْمس ٰۤا ِٕى ِهم ف لَ َّمآٰ ا ْۢنْباَىم ِِب ْمس ٰۤا ِٕى ِهم ق َال ا َمل اقل لَّ ُكم ا
َّ بَ اَ ْعلَ ُم َغْي ين
ّْٰٓ ْ ْ َُ ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ
ِِۙ َو ْاالَْر
ض َواَ ْعلَ ُم َما تُْب ُد ْو َن َوَما ُكْن تُ ْم تَكْتُ ُم ْو َن
ِ الس هم هو
a. Pada ayat tersebut terdapat kata “ت َّ ” yang didahului oleh alif dan lam, dan
diakhiri oleh huruf alif dan ta‟ maftuhah.
ِ الس هم هو
b. Kata “ت َّ ” tersebut didahului oleh alif dan lam, dan diakhiri oleh huruf alif
dan ta‟ maftuhah. Dimana salah satu ciri isim menurut Abbas Hasan yaitu
didahului oleh alif dan lam. Jadi pada ayat tersebut terdapat kata yang
mengandung sintaksis kategori isim, yaitu isim jama‟ muannast salim. 19
5. QS. Al-Baqarah : Ayat 179
a. Pada ayat tersebut terdapat kata “ ”سيَ ُقو ُلyang mana didahului oleh kata “”س
ْ َ َ
dan diakhiri dengan harakat dhommah. Kata tersebut merupakan fi‟il mudhari‟
19
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.24
20
Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Ilmu Nahwu untuk Pemula, (Kairo-Mesir : Dar Al-Furqon, 2018), hlm.8
21
https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2016/10/penjelasan-fiil-mutallul-ain-al-ajwaf.html.
Kata “ ”سيَ ُقولdiawali dengan kata “ ”سlalu diikuti dengan huruf “”ي, dimana
ْ َ َ َ
salah satu ciri fi‟il adalah didahului oleh kata “ ”سdan “ف
َ ”سو.22 Jadi dapat َ َْ
disimpulkan bahwa pada ayat tersebut terdapat kata yang termasuk dalam
sintaksis kategori fi‟il, yaitu fi‟il mudhari‟.
7. QS. Al-Baqarah : Ayat 180
ِ ُكتِب علَي ُكم اِذَا حضر اَح َد ُكم الْموت اِ ْن تَرَك خي را الْو ِصيَّةُ لِْلوالِ َدي ِن و ْاالَقْ ربِني ِِبلْمعرو
ف ُْ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ً َْ َ ُ ْ َ ُ َ ََ َ ْ َْ َ
ني ِ
َ ْ َحقِّا َعلَى الْ ُمتَّق
a. Pada ayat tersebut terdapat kata “ضر
َ ”حyang merupakan fi‟il madhi dari kata َ
“حيضر ِ
َُْ ” dan kata tersebut didahului oleh kata “”ا َذا. Arti dari kata tersebut adalah
datang.23
Kata “ضر ِ
َ ”حdidahului oleh kata “”ا َذا, dimana salah satu ciri fi‟il yaitu
َ
didahului oleh kata “”اِ َذا.24 Jadi dapat disimpulkan bahwa pada ayat tersebut
22
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.31
23
https://litequran.net/al-baqarah
24
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.29
25
https://litequran.net/al-baqarah
“ك
َ استَ ْمس
َ ُ ”يستَ ْم ِسyang artinya
ْ ” yang mana merupakan fi‟il madhi dari kata “ك َْ
“memegang”,26 dan didahului pula oleh kata “”قَ ْد.
disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori fi‟il, yaitu
fi‟il madhi.
9. QS. Al-Baqarah : Ayat 222
ُّ ني َوُِحي ُّ اّللَ ُِحي ِ فاِذَا تطَ َّهرن فأْت وى َّن ِمن حيث امرُكم ه...
ب الْ ُمتَطَ ِّه ِريْ َن َ ْ ِب الت ََّّواب ّاّللُ ا َّن ه
ّ ُ َ ََ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ْ َ َ
a. Pada ayat di atas terdapat kata “ن
َ ”تَطَ َّهرyang merupakan fi‟il madhi dari kata
ْ
“ ”ي تَطَ َّهرyang artinya adalah suci. 28 Dan pada kata tersebut didahului oleh kata
ُ َ
“”اِ َذا.
Kata “ن ِ
َ ”تَطَ َّهرdidahului oleh kata “”ا َذا, dimana jika sebuah kata didahului oleh
ْ
“ ”اِ َذاmerupakan salah satu ciri dari fi‟il. 29 Jadi dapat disimpulkan bahwa kata
pada ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori fi‟il, yaitu fi‟il madhi.
10. QS. Al-Baqarah : Ayat 43
26
https://litequran.net/al-baqarah
27
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.29
28
https://litequran.net/al-baqarah
29
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.29
a. Pada ayat di atas terdapat kata “ ”اَقِْيمواyang artinya laksanakanlah, kata “”اهتُوا
ُ
yang artinya tunaikanlah dan kata “ك ُعوا
َ ”ارyang artinya rukuklah.30 Ketiga kata
ْ ْ
tersebut memiliki kesamaan yaitu diakhiri dengan huruf “”وا.
Dan dilihat dari akhiran kata-kata tersebut yaitu yang diakhiri dengan huruf “”وا
merupakan salah satu ciri fi‟il amr. 32 Jadi dapat disimpulkan bahwa ayat
tersebut termasuk dalam sintaksis kategori fi‟il, yaitu fi‟il amr.
11. QS. Al-Baqarah : Ayat 10
ِ ِِف قُلُوِبِِم َّمرض فَزادىم هاّلل مرضا وََلم ع َذاب اَلِيم ِِبا َكانُوا يك
ْذبُ ْو َن َ ْ َ ٌ ْ ٌ َ ُْ َ ً َ َ ُّ ُ ُ َ َ ٌ َ ْ ْ ْ
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata yaitu “اَلِْيم
ٌ اب
ٌ ” َع َذyang memiliki arti
“azab yang pedih”. 33 Susunan kata tersebut sama dengan (Konstruksi frasa “ ٌمرأة
ٌ ”مجيلةberunsurkan kata dari jenis nomina “ ”مرأةsebagai unsur pusat dan kata
tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu frase na‟at man‟ut.
12. QS. Al-Baqarah : Ayat 19
30
https://litequran.net/al-baqarah
31
https://tafsirweb.com/336-quran-surat-al-baqarah-ayat-43.html
32
Rita Zhuhriah, Skripsi “Analisis ‘Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 : 1-2.....hlm.31
33
https://litequran.net/al-baqarah
34
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam Bahasa Arab
Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”. Jurnal Studi Keislaman Vol.2, No.1, hlm. 105.
ٰۤ
ِ الصو
اع ِقَ َّ صابِ َع ُه ْم ِِف اه َذاِنِِ ْم ِّم َن
َ َت َّوَر ْع ٌد َّوبَ ْر ٌق َْجي َعلُ ْو َن ا
ِِ
ٌ فْيو ظُلُ هم الس َما ِء
َّ ب ِّم َن
ٍ ِّصي
َ اَْو َك
ط ِِبلْ هك ِف ِريْ َن
ٌ اّللُ ُُِمْي ِ
َّح َذ َر الْ َم ْوت َو ه
ِ الْمو
Pada ayat tersebut terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “ ت
ْ َ ” َح َذ َر
yang memiliki arti takut mati.35 Kedua isim tersebut dimana salah satu isimnya yaitu
ِ ”الْموdiawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat kasrah. Ciri-ciri
“ت
َْ
tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan dua atau lebih isim
yang kata keduanya (إليو )املضاف harus dibaca jar sebab disambung atau
pengertisan yang lebih spesifik”.36 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu frase idhafi. 37
13. QS. Al-Baqarah : Ayat 29
مس هو ٍت َو ُى َو
هىه َّن َسْب َع َه ِ السم ٰۤا ِ ِ ِ ىو الَّ ِذي خَلق لَ ُكم َّما ِىف ْاالَر
ُ ّ َ َ َّ استَ هٰٓوى ا َل
و سَف ء ْ َّض َمجْي ًعا ُُث ْ ْ َ َ ْ َُ
بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِْي ٌم
ٍ مس هو
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “ ت َه ” َسْب َع
yang artinya adalah tujuh langit. 38 Susunan kata tersebut adalah terdiri dari
bilangan atau „adad yang diikuti oleh nomina atau ma‟dud. Dari hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut mengandung sintaksis golongan
frase, yaitu frase „adady.
14. QS. Al-Baqarah : Ayat 33
35
https://litequran.net/al-baqarah
36
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
37
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam Bahasa Arab
Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”.....hlm. 108
38
https://litequran.net/al-baqarah
ٰۤ ْۢ ٰۤ ْۢ
الس هم هو ِت
َّ بَ اَ ْعلَ ُم َغْي قَ َال هٰٓايه َد ُم اَنْبِْئ ُه ْم ِِبَ ْمسَا ِٕى ِه ْم فَلَ َّمآٰ اَنْبَاَ ُى ْم ِِبَ ْمسَا ِٕى ِه ْم قَ َال اََملْ اَقُ ْل لَّ ُك ْم اِِّين
ِ َو ْاالَْر
ض َواَ ْعلَ ُم َما تُْب ُد ْو َن َوَما ُكْن تُ ْم تَكْتُ ُم ْو َن
ِ الس هم هو
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “ت ب
َّ َ ” َغْي
ِ الس هم هو
yang memiliki arti rahasia langit. Pada kedua isim tersebut yaitu “ت َّ ”
diawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat kasrah. Ciri-ciri
tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan dua atau lebih
isim yang kata keduanya (إليو )املضافharus dibaca jar sebab disambung atau
pengertisan yang lebih spesifik”. 39 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu
frase idhafi.
15. QS. Al-Baqarah : Ayat 39
ٰۤ
ِ ِ ِ
ب النَّا ِر ُى ْم فْي َها هخل ُد ْو َن
ُ ص هح َ َوالَّذيْ َن َك َف ُرْوا َوَك َّذبُ ْوا ِِبهيهتِنَآٰ اُوهل ِٕى
ْ َك ا
a. Pada ayat yang tertulis di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu
tersebut yaitu “ ”النَّارdiawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat
kasrah. Ciri-ciri tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan
dua atau lebih isim yang kata keduanya ( إليو )املضافharus dibaca jar sebab
39
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
40
https://litequran.net/al-baqarah
41
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam
sintaksis kategori frase, yaitu frase idhafi.
16. QS. Al-Baqarah : Ayat 49
ٰۤ ٰۤ ِ واِ ْذ ََنَّْي هن ُكم ِمن اه ِل فِر َعو َن يسومونَ ُكم س ٰۤوء الْع َذ
اب يُ َذِّّبُ ْو َن اَبْنَاءَ ُك ْم َويَ ْستَ ْحيُ ْو َن نِ َساءَ ُك ْم ۗ َوِ ِْف َ َ ُْ ْ ُُْْ َ ْ ْ ْ ّ ْ َ
ٰۤ
هذلِ ُك ْم بََالءٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َع ِظْي ٌم
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata atau susunan kata yaitu “ اب ِ ”س ٰۤوء الْع َذ
َ َُْ
yang memiliki arti yaitu siksaan yang sangat berat.42 Pada kedua isim tersebut
ِ ”الْع َذdiawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan harakat kasrah.
yaitu “اب َ
Ciri-ciri tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu susunan dua atau
lebih isim yang kata keduanya (إليو )املضافharus dibaca jar sebab disambung
memunculkan pengertisan yang lebih spesifik”.43 Jadi dari hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa ayat tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase,
yaitu frase idhafi.
17. QS. Al-Baqarah : Ayat 67
ِ واِ ْذ قَ َال مو هسى لَِقوِمو اِ َّن هاّلل َيْمرُكم اَ ْن تَ ْذ َّبوا ب َقرًة قَالُٰٓوا اَتَت
َّخ ُذ َن ُى ُزًوا قَ َال اَ ُع ْوذُ ِِب هّّللِ اَ ْن ْ َ َ ُْ ْ ُ ُ َ َّ ْ ُْ َ
ِ اَ ُكو َن ِمن ْه
َ ْ اْل ِهل
ني َ ْ
a. Pada ayat di atas terdapat beberapa kata yaitu “سى
مو ه ْ ُ ”قَ َالyang memiliki arti
musa berkata,44 dan susunan pada kalimat tersebut adalah berupa fi‟il yaitu
“ال
َ َ ”قdan fa‟ilnya yaitu “”مو هسى. Susunan kalimat tersebut sama dengan teori
ُْ
atau pengertian dari jumlah fi‟liyah yaitu bahwa jumlah fi‟liyah adalah setiap
42
https://litequran.net/al-baqarah
43
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
44
https://litequran.net/al-baqarah
kalimat yang tersusun dari fi‟il dan fa‟il. 45 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat
disimpulkan bahwa ayat terdebut mengandung sintaksis kategori kalimat atau
jumlah, yaitu jumlah fi‟liyah.
18. QS. Al-Baqarah : Ayat 69
ٰۤ ِ ِ
ص ْفَراءُ فَاقِ ٌع لَّْونُ َها تَ ُسُّر هالنّ ِظ ِريْ َن ْ ِّ َك يُب
َ ٌني لَّنَا َما لَْونُ َها قَ َال انَّو يَ ُق ْو ُل انَّ َها بَ َقَرة َ َّقَالُوا ْادعُ لَنَا َرب
“idhofah ialah suatu susunan dua atau lebih isim yang kata keduanya ( املضاف
)إليوharus dibaca jar sebab disambung atau disandarkan dengan kalaimat isim
spesifik”.48 Jadi dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ayat
tersebut termasuk dalam sintaksis kategori frase, yaitu frase idhafi.
20. QS. Al-Baqarah : Ayat 107
ِ َض وما لَ ُكم ِمن دو ِن هاّللِ ِمن َّوٍِل َّوَال ن
ص ٍْي ِ َّ ك
ّ ْ ّ ْ ُ ْ ّ ْ َ َ ِ الس هم هوت َو ْاالَْر ّاََملْ تَ ْعلَ ْم اَ َّن ه
ُ اّللَ لَو ُمْل
45
Syaiful Alim, 33 Hari Mahir Bahasa Arab, (Yogyakarta “ DIVA Press, 2019). Hlm. 58
46
https://litequran.net/al-baqarah
47
https://litequran.net/al-baqarah
48
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
a. Pada ayat tersebut terdapat beberapa kata atau susunan kalimat yaitu seperti
ِ الس هم هو
“ت َّ ك
ُ ” ُمْلyang mempunyai arti yaitu adalah kerajaan langit. Pada kedua
49
ِ الس هم هو
isim tersebut yaitu “ت َّ ” diawali dengan alif dan lam dan diakhiri dengan
harakat kasrah. Ciri-ciri tersebut sama dengan teori bahwa “idhofah ialah suatu
susunan dua atau lebih isim yang kata keduanya (إليو )املضافharus dibaca jar
E. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad al-Hasyimi, Al-Sayyid. 1971. Al - Qawa‟id al - Asasiyyah li al - Lugah al -
„Arabiyyah. Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyyah.
49
https://litequran.net/al-baqarah
50
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
Andriani, Asma. Juni 2016. “FRASA DALAM BAHASA ARAB (Konstruksi Frasa Dalam
Bahasa Arab Berdasarkan Unsur Kata Pembentuknya)”. Jurnal Studi Keislaman
Vol.2, No.1.
Asrori. 2004. Sintaksis Bahasa Arab. Jakarta, Penerbit Misykat.
Garancang, Sabaruddin. 2012. Kontekstualisasi Preposisi Bahasa Arab : Analisis
terhadap al-Qur‟an dan Terjemahnya. Makassar : Alauddin University Press.
Haddade, Hasyim.2011. Reformulasi Kurikulum Bahasa Arab. Makassar: Alauddin
University Press.
Ismail, Hudzaifah. 2013. Mesin waktu al - Qur‟an. Jakarta: Al Mairah.
Kamil, Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Modern. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Karim Hafid, Abd. 2012. Berbagai Sudut Pandang dalam Memahami Bahasa Arab.
Makassar: Alauddin University Press.
Natsir, Muhammad dan Ana Rahmawati. 2020. Pengantar Sintaksis Bahasa Arab. Jawa
Tengah : UNISNU PRESS.
Tricahyo,Agus. 2018. Pengantar Linguistik Arab. Ponorogo : STAIN Ponorogo Press.
Verhaar, J.W.M. 1993. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Yudi Cahyono, Bambang. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Yusuf Akhmad Ja‟far, Abu. 2018. Ilmu Nahwu untuk Pemula. Kairo-Mesir : Dar Al-
Furqon.
Zhuhriah, Rita. 2016. Skripsi “Analisis „Ilm Al-Nahw dan Al-Sarf QS. Ar-Rahman/55 :
1-20”. Makassar : UIN ALAUDDIN.
http://arabunaa.blogspot.com/2019/10/pengertian-idhofah-dalam-ilmu-nahwu.html
https://belajarbahasaarabdasar.blogspot.com/2016/10/penjelasan-fiil-mutallul-ain-al-
ajwaf.html
https://litequran.net/al-baqarah