PENDAHULUAN
dinamisnya kehidupan manusia maka bahasa juga selalu berubah dan berkembang seiring
Salah satu bentuk kepiawaian manusia dalam berbahasa adalah mampu untuk
merubah satu kata menjadi beberapa kata serta merangkaikannya dengan kata-kata yang
lain. Perubahan itu dibentuk secara sistematis dan mempunyai aturan-aturan tertentu
Kemampuan berbahasa merupakan karunia dari Allah Swt. Kita tidak dapat
membayangkan bagaimana keadaan manusia bila tidak ada bahasa yang berperan sebagai
alat komunikasi. Kebudayaan dan peradaban tentunya tidak akan dapat berkembang
Bahasa Arab merupakan salah satu dari sekian ribu bahasa yang ada di dunia ini.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa khususnya bagi umat Islam, karena
sebagai bahasa Al-Quran yang mengandung pesan sebagai tuntunan kehidupan di dunia
Allah Swt. secara khusus meletakkan keutamaan bahasa Arab melalui firman-Nya
sebagai berikut:
Umat Islam sudah selayaknya menguasai bahasa Arab. Sebab tuntunan umat
Islam yang paling utama yaitu Al-Qur`an dan Hadits menggunakan bahasa Arab.
Seseorang tidak akan mampu memahami Islam dan ajarannya secara sempurna tanpa
Di dalam dunia internasional, bahasa Arab juga mendapat tempat yang istimewa.
Karena bahasa Arab merupakan salah satu dari enam bahasa yang secara resmi diakui
dunia sebagai bahasa internasional (Inggris, Prancis, Cina, Arab, Spanyol dan Rusia).
Peranan internasional itu telah diperoleh sejak tahun 1973, di mana ketika itu
bahasa Arab diumumkan secara resmi sebagai salah satu bahasa organisasi dunia PBB
dan bagian-bagiannya. Juga sebagai bahasa ketiga pada The Organization of African
Unity dan bahasa pertama dalam Islamic World League. Seperti bahasa-bahasa lainnya di
dunia, bahasa Arab berfungsi sebagai alat komunikasi dan juga berfungsi sebagai sarana
menjadi tiga kategori, yakni (1) Bahasa Nasional, ialah bahasa Indonesia yang diikrarkan
dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dalam UUD 1945 dinyatakan
sebagai bahasa negara, (2) Bahasa Daerah, ialah bahasa yang di samping bahasa nasional
dipakai sebagai bahasa penghubung antar daerah di wilayah Republik Indonesia, dan
merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup, dan (3) bahasa Asing, ialah
dalam kacamata Politik Bahasa Nasional tersebut, masuk dalam kategori bahasa asing.
Dengan demikian bahasa Arab sebagai bahasa asing mengemban fungsi sebagai; 1) alat
memiliki kaidah-kaidah tata bahasa tersendiri. Kaidah yang tersebut tentunya memiliki
Linguistik sebagai ilmu dalam mengkaji bahasa tentunya dapat membantu untuk
dapat meneliti dan menganalisis bahasa-bahasa yang ada di dunia ini. Fonologi ( ﻋـﻠﻢ
وﻇﺎﺋﻒ اﻷﺻﻮات /`ilmu wazāifi al-aşwāti/), Morfologi (اﻟﺼﺮف ﻋـﻠﻢ /`ilmu aş-şarfi/),
Sintaksis (اﻟﻨﺤﻮ ﻋـﻠﻢ /`ilmu an-nahwi/), dan Semantik (اﻟﺪﻻﻟﺔ ﻋـﻠﻢ /`ilmu ad-dilālati/),
merupakan bagian dari linguistik yang dipergunakan seorang peneliti dalam mengkaji
Salah satu dari empat tataran ilmu linguistik di atas yang dimaksud peneliti
adalah morfologi. Adapun yang dimaksud dengan morfologi dalam Kamus Besar Bahasa
bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata”. (KBBI, 1988:
592).
morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara
gramatikal.
Di dalam ilmu bahasa Arab, kajian tentang morfologi dapat disejajarkan dengan
ﻋـﻠﻢ اﻟﺼﺮف /`ilmu aş-şarfi/ atau ilmu Shorof. Sebagaimana Dahdah (1992: 2) dalam
Ahnan (1999: 7) memberikan defenisi dari ilmu Shorof menurut arti dan istilah
sebagai berikut:
• Menurut arti bahasa (lughat), yaitu berubah atau mengubah dari bentuk aslinya
• Menurut istilah, yaitu perubahan bentuk asal pertama ﻓﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ /fi`lu al-mādī/
menjadi اﻟﻤﻀﺎرع ﻓﻌﻞ /fi`lu al-mudāri`/, dari اﻟﻤﻀﺎرع ﻓﻌﻞ /fi`lu al-mudāri`/ menjadi
اﻷﻣﺮ /fi`lu al-'amar/, ﻓﻌﻞ اﻟﻨﻬﻲ /fi`lu an-nahīy/,اﻟﺰﻣﺎن إﺳﻢ /ismu az-zamān/, اﺳﻢ
اﻟﻤﻜﺎن /ismu al-makān/, dan terakhir menjadi اﻷﻟﺔ اﺳﻢ /ismu al-ālat/.
pertamanya yaitu ﻓﻌﻞ اﻟﻤﺎﺿﻲ /fi`lu al-mādī/ sampai kepada bentuk yang terakhir yaitu
اﺳﻢ اﻷﻟﺔ /ismu al-ālat/ semuanya itu menghasilkan makna/arti yang berbeda.
perubahan kata dari bentuk aslinya menjadi bentuk yang lain. Sebelum menjelaskan apa
itu proses morfemis diutarakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan morfem.
Adapun yang dimaksud dengan morfem itu sendiri adalah satuan bahasa terkecil
yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian-bagian
Dari sebuah morfem maka dapat dibentuk beberapa kata yang baru. Pembentukan
kata-kata yang baru ini tentunya berdiri melalui berbagai proses, yaitu: afiksasi,
Kesemua proses pembentukan kata di atas disebut dengan proses morfemis atau
dikenal juga dengan proses morfologis, yang dalam bahasa Arab disebut dengan
pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang
lain.
Dalam bahasa Indonesia kata ”tulis” misalnya, bisa dirubah menjadi ”menulis,
tertulis, tulisan, tulisan-tulisan, dll. Dalam bahasa Arab juga proses yang serupa, seperti
”perpustakaan”, ﻣﻜـﺘﺐ /maktab/ ”meja”, آـﺘﺎب /kitābun/ ”buku”, dan آـﺘﺎﺑﺔ /kitābah/
”tulisan”.
Untuk membuktikan proses morfemis ini, peneliti mencoba mengambil salah satu
Kata ”makan” setelah mendapat proses afiksasi, dalam hal ini mendapat sufiks
Ternyata peneliti juga menemukan proses afiksasi ini di dalam bahasa Arab,
dalam hal ini mendapatkan sufiks (Akhiran) ” ــﺎن/alīf dan nūn/”, menjadi kata baru yaitu
dalam hal ini mendapatkan infiks (Sisipan) ” ـﺎ/alīf/”, menjadi kata baru yaitu ”” ﻧﺎﺻﺮ
Tentunya masih ada lagi beberapa bagian dari proses afiksasi yang menarik
peneliti untuk mendalami lebih jauh dengan kaitannya di dalam bahasa Arab.
Selain proses afiksasi, peneliti juga menemukan salah satu dari proses morfemis,
yaitu proses pemendekan, yang mana di dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
ﻲ
ّ اﻹﺧﺘﺼﺎر اﻟﻜﺘَﺎﺑ /al-ikhtişāru al-kitābiyyu/.
Berikut contoh akronim yang merupakan salah satu bagian dari proses
akronim di sini berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan
dilafalkan sebagai kata yang sesuai dengan kaidah fonetik bahasa yang bersangkutan.
Dalam bahasa Arab juga terdapat proses akronim yang bercirikan gabungan huruf
atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata sebagaimana
contoh berikut:
atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata. Kata ﺣـﻤﺎس
/hamās/ terdiri dari huruf ح /ha/ untuk ﺣـﺮآـﺔ /harakah/ yang berarti ”Gerakan”,
dan huruf اس/alīf/ dan /sīn/ untuk اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ/al-islāmiyyah/ yang berarti ”Islam”.
Tentunya masih ada lagi beberapa bagian dari proses pemendekan yang menarik
peneliti untuk mendalami lebih jauh dengan kaitannya di dalam bahasa Arab.
Setelah memberikan dua contoh dari proses morfemis yaitu contoh melalui proses
afiksasi dan pemendekan di dalam kaitannya dalam bahasa Arab, tentunya menambah
bahasa Arab. Adapun yang dimaksud peneliti dengan produktivitas dalam proses
morfemis ini adalah dapat tidaknya proses pembentukan kata itu, terutama afiksasi,
reduplikasi, dan komposisi, digunakan berulang-ulang yang secara relatif tidak tak
terbatas; artinya ada kemungkinan menambah bentuk baru dengan proses tersebut.
(Chaer: 2003: 193). Dari pengertian di atas dapat ditarik pengertian bahwa yang
yang baru dari suatu bentuk yang sudah ada sehingga dapat memperkaya
ditemukan, yaitu tesis yang berjudul Afiks Derivatif Dalam Bahasa Arab oleh Mahmud
Khudri (2004). Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini mengingat masih
minimnya kajian bahasa Arab yang ditinjau dari sudut ilmu linguistik. Diharapkan
nantinya dapat menambah literatur dalam rangka pengembangan ilmu bahasa Arab.
Secara umum kajian mengenai proses morfemis tentunya sangat luas dan tidak
bisa terlepas dari kajian tentang morfem serta kaitannya dengan masalah infleksi dan
derivasi. Tetapi peneliti di dalam penelitian ini ingin lebih memfokuskan pada proses
morfemisnya, mengingat dalam proses morfemis ini saja sudah terdiri dari 7 (tujuh)
1. Afiksasi,
2. Reduplikasi,
3. Komposisi,
4. Konversi,
5. Modifikasi Internal,
6. Suplesi, dan
Dari ketujuh proses di atas, peneliti ingin mengkaji dan mendeskripsikan apakah
ketujuh proses tersebut terdapat di dalam bahasa Arab, serta ingin menjelaskan bentuk
proses morfemis yang berbeda sesuai dengan kaidah tata bahasa Arab.
Agar penyajian suatu karya tulis tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang
dikehendaki, maka perlu adanya rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam
1. Menambah referensi, khususnya ilmu bahasa Arab ditinjau dari sudut ilmu linguistik.
2. Menambah wawasan dan pemahaman peneliti secara khusus dan pembaca secara
3. Sebagai bahan rujukan dan perbandingan ilmu linguistik dalam kajian morfologi dan
4. Untuk memberi masukan kepada para pembaca pada umumnya tentang Proses
Morfemis dalam Bahasa Arab dan khususnya bagi mahasiswa Pascasarjana Program
Studi Linguistik Universitas Sumatera Utara serta bagi mahasiswa Program Studi
5. Sebagai motivasi bagi para peneliti untuk lebih mengembangkan kajian bahasa Arab.