Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengapa belajar bahasa asing itu susah dan kadang menjenuhkan, bahkan

bisa Bahasa adalah realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tumbuh

kembangnya manusia pengguna bahasa itu. Realitas bahasa dalam kehidupan ini

samakin menambah kuatnya eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya dan

beragama. Kekuatan eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya dan

beragama antara lain berupa sains, teknologi, dan seni yang tidak terlepas dari

peran-peran bahasa yang digunakan. Namun dalam konteks lain, bahasa bisa

dijadikan propaganda, bahkan peperangan yang bisa membahayakan sesama jika

pengguna bahasa tidak lagi melihat rambu-rambu agama dan kemanusiaan dalam

penggunaannya.1

Kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia semakna atau sama dengan kata

lughat dalam bahasa Arab, langue dalam bahasa Perancis, taal dalam bahasa

Belanda, Spraceh dalam bahasa Jerman, kokugo dalam bahasa Jepang, dan

bahasa dalam bahasa Sansekerta. Atas dasar perbedaan sebutan itu tidak

berlebihan jika dikatakan bahwa pengertian bahasa untuk sebagian orang masih

belum tepat. Hingga kini, bahasa didefinisikan dengan beragam pengertian.

Sebagian mengatakan bahwa bahasa adalah perkataan-perkataan yang diucapkan

atau ditulis. Sebagian lainnya mengatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi

bagi manusia. Sekelompok lainnya mendefinisikan bahasa sebagai kata benda,

kata kerja, kalimat-kalimat, ungkapan-ungkapan, dan sebagainya yang dipelajari

di sekolah, ada juga yang mendefinisikan bahasa hanya sebagai kumpulan kata-

kata dan kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan.


1
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2011), h. 8.

1
2

Bila dicermati secara lebih seksama dan akurat, beberapa definisi tersebut

hanya menyentuh dan menerangkan sebagian dari hakikat wujud dan fungsi

bahasa. Sebenarnya bahasa merupakan sistem lambang-lambang (simbol-simbol)

berupa bunyi yang digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu

untuk berkomunikasi dan berinteraksi.2

Dalam sejarah perkembangan agama samawi/agama wahyu tidak ada kitab

suci yang masih asli bahasanya kecuali Al-Qur’an. Ayat-ayat Al-Qur’an yang

diturunkan dalam dua priode yaitu priode sebelum hijrah dari Mekah ke Madinah

dan priode setelah hijrah, masih tetap dalam bahasa aslinya. Setiap tarjamahan Al-

Qur’an atau alih bahasa dari bahasa Arab atau tafsirnya tidak dapat disebut Al-

Qur’an, tetapi dikatakan sebagai tarjamahan atau tafsir Al-Qur’an. Atas dasar ini,

mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci kaum muslimin di dunia

merupakan kebutuhan utama. Selain itu mempelajari bahasa Arab berarti

memperdalam agama Islam dari sumbernya yang asli.

Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam

mengutarakan maksud/tujuan mereka. Bahasa Arab itu terpelihara bagi kita oleh

Al-Qur’an Al-Karim, hadits-hadits Nabi yang mulia dan karangan baik prosa

maupun puisi yang diriwayatkan oleh orang-orang yang terpercaya.3

Bahasa Arab sudah diajarkan di Indonesia sejak Islam tersebar ke bumi

Nusantara ini, yaitu kira-kira abad ke-13 M. Dahulu, pengajaran bahasa Arab

hanya sekedar untuk mendalami dan memahami ajaran Islam dan termaktub

dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadits yang keduanya ditulis dalam bahasa Arab.

2
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Humaniora: Bandung, 2009), h.
2.
3
Musthofa Al-Ghoyalaini, Jami’id Durusil Arabiyyah, (Daar Al-Kitab Al-Ilmiyyah:
Beirut, 2004), h. 13.
3

Oleh karena itu, memahami dan mempelajari bahasa Arab adalah sebuah

keniscahyaan.4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian ilmu shorof ?


2. Apa saja keuntungan mempelajari ilmu shorof ?
3. Bagaimana model-model pembelajaran ilmu shorof ?
4. Bagaiaman metode-metode pembelajaran ilmu shorof ?
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian ilmu shorof.

2. Untuk mengetahui keuntungan mempelajari ilmu shorof.

3. Untuk mengetahui model-model pembelajaran ilmu shorof.

4. Untuk mengetahui metode-metode pembelajaran ilmu shorof.

4
Ulin Nuha, Metode Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Diva Press: Yogjakarta,
2012), h. 55.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Shorof

Ilmu shorof adalah ilmu yang membahas dasar-dasar pembentukan kata,

termasuk di dalamnya imbuhan. Sharaf memberikan aturan pemakaian masing-

masing kata dari segi bentuknya yang dikenal dengan Morfologi. Dengan kata lain

bahwa shorof memberikan aturan pemakaian dan pembentukan kata-kata sebelum

digabung atau dirangkai dengan kata-kata yang lain.

Meurut Ma‟ruf sharaf merupakan ilmu yang membahas kata sebelum

masuk pada susunan kalimat, sementara menurut istilah adalah perubahan suatu

asal kata menjadi bentuk yang bermacam-macam untuk membentuk makna yang

dimaksud.

Bahasa Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya sangat

beragam dan fleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrif isytiqaqy) maupun

dengan cara infleksi (tashrif i’raby). Dengan dua cara tersebut, bahasa Arab

menjadi sangat kaya dengan kosa kata. 5

Menurut KH. Ahmad Warson Munawwir shorof sebagai cabang ilmu

bahasa Arab mula-mula disusun dan dikembangkan oleh orang 'ajam (non Arab).

Pengembangan ini dimaksudkan untuk memberi bekal bagi orang 'ajam bukan

penutur asli (ghoiru nathiqin) agar dapat mempelajari dan kemudian mempelajari

bahasa Arab. Bersama dengan nahwu dan ilmu-ilmu lainnya seperti Arudl,

Balaghoh, dan ilmu-ilmu bahasa Arab lainnya, shorof terbukti mampu menjadi

ilmu alat penguasa bahasa Arab, baik bagi orang-orang 'ajam, maupun bagi orang-

orang Arab yang belum baik dalam bahasa Arab ('ajam).

5
Danial Hilmi, Cara Mudah Belajar Ilmu Shorof, Cet. 2 (UIN Maliki Press: Malang,
2012), h. 1-2.
5

B. Kuntungan Mempelajari Ilmu Shorof

Dengan penguasaan ilmu shorof ini, maka seseorang akan memperoleh

beberapa keuntungan, diantaranya :

1. Dapat memperpendek masa tempuh pembelajaran bahasa Arab;


2. Mampu mengatasi kerumitan kosa kata yang mungkin muncul;
3. Dengan menggunakan shorof sebagai perangkat analisis struktur kata

bahasa Arab, maka ia tidak perlu banyak memerlukan buku Kamus;

4. Menjadi terampil dan mudah mencari kata dalam kamus. Hal ini

dikarenakan kamus bahasa Arab pada umumnya disusun berdasar pola asal

suku kata dasar, dan tidak sepenuhnya berdasar pola alfabetis, dengan

demikian ilmu shorof sangat diperlukan dalam penggunaan kamus

tersebut.6

Kiai Ali selanjutnya menjelaskan beberapa keuntungan yang dapat diraih

dari pendekatan shorof dalam pembelajaran bahasa Arab, sebagai berikut:7

1. Kegunaan dalam tahajji (mengeja) dan qira’ah (membaca).


Setelah murid sudah mengenal mufrodatul huruf atau huruf hijaiyah, ia

dapat langsung diberi hafalan tashrif kalimah. Misalnya, ia disuruh men-tashrif

kalimah ”‫ص ر‬
ُ َ - ‫ص َر‬
ُ ‫يْن‬ َ َ‫( ”ن‬secara ishtilahy atau lughawi) sampai selesai. Lalu

disuruh lagi men-tashrif kalimah ”‫يرس م‬


ُ ُ ْ َ - ‫ ” َر َس َم‬sampai selesai. Dan begitu

seterusnya.

Dengan cara seperti itu, maka dengan tanpa menggunakan cara mengeja

yang bertele-tela, murid dengan sendirinya akan mengenal dan dapat membaca

kalimat-kalimat tertentu.

6
Warson Munawir, Kata Pengantar dalam Muhtarom Busyro, h. 7-8.
7
A. Zuhdi Mukhdlor, Kamus Nahwu Shorof, (UIN SUKA: Yogjakarta, 2012), h. 39-41.
6

2. Kegunaan dalam khath (seni tulis)


Dengan metode tashrif kalimah atau shorof, murid dengan sendirinya

terlatih menulis secara baik dan benar suatu huruf dalam berbagai bentuknya.

Maksudnya, dengan perintah menuliskan tashrif kalimah ”‫ص ر‬


ُ ‫يْن‬ ُ َ - ‫صَر‬
َ َ‫”ن‬, berarti
ia mengulang-ulang tulisan huruf ‫ص‬-‫ن‬ dan ‫ر‬ dengan bermacam-macam

perubahan bentuknya.

3. Kegunaan dalam ketepatan makhroj (pengucapan huruf)


Dengan mengulang-ulang tashrif kalimah, murid otomatis terlatih

mengucapkan makhroj secara benar. Karena itu guru sebaiknya mengajak murid

mengucapkan tashrif kalimah dengan suara keras dan fasih. Disamping itu

mengajak murid mengucapkan huruf-huruf tertentu lewat tashrif untuk tujuan

”tahqiqul makhroj” (pengucapan huruf secara benar). Misalnya, untuk

mengucapkan huruf ”)‫خ” ( َخ ْاء‬, agar sesuai dengan tahqiqul makhroj, guru

cukup mencarikan kalimat yang mengandung huruf ”‫”خ‬, seperti kalimah : ‫َد َخ َل‬
‫ يَ ْد ُخ ُل‬- atau ‫ خَي ْ ُر ُج‬- ‫َخ َر َج‬ agar di-tashrif sampai selesai. Dengan demikian,

guru tidak perlu lagi menggunakan metode lama untuk tahqiqul makhroj, seperti :
‫اخا َخلِ َخا‬ ِ ِ
ً َ‫اخا َخل َخ ْن م َن الْ ُم ْخ ِن خَم‬
ً ‫َخ‬
Karena cara seperti itu, menurut Kiai Ali, disamping tidak memberikan dasar-

dasar pengetahuan bahasa Arab, juga tidak mengandung makna, karena susunan

.kalimat seperti itu tidak pernah dijumpai dalam bahasa Arab

4. Kegunaan dalam imla’ (dikte)


Imla’ atau dikte biasa digunakan ustadz untuk menguji kemampuan dan

kecermatan santri dalam menangkap kalimat Arab, sekaligus menuliskannya.

Misalnya ustadz mengucapkan satu kalimat, lalu santri menuliskannya, dan begitu

seterusnya. Maka dengan model tashrifan, ustadz cukup menyebut satu kalimat,
7

misalnya ”‫” َذ َهب‬, kemudian menyuruh santri untuk menuliskan dan meneruskan
َ
tashrifannya.

5. Kegunaan dalam memperluas perubahan-perubahan bentuk kalimat


Belajar bahasa Arab dengan pendekatan shorof ini, menurut Kiai Ali

berarti sekaligus belajar dasar-dasar ilmu nahwu. Karena, selain santri dan ustadz

memperoleh perbendaharaan kata/kosa kata yang banyak, sekaligus juga dapat

mengenal perubahan bentuk (shighat) kalimat, seperti sighat fi’il madhi, fi’il

mudhori’, fi’il amar, isim fa’il, isim maf’ul, isim tafdhil, isim mubalaghah, dan

sebagainya. Dengan demikian, murid tidak akan lupa atau ”pangling” dengan

perubahan bentuk kalimat tersebut, dan dengan sendirinya ia telah menguasai

dasar-dasar ilmu nahwu, sehingga pada tahap berikutnya sangat mudah baginya

untuk diperkuat dengan kaidah-kaidah nahwiyah.

C. Model-Model Pembelajaran Ilmu Shorof

Berikut model-model pembelajaran sharaf yang dapat digunakan, yaitu:

a. Pengajaran secara langsung (Pembelajaran Langsung).

Model pembelajaran langsung adalah suatu pendekatan mengajar yang

dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan

pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik

yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi

selangkah.8 Disini guru berperan langsung sebagai pemberi materi maupun

pembagi informasi. Dengan menggunakan berbagai media baik itu buku, recorder,

video dan lain-lain. Bertujuan menekankan pada penguasaan konsep materi.

8
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorentasi Konstruktivitis, (Prestasi
Pustaka: Jakarta, 2011), h. 29.
8

b. Metode Tanya Jawab

Pengertian lain menurut para ahli mengenai metode Tanya jawab dalam

pembelajaran adalah suatu teknik penyampaian pelajaran dengan cara guru

menyampaikan pertanyaan. Atau suatu metode di dalam pendidikan dimana guru

bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang ingin diperoleh. 9 Disini

para siswa bisa langsung berinteraksi dengan gurunya apabila ada sesuatu yang

masih kurang dipahami, sama halnya guru pun di sini berhak mengajukan

pertanyaan kepada murid-muridnya.

c. Metode Diskusi

Diskusi ini menitik beratkan pada keterampilan berbicara baik antara siswa

dan guru maupun antara siswa dan siswa lainnya. Metode diskusi adalah proses

dimana siswa akan mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi pengalaman

mereka sendiri dalam memecahkan masalah umum. Dalam diskusi ini tertanam

juga tanggung jawab dan harga diri.10

D. Metode Pembelajaran Ilmu Shorof

Adapun metode-metode dalam pembelajaran ilmu shorof adalah sebagai

berikut:

a. Metode Inquriy

Secara bahasa inquiry berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang berarti:

pertanyaan, pemeriksaan, pencarian jawaban atau penyelidikan. Adapun

pengertian inquiry menurut para ahli berbeda-beda. Berdasarkan beberapa definisi

para ahli, dapat disimpulkan bahwa inquiry merupakan salah satu model

pembelajaran untuk mendapatkan informasi, merumuskan pertanyaan,

mengetahui, menemukan dan mendalami suatu konsep serta mengevaluasi sumber

9
Ammai Arif, Pengantar Ilmu dan Metode Pendidikan, (CV. Angkasa: Bandung, 2012),
h. 37.
Syarifuddin, Pembuatan Game Ilmu Shorof (Tashrif) Sebagai Media Pembelajaran
10

Bahasa Arab, (Journal Online.ISSN 1979-8911, Vol. VI, No. 1-2, Juli (2012), 23.
9

informasi lain untuk memecahkan suatu permasalahan secara sistimatis, kritis,

logis analitis dan ilmiah.11

Subyek dalam model pembelajaran inquiry adalah siswa. Dalam proses

pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pembelajaran

dari keterangan verbal guru, melainkan juga berperan aktif menemukan sendiri

makna dan substansi dari materi pembelajaran. Dan guru berperan sebagai

fasilitator.

Teori belajar kontruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget menegaskan

bahwa pengetahuan akan mempunyai makna jika dicari dan diselidiki secara

mandiri oleh siswa. Skema itu akan selalu mengalami proses pembaruan sesuai

dengan intensitas berpikir. Itulah beberapa teori belajar yang mempengaruhi

strategi pembelajaran inkuiri.

Adapun tujuan utama dari pembelajaran berbasis inkuiri yaitu: (1)

Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan

konsep sains; (2) Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu

bekerja layaknya seorang ilmuan dalam melakukan eksperimen; (3) Membiasakan

siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

Sehingga berdasarkan pembelajaran berbasis inkuiri, siswa dilatih untuk

melakukan observasi secara terbuka, kemudian menentukan prediksi jawaban,

menarik kesimpulan berdasar data. Melaui kegiatan semacam ini, siswa dilatih

untuk membuka pikirannya siswa mampu membuat hubungan antara kejadian,

obyek atau kondisi yang dialami dengan kehidupan nyata.

11
Kasnun, Penerapan Strategi Inquriy Learning Dalam Pembelajaran Mufradat Berbasis
Modified Free Inquiry, (Jurnal Pendidikan Kodifikasi, 2019), h. 6.
10

b. Metode Snowball

Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing (ST) atau yang sering

dikenal dengan Snowball Figh merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama

kali dari game fisik dimana segumpalan salju dilemparkan dengan maksud

memukul orang lain.

Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini, guru mengajak

peserta didik bermain dengan cara membuat bola pertanyaan dari kertas yang

diremas-remas, kemudian kertas tersebut dilempar dari satu peserta didik ke

peserta didik yang lain. Peserta didik yang mendapat satu bola, guru memintanya

untuk membaca pertanyaan di depan kelas dan memberikan jawabannya.

Model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing ini

menggabungkan antara diskusi dan permainan, sehingga dapat memotivasi peserta

didik untuk aktif berperan serta dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh dan

bosan.12 Snowball throwing merupakan pengembangan dari metode diskusi dan

merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif.

Hanya saja, pada metode ini, kegiatan belajar diatur sedemikian rupa

sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan.

Dengan penerapan metode ini, diskusi kelompok dan interaksi antar peserta didik

dari kelompok yang berbeda memungkinkan terjadinya saling berbagi

pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang

mungkin timbul dalam diskusi yang berlangsung secara lebih interaktif dan

menyenangkan.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing

diharapkan dapat menarik perhatian peserta didik untuk meningkatkan hasil

belajarnya, sehingga peserta didik akan lebih aktif dalam pembelajaran dan akan
12
Ardi Siagalan dan Irmayanti, Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Jurnal Geografi Universitas Negeri Medan: Medan,
2011), h. 83.
11

menciptakan suasana pembelajan lebih kondusif serta mengurangi kejenuhan

dalam proses pembelajaran.

BAB III
12

PENUTUP
A. Kesimpulan

Meurut Ma‟ruf sharaf merupakan ilmu yang membahas kata sebelum

masuk pada susunan kalimat, sementara menurut istilah adalah perubahan suatu

asal kata menjadi bentuk yang bermacam-macam untuk membentuk makna yang

dimaksud.

Adapun model-model pembelajran ilmu shorof adalah sebagai berikut:

1. Pengajaran secara langsung

2. Tanya jawab

3. Diskusi

Adapun metode-metode pembelajaran ilmu shorof adalah sebagai berikut:

1. Metode inquriy

2. Metode Snawball

Saran

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam

penulisan makalah semata-mata karena kekurangan penulis. Penulis sadar dalam

penyajian makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang

konstruktif sangat kami harapkan guna untuk kesempurnaan makalah ini agar

kedepannya menjadi yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua yang membaca. Amin.


DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2017. Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya. AURA:
Bandar Lampung
Ali Jarim dan Mushthafa Amin, An-Nahwu al-Wadhih fi Qawa’id al-
Lughah al-‘Arabiyah Juz 1, Kairo: Dar el-Ma’arif
Alwasilah, Chaedar. 2011.Beberapa Mazhab dan Dikotomi Teori
Linguistik. Angkasa: Bandung
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek
,Rineka Cipta: Jakarta
Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, 2011.Teknik Pembelajaran Bahasa
Arab, CV. Pustaka Cendekia Utama: Bandung
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, 2012. Metode dan Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab, UIN Maliki Press: Malang
Bukhari Muslim, Ahmad. 2014.Desain Metode Pembelajaran Bahasa
Arab di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Raden Intan Lampung, (LP2M: IAIN Raden
Intan Lampung,), Cet. 1
Haedari, Amin. 2004. Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan
Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global, IRD PRESS: Jakarta
Hamalik,Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara:
Jakarta
Hasan Lubis,Hamid. Glosarium Bahasa dan Sastra, Angkasa: Bandung
Hijriyah,Umi. Analisis Pembelajaran Mufradat dan Struktur Bahasa Arab
di Madrasah Ibtidaiyah, CV. Gemilang: Surabaya
Danial Hilmi, Cara Mudah Belajar Ilmu Shorof, Cet. 2 UIN Maliki Press:
Malang, 2012.
Warson Munawir, Kata Pengantar dalam Muhtarom Busyro
Zuhdi Mukhdlor, Kamus Nahwu Shorof, (UIN SUKA: Yogjakarta, 2012),
h. 39-41.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Beriorentasi Konstruktivitis,
Prestasi Pustaka: Jakarta, 2011.
Ammai Arif, Pengantar Ilmu dan Metode Pendidikan, CV. Angkasa:
Bandung, 2012.
Syarifuddin, Pembuatan Game Ilmu Shorof (Tashrif) Sebagai Media
Pembelajaran Bahasa Arab, (Journal Online.ISSN 1979-8911, Vol. VI, No. 1-2,
Juli (2012)
Ardi Siagalan dan Irmayanti, Penerapan Model Pembelajaran Snowball
Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Geografi Universitas
Negeri Medan: Medan, 2011.
Kasnun, Penerapan Strategi Inquriy Learning Dalam Pembelajaran
Mufradat Berbasis Modified Free Inquiry, Jurnal Pendidikan Kodifikasi, 2019.

Anda mungkin juga menyukai