PENDAHULUAN
Bahasa Arab banyak dipelajari di Indonesia karena bahasa Arab berkaitan erat
dengan agama Islam yang merupakan agama bagi mayoritas penduduk Indonesia. Di
samping itu bahasa Arab juga banyak digunakan dalam kegiatan ibadah sehari-hari seperti
ibadah salat, dzikir dan berdoa. Bahasa Arab bukan saja sebagai bahasa agama dan bahasa
persatuan umat Islam, tetapi juga sebagai bahasa ilmu pengetahuan.
Secara teoritis kemampuan berbahasa Arab sebagaimana bahasa lainnya terdiri dari
kompetensi dan performansi. Kompetensi berkenaan dengan teori, sedangkan performansi
berkenaan dengan praktek penerapan kompetensi dalam kegiatan bertutur atau
berkomunikasi.
Kedua bidang kegiatan di atas mempunyai hubungan yang erat. Teori bahasa
disusun berdasarkan temuan-temuan praktis melalui pemakaian para penutur bahasa itu. Di
lain pihak para penutur menggunakan bahasa berdasarkan kaidah-kaidah yang disusun
dalam teori. Kompetensi dan permormansi dikembangkan secara simultan, karena
keduanya saling menentukan. Pengembangan ini dilakukan guna mencapai tingkat
konsistensi sebuah teori, juga untuk merumuskan kaidah-kaidah berbahasa yang dapat
dipahami oleh para pembelajar dengan mudah.
Namun demikian para pembelajar bahasa Arab di Indonesia banyak menemukan
kesulitan dalam mempelajari bahasa itu, baik yang bersifat teoritis seperti morfologi
(sharaf), sintaksis (nahwu), maupun yang bersifat praktis berupa keterampilan berbahasa
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Menurut pengamatan penulis sebagai pengajar mata kuliah sharaf di Program
Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung, di antara materi perkuliahan yang dianggap sulit oleh para
mahasiswa adalah pemahaman terhadap konsep jamak taksir, terutama dalam
penerapannya. Hal itu disebabkan antara lain karena banyaknya bentuk jamak taksir itu
sendiri, adanya kemiripan beberapa bentuk jamak taksir dengan bentuk-bentuk lain, seperti
mirip dengan fiil madhi pada bentuk
dengan contoh
Buku-buku gramatika bahasa Arab yang membahas jamak taksir sudah banyak, di
antaranya adalah buku yang berjudul Mulakhkhash Qawaid al-Lughah al-Arabiyyah
karya Fuad Nimah (1988). Penjelasan tentang jamak taksir yang penulis temukan dalam
buku itu berkisar pada definisi jamak taksir, pembagian jamak taksir kepada jamak qillah
dan jamak katsrah, bentuk-bentuk jamak qillah, bentuk-bentuk jamak katsrah, dan bentukbentuk shighah muntaha al-jumu, kemudian diakhiri dengan catatan tentang terjadinya
penyimpangan makna jamak qillah dengan jamak katsrah. Buku lain yang penulis temukan
adalah Jamiu al- Durus al-Arabiyyah karya Al-Ghalayaini (1987). Di dalam buku ini
penulis menemukan paparan tentang jamak taksir sebagai berikut : Definisi jamak taksir,
nama-nama / benda-benda yang biasa dijamakkan dengan jamak taksir, bentuk-bentuk
jamak qillah dengan proses pembentukkannya, bentuk-bentuk jamak katsrah dengan
proses pembentukkannya, bentuk-bentuk shighah muntaha al-jumu dengan proses
pembentukkannya. Ibnu Malik pengarang buku Alfiyah (1274), memaparkan penjelasan
tentang jamak taksir berupa bentuk-bentuk jamak taksir yang terdiri dari jamak qillah dan
jamak katsrah, serta proses pembentukannya.
Dari paparan di atas tampak bahwa penjelasan tentang jamak taksir belum
komperhensip, yaitu tidak menyentuh aspek morfologis, sintaksis dan semantis. Oleh
karena itu penulis yakin bahwa jamak taksir dengan studi analisis perilaku morfologis,
sintaksis dan semantis belum ada yang membahas.
BAB II.
BAHASA ARAB DAN KEISTIMEWAANNYA
Bahasa Arab sebagai bahasa agama dikenal oleh seluruh ummat Islam, dan
kedudukan agama ini menjamin keberadaannya (bahasa Arab) ditengah-tengah masyarakat,
selama ia masih dipeluknya. Sehingga dengan demikian nampak eratlah kaitan antara
bahasa Arab dengan agama, yang tercermin dalam keberadaan Alquranitu sendiri. Sedang
keberadaan Alqurandan kelestarian hukum-hukumnya dijaga oleh Allah swt.
BAB III
HAL IHWAL JAMAK TAKSIR
Salah satu bentuk kata yang menjadi kajian ilmu al-sharf adalah kata jamak.
Jamak dalam bahasa Arab ada yang termasuk kategori
bentuk mufrodnya), dalam hal ini ada dua macam yaitu jamak mudzakkar dan jamak
muannats, ada pula yang termasuk dalam kategori
bentuk mufrodnya, dan disebut dengan
jamak akan tetapi tidak ada bentuk mufrad yang selapal dengannya, yang ada adalah
bentuk mufrad yang tidak selapal. Model yang begini banyak didapat dalam bahasa Arab,
, dan
,
; kata ini
atau
yang
adakalanya
melalui proses penambahan dan perubahan bunyi, adakalanya melalui proses pengurangan
dan perubahan bunyi, dan adakalanya melalui proses pengurangan, penambahan, dan
perubahan bunyi.
Perubahan bentuk jamak taksir dengan proses penambahan adalah seperti jamak
dari kata
menjadi
menjadi
, dengan proses pengurangan seperti jamak dari
menjadi
,
dengan proses penambahan dan perubahan bunyi seperti jamak dari kata
menjadi
, dengan proses pengurangan dan perubahan bunyi seperti jamak dari kata
menjadi
menjadi
Jamak taksir itu ada yang mengandung makna qalil (sedikit) yaitu dari tiga sampai
sepuluh, yang disebut dengan jamak qillah. Jamak taksir model begini ada empat bentuk,
yaitu :
. : seperti , .1
: seperti , .2
.
.
: seperti , .3
.
: seperti , .4
Ada juga jamak taksir yang mengandung makna katsrah (banyak), yaitu dari tiga
sampai tak terhingga, dan disebut dengan jamak katsrah. Jamak taksir model begini ada
enam belas bentuk, yaitu :
seperti
, .2
seperti
, .1
: seperti , .4
: seperti , .3
: seperti , .6
: seperti , .5
: seperti , .8
: seperti , .7
: seperti , .10
: seperti , .9
: seperti , .12
: seperti , .11
: seperti , .14
: seperti , .13
seperti
, .16
seperti
, .15
Di samping itu ada lagi jamak taksir yang menunjukkan makna katsrah yang
disebut dengan
taksir terdapat dua huruf, atau tiga huruf yang di tengahnya ada huruf mati. Jamak model
ini ada sembilan belas bentuk, yaitu :
: seperti , .2
: seperti , .1
: seperti ,
.4
: seperti ,
.3
: seperti ,
.6
: seperti ,
.5
: seperti ,
.8
: seperti ,
.7
: seperti ,
.10
: seperti ,
.9
: seperti , .12
: seperti ,
.11
: seperti , .14
: seperti ,
.13
: seperti , .16
: seperti , .15
: seperti , .18
: seperti , .17
: seperti , .19
BAB IV
JAMAK TAKSIR MENURUT TINJAUAN MORFOLOGIS
Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata
terhadap golongan dan arti kata, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu,
baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Morfologi dibagi menjadi dua tipe analisis, yaitu :
a.
Morfologi sinkronik
b.
Morfologi diakronik.
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem dalam satu cakupan waktu tertentu,
baik waktu lalu maupun waktu kini. Pada hakikatnya, morfologi sinkronik adalah suatu
analisis linear, yang mempertanyakan apa-apa yang merupakan komponen leksikal dan
komponen sintaktik kata-kata, dan bagaimana caranya komponen-komponen tersebut
menambahkan, mengurangi, atau mengatur kembali dirinya di dalam berbagai ragam
konteks. Morfologi sinkronik tidak ada sangkut-pautnya atau tidak menaruh perhatian pada
sejarah atau asal-usul kata dalam bahasa.
Morfologi
diakronik
menelaah
sejarah
atau
asal-usul
kata,
dan
.
.
Hassan berbeda kajiannya tentang sharaf, dia mengkaji sharaf dari segi nizham
sharfy yang melahirkan tiga kelompok kajian; yaitu kajian makna, kajian bentuk, dan
kajian hubungan antara keduanya, lebih lanjut dia berkata :
.1
.
. .2
. .3
.
A. Bentuk jamak taksir dalam Alquran dengan frekuensi penggunaannya.
adalah :
a)
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 6 kali.
, ditemukan 5 kali.
, ditemukan 2 kali.
adalah :
a)
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 9 kali.
c)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 41 kali.
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 63 kali.
, ditemukan 49 kali.
, ditemukan 41 kali.
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
d)
adalah :
, ditemukan 3 kali.
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 10 kali.
, ditemukan 5 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
b)
c)
a)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
e)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
a)
, ditemukan 8 kali.
, ditemukan 6 kali.
, ditemukan 71 kali.
, ditemukan 9 kali.
, ditemukan 8 kali.
, ditemukan 1 kali.
adalah :
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
d)
b)
, ditemukan 5 kali.
adalah :
a)
, ditemukan 11 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 2 kali.
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 4 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 3 kali.
, ditemukan 2 kali.
, ditemukan 12 kali.
, ditemukan 19 kali.
8.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 2 kali.
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
c)
d)
9.
; bentuk mufradnya , ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya , ditemukan 5 kali.
adalah :
Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam Alquran.
10. Yang mengikuti wazan/bentuk
adalah :
a)
, ditemukan 1 kali.
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
e)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 8 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 5 kali.
, ditemukan 1 kali.
c)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 16 kali.
adalah :
, ditemukan 3 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 3 kali.
, ditemukan 11 kali.
adalah :
a)
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 18 kali.
c)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 3 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 23 kali.
, ditemukan 74 kali.
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 26 kali.
, ditemukan 10 kali.
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 34 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 10 kali.
b)
c)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 13 kali.
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
a)
b)
c)
, ditemukan 13 kali.
adalah :
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 4 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
d)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 9 kali.
e)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 3 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 4 kali.
e)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 5 kali.
b)
c)
d)
, ditemukan 17 kali.
, ditemukan 4 kali.
adalah :
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 36 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 4 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 16 kali.
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 1 kali.
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 3 kali.
, ditemukan 1 kali.
adalah :
a)
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 1 kali.
d)
; bentuk mufradnya
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 2 kali.
, ditemukan 4 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 5 kali.
c)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 9 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
adalah :
, ditemukan 1 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 7 kali.
c)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 5 kali.
d)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 3 kali.
e)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 5 kali.
, ditemukan 2 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 2 kali.
b)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
c)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 2 kali.
d)
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
e)
; bentuk mufradnya
adalah :
, ditemukan 7 kali.
Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam Alquran
30. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
adalah:
; bentuk mufradnya
, ditemukan 2 kali.
, ditemukan 2 kali.
, ditemukan 2 kali.
, ditemukan 2 kali.
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 3 kali.
adalah :
Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini.
adalah :
; bentuk mufradnya
c)
d)
b)
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 4 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 2 kali.
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 15 kali.
; bentuk mufradnya
adalah :
, ditemukan 6 kali.
b)
; bentuk mufradnya
adalah :
, ditemukan 5 kali.
Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam Alquran.
38. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
b)
c)
adalah :
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
adalah :
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
, ditemukan 1 kali.
, ditemukan 3 kali.
, ditemukan 1 kali.
WAZAN
CONTOH
& Pengurangan
& Penambahan
Perubahan
& pengurangan
rbh Bunyi
rbh bunyi
bunyi
Pengurangan
Penambahan
rbh bunyi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Wazan / Bentuk
Mauzun
Frekuensi
Keterangan
Penggunaan
1
119
1 / 6 Besar
17
107
2 / 6 Besar
34
13
13
3
4
5
74
71
4 / 6 Besar
63
5 / 6 Besar
3 / 6 Besar
26
23
49
41
41
6
7
36
19
12
18
6 / 6 Besar
10
11
12
13
I.
17
16
11
16
15
11
Perilaku Morfologis
a. Perilaku Bentuk Jamak Taksir dalam Alquran
1. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk
a)
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
adalah :
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
berasal dari 3
, seperti
, seperti
, seperti
, dan
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 4
, seperti
, seperti
dan
, seperti
, seperti
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
adalah :
; bentuk mufradnya
berasal dari 3
, seperti
dan
, seperti
, seperti
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 1
, seperti
dan
; bentuk mufradnya
adalah :
b)
c)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
berasal dari 1
, seperti
dan
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
e)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
adalah :
, seperti
, seperti
, seperti
, seperti
.
, seperti
.
.
.
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
d)
b)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 2
adalah :
, seperti
, seperti
dan
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
d)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
berasal dari 1
, seperti
dan
adalah :
Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam
Alquran.
10. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk
a)
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 1
, seperti
,
,
dan
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
berasal dari 1
, seperti
dan
a)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 1
, seperti
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 1
, seperti
, dan
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
, seperti
dan
adalah :
berasal dari 1
adalah :
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
berasal dari 5
, seperti
, seperti
, seperti
, seperti
, seperti
.
.
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 1
, seperti
,
,
dan
; bentuk mufradnya
adalah :
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
berasal dari 3
, seperti
, seperti
, seperti
dan
a)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari
, seperti
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari
, seperti
,dan
adalah :
a)
b)
c)
d)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
berasal dari 4
, seperti
, seperti
, seperti
.
.
, dan
b)
c)
d)
a)
; bentuk mufradnya
adalah :
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
berasal dari 4
, seperti
, seperti
, seperti
, seperti
.
.
a)
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
adalah :
d)
; bentuk mufradnya
berasal dari 1
, seperti
, dan
b)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
c)
a)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 2
, seperti
dan
, seperti
; bentuk mufradnya
adalah :
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
berasal dari
, seperti
, seperti
, seperti
.
.
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 2
, seperti
, seperti
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
berasal
, seperti
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 4
, seperti
dan
, seperti
, seperti
, seperti
.
.
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
adalah :
c)
d)
e)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
berasal dari
, seperti
, seperti
, seperti
dan
adalah :
Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam
Alquran.
30. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk
a)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari
, seperti
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
d)
; bentuk mufradnya
e)
; bentuk mufradnya
, seperti
adalah :
berasal dari 2
, seperti
, dan
a)
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 1
, seperti
adalah :
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 1
, seperti
c)
d)
b)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 3
, seperti
, seperti
, seperti
dan
.
.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
b)
; bentuk mufradnya
berasal dari 2
, seperti
, seperti
.
.
adalah :
Penulis tidak menemukan jamak taksir yang mengikuti bentuk ini di dalam
Alquran.
38. Jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti wazan/bentuk
a)
b)
c)
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
; bentuk mufradnya
adalah :
berasal dari 2
, seperti
, seperti
dan
b)
; bentuk mufradnya
c)
; bentuk mufradnya
a)
; bentuk mufradnya
, seperti
, seperti
adalah :
berasal dari 3
, seperti
2.
, seperti
3.
, seperti
4.
, seperti
, seperti
,
,
,
, , , , dan
, terdiri dari bentuk mufrad , , , , dan .
2. Ada jamak taksir yang berasal dari 4 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 2
macam, yaitu :
a.
b.
, ,
, dan
, ,
, dan
3. Ada jamak taksir yang berasal dari 3 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 10
macam, yaitu :
a.
b.
, dan
c.
, dan
d.
e.
f.
,
,
, dan
, dan
, dan
, dan
, , dan .
h.
, terdiri dari bentuk mufrad , , dan
i.
, terdiri dari bentuk mufrad , , dan .
g.
j.
k.
.
, , dan
, dan
4. Ada jamak taksir yang berasal dari 2 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 8
macam, yaitu :
a.
, dan
b.
, dan
d.
, dan
e.
, dan
f.
g.
h.
c.
, dan
, dan
, dan
.
.
, dan
.
.
5. Ada jamak taksir yang berasal dari 1 macam bentuk mufrad; dalam hal ini ada 12
macam, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
e.
f.
g.
h.
.
.
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke
jamak dengan menambahkan huruf tertentu. Kata
dijamakkan dengan menambah huruf hamzah sebelum fa fiil, dan alif di antara ain
fiil dan lam fiil, sehingga
pada kata
Kata
menjadi
menjadi
. Proses demikian berlaku pula
Pada empat kata jamak taksir di atas, penambahan huruf sebagai proses
pembentukkan jamak taksir terjadi dengan dua jalan; pertama dengan penambahan
hamzah sebelum fa fiil dan alif di antara ain fiil dan lam fiil; kedua dengan hanya
menambah alif di antara ain fiil dan lam fiil.
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke
jamak dengan membuang huruf tertentu. Kata
, dan
Pada tujuh kata jamak taksir di atas, pengurangan huruf sebagai proses
pembentukkan jamak taksir hanya terjadi pada ta marbuthah yang berada setelah lam
fiil.
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke
jamak dengan hanya merubah bunyi. Kata
dengan merubah bunyi, sehingga
demikian berlaku pula pada kata
saqf menjadi
hajj menjadi
suquf. Proses
hijaj.
Pada dua kata jamak taksir di atas, perubahan bunyi sebagai proses
pembentukkan jamak taksir terjadi pada fa fiil dam ain fiil .
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke
jamak dengan menambahkan huruf tertentu sekali gus merubah bunyinya. Kata
nafs misalnya dapat dijamakkan dengan menambah huruf hamzah sebelum fa fiil,
sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil , sehingga
Proses demikian berlaku pula pada kata
Kata
, dan
, dan
menjadi
ain fiil dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil ,sehingga
dan
Kata
, , ,
ain fiil dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil , sehingga
menjadi
dan
menjadi
setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil ,sehingga
Kata
menjadi
,
,
Kata
setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
Kata
antara ain filal dan lam filal, sekali gus merubah bunyi fa filal dan ain filal,
sehingga
dan
menjadi
Kata
antara alif fiaal dan lam fiaal, sekali gus merubah bunyi fa fiaal dan ain fiaal
,sehingga
menjadi
Pada dua puluh kata jamak taksir di atas, penambahan huruf dan perubahan
bunyi sebagai proses pembentukkan jamak taksir terjadi dengan hamzah, ta
marbuthah, alif, waw dan alif dan nun.
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke
jamak dengan membuang huruf tertentu sekali gus merubah bunyinya. Kata
ashfar misalnya dapat dijamakkan dengan membuang huruf hamzah sebelum fa fiil,
sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil ,sehingga
menjadi
.
Kata
,
,
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil
,sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil
sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil
,sehingga
Kata
menjadi
.
shahiifah dapat dijamakkan dengan membuang huruf yaa
yang terletak di antara ain fiil dan lam fiil, juga ta marbuthah yang terletak setelah
lam fiil sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil ,sehingga
menjadi
.
Kata
yang terletak setelah lam fiil sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil ,sehingga
menjadi
Pada tujuh kata jamak taksir di atas, pengurangan huruf dan perubahan bunyi
sebagai proses pembentukkan jamak taksir terjadi dengan membuang hamzah, alif,
waw, ya, ta marbuthah, dan ya dan ta marbuthah.
-
-
-
-
-
Secara morfologis, bentuk kata bahasa Arab dapat dirubah dari tunggal ke
jamak dengan menambah dan membuang huruf tertentu sekali gus merubah
bunyinya. Kata
nimah misalnya dapat dijamakkan dengan menambah huruf hamzah sebelum fa fiil,
dan membuang huruf ta marbuthah yang terletak setelah lam fiil, sekali gus
merubah bunyi fa fiil dan ain fiil ,sehingga
Kata
menjadi
terletak setelah ain fiil dan menambah hamzah sebelum fa fiil, dan alif di antara
ain fiil dan lam
fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil ,sehingga
Proses demikian berlaku pula pada kata
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil dan menambah hamzah sebelum fa fiil, dan
ta marbuthah setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil , ain fiil dan lam
fiil ,sehingga
dan
menjadi
Kata
terletak di antara ain fiil dan lam fiil dan menambah ta marbuthah setelah lam
fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil , ain fiil dan lam fiil ,sehingga
menjadi
Kata
terletak di antara fa fiil dan ain fiil dan menambah ta marbuthah setelah lam fiil,
sekali gus merubah bunyi ain fiil dan lam fiil ,sehingga
Proses demikian berlaku pula pada kata
, ,
dan
menjadi
.
Kata
terletak di antara ain fiil dan lam fiil dan menambah alif maqshurah setelah lam
fiil, sekali gus merubah bunyi ain fiil dan lam fiil ,sehingga
, dan
Kata
menjadi
terletak di antara fa fiil dan ain fiil dan menambah ain fiil sekali gus merubah
bunyi fa fiil danain fiil , sehingga
, dan
Kata
menjadi
terletak di antara fa fiil dan ain fiil dan menambah ain fiil dan alif di antara ain
fiil penambah dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil danain fiil , sehingga
menjadi
dan
.
Kata
yang terletak setelah lam fiil dan menambah huruf alif di antara ain fiil dan lam
fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
.
Kata
terletak di antara ain fiil dan lam fiil dan menambah huruf alif dan nun setelah lam
fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
Kata
terletak di antara fa fiil dan lam fiil dan menambah huruf ya pada tempat waw yang
dibuang, lalu menambah huruf alif dan nun setelah lam fiil, sekali gus merubah
bunyi fa fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
Kata
terletak di antara fa fiil dan ain fiil dan menambah huruf alif dan nun setelah lam
fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
Kata
terletak di antara ain fiil dan lam fiil dan menambah huruf alif dan hamzah setelah
lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
. Proses demikian berlaku pula pada kata
.
menjadi
dan
Kata
di antara fa fiil dan ain fiil dan menambah huruf hamzah sebelum fa fiil, lalu
menambah alif dan hamzah setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil,ain
fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil dan menambah huruf hamzah sebelum fa fiil,
lalu menambah alif dan hamzah setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa
menjadi
fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
pula pada kata
Kata
, ,
sunbulah
marbuthah yang terletak setelah lam fiil lalu menambah huruf alif di antara fa falal,
sekali gus merubah bunyi fa fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
.
Kata
terletak di antara lam falal awal dengan lam falal tsaani, lalu menambah huruf alif
di antara ain falal dan lam falal awal, juga menambah huruf ya di antara lam awal
dengan lam tsaani sekali gus merubah bunyi fa falal,ain falal dan lam falal,
sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dengan lam fiil, lalu menambah huruf hamzah sebelum
ain fiil, dan alif di antara fa fil dengan ain fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil
menjadi
yang terletak di antara ain fiil dengan lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara
fa fiill dan ain fiil, juga menambah huruf ya di antara ain fiil dengan lam fiil,
sekali gus merubah bunyi hamzah sebelum fa fiil,fa fiilnya itu sendiri, ain fiil dan
lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, dan huruf ta marbuthah setelah lam fiil, lalu
menambah huruf alif di antara ain fiil dan lam fiil, juga menambah huruf hamzah
sebelum lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil, dan ain fiil, sehingga
menjadi
Kata
ta marbuthah yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara ain
fiil dan lam fiil dan huruf ya setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi ain fiil
dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara fa fiil
dan ain fiil, juga menambah huruf ya di antara ain fiil dengan lam fiil, sekali gus
merubah bunyi huruf sebelum fa fiil, fa fiil nya itu sendiri dan ain fiil, sehingga
menjadi
.
Kata
marbuthah yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara fa fiil
dan ain fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
Kata
marbuthah yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara fa fiil
dan ain fiil, juga menambah huruf ya di antara ain fiil dan lam fiil, sekali gus
merubah bunyi fa fiil, ain fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
fa fiil, kemudian alif yang terletak di antara ain fiil dan lam fiil, lalu menambah
huruf waw di tempat fa fiil, dan alif di antara fa fiil dan ain fiil, juga menambah
huruf ya di antara ain fiil dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa falal,ain falal
dan lam falal, sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara fa fiil dan
ain fiil, dan huruf ya di antara ain fiil dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa
fiil dan ain fiil, sehingga
Kata
menjadi
marbuthah yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf waw setelah fa fiil,
sekali gus merubah bunyi lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
antara ain fiil dan lam fiil, kemudian ta marbuthah yang terletak setelah lam fiil,
lalu menambah huruf waw setelah fa fiil, juga menambah huruf ya di antara ain fiil
dan lam fiil, sekali gus merubah bunyi ain fiil dan lam fiil, sehingga
menjadi
Kata
marbuthah yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara ainfiil
dan lam fiil, juga menambah huruf ya setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa
fiil, ain fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara lam falal awal dan lam falal tsani, lalu menambah huruf alif di
antara ain falal dan lam falal awal, juga menambah huruf ya di antara lam awal
dengan lam tsaani sekali gus merubah bunyiain falal dan lam falal, sehingga
jadi
Kata
.
qabiilah
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, dan huruf ta marbuthah yang terletak setelah
lam fiil, lalu menambah huruf alif dan hamzah di antara ain fiil dan lam fiil, sekali
gus merubah bunyi ain fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
marbuthah yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf hamzah sebelum lam
fiil, sekali gus merubah bunyi fa fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
terletak di antara ain fiil dan lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara ain fiil
dan lam fiil, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fiil, sekali gus
merubah bunyi ain fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
dan ta marbuthah yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara
ain fiil dan lam fiil, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fiil, sekali
gus merubah bunyi ain fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
nun yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara ain fiil dan
lam fiil, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fiil, sekali gus merubah
bunyi fa fiil danain fiil, sehingga
Kata
menjadi
di antara ain fiil dan lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara ain fiil dan lam
fiil, juga menambah huruf alif maqshurah setelah lam fiil, sekali gus merubah
bunyi fa fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
yang terletak setelah lam fiil, lalu menambah huruf alif di antara ain fiil dan lam
fiil, juga menambah dua huruf ya setelah lam fiil, sekali gus merubah bunyi fa
fiil,ain fiil dan lam fiil, sehingga
Kata
menjadi
marbuthah yang terletak setelah lam falal tsani, lalu menambah huruf alif di antara
fa falal dan ain falal, sekali gus merubah bunyi hamzah sebelum fa falal, fa falal
dan lam falal, sehingga
menjadi
Pada 43 kata jamak taksir di atas, pengurangan dan penambahan huruf serta
perubahan bunyi sebagai proses pembentukkan jamak taksir terjadi dengan
bervariasi. Huruf-huruf yang dibuang terdiri dari : Alif, ya, waw, ta marbuthah,
hamzah dan nun. Sedangkan huruf-huruf yang ditambahkan adalah : Hamzah, alif,
waw, ya, ta marbuthah, alif maqshurah dan tadhiiful ain.
Contoh
Tambah
Buang
Contoh
Tambah
Buang
c.
1.
Alquran sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad saw. dalam menghadapi kaom
Quraisy yang sedang berkompetitif dalam sastra Arab dengan syiir-syiirnya yang
sangat memperhatikan keindahan dalam berbagai hal, termasuk di dalamnya keindahan
bunyi kalimat, maka Alquran datang dengan menunjukkan yang lebih dari apa yang
mereka miliki. Kelebihan Alquran dalam hal ini, Alquran yang bukan syiir dapat
menunjukkan keindahan dalam irama.
2.
3.
Penggunaan kata jamak dari kata-kata mufrad yang memiliki bentuk jamak
lebih dari satu, dipilihkan bentuk jamak yang sesuai dengan sasaran makna yang
dimaksud. Itulah sebabnya mengapa kata
119 kali, sedangkan kata
BAB V
JAMAK TAKSIR MENURUT TINJAUAN SINTAKSIS
Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan selukbeluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Dalam bahasa Arab disebut ilmu al-Nahw atau
al-Irab, yang didefinisikan oleh al-Ghalayaini sebagai ilmu yang mempelajari hal-ihwal
kata-kata Arab dari segi irab dan bina, sehingga diketahui hukum apa yang harus
diberikan pada ujung kata itu, apakah rafa, nashab, jarr, jazm, atau tetap dalam satu
keadaan setelah berada pada kalimat, lebih lanjut dia berkata :
.
.
.
Adapun Hassan berbeda kajiannya tentang nahwu, dia mengkaji nahwu dari segi
nizham nahwy yang melahirkan lima kelompok kajian; yaitu kajian makna nahwu secara
umum yang disebut dengan makna kalimat, kajian makna nahwu secara khusus atau makna
kata demi kata, kajian hubungan antara makna umum dan makna khusus, kajian fonem dan
morfem, dan kajian kontrastif antara satu dengan yang lain, lebih lanjut dia berkata :
.1
.2
.3
.
.4
.
.
.5
Ilmu al-Nahw merupakan salah satu aspek fundamental dalam bahasa Arab. Ilmu
al-Nahw bukan saja mempelajari irab dan problematikanya, tetapi juga menyinggung
masalah-masalah lain yang penting seperti kedudukan kata dalam kalimat, hubungan intern
antara unit-unit morfem yang membentuk kalimat, dan masalah-masalah lain yang
berhubungan dengan tata kalimat.
Salah satu ciri khas bahasa Arab yang tidak ditemui pada bahasa-bahasa lainnya
adalah al-Irab yang sering didefinisikan sebagai perubahan akhir kata karena perubahan
fungsi sintaksisnya di dalam kalimat. Dalam buku-buku Nahwu klasik seperti
al-Ajrumiyyah, perubahan fungsi sintaksis tersebut diakibatkan oleh adanya
faktor-faktor tertentu baik yang eksplisit ataupun implisit
.
Jamak taksir dalam kajian ilmu al-Nahw adalah kedudukan jamak taksir itu dalam
jumlah (kalimat); apakah ia berkedudukan marfu, manshub, atau majrur ? dan apakah
tanda-tanda semua itu
Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang shahih dan berkedudukan
rafa, maka tanda rafanya adalah dhammah zhahirah ( ). Apabila jamak taksir itu terdiri
dari huruf akhir yang tidak shahih, maka tanda rafanya adalah dhammah muqaddarah.
Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang shahih, dan berkedudukan
nashab, maka tanda nashabnya adalah fathah zhahirah ( ). Apabila jamak taksir itu terdiri
dari huruf akhir yang tidak shahih, maka tanda nashabnya adalah fathah muqaddarah.
Apabila jamak taksir itu terdiri dari huruf akhir yang shahih, dan berkedudukan
jarr, maka tanda jarrnya adalah kasrah zhahirah ( ). Apabila jamak taksir itu terdiri dari
huruf akhir yang tidak shahih, maka tanda jarrnya adalah kasrah muqaddarah.
Adapun bentuk-bentuk Muntaha al-Jumu, maka apabila berkedududukan Jarr,
tanda jarrnya adalah fathah, baik zhahirah atau muqaddarah.
)(85 : 2
)(179 : 7
) (5 : 9
)(31 : 24
)(112 : 16
:
)(44 : 7
) (192 : 3
)(36 : 36
)(25 : 2
): 2
(217
:
)(62 : 16
)9
(12 :
) (37 : 14
): 4
(102
)(5 : 12
)(10 : 18
)(18 : 2
)(3 : 98
)(38 : 13
)(69 : 16
) (13 : 80
)(33 : 43
)(20 : 39
)(64 : 40
)(63 : 16
)(101 : 7
)(4 : 13
)(20 : 31
)(10 : 60
)(4 : 28
Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini.
)(42 : 80
)(113 : 7
)(61 : 6
)(16 : 80
)(43 : 4
)(178 : 2
)(73 : 2
)(65 : 2
:
)(125 : 2
)(58 : 2
)(14: 82
)(42 : 13
)(188 : 2
)(108 : 9
)(46 : 39
)(24 : 38
)(10 : 52
)(48 : 30
) (106 : 3
)(35 : 9
)(78 : 16
) (8 : 3
)(112 : 9
)(24 : 52
)(17 : 73
)(62 : 12
)(27 : 17
)(163 : 7
): 9
(34
)(282 : 2
)(28 : 10
)(21 : 14
)(15 : 35
): 2
(142
)(4 : 33
)(29 : 48
)(128 : 6
)(93 : 9
): 2
(261
)(133 : 7
)(18 : 34
)(26 : 33
) 3
(14 :
)(91 : 6
)(59 : 33
)(81 : 16
)(31 : 18
) (18 : 56
)23
)(25 : 6
)(7 : 86
)(26 : 75
)(52 : 21
) (121 : 3
)(128 : 20
)(40 : 22
)(76 : 28
)(28 : 22
)(79 : 18
)(15 : 75
)(12 : 41
)(13 : 34
)(6 : 101
Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini.
(21 : 39 )
31. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
(2 : 82 )
(19 : 23 )
(151 : 6 )
(13 : 13 )
(41 : 55 )
32. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
(15 : 76 )
33. Jamak Taksir di dalam ayat Alquran yang mengikuti bentuk
Penulis tidak menemukan jamak taksir di dalam Alquran yang mengikuti bentuk ini.
(112 : 6 )
:
): 7
(17
)(32 : 22
)(157 : 7
)(2 : 5
)(2 : 4
)(73 : 20
)(tidak ada
)85 : 2
)(49 : 25
)(78 : 2
)(16 : 88
(179 : 7 )
kata
dalam ayat
kata
kata
(3 : 98 ), pada kata
, pada
(20 : 39 )
dalam ayat
pada kata
(108
dalam
dalam ayat
, pada kata
(19 : 23
(27 : 35 )
, pada
ayat (4 : 13 )
,
dalam ayat
: 9 )
dalam ayat
Kata
pada ayat
(101 : 7
)
)
pada ayat
(5 : 9 )
memiliki irab rafa, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai fail, tanda
rafanya adalah dhammah zhaahirah, karena akhir katanya shahih. Model yang
begini berlaku pula pada kata
(44 : 7 )
dalam ayat
, pada kata
dalam ayat
(25 : 2 )
, pada kata
dalam ayat
(217 : 2 )
, pada kata
dalam ayat
(62 : 16 )
, pada kata dalam ayat
(10 : 18 )
, , pada kata dalam
(113 : 7 ), pada kata
dalam ayat (42 : 13 )
,pada kata
ayat
Kata
pada ayat
(85 :2 )
memiliki irab nashab, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai maful bih,
tanda nashabnya adalah fathah zhahirah, karena akhir katanya shahih. Model yang
(36 : 36 ), pada kata dalam ayat
(102 : 4 ), pada kata dalam ayat )
dalam ayat
)
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
(12 : 35 )
, pada kata
(38 : 13 )
(69 : 16 )
, pada kata
, pada kata
(64 : 40 )
Kata
pada ayat
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
(73 : 2 )
,
memiliki irab nashab, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai maful bih,
tanda nashabnya adalah fathah muqaddarah, karena akhir katanya mutal. Model
yang begini berlaku pula pada kata
dalam ayat
(2 : 4 )
, pada kata
dalam ayat
(73 : 20 )
pada ayat
Kata
(31 : 24 )
memiliki irab jarr, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai majrur bi
harfi jarr, tanda jarrnya adalah kasrah zhahirah, karena akhir katanya shahih.
dalam ayat
dalam ayat
(112 : 16 )
pada kata
(192 : 3 )
, pada kata
(5 : 12 )
dalam ayat
, pada kata
dalam
(13 : 80 )
, pada kata dalam ayat
(63 : 16 )
, pada kata
dalam ayat
ayat
(10 : 60 )
, pada kata
dalam
(188 : 2 )
, pada kata
, pada kata
dalam ayat (7 : 86 )
ayat
dalam ayat
(128 : 20 )
pada ayat
Kata
: 2 )
(178,
memiliki irab jarr, sesuai dengan jabatannya dalam kalimat sebagai majrur bi harfi
jarr, tanda jarrnya adalah kasrah muqaddarah, karena akhir katanya mutal. Model
(41 : 55 ), pada kata
dalam ayat
(26 : 33 )
yang begini berlaku pula pada kata
dalam ayat
, memiliki irab jarr, sesuai dengan
(261 : 2 )
Kata
pada ayat
jabatannya dalam kalimat sebagai majrur bi harfi jarr, tanda jarrnya adalah fathah,
karena kata itu termasuk kategori shighah muntaha al-jumu. Model yang begini
(31 : 18 ), pada kata dalam ayat
(79 : 18 ), pada kata
dalam ayat
berlaku pula pada kata
dalam ayat
: 41 )
12 , pada kata
(13 : 34 .
)
dalam ayat
(179 : 7 )
dalam ayat
dalam ayat
. pada kata
(62 : 16 ),
(10 : 52 )
dalam ayat
pada kata
, pada kata
(106 : 3 )
dalam ayat
dalam ayat
, pada kata
dalam ayat
, pada kata )(35 : 9
)dalam ayat (163 : 7
, pada kata
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
)(40 : 22
, pada kata
)(6 : 101
, pada kata
dalam ayat
, pada kata
)(2 : 82
. )(52 : 21
Kata
) dalam ayat (5 : 9
diberi hukum jamak mudzakkar. Hal itu terbukti dengan fiil madhi yang
Perilaku sintaksis seperti ini terjadi pula pada kata
): 7
): 18
dalam ayat :
): 7
dalam ayat
dalam ayat
dalam ayat
pada kata
dilakukannya yaitu
dalam ayat
, pada kata
(44
pada kata
(113 ,
)(36 : 33
)(42 : 13
dalam ayat , pada kata
, pada kata
dalam ayat
)(108 : 9
dalam ayat , pada kata
)(24 : 52
dalam ayat , pada kata )(282 : 2
, pada kata
)(28 : 10
): 14
dalam ayat
pada kata
(21
dalam ayat : 2 )
(142 , pada kata dalam ayat
(128 : 6 )
Kata
pada ayat
menurut teori yang berlaku termasuk jamak yang tidak berakal yang diberi hukum satu
muannats.
b.
Kata
pada ayat
salim, padahal menurut teori yang berlaku termasuk jamak yang tidak berakal yang
diberi hukum satu muannats.
c.
Kata
pada ayat
padahal menurut teori yang berlaku termasuk jamak yang tidak berakal yang diberi
hukum satu muannats.
d.
Kata
pada ayat
mudzakkar, padahal menurut teori yang berlaku termasuk jamak berakal yang diberi
hukum jamak mudzakkar salim.
e.
Perilaku sintaksis jamak taksir di dalam Alquran merupakan bagian dari kemukjizatan
Alquran.
BAB VI
JAMAK TAKSIR MENURUT TINJAUAN SEMANTIS
Kata semantik dalam bahasa Indonesia ( Inggris : Semantics ) berasal dari bahasa
Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah
semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Yang dimaksud dengan tanda
atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik seperti yang
dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (1966), yaitu yang terdiri dari (1) komponen
yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) komponen yang
diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen ini merupakan
tanda atau lambang; sedangkan yang ditandai atau dilambanginya adalah sesuatu yang
berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk.
Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk
bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal
yang ditadainya. Atau dengan kata lain, bidang studi dalam linguistik yang mempelajari
makna atau arti dalam bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu
tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa : fonologi,
gramatika, dan semantik.
Teori makna menurut pandangan Firth merupakan hasil akhir dari analisis secara
bertahap terhadap peristiwa kebahasaan pada setiap tatarannya secara menyeluruh. Dan
untuk mengetahui makna, hendaknya kita sikapi peristiwa kebahasaan dalam bentuknya
yang lengkap, lalu mengujinya secara bertahap mulai dari dilalah ijtimaiyyah (kontek
sosial), dilalah lafdziyyah/shawtiyyah (fonologis), dilalah shinaiyyah/dilalah sharfiyyah
zaman.
Dilalah Nahwiyyah,
yang
diistilahkan
oleh
Ibnu
Jinni
dengan
dilalah
manawiyyah adalah makna yang dihasilkan dari susunan (struktur sintaksis) kata dengan
kata-kata lainnya dalam kalimat. Pada contoh kata
ia
disebutkan dalam bentuk jamak dan mufrad. Pemakaian bentuk jamak dalam konteks
rahmat, sedang bentuk mufrad dalam konteks adzab. Hikmahnya ialah bahwa angin
rahmat itu bermacam-macam sifat dan manfaatnya dan terkadang sebagiannya berhadapan
dengan sebagian yang lain, di antaranya ada angin semilir yang bermanfaat bagi hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu dalam konteks rahmat ini dijamakkan. Sedang dalam
konteks adzab, angin itu datang dari satu arah tanpa ada yang menentang atau
menolaknya.
berarti banyak
amal. Perubahan makna dalam hal ini adalah dari makna tunggal menjadi jamak.
Secara semantis pula perubahan struktur kalimat dapat berimplikasi terhadap makna.
Jamak taksir di dalam Alquran dalam 35 wazan/bentuk memiliki makna asal,
juga memiliki makna-makna lain dengan perubahan struktur kalimat, yaitu sebagai
berikut :
1. Yang mengikuti wazan/bentuk
a.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna:
adalah :
Adapun kata
kata
(155 : 2 )
(2)
(154 : 3 )
seperti pada ayat
(3)
(93 : )
(4)
: )
(128
b.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
,
,
, , , , , ,
,
,
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis hanya menemukan satu macam makna,
yaitu :
(1)
(179 : 7 )
dan
(19: 40 ).
c.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
: 2 )
(197
d.
; bentuk mufradnya .
Kata al-rijl di dalam al-Munjid fi al-Lughah wa al- alaam
memiliki makna :
Adapun kata
dari kata
yaitu :
(1)
(195 : 7 )
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
kata
Adapun kata
makna, yaitu :
: 16 )
(112
2. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
; bentuk mufradnya
Kata
adalah :
Adapun kata
dari kata
makna, yaitu
(71 )
b.
; bentuk mufradnya
Kata
2 )
(270 :
(2)
(100 : 9 )
,
(3) seperti pada ayat
(52: 3 )
(4)
c.
(52 : 3 )
, .
; bentuk mufradnya .
Kata
memiliki makna :
, ,
Adapun kata
)(1
)(234 : 2
)(2
)(36 : 36
)(3
)(232 : 2
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna:
.
d.
Adapun kata
kata
sebagai berikut :
seperti pada
)(1
ayat :
)(3 : 13
.
): 2
seperti pada ayat
)(2
(25
.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna:
e.
Adapun kata
dari kata di dalam Alquran memiliki dua macam makna, yaitu sebagai
berikut :
(1)
(63: 23)
(2)
seperti pada
ayat
(139: 2 )
3. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
kata
sebagai berikut :
(1)
(19 : 33 )
(2)
(116 : 16 )
(3) seperti pada ayat
(22 : 30 ).
b)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata
yaitu :
(1)
: 9 )
(12 .
c)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
dari kata
(1)
(78: 16 )
seperti pada ayat
(2)
(37 :14 )
d)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
.
yang merupakan bentuk jamak dari kata
(102 : 4 ).
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
, ,
a)
(58
b)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
, .
(1)
(13
5. Yang mengikuti wazan/bentuk
a.
; bentuk mufradnya
Kata
adalah :
b. ; bentuk mufradnya .
(1)
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
c.
; bentuk mufradnya .
Kata
Adapun kata
, .
: 2 )
.
, seperti pada ayat
(43 : 10 )
.
; bentuk mufradnya
Kata
adalah :
, ,
,
Adapun kata
(2)
.
(104 : 21 )
; bentuk mufradnya
b.
Kata
Adapun kata
, , .
yang merupakan
(183 : 3 )
c.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
, , , .
(15 : 16 ).
(2)
(153 : 6 )
(3)
(16 : 5 ).
d.
; bentuk mufradnya
Kata
,
Adapun kata
(1)
pada ayat (13
(2)
: 80 )
, seperti
(2 : 98 )
(3)
)
(10 : 81
; bentuk mufradnya
e.
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
(33 : 43 )
7. Yang mengikuti wazan/bentuk
; bentuk mufradnya
a.
Kata
al-ghurfah di dalam al-Munjid fi al-Lughah wa al-
adalah :
(20 : 39 )
b.
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata
, , ,
yaitu :
(1)
(64 : 40 )
b.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
c.
.
(38 : 6 )
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
(2)
.
(18 : 34 )
(131 : 6 )
8.
adalah :
a)
Kata
yang merupakan
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata
(4 : 13 )
b)
(1)
Adapun kata
; bentuk mufradnya
yaitu :
(1)
(10 : 60 )
c)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
.
(65 : 6 )
Adapun kata
kata
yaitu :
(1)
(20: 31 )
9. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
, ,
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
; bentuk mufradnya
Adapun kata
kata
yaitu
(1)
c)
; bentuk mufradnya
Kata
yaitu :
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata
yaitu
, seperti pada ayat
(1)
(61 : 6 )
e)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
adalah :
a)
Kata
,
Adapun kata
(1)
; bentuk mufradnya
.
yang merupakan bentuk jamak dari kata
(102 : 4 )
b)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
(73 :
11.
adalah :
a)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
,
(1)
(65 : 2 )
12.
a)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
adalah :
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(125 : 2 )
b)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
.
yang merupakan salah satu bentuk jamak dari
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
, seperti pada ayat
(58 : 2 )
13.
a)
adalah
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
(28 : 38 )
b)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
memiliki makna
kata
yaitu :
(1)
(161: 2 )
c)
; bentuk mufradnya
Kata
kata
yaitu :
(1)
14.
a)
adalah
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
memiliki makna:
.
yang merupakan salah satu bentuk jamak dari
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
b).
Kata
memiliki makna
Adapun kata
kata
yaitu :
(1)
(194 : 7 )
(2)
(63: 25 )
(3)
(40:
37 )
(4)
(32 : 24 )
c)
Kata
Adapun kata
kata
; bentuk mufradnya
yaitu
(1)
, seperti pada ayat
(24 : 38 )
c.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
(74 : 7 )
d.
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna
Adapun kata
(1)
a)
seperti pada
(164 : 2 )
ayat
15.
,
adalah
; bentuk mufradnya
Makna kata
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
: 15 )
(45.
b)
; bentuk mufradnya
Makna kata
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan dua macam makna, yaitu
:
(1)
(7 : 81 )
17 )
(25 :
c)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
(1)
:3 )
(106 .
(2)
(111
: 20 )
(7 : 17 )
d)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna
Adapun kata
; bentuk mufradnya
Kata
kata
adalah :
yaitu :
(1) , seperti pada ayat
:52 )
(24
b)
; bentuk mufradnya
, ,
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan tiga macam makna, yaitu
:
, seperti pada ayat : 56 )
(17
, seperti pada ayat
(17 : 73 )
(2)
(75 : 4 ).
; bentuk mufradnya .
(3)
c)
Kata
memiliki makna:
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
,
(62 : 12 )
d)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
, ,
Adapun kata
dari kata
yaitu :
(1)
(103 : 3 ) .
(2)
(27 : 17 )
(3)
(13
e)
: 50 )
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
kata
yaitu
(1) , seperti pada ayat
(163 : 7 )
17. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
Kata
,
)(1
)(82 : 5
adalah :
; bentuk mufradnya
)a
Kata
Adapun kata
.
)(133 : 2
)(2
)(143 : 2
. ) (99 : 3
seperti pada ayat
)(3
)(4
)(19 : 57
): 4
seperti pada ayat
)(5
; bentuk mufradnya
(69
Kata
)b
Adapun kata
dari kata
makna, yaitu
(1)
c)
; bentuk mufradnya
Kata
kata
Adapun kata
yaitu :
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
(32 :24 )
e)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata
yaitu
(1)
(13 : 2 )
(2)
(5 : 4 )
19. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
; bentuk mufradnya
Kata
adalah
memiliki makna :
,
Adapun kata
(1)
,
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata
seperti pada
(4 : 33 )
ayat
b)
yaitu :
(29 : 48 )
c)
Kata
; bentuk mufradnya
, , , ,
Adapun kata
dari kata
yaitu :
(28 : 3 ) .
(2)
d)
(62 : 10 )
; bentuk mufradnya
Kata
.
.
adalah
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(261 : 2 )
(1)
b)
; bentuk mufradnya
Kata
dari kata
makna, yaitu
: 7 )
(1)
(133 .
c)
; bentuk mufradnya
memiliki makna :
Kata
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
d)
; bentuk mufradnya
Kata
, ,
, ,
Adapun kata
dari kata
makna, yaitu
(26 : 33 )
21. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
(14 : 3 )
b)
; bentuk mufradnya
Kata
,
Adapun kata
(1)
(91
c)
; bentuk mufradnya
Kata
(1)
Kata
Adapun kata
; bentuk mufradnya
(1)
adalah
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
(31 : 18 )
23. Yang mengikuti wazan/bentuk
adalah
a)
; bentuk mufradnya
Kata
( )
Adapun kata
, seperti
(18 : 56 )
.
; bentuk mufradnya
(1)
b)
Kata
dari kata
pada ayat
makna, yaitu :
(1)
(44 : 23 )
c)
Kata
Adapun kata
:
(1)
(25 : 6 )
24. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
Adapun kata
(1)
; bentuk mufradnya
Kata
adalah :
(7 : 86 )
b)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
(1)
(26
25. . Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
; bentuk mufradnya
Kata
adalah
.
Adapun kata
(1)
; bentuk mufradnya
Kata
adalah :
(121: 3 )
b)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
(1)
(24 : 9 )
c)
; bentuk mufradnya
Kata
(1)
,
(187 : 2 )
d)
; bentuk mufradnya
Kata
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
(1)
(219 : 2 )
27. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
adalah :
; bentuk mufradnya
Kata
,
Adapun kata
; bentuk mufradnya
Kata
; bentuk mufradnya
Kata
(15 : 75 )
, ,
Adapun kata
(1)
(12 : 41
d)
; bentuk mufradnya
Kata
,
,
Adapun kata
:
(1)
,
: 34 )
(13
e)
; bentuk mufradnya
Kata
,
Adapun kata
, seperti pada ayat
(47 : 21 ).
(1)
(2)
(8 : 7 )
a)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
adalah
:
(1)
(21 : 39 )
29. Yang mengikuti wazan/bentuk
a)
Kata
adalah :
; bentuk mufradnya
, , , , ,
Adapun kata
(6 : 37
b)
; bentuk mufradnya
Kata
(1)
(19 : 23
c)
; bentuk mufradnya
Kata
(1)
(151 : 6 )
d)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
(1)
(19 : 2 )
e)
; bentuk mufradnya
Kata
,
yang merupakan bentuk jamak dari kata
(1)
, seperti pada ayat
(41 : 55 )
a)
Kata
; bentuk mufradnya
adalah :
,
Adapun kata
(1)
(2)
)
(16 : 76
adalah :
; bentuk mufradnya
Kata
,
Adapun kata
(1)
(112 : 6 )
(2)
(102 : 2 )
32. Yang mengikuti wazan/bentuk
adalah :
a)
Kata
, ,
Adapun kata
; bentuk mufradnya
(1)
b)
Kata
Adapun kata
(1)
; bentuk mufradnya
(158 : 2 )
c)
; bentuk mufradnya
Kata
kata di dalam Alquran, penulis menemukan satu macam makna, yaitu
:
d)
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
a)
; bentuk mufradnya
Kata
memiliki makna :
,
adalah
,
Adapun kata
(1)
(2)
(2 :
b)
4 )
; bentuk mufradnya
Kata
Adapun kata
kata
yaitu :
(1)
34.
(58 : 2 )
Yang mengikuti wazan/bentuk adalah :
a)
Kata
memiliki makna :
Adapun kata
; bentuk mufradnya
(1)
; bentuk mufradnya
Kata
adalah :
Adapun kata
kata
yaitu :
(49 : 25 )
b)
; bentuk mufradnya
Kata
, ,
Adapun kata
(1)
c)
Kata
Adapun kata
; bentuk mufradnya
(16 : 88 )
b). Kata
c). Kata
d). Kata
.
yang digunakan untuk makna
.
f). Kata
yang digunakan untuk makna dan
dan .
yang digunakan untuk makna
g). Kata
e). Kata
h). Kata
i). Kata
DAFTAR PUSTAKA
Alquran al-Karim
Al-Ashfahani, Raghib. Mujam Muyfradaat Alfaazh al-Quran, (Beirut : Daar al-Fikr),
1985.
Al-Asmar, Jarjas Isa. Qamus al-Irab. (Beirut : Daar al-Ilm li- al-Malayin), 1986.
Al-Munjid fi al-Lughah wa al-Alaam (Beirut : Daar al-Masyriq), 1926, cet 28.
Abbas, Hasan, Al-Nahwu al-Wafi , (Beirut :Dar Ihya al-Turas), 1986.
Abu Said, Ahmad dan Husen Syararah, Dalil al-Irab wa al-Imla, (Beirut : Dar al-Ilmi li
al-Malayin), 1980.
Abdu al-Mujib, M. Kunci Ilmu Nahwu : Intisari Ibnu Malik. (Surabaya : Mahkota), 1980.
Abdul Hamid, M.M. Audhah al-Masalik ila Alfiyyah ibn Malik, (Beirut : Dar Ihya al-Turas
al-Arabiy), 1966.
Abdu al-Karim, Mujahid. Al-Dalalah al-Lughawiyyah inda al-Arab. (Mesir : Daar alDiya), tt.
Abdu al-Tawwab, Ramadhan. Fushul fi Fiqh al-Arabiyyah. (Kairo : Maktabah al-Khanji),
1983.
Al-Zarkasyi, Muhammad, Al-Burhan fi Ulum al-Quran (Beirut : Dar al-Maarif), 1994.
Badri, K. Bunyah al-Kalimaat wa Nuzhum al-Jumlah Muthabiqan ala alLughah alArabiyyah al-Fusha. (Jakarta : LIPIA), 1988.
Basyir, Ahmad bin Abdullah. Al-Tahlil al-Taqabuli baina al-Nazhariyat wa al-Tathbiq.
(Jakarta : LIPIA), 1988.
Bogdan, R.C. and Biclen, S.K. Qualitative Research for Education : An Introduction to
Theory and Methods. (Boston : Allyn and Bacon), 1982.
Chaer, A. Linguistik Umum. (Jakarta : PT Rineka Cipta), 1994.
---
PRAKATA
:
: .
Tiada kata yang lebih indah untuk memulai penulisan ini, selain memanjatkan
syukur ke hadirat Allah swt. atas rahmat dan hidayah-Nya penulisan buku yang berjudul
Jamak Taksir (Studi morfologis, sintaksis dan semantis) ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam semoga dilimpahkan kepada nabi akhir zaman, panutan umat Islam dalam
menjabarkan ajaran Islam di berbagai peri kehidupan, yaitu Nabi Muhammad saw., beserta
keluarga, para sahabat, dan semua pengikut setianya dari awal sampai akhir, termasuk kita
sekalian.
Penulis sangat menyadari apa yang diungkapkan oleh Ali Muhammad Hasan alImadi, bahwa tidaklah seseorang membuat karya tulis pada hari ini, melainkan keesokan
harinya dia akan berkata :
Jika bagian ini diubah, tentu lebih indah.
Jika bagian itu ditambah, tentu lebih jelas.
Jika yang ini didahulukan, niscaya lebih menawan.
Jika yang itu dihilangkan, niscaya lebih rupawan.
Akhirnya penulis berdoa semoga tesis ini bermanfaat bagi banyak pihak, dan
semoga segala bantuan, baik perhatian maupun materi yang telah diberikan kepada penulis
diterima oleh Allah swt. dan mendapat rida-Nya, serta pahala yang berlipat ganda. Tiada
gading yang tak retak; untuk itu segala kritik yang konstruktif atas semua kekurangan
dalam penyusunan buku ini penulis akan menerimanya dengan hati terbuka, serta
diucapkan terima kasih atas segala kebaikannya.
Bandung, 27 Juli 2006
Penulis
Mamat Zaenuddin