Anda di halaman 1dari 21

Pengertian Bahasa, Karakteristik

Bahasa dan Fungsi Bahasa –


Kajian Sosiolinguistik
Posted: Mei 7, 2011 in Uncategorized
2
A.      Pengertian Bahasa

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas

di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk

berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.

Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi,

bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.[1]

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola

secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang

bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Karena setiap lambang bunyi itu

memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu

ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan

konsep atau makna ‘sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok’.

B.       Karakteristik Bahasa

Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer,

produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di

antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.

1. Bahasa Bersifat Abritrer

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat

wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna
tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa

dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.

Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan

mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi,

misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang

dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah

melanggar konvensi itu.

1. Bahasa Bersifat Produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat

satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000

kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.

1. Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan

perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja:

fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat

kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

1. Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu

digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang

berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis

maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang

digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang

digunakan di Arab Saudi.

1. Bahasa Bersifat Manusiawi


Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa.

Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat

produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah,

tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena

itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

C.      Fungsi-Fungsi Bahasa

Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau

alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

perasaan.

Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran

dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what

language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari

sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.[2]

1. Fungsi Personal atau Pribadi

Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap

terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa,

tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak

pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.

1. Fungsi Direktif

Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatuf tingkah

laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi

melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.

1. Fungsi Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa

berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas

sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu

pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat

diterjemahkan secara harfiah.

Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti

senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan

tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.

1. Fungsi Referensial

Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek

atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi

referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan

pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.

1. Fungsi Metalingual atau Metalinguistik

Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya,

bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk

membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di

sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat

dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.

1. Fungsi Imajinatif

Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif.

Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang

sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa
karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur

maupun para pendengarnya.

[1] Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Jakarta: Rineka Cipta,

2010) hal 11

[2] Ibid, hal 15
Iklan
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD

Pengertian Bahasa Arab


Bahasa Arab (‫ اللغة العربية‬al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas ‫عربي‬
‘Arabī) adalah salah satu bahasa Semitik Tengah, yang termasuk dalam
rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-
bahasa Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada
bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun bahasa Semitik. Ia dituturkan oleh
lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar
tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi
dari 25 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam
karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-Qur'an. Berdasarkan
penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki banyak variasi
(dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti satu sama
lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu makrobahasa
dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3. Bahasa Arab Baku (kadang-
kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan
universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan
media massa. 

Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota
rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih digunakan,
sebagaimana terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang
berasal dari abad ke-4 Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa
kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6.
Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri. 

Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia
Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa.
Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya,
‫‪terutamanya dalam sains, matematik adan filsafah, yang menyebabkan‬‬
‫‪banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.‬‬

‫فهم اللغة العربية‬

‫اللغة العربية (اللغة العربية ‪ ،‬أو لفترة وجيزة العربية العربية) هي واحدة من اللغات السامية‬
‫في العالم ‪ ،‬والتي يتم تضمينها في عائلة اللغة السامية وترتبط باللغات العبرية والروامية‪ .‬لدى‬
‫اللغة العربية عدد من المتحدثين أكثر من اللغات األخرى في عائلة اللغات السامية‪ .‬كان يتحدث‬
‫بها أكثر من ‪ 280‬مليون شخص كلغة أولى ‪ ،‬ومعظمها يعيش في الشرق األوسط وشمال‬
‫أفريقيا‪ .‬هذه اللغة هي اللغة الرسمية في ‪ 25‬دولة ‪ ،‬وهي لغة دينية في اإلسالم ألنها لغة‬
‫يستخدمها القرآن‪ .‬استناداً إلى انتشارها الجغرافي ‪ ،‬فإن اللغة العربية الحوارية لديها العديد من‬
‫االختالفات (اللهجات) ‪ ،‬وبعض لهجاتها ال يمكنها حتى فهم بعضها البعض‪ .‬وقد تم تصنيف‬
‫اللغة العربية الحديثة كلغة واحدة مع ‪ 27‬لغة فرعية في ‪ .ISO 639-3‬يتم تدريس لغة باكو‬
‫العربية (التي تسمى أحيا ًنا أدب اللغة العربية) على نطاق واسع في المدارس والجامعات ‪،‬‬
‫و ُتستخدم في أماكن العمل والحكومة ووسائل اإلعالم‪.‬‬

‫باكو العربية تأتي من اللغة العربية الفصحى ‪ ،‬العضو الوحيد في عائلة الشمال العربي القديم‬
‫الذي ال يزال قيد االستخدام ‪ ،‬كما هو واضح في النقوش العربية قبل اإلسالمية التي يرجع‬
‫تاريخها إلى القرن الرابع أصبحت اللغة العربية الفصحى أيضا ً لغة لألدب واللغة‪ .‬العبادة‬
‫اإلسالمية منذ أكثر أو أقل من القرن السادس‪ .‬األبجدية العربية مكتوبة من اليمين إلى اليسار‪.‬‬

‫قدمت اللغة العربية الكثير من المفردات إلى لغات أخرى من العالم اإلسالمي ‪ ،‬تماما مثل الدور‬
‫الالتيني لمعظم اللغات األوروبية‪ .‬خالل العصور الوسطى ‪ ،‬كانت اللغة العربية هي األداة‬
‫الرئيسية للثقافة ‪ ،‬خاصة في العلوم والرياضيات والفلسفة ‪ ،‬والتي تسببت في استعارة العديد من‬
‫اللغات األوروبية من العديد من المفردات من اللغة العربية‪.‬‬

‫‪Maharah Kitabah dalam proses pembelajaran‬‬


‫‪bahasa Arab‬‬
‫‪Mengemuka Meminta siswa menulis sebagian kalimat atau‬‬
‫‪jumlah yang telah dipelajari, dibaca, dan ditulis dalam imla’ manqul‬‬
‫‪tanpa melihat kembali pada buku. Kemudian membandingkan‬‬
‫’‪tulisan yang ditulis dalam imla’ mandhur dengan tulisan pada imla‬‬
‫‪manqul dari segi kebenaran.  Guru meminta siswa untuk‬‬
‫‪menghafal teks pendek dan sederhana kemudian mengeja kata-‬‬
‫‪katanya. Setelah itu siswa diminta untuk menulisnya dan‬‬
‫‪diperbolehkan melihat teks sekiranya dibutuhkan.  Siswa‬‬
‫‪menyiapkan teks yang ditentukan oleh guru untuk dijadikan tema‬‬
‫‪imla’, siswa membaca teks di rumah, kemudian ketika di kelas‬‬
didiskusikan dengan guru secara tertulis di papan tulis dan
mengeluarkan kata-kata yang sulit membacanya selanjutnya guru
menjelaskan cara penulisannya.  Pemberian titik juga harus
mendapatkan perhatian dan kemampuan untuk membedakan. Pada
tingkat ini juga diikuti latihan-latihan tarkib, qawaid yang juga
dipelajari kalam dan qiraah. Latihan yang bisa digunakan pada
tingkat ini adalah: 1. Memberikan pertanyaan yang jawabannya
diambil dari teks. 2. Memberikan beberapa kata yang tidak urut dan
meminta siswa untuk mengurutkan sehingga menjadi kalimat
sempurna. 3. Menyalin teks pendek yang isinya berhubungan dan
menyenangkan siswa. 4. Latihan merubah kalimat (jumlah). 2.
Imla’ Mandhur Imla’ ini kelanjutan dari imla’ manqul yang mana
guru bisa memberikan latihan sebagai berikut:  Terdapat ciri
khusus kebahasaan seperti tanwin, tadh’if, ta’ marbuthah dan ta’
maftuhah.  Sebagian huruf terucap dan tertulis dan sebagian yang
lain hanya terucap saja tidak tertulis.  Perbedaan bentuk huruf
karena perbedaan jenis khatnya, apakah dengan khot nashi atau
khot riq’i.  Perbedaan bentuk huruf bahasa Arab karena perbedaan
letaknya, di awal kata, di tengah atau di akhir kata.  Perbedaan
huruf-huruf Arab dengan huruf latin yang banyak digunakan dalam
kebanyakan bahasa.  Kesulitan menulis dari arah kanan ke kiri
bagi pembelajar yang sudah terbiasa menulis dari arah kiri ke kanan
atau dari atas ke bawah.  Mengarang bebas e. Kebebasan menulis.
f. Pembelajaran khath. g. Pembeljaran imla. 2.2 Proses
Pembelajaran Kitabah Dalam pembelajaran kitabah, proses
pembelajarannya bisa dimulai dengan pembelajaran imla sampai
dengan ta’bir. A. Pembelajaran Imla’ Dalam pembelajaran imla’
dibagi menjadi tiga tingkatan, diantaranya : 1. Imla’ manqul
Tingkat pertama ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan
siswa dalam menulis huruf dan kata bahasa arab. Tahap ini penting
untuk diperhatikan daam pembelajaran Bahasa Arab karena ada
beberapa sebab yang timbul dari aturan penulisan Bahasa Arab.
Adapun sebab-sebab yang timbul dari aturan penulisan Bahasa
Arab antara lain sebagai berikut:  Mengarang terarah  Imla 
Menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan  Menulis sebagian
kalimat yang ada dalam teks atau percakapan  Menulis kalimat
sederhana  Menyalin kata  Menyalin huruf BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maharah Kitabah dalam
proses pembelajaran bahasa Arab merupakan salah satu instrumen
penting terlaksananya proses pembelajaran bahasa Arab yang sesuai
dengan tujuan pendidikan. Hal ini terjadi karena Maharah Kitabah
merupakan rencana pendidikan yang akan diberikan kepada peserta
didik. Oleh karena itu, posisi Maharah Kitabahmenjadi sangat
penting dan tidak dapat dihilangkan dalam konteks peningkatan
kualitas bahasa Arab dalam suatu lembaga pendidikan. Maharah
Kitabah merupakan komponen penting dalam pembelajaran bahasa
Arab, ia adalah salah satu dari empat keterampilan bahasa yakni
Maharah Istima’, Maharah Kalam, Maharah Qiro’ah, dan maharah
kitabah. Dan untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab
khususnya pada pembelajaran Maharah Kitabah ini, kita harus
mengetahui metode-metode pembelajaran Maharah Kitabah ini
dengan baik. Di samping itu kita juga harus mengetahui kondisi dan
potensi daerah satuan pendidikan dan peserta didik, serta
mengetahui tingkat kemampuan siswa. Oleh sebab itu, makalah ini
disusun untuk mempermudah bagi kita calon-calon guru pada masa
sekarang dan pada masa yang akan datang dalam mengembangkan
pembelajaran bahasa arab, lebih khusus lagi dalam pembelajaran
maharah kitabah. 1.2 Rumusan Masalah Adapun untuk membatasi
pembahasan ini kami buat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut: 1. Bagaimana strategi pembelajaran Maharah Kitabah
(pada tingkat dasar, menengah dan tingkat lanjut)? 2. Bagaimana
proses pembelajaran kitabah? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Strategi
Pembelajaran Kitabah Diantara keterampilan-keterampilan
berbahasa, keterampilan menulis adalah keterampilan tertinggi dari
empat keterampilan berbahasa. Menulis merupakan salah satu
sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang
lain yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Seperti kita ketahui
bahwasanya pembelajaran kitabah dalam bahasa Arab terpusat pada
tiga hal, yaitu kemampuan menulis dengan tulisan yang benar,
Memperbaiki khath, dan Kemampuan mengungkapkan pikiran
secara jelas dan detail. Tiga komponen ini dalam pembelajaran
kitabah tidak bisa dipisahkan, karena satu dengan yang lainnya
saling berkaitan. Adapun strategi pembelajaran kitabah pada tingkat
pemula (mubtadi’) yaitu di mulai dengan menyalin satuan-satuan
bahasa yang sederhana, setelah itu siswa diarahkan untuk belajar
menulis satuan bahasa yang sederhana serta pernyataan-pernyataan
sederhana. Setelah semua langkah-langkah tadi dilaksanakan
dengan baik, maka siswa diarahkan untuk membuat paragraf
pendek dan sederhana untuk melatih kemampuan menulis sisiwa
dalam bahasa Arab. Sedangkan strategi pembelajaran kitabah pada
tingkat menengah (mutawasit) yaitu siswa diajak untuk menulis
pernyataan-pernyataan serta membuatnya dalam sebuah paragraf,
kemudian dikembangkan lagi menjadi sebuah karangan pendek.
Strategi pembelajaran kitabah pada tingkat lanjut (mutaqodim)
tentunya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi lagi yaitu di
awali dengan membuat paragraf yang diwujudkan dengan membuat
berbagai jenis karangan. Selain itu siswa juga diarahkan untuk
belajar membuat berbagai jenis surat dan laporan. Adapun hal-hal
yang berkaitan dengan strategi pembelajaran kitabah, adalah
sebagai berikut : a. Memperjelas materi yang dipelajari siswa. b.
Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa. c. Mulai
mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup. d. Asas bertahap,
dari yang sederhana berlanjut ke yang rumit, contoh pelajaran
dimulai dengan: Mengeluarkan kata-kata sulit dari teks imla’ dan
menuliskannya di papan tulis, kemudian siswa menulisnya beberpa
kali pada bukunya. 3. Imla’ Ikhtibary Imla’ Ikhtibari membutuhkan
tiga kemampuan, yaitu kemampuan mendengar, kemampuan
menghafal apa yang didengar, dan kemampuan menulis apa yang
didengar sekaligus dalam waktu yang sama. Imla’ ikhtibari
bertujuan untuk: 1). Memperkuat hubungan antara suara dan rumus
yang telah dipelajari siswa ketika membaca. 2). Mengevaluasi
perkembangan dan kemajuan ingatan terhadap yang didengar siswa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imla’ ikhtibari adalah: •
Guru membaca teks dengan kecepatan sedang • Mendiktekan teks
dengan kecepatan yang rata, karena ketika sangat lambat kata
perkata bisa merusak tujuan imla’ • Guru berusaha unutk membuat
penggalan-penggalan kalimat yang bermakana dalam mendiktenya •
Guru mengucapkan satu penggalan satu kali dan siswa menulisnya,
kemudian guru mengulangi sekali lagi agar siswa bisa mengulangi
apa yang telah dituls dan bisa mengoreksinya • Guru tidak
mengabulkan permintaan siswa untuk mengulangi di tengah-tengah
mendikte • Sambil mendikte hendaknya guru memperhatikan siswa
satu persatu dengan sungguh-sungguh • Setelah mendiktekan semua
guru bisa memberi waktu sebentar kepada siswa untuk mengulangi
dan mengoreksi kebenaran tulisan • Bagi siswa yang tidak menemui
kesulitan dalam istima’ dan menulis bisa diberi latihan yang lebih
sulit agar tidak jenuh dan tetap termotivasi untuk belajar B.
Pembelajaran Ta’bir Pembelajaran ta’bir terbagi menjadi dua
tingkatan sesuai dengan tingkat kebahasaan siswa, yaitu: 1. Ta’bir
Muwajjah (terbimbing) Pada tingkat ini siswa diberi kebabasan
untuk memilih kata-kata, tarkib, dan bentuk kebahasaan dalam
latihan menulis tetapi tidak diperbolehkan meulis ta’bir di atas
tingkatan kebahasaannya. Siswa mulai menulis satu paragrap atau
dua paragrap seputar apa yang mereka telah dengar dan mereka
baca, seiring dengan bertambahnya kemampuan mereka dalam seni
dan gaya menulis, mereka siap untuk melanjutkan pada tingkat
berikutnya tingkatan ta’bir bebas yaitu menulis tema-tema karangan
dengan mengungkapkan maksud dan pikiran-pikirannya dengan
bahasa arab. Oleh sebab itu pembeljaran pada tingkat ini harus
bertahap dimulai dari menulis sederhana dengan menulis satu
kalimat kemudian berkembang beberapa kalimat kemudian
berlanjut menjadi satu paragrap dan seterusnya. Beberapa latihan
yang bisa digunakan untuk pembelajaran pada tingkat ini adalah: a.
Latihan menyempurnakan kalimat. Pada latihan ini bisa saja siswa
menyempurnakan kalimat berbeda dengan siswa yang lain dan
semuanya bisa benar. b. Latihan menganalisis yaitu dengan
mengganti bagian kalimat dengan ungkapan-ungkapan yang bisa
memberi makna lain pada kalimat. Ini memeberi kesempatan
kepada siswa untuk mengungkapkan berbagai makna dalam satu
kalimat. c. Siswa diberi kalimat pendek dan sederhana kemudian
diminta untuk memanjangkan atau menambah dengan kat-kat baru.
d. Mengajukan beberapa kata yang tidak boleh diulang untuk
membentuk kalimat tetapi harus ditambah dengan satu kata atau dua
kata sehingga menjadi kalimat sempurna. e. Menampilkan kalimat-
kalimat dan diubah salah satu katanya sehingga menuntut untuk
mengubah kata yang lain. 2. Ta’bir Hurr (menulis bebas) Pada
tingkat ini siswa diberi kebebasan untuk memilih tema,
mengembangkan pikiran-pikirannnya, pengguanaa mufradat atau
tarkib dalam tulisannya, akan tetapi bukan berarti siswa lepas dari
bimbingan dan bantuan guru. Pada tingkat ini pembelajaran dimulai
dimulai dengan pemilihan tema yang sesuai dengan tingkat
kebahasaan siswa dari sisi kosakata, tarkib, dan penggunaan kaidah-
kaidah bahasa. Tema yang digunakan seputar teks-teks bacaan pada
buku pelajaran , tetapi kemudian diperluas dengan pengalaman atau
pikiran-pikiran yang bisa membawa pikiran siswa pada hal-hal yang
berhubungan dengan teks. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Diantara keterampilan-keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, ketrampilan membaca dan
kemampuan menulis. Dan sedangkan keterampilan menulis adalah
keterampilan tertinggi dari empat keterampilan berbahasa tersebut
diatas. Adapun strategi pembelajaran kitabah dari berbagai tingkat
adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Pemula (mubtadi’) a. Menyalin
satuan-satuan bahasa yang sederhana b. Menulis satuan bahasa yang
sederhana c. Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana d.
Menulis paragraf pendek 2. Tingkat Menengah (mutawassith) a.
Menulis pernyataan dan pertanyaan b. Menulis paragraf c. Menulis
karangan pendek 3. Tingkat Atas (mutaqoddim) a. Menulis paragraf
b. Menulis surat c. Menulis berbagai jenis karangan d. Menulis
laporan Dalam pembelajaran imla’ dibagi menjadi tiga tingkatan,
diantaranya : a. Imla’ manqul b. Imla’ mandur c. Imla’ ikhtibary
Dalam pembelajaran Ta’bir dibagi menjadi dua macam : a. Ta’bir
Muwajjah (terbimbing) b. Ta’bir Hurr (menulis bebas) Daftar
Pustaka Iskandarwassid. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Rosdakarya. Ahmad Fuad Effendi. 2009. Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab. Malang; Misykat. M. Abdul Hamid dkk,
2008. Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang press.
Mahmud Kamil. 2003. ‫ تدريس اللغة العربية لغير الناطقين بهاطرائق‬.
Mathba’atul Ma’arif al-Jadidah. Abdul Adzim. 2002. Teknologi,
dan Pengembangan Pembelajaran. Qohiroh. Memberikan
pertanyaan yang jawabannya berupa satu kalimat atau dua kalimat
yang telah dihafal siswa, kemudian siswa diminta untuk menuliskan
jawabannya tersebut. kan satu atau dua paragraph yang pernah
dibaca siswa kemudian dibuang sebagian kata-kata kuncinya.
Keterampilan berbicara (maharah al kalam / speaking skill)
adakah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuk mengespresikan pikiran berupa ide,pendapat,ke inginan,atau
perasaan kepada mitra bicara. secara umum keterampilan berbicara
betujuan agar para pelajar mampu bekomonikasi lisan secara baik dan
wajar dengan bahasa yang mereka pelajari.
Dalam mencapai kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-
aktivitas, yakni:
1. latihan prakomunikatif
latihan ini keterlibatan guru lebih banyak dari pada murid
2. latihan komunikatif
latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para pelajar
B. Teknik Latihan Prakomunikatif
Latihan pra komunikatif tidak berarti bahwa latihan-latihan
yang dilakukan belum komunikatif, tetapi dimaksudkan membekali para
pelajar kemampuan-kemampuan dasar dalam berbicara yang sangat
diperlukan ketika terjun di lapangan, seperti latihan penerapan pola
dialog, kosa kata, kaidah, mimik muka, dan sebagainya. Pada tahap ini,
keterlibatan guru dalam latihan cukup banyak, karena tentu saja setiap
unsur kemampuan yang diajarkan perlu diberi contoh.
Ada beberapa teknik yang mungkin dilakukan dalam latihan pra
komunikatif, antara lain
1. Dialog ( al hiwar)
2. Praktek pola
3. Karangan lisan
Adapun untuk dialog, bisa menggunakan teknik berikut:
a. Hafalan dialog
Teknik ini merupakan latihan meniru dan menghafalkan dialog-dialog
mengenai berbagai macam situasi dan kesempatan.
b. Dialog melalui gambar
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat memahami fakta melalui
gambar yang diungkapkan secara lisan sesuai tingkatan mereka.
c. Dialog terpimpin
Teknik ini diberikan agar para pelajar mampu melengkapi pembicaraan
sesuai dengan situasi tertentu yang di latihkan.
d. Dramatisasi tinadakan
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat mengungkapkan suatu
aktivitas secara lisan.
C. Teknik Praktek Pola
Teknik ini terdiri dari pengungkapan pola-pola kalimat yang
harus diulang-ulang secara lisan dalam bentuk tertentu sebagaimana
tang diperintahkan. Dengan kata lain, praktek pola adalah bentuk
latihan praktek penyempurnaan kalimat tertentu yang didahului oleh
soal-soal yang tidak lengkap, acak, atau penambahan yang sudah
lengkap.
Yang termasuk praktek pola adalah :
a. Penambahan ( al tazyid )
b. Penyisipan ( al takhlil )
c. Substitusi ( al tabdil )
d. Integrasi ( al tadmij )
e. Menyusun ( al tartib )
f. Melengkapi kalimat ( takmil al jumlah )
Teknik karangan lisan bisa menggunkan metode muhadatsah.
D. Teknik Latihan Komunikatif
Latihan komunikatif adalah latihan yang lebih mengandalkan
kreativitas para pelajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini
keterlibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi
kesempatan kepada merega agar bisa mengembangkan kemampuan
mereka. Para pelajar pada tahap ini ditekankan untuk lebih banyak
berbicara dari pada guru. Sedangkan penyajian latihan diberikan
secara bertahap, dan dianjurkan agar materi latihan dipilih sesuai
dengan kondisi kelas.
Adapun metode yang dapat digunakan dalam latihan komunikatif
adalah:
a. Percakapan kelompok
b. Bermain peran
c. Praktek ungkapan sosial
d. Praktek lapangan
e. Problem solving

Unsur kedua, yaitu kemahiran berbicara. Pada hakikatnya, kemahiran berbicara


merupakan kemahiran menggunakan bahasa rumit. Dalam hal ini kemahiran
dikaitkan dengan pengutaraan buah pikiran dan perasaan dengan kata-kata dan
kalimat yang benar-tepat.
Unsur ketiga adalah kemahiran membaca. Kemahiran ini merupakan
keterampilan berupa aktifitas pikiran ketika menghadapi atau melihat simbol-
simbol berupa tulisan untuk menciptakan terjadinya pemahaman terhadap
simbol-simbol itu atau isi dari pikiran atau gagasan yang ada didalamnya
(Mahmud Faraj, t.t:38). Kemahiran terakhir yang harus dikembangkan setelah
menyimak, berbicara, dan membaca adalah menulis. Menulis merupakan
kemampuan mengetahui simbol-simbol tertulis. Ia meruapakan kegiatan yang
diperankan oleh indera mata dan pikiran yang selanjutnya dilakukan oleh
anggota mekanik berupa tangan atau lainnya

Hafidh, Mahmud Farâj Abdul, et-all. Mudzakkirat al-Daurât al-Tarbawiyah. LIPIA


Jakarta : al-'Asyirah, LIPIA Jami'ah al-Imam Muhammad Ibn Suud al-Islamiyah.

Suryo Subroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : PT. Rieneka
Cipta. 
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi V, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijaga.
Arif Armei. 2002. Pengantar Ilmu dan metodologi pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press.
Asdam, Muhammad. 2008. Efektifitas Penggunaan Media Gambar Seri dalam
Penulisan Karangan pada Siswa Sekolah Dasar. Jakarta: Ciputat Press.
Arsyad, Azhar. 1999. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
2.2 Keterampilan Berbicara Bahasa Arab
2.2.1 Pengertian Keterampilan Berbicara Bahasa Arab
Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa yang sangat penting, karena seseorang mengungkapkan apa yang ia
maksud dengan berbicara, seperti pengertian bahasa itu sendiri menurut Ibnu
Jinni yaitu suara atau bunyi yang digunakan oleh seseorang untuk
megungkapkan maksud dan keinginannya. Keempat keterampilan tersebut yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Empat macam keterampilan berbahasa yang ditulis dalam buku-buku tentang
pembelajaran bahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis,
keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain dan berkaitan erat
dengan kelancaran kegiatan berkomunikasi yang menggunakan sarana bahasa,
yakni kegiatan memahami dan kegiatan memberikan pemahaman. Kelancaran
berbahasa berkaitan dengan pemakaian bahasa, dengan cepat atau lambat.
Keterampilan berbahasa dapat diperoleh dengan pembiasaan (Suyitno: 1986,
15). Pembiasaan itu sendiri wujud pelaksanaannya adalah latihan berulang kali
dalam program repetisi yang termasuk dalam unsur-unsur metode. Dengan
latihan menyimak akan diperoleh keterampilan menyimak. Keterampilan
menyimak dapat diketahui wujudnya melalui pengungkapan apa saja yang
dipahami dengan cara berbicara. Tidak mungkin seseorang bisa terampil
berbicara tanpa keterampilan menyimak. Jadi keterampilan berbicara tentang
apa saja yang disimak menunjukkan keterampilanya dalam menyimak. Demikian
ini karena bahasa itu diucapkan dan didengar. Terampil berbahasa artinya
terampil berbicara dan mendengar atau juga sebaliknya terampil mendengar dan
berbicara.
Selanjutnya berkaitan dengan keterampilan berbicara maka yang dimaksudkan
itu adalah keterampilan mengungkapkan gagasan dari pikiran secara lisan,
bukan keterampilan mengucapkan atau melafalkan huruf-huruf Arab dengan
cepat dan baik. Keterampilan berbicara ini sepadan dengan keterampilan
menulis. Kalau yang dimaksudkan adalah menuliskan secara harfiah, maka tidak
ada kesulitan yang berarti, karena sistem penulisan bahasa Arab sudah
sempurna. Berbeda dengan sistem tulisan bahasa Inggris. Meskipun sudah
mengenal huruf Latin belum tentu bisa menuliskan ucapannya dengan benar
dalam tulisan bahasa Inggris (IAIN Sunan Ampel: 1998, 6).
Dengan kata lain keterampilan berbahasa itu hanya terampil menggunakan
bahasa, yakni terampil mendengar dan berbicara. Karena itu patut disarankan
agar tidak lagi ada tujuan belajar bahasa Arab yang mengarah pada terampil
membaca kitab gundul. Inilah salah satu strategi pengembangan pendidikan
bahasa Arab, yakni meluruskan konsep tentang keterampilan berbahasa,
khususnya bahasa Arab, yaitu terampil mendengar dan berbicara, bukan terampil
menulis dan membaca lambang bunyi (Jauhar : 2006, 29)

‫ دراسة لغوية اجتماعية‬- ‫ خصائص اللغة ووظيفة اللغة‬، ‫تعريف اللغة‬


‫ في غير مصنف‬2011 ‫ مايو‬7 :‫تاريخ النشر‬
2
‫فهم اللغة‬

، ‫ ومع ذلك‬.‫ يمكن تفسير اللغة كأداة لتوصيل شيء يتبادر إلى الذهن‬، ‫بعبارات بسيطة‬
‫ بمعنى أن األداة هي نقل‬، ‫فإن المزيد من اللغة هو أداة للتفاعل أو أداة للتواصل‬
‫ يتم‬، ‫ في الدراسات اللغوية االجتماعية‬.‫األفكار أو األفكار أو المفاهيم أو المشاعر‬
، ‫ ديناميكي‬، ‫ منتج‬، ‫ تعسفي‬، ‫ في شكل صوتي‬، ‫تعريف اللغة على أنها نظام رمزي‬
]1[ .‫متنوع وإنساني‬

‫ بمعنى أن اللغة تتكون من عدد من المكونات التي يتم نقشها بشكل‬، ‫اللغة هي نظام‬
‫ كل رمز اللغة يرمز إلى شيء‬، ‫ نظام اللغة في شكل رموز صوت‬.‫دائم ويمكن نقلها‬
‫ يمكن‬، ‫ ألن كل رمز صوت له أو يعبر عن مفهوم أو معنى‬.‫يسمى المعنى أو المفهوم‬
‫ أمثلة من رموز اللغة التي تقول "أرز" ترمز إلى‬.‫استنتاج أن لكل كلمة لغة معنى‬
."‫مفهوم أو معنى "شيء يأكله الناس عادة كغذاء أساسي‬

‫ خصائص اللغة‬.B

، ‫ ودينامية‬، ‫ وإنتاجية‬، ‫ والكشط‬، ‫وقد ذكر أعاله أن اللغة هي نظام في شكل الصوت‬
‫متنوعة وإنسانية‪ .‬من هذا الفهم ‪ ،‬يمكن أن نستنتج أن من بين خصائص اللغة هي‬
‫كالم ‪ ،‬منتجة ‪ ،‬ديناميكية ‪ ،‬متنوعة ‪ ،‬وإنسانية‪.‬‬

‫لغة كاشط‬
‫اللغة كاشفة ‪ ،‬بمعنى أن العالقة بين الرمز والرمز ليست إلزامية ‪ ،‬ويمكن أن تتغير‬
‫وال يمكن تفسير سبب أن الرمز له معنى معين‪ .‬بشكل ملموس ‪ ،‬فإن سبب "الحصان"‬
‫يرمز إلى "نوع من الحيوانات ذات األرجل األربعة التي يمكن قيادتها" أمر ال يمكن‬
‫تفسيره‪.‬‬

‫على الرغم من كونه أحد المُسلمين ‪ ،‬إال أنه تقليدي أيضً ا‪ .‬هذا يعني أن كل متحدث‬
‫للغة سيطيع العالقة بين الرمز والرمز‪ .‬سوف يطيع ‪ ،‬على سبيل المثال ‪ ،‬استخدام‬
‫"كتاب" الرمز فقط لإلعالن عن "مجموعة من األوراق المطبوعة الملزمة" ‪ ،‬وال‬
‫يرمز إلى مفهوم آخر ‪ ،‬ألنه إذا فعل ذلك يعني أنه انتهك االتفاقية‪.‬‬

‫لغة إنتاجية‬
‫اللغة هي معنى منتج ‪ ،‬مع وجود عدد كبير من العناصر المحدودة ‪ ،‬يمكن أن تكون‬
‫مصنوعة من وحدات خطاب غير محدودة‪ .‬على سبيل المثال ‪ ،‬وف ًقا للمعجم العام‬
‫اإلندونيسي لتكوين ‪ .WJS‬تحتوي اللغة االندونيسية ‪ Purwadarminta‬على ‪23000‬‬
‫كلمة فقط ‪ ،‬ولكن مع ‪ 23000‬كلمة ‪ ،‬يمكن جعل ماليين الجمل غير محدودة‪.‬‬

‫اللغة ديناميكية‬
‫اللغة ديناميكية تعني أنه ال يمكن فصل اللغة عن االحتماالت المختلفة للتغييرات في‬
‫أي وقت‪ .‬يمكن أن تحدث التغييرات على أي مستوى‪ :‬الصوتية ‪ ،‬المورفولوجية ‪،‬‬
‫النحوية ‪ ،‬المعجمية والمعجمية‪ .‬في أي وقت قد تكون هناك مفردات جديدة تظهر ‪،‬‬
‫ولكن هناك أيضً ا مفردات قديمة غارقة ‪ ،‬لم تعد مستخدمة‪.‬‬

‫لغة متنوعة‬
‫على الرغم من أن اللغة لها نفس القواعد أو األنماط ‪ ،‬ولكن بسبب استخدام اللغة من‬
‫قبل المتكلمين غير المتجانسين الذين لديهم خلفيات وعادات اجتماعية مختلفة ‪ ،‬فإن‬
‫اللغة تصبح متنوعة ‪ ،‬سواء على المستوى الصوتي أو المورفولوجي أو التركيبي أو‬
‫على مستوى المعجم‪ .‬تختلف اللغة الجاوية المستخدمة في سورابايا عن تلك‬
‫المستخدمة في يوجياكارتا‪ .‬وبالمثل ‪ ،‬تختلف اللغة العربية المستخدمة في مصر عن‬
‫تلك المستخدمة في المملكة العربية السعودية‪.‬‬

‫لغة إنسانية‬
‫اللغة كوسيلة لالتصال اللفظي ‪ ،‬يمتلكها البشر فقط‪ .‬الحيوانات ال تملك لغة‪ .‬إن ما‬
‫تملكه الحيوانات كوسيلة اتصال ‪ ،‬سليمة أو إيماءة ‪ ،‬ليس منتجا وديناميا‪ .‬البشر في‬
‫إتقان اللغة ليسوا غريزيين أو غريزيين ‪ ،‬لكن بالتعلم‪ .‬الحيوانات غير قادرة على تعلم‬
‫اللغة البشرية ‪ ،‬لذلك يقال أن اللغة هي اإلنسان‪.‬‬

‫وظائف اللغة‬

‫مفهوم اللغة هو أداة لنقل األفكار‪ .‬اللغة هي أداة للتفاعل أو أداة للتواصل ‪ ،‬بمعنى أن‬
‫أداة لنقل األفكار واألفكار والمفاهيم أو المشاعر‪.‬‬

‫بالنسبة إلى علم اللغة االجتماعي ‪ ،‬يعتبر مفهوم أن اللغة أداة أو وظيفة لنقل األفكار‬
‫ضيقة للغاية ‪ ،‬ألن المشكلة االجتماعية اللغوية هي "من يتحدث اللغة إلى من ‪ ،‬متى‬
‫وألي غرض"‪ .‬لذلك ‪ ،‬يمكن رؤية وظائف اللغة من المتحدث ‪ ،‬واالستماع ‪،‬‬
‫والموضوع ‪ ،‬والتعليمة البرمجية ‪ ،‬والرسالة‪]2[ .‬‬

‫الوظائف الشخصية أو الشخصية‬


‫ينظر من وجهة نظر المتحدث ‪ ،‬وظائف اللغة شخصيا‪ .‬أي أن المتحدث عبر عن‬
‫موقفه تجاه ما قاله‪ .‬ال يعبر المتحدث فقط عن االنفعال من خالل اللغة ‪ ،‬ولكنه يظهر‬
‫أيضً ا هذا الشعور عند التحدث‪ .‬في هذه الحالة ‪ ،‬يمكن للمستمع أيضً ا تخمين ما إذا‬
‫ً‬
‫سعيدا‪.‬‬ ‫كان المتكلم حزي ًنا أم غاضبًا أم‬

‫وظيفة التوجيه‬
‫من وجهة نظر المستمع أو الشخص اآلخر ‪ ،‬تعمل اللغة كتوجيه ‪ ،‬وهو تغيير السلوك‬
‫ل‬
‫فهم أهداف تعلم اللغة العربية ‪ -‬قبل أن نناقش هدف تعلم اللغة العربية ‪،‬‬
‫يساعدنا ذلك يف معرفة مقصد اهلدف يف اللغة‬

‫الغرض‪ :‬من اللغة له معىن االجتاه ؛ القوس (التخصصات) ‪ ،‬املقصود‪ .‬املطالب‪.‬‬


‫إن مصطلح "هدف التعلم" هو وصف ملظهر سلوك (أداء) الطالب الذين‬
‫نتوقعهم‪ :‬بعد أن يتعلموا املواد اليت نقوم بتدريسها‪.‬‬

‫نفس الشيء الذي عرب عنه أومار محالك الذي‪ :‬كشف أن الغرض من التعلم‬
‫هو وصف ملظهر السلوك املتوقع أن حيققه الطالب بعد التعلم‪.‬‬

‫اهلدف مهم جدا يف حتقيق شيء ما‪ .‬سينجح الشخص‪ :‬يف حياته إذا كان له‬
‫هدف يف احلياة‪ .‬ستوفر األهداف التوجيه واإلرشاد حول كيفية حتقيق‬
‫أهدافه‪.‬‬

‫وباملثل يف إجراء التعلم ‪ ،‬فإنه يتطلب هدفا من أجل معرفة مستوى جناح‬
‫التعلم الذي‪ :‬سيتم تنفيذه‪.‬من املعاين املذكورة أعاله ‪ ،‬فإن اهلدف من تعلم‬
‫اللغة العربية هو األمل يف وصف سلوك الطالب الذي‪ :‬يشمل اجلوانب املعرفية‬
‫والعاطفية واحلركية بعد دراسة املادة‪ .‬تعلم اللغة العربية من قبل املعلم‪.‬‬

‫‪ .1‬اللغة العربية التعلم مكونات اهلدف‬


‫يف خطة تعلم مكتوبة (خطة مكتوبة ‪ ، )RPP /‬ال ميكن صياغة أهداف‬
‫التعلم بطريقة تافهة ‪ ،‬ولكن جيب أن تستويف قواعد ومكونات معينة‪.‬‬

‫وفقا ألومار هاماليك ‪ ،‬فإن املكونات اليت جيب تضمينها يف أهداف التعلم‬
‫هي‪:‬‬

‫السلوك الطريف‬
‫إهنا جمموعة من السلوكيات اليت جيب أن يثبتها الطالب أو يتقنوهنا بعد‬
‫االنتهاء من أنشطة التعليم والتعلم‪.‬‬
‫شروط االختبار‬
‫واملقصود هنا هو الوضع يف وقت تقييم أو اختبار أهداف التدريس يف هناية‬
‫أنشطة التعليم والتعلم‪ :‬ويف وقت االختبار اليومي‪.‬‬
‫تدابري السلوك‬
‫التدابري املستخدمة كمقاييس أو مقاييس لقياس التغريات يف سلوك الطالب‬
‫أثناء وبعد املشاركة يف أنشطة التعليم والتعلم‪.‬‬
‫ذكر ديك وكاري‪ :‬أن أهداف التعلم تتكون من‪:‬‬

‫جيب أن يكون اهلدف هو وصف ما سيتم القيام به أو القيام به من قبل الطفل‬


‫أو من قبل الطالب‪.‬‬
‫اذكر الغرض ‪ ،‬أو قدم شروطًا أو شروطًا تكون موجودة عند الطالب‪.‬‬
‫اذكر املعايري املستخدمة لتقييم إجراءات الطالب املقصودة يف الوجهة‪.‬‬
‫‪ .2‬اإلعداد الفين ألهداف التعلم‪ :‬باللغة العربية‬
‫مبا أن اهلدف من التعلم‪ :‬هو عنصر هام يف أنشطة التعليم والتعلم ‪ ،‬جيب أن يتم‬
‫صياغته بشكل واضح مع تقنيات واضحة‪ .‬وذكر محزة أونو عن إعداد‬
‫أهداف التعلم يف تنسيق ‪.ABCD‬‬

‫ج = اجلمهور (الطالب ‪ ،‬الطالب ‪ ،‬الطالب ‪ ،‬الطالب وأهداف الطالب‬


‫األخرى) ‪ ،‬هم ممثلون هم جمموعة التعلم املستهدفة‪ .‬تكون املعلومات حول‬
‫جمموعات الطالب الذين سيكونون جمموعات التعلم املستهدفة حمددة بقدر‬
‫اإلمكان‪.‬‬
‫ب = السلوك (السلوك الذي‪ :‬ميكن مالحظته كنتيجة للتعلم) ‪ ،‬هو سلوك‬
‫حمدد يتوقع أن يقوم به الطالب بعد إكمال عملية التعلم‪ .‬يتكون هذا السلوك‬
‫من جزأين مهمني مها‪ :‬األفعال واألشياء‪.‬‬
‫‪ = C‬الشرط (املتطلبات اليت جيب الوفاء هبا حىت يكون السلوك املتوقع‬
‫حتقيقه) هو شرط يتم استخدامه كشرط أو أداة يتم استخدامها‪ :‬عند اختبار‬
‫الطالب ألدائهم التعليمي‪.‬‬
‫‪ = D‬الدرجة (املستوى املقبول من املظهر) ‪ ،‬هي درجة أو مستوى النجاح‬
‫الذي‪ :‬جيب أن حيققه الطالب يف إظهار سلوك خمرجات التعلم‪.‬‬
‫‪ .3‬تصنيف أهداف تدريس اللغة العربية‬
‫الغرض‪ :‬من تعليم اللغة العربية هو ‪ 4‬تصنيفات ‪ ،‬التصنيفات األربعة التالية‪:‬‬

‫األهداف الوطنية‬
‫األهداف املؤسسية‬
‫الغرض‪ :‬من املنهاج‬
‫األهداف التعليمية‬
‫‪ .4‬استخدام أهداف التعلم باللغة العربية‬
‫الغرض‪ :‬من تعلم اللغة العربية ينقسم إىل ‪ ، 3‬وهي‪:‬‬

‫املبادئ التوجيهية واملراجع يف صنع خطط التعلم‬


‫املبادئ التوجيهية واملراجع للمعلمني يف تنفيذ خطوات التدريس‬
‫توجيه الطالب يف التعلم‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai