Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Tes Bahasa Arab

DOSEN PEMBIMBING :
H. MUKHLIS, MA.MPd
DI SUSUN OLEH :
SUGIYAHFI
1888204007

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul ‘Evaluasi Pembelajaran
Bahasa Arab”.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi kita nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam ilmiyah pada
saat ini. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada rintangan atau
halangan apapun. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab dengan dosen pengampu mata kuliah tersebut
yakni H. MUKHLIS, MA.MPd

Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami bersedia menerima saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 22 November 2020

SUGIYAHFI

i  
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................ 1

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................... 2

A. Latar Belakang...................................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................ 3

A. Pengertian Tes…............................................................................................... 3

B. Jenis-jenis Pendekatan Tes Bahasa Arab...........................................................4

C. Ruang Lingkup Tes Bahasa Arab.................................................................... 11

BAB III : PENUTUP.................................................................................................. 13

Kesimpulan ................................................................................................................ 13

Saran ........................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka............................................................................................................. 14

1  
 
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pertemuan yang diadakan sehari-hari, tes pada saat rapat dengan usaha
untuk memperoleh informasi tentang peningkatan pada siswa sebagai hasil dari
pengujian, dengan demikian, tes dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang dapat dicocokkan dengan standar yang telah disepakati
dalam suatu program. Keberhasilan proses belajar siswa dalam hal belajar mengajar
dikelas dapat dilihat darimana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh
seluruh siswa dikelas tersebut.

Adanya perbedaan individu tentu berhasil atau tidak setiap individu dalam
menjalankan tugas dan tugas yang mengandung tugas belajar. Dengan mewakili
perbedaan individu tersebut maka, perlu diciptakan alat untuk mengukur keadaan
individu. Dan alat mengukur ini disebut Tes.

Tes bahasa dan terjemahan bahasa merupakan dua kegiatan yang saling
berkaitan erat. Terakit tes bahasa ini dirancang dan dilaksanakan untuk memperoleh
informasi tentang yang berkaitan dengan keefektifan disetujui bahasa. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan disampaikan lebih lanjut tentang pengertian tes bahasa,
jenis-jenis tes, dan ruang lingkup.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Tes Bahasa Arab?


2. Apa saja Jenis-jenis Tes Bahasa Arab?
3. Bagaimana Ruang Lingkup Tes Bahasa Arab?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Tes Bahasa Arab


2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Tes Bahasa Arab
3. Untuk memahami Ruang Lingkup Tes Bahasa Arab

2  
 
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes

Tes diartikan sebagai alat, prosedur atau rangkaian kegiatan yang digunakan
untuk mendapat contoh tingkah laku seseorang yang memberikan gambaran tentang
kemampuannya dalam suatu bidang ajaran tertentu. Tes berbentuk sekumpulan
pertanyaan yang harus dijawab atau serangkaian perintah atau kegiatan yang harus
dilaksanakan mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh orang yang menggunakan
tes tersebut.1

Penggunaan istilah tes mengacu pada suatu alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengukur suatu kemampuan. Menurut Gronlund dan Linn, ada tiga hal yang
penting dalam pengertian Tes. Pertama, tes adalah sebuah alat pengukuran.
Pemberian tes (testing) adalah bagian dari kegiatan pengukuran
(measurrement). Kedua, Tes adalah alat untuk mengukur sampel, pengetahuan, atau
kemampuan yang dimiliki seseorang. Oleh karena itu pemberian tes pada dasarnya
terbatas dari segi waktu pelaksanaannya, pengetahuan dan kemampuan yang diukur
bersifat luas hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan
yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua kemampuan dan
pengetahuan yang mugnkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes adalah penafsiran
angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya seseorang
pembelajar dalam mencapai suatu tujuan.

Tes merupakan salah satu jenis alat untuk memperoleh data numeric, atau alat
untuk melakukan pengukuran yang hasilnya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam melakukan evaluasi.2

                                                                                                                       
1
  Moh. Matsna dan Erta Mahyudin, Pengembangan Evaluasi dan Tes Bahasa
Arab,(Tangerang Selatan: al-kitabah, 2014), hlm. 02  
2
 Mushollin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: STAIN PAMEKASAN
Press, 2010), hlm.06.

3  
 
B. Jenis-Jenis Tes Bahasa Arab

1. Berdasarkan Cara Penilaian

a. Tes Obyektif (ikhtibaar maudhu’i)

Tes Objektif adalah tes yang penilaiannya dilakukan secara objektif, mengandung
pertanyaan yang sudah terstruktur dengan sempurna, peserta tes tidak perlu
melahirkan ide, sebab telah disediakan jawaban untuk dipilih dan tidak dituntut
adanya kemampuan mengorganisasikan jawaban, mengacu pada cara penilaian yang
ajeg, dengan hasil yang sama, tidak berubah sekalipun dilakukan berulang-ulang, atau
dilakukan oleh penilai yang berbeda, peserta hanya perlu mengenal jawaban yang
dianggap benar. Dalam melakukan penilaian berpedoman pada kunci jawaban.

b. Tes Subyektif (ikhtibaar dzati)

Tes dikategorikan subyektif apabila penilaian yang dilakukan dipengaruhi oleh


pendapat pribadi si penilai, jawaban terhaadap tes ini berupa ungkapan bebas dalam
bentuk kalimat, paragraf, atau uraian lengkap termasuk esai. Biasanya digunakan pada
pengajaran mengarang, membaca pemahaman, dalam tes maharah qiroah. Untuk
mengurangi kadar subjektifitas diperlukan penilaian berkali-kali dan menugaskan
lebih dari satu orang penilai.

c. Tes Formatif (al-Ikhtibaar al-Takwini)

Tes formatif merupakan tes yang dilaksanakan pada saat program pengajaran
berlangsung, tujuannya untuk menyempurnakan program dan memantau kemajuan
siswa, mengetahui kelemahan dan kesulitan belajar, dalam memahami materi. Tes ini
dilakukan beberapa kali seperti Tes mingguan, bulanan dan bisa juga dilakukan untuk
mengakhiri tatap muka disetiap jam pelajaran.

d. Tes Sumatif (al-Ikhtibaar al-Khitami)

Tes Sumatif adalah jenis tes yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar
siswa dalam kurun waktu tertentu, seperti akhir semester dan dinyatakan dalam
bentuk laporan secara deskriptif, bisa juga seperti rapor. Tingkat kesulitannya
bervariasi, dan materinya harus mewakili dari materi yang sudah diajarkan.
Keunggulan dari adanya tes ini selain mengukur prestasi belajar, juga menentukan
kelas, menentukan pemberian sertifikasi atas kecakapan dan keterampilan tertentu,
menilai efektivitas pembelajaran.

4  
 
e. Tes Masuk (al-Ikhtibaar al-qabul)

Tes ini biasanya dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk menyeleksi calon
siswa pilihan yang akan diterima disekolah tersebut. Bentuk tes yang digunakan
menyesuaikan dengan program yang akan diselenggarakan seperti tes masuk kelas
bahasa, maka isi tes mencerminkan jenis keterampilan dan kemampuan berbahasa,
sedangkan kriterian penerimaan calon siswa dilembaga tersebut memperhatikan
jumlah peserta yang dikehendaki.

f. Tes Penempatan (ikhtibaar al-tashnif.

Tes penempatan merupakan tes yang diselenggarakan menjelang dimulainya suatu


program, dengan tujuan untuk menempatkan seseorang pada kelompok yang sesuai
dengan tingkat kemampuan berbahasa yang dimiliki. Yang perlu diperhatikan dalam
memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan siswa, guru tidak cukup
melakukan tes sekali saja, akan tetapi dibutuhkan serangkaian tes mengikat sebagai
tolak ukur atau indikator gueu dalam melihat ragam kemampuan bahasa yang dimiliki
siswa.

g. Pre-Tes (ikhtibaar qabli)

Merupakan tes yang diselenggarakan sebelum suatu program dilaksanakan dengan


tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang implikasinya dapat membantu
guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, membuat guru menjadi sibuk
terutama tahun-tahun pertama kegiatan tersebut diterapkan.

h. Pos-Tes (ikhtibar ba’di)

Pos tes merupakan suatu tes yang dilakukan menjelang berakhirnya suatu program
pembelajaran, bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa, dan dapat
mengetahui tingkat kemajuan yang berhasil dicapai siswa setelah mengikuti program
pembelajaran tersebut.

i. Tes Hasil Belajar (ikhtibar al-Tashil)

Tes hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ukuran hasil belajar siswa yang
berhasil dicapai terhadap suatu mata pelajaran tertentu. Dalam pelaksanaannya siswa
diberikan batasan dalam menjawab soal yang diberikan, batasan waktu tersebut
disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang telah
diajukan.

5  
 
j. Tes Standar

Tes standar adalah tes yang dikembangkan dengan upaya untuk mengikuti
prosedur dan memenuhi persyaratan secara ketat, ciri-ciri pokok dan persyaratan tes
yang baik itu dikaji secara sadar dan terencana dan diusahakan pemenuhannya.
Semua itu dilakukan untuk memperoleh tes yang paling baik mutunya, untuk
mencapai tujuan itu, penyusunan tes standar dimulai dengan melakukan telaah
terhadap jabaran isi dari kemampuan yang akan diukur, untuk menentukan cakupan
dan relevansi isi tes yang sesuai. Biasanya juga digunakan sebagai syarat utama untuk
masuk pada suatu lembaga pendidikan yang membutuhkan keterampilan dan
kemampuan bahasa tertentu. Contoh tes standar ini dapat berupa TOEFL/TOAFL.

Dalam praktiknya, tes standar dalam pengajaran bahasa sangat terbatas, mengingat
banyak dan ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi, belum lagi tingkat kerumitan
prosedur penyusunannya. Jenis tes ini memiliki butir-butir isi yang telah dikaji dan
diupayakan memenuhi ketentuan tertentu seperti tingkat kesulitan, adanya sisi
pembeda antar butir soal.3

2. Berdasarkan Cara Mengerjakan

a. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah suatu tes yang cara menjawab pertanyaannya dilakukan secara
tertulis, sedangkan bentuk pertanyaannya bisa disampaikan dalam bentuk tulis,
ataupun lisan, misalnya tes menyimak dan dikte. Tes tertulis ini bisa diberlakukan
untuk berbagai keterampilan berbahasa.

b. Tes Lisan

Tes lisan adalah suatu tes yang cara menjawab pertanyaannya dilakukan secara
lisan, dalam konteks pembelajaran bahasa tes ini cocok untuk mengukur kemampuan
berbicara baik dari aspek aksennya, gramatikalnya, kelancaran, ketepatan pilihan
katanya, uslubnya, ketepatan dalam memberikan informasi dan menerima informasi,
tekanan dan kefasihan dalam melafalkan kata, disamping itu, tes lisan juga dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan membaca teks bahasa arab.

                                                                                                                       
3
 Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Berbahasa Arab, (Malang: UIN-Maliki
Press, 2010), hlm.20  

6  
 
3. Berdasarkan Kriteria Bentuk Jawaban

a. Tes Esai

Merupakan tes yang jawabannya menuntut peserta untuk memberikan jawaban


dalam bentuk uraian dengan menggunakan bahasanya sendiri. Karakteristik utama
dari tes ini adalah memberikan keleluasaan teste dalam memilih, menghubungkan,
dan mengemukakan idenya menggunakan bahasanya sendiri. Tes esai juga digunakan
untuk mengukur keberhasilan teste yang tidak dapat diukur dengan bentuk tes
objektif.

b. Tes jawaban pendek

Tes bahasa merupakan tes jawaban pendek, apabila pesertanya diwajibkan untuk
memberikan jawabannya bukan dalam bentuk esai, melainkan dalam bentuk jawaban-
jawaban pendek. Jawaban pendek itu dapat berupa rangkaian kata-kata pendek, kata-
kata lepas, atau bahkan sekedar huruf dan angka.

c. Tes pilihan

Peserta tes tidak menuliskan jawabannya dalam bentuk esai, paragaraf, kalimat,
huruf atau angka. Semata-mata dinyatakan dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang disediakan. Biasanya dengan sekedar memberu tanda dalam bentuk
tanda silang, lingkaran kecil, atau tanda lainnya.

4. Berdasarkan pendekatan kajian bahasa

a. Tes bahasa diskret

Tes bahasa diskret adalah tes yang disusun bersadarkan pendekatan diskret dalam
linguistik, sasaran tes diskret adalah bagian terkecil dari bahasa secara terpisah-pisah,
baik bagian terkecil dari kemampuan bahasa maupun komponen bahasa. Contohnya
tes bahasa yang diskret meliputi butir tes, yang secara terpisah di luar konteks,
menyebutkan bentuk jamak dari suatu kata benda.

b. Tes bahasa integratif

Pada tes integratif di letakkan pada gabungan unsur bahasa. Butir tes yang
jawabannya menuntut penggunaan dari gabungan unsur-unsur bahasa semacam itu
merupakan butir tes integratif. Contoh menuliskan sinonim dari kata yang bergaris
bawah dalam kalimat.

7  
 
c. Tes bahasa pragmatik

Tes pragmatik mendasarkan keberadaan dan penggunaannya pada terdapat bahwa


orang dapat memahami wacana yang di dengar atau di baca secara utuh meskipun
disana sini diwarnai dengan berbagai kendala yang menyebabkan wacana itu tidak
dapat di terima secara utuh. Contoh setiap kata ke-n atau n-th word telah dihilangkan
(deleted). Tugas peserta adalah untuk mengidentifikasi kata-kata yang telah
dihilangkan itu berdasarkan pemahamannya terhadap keseluruhannya wacana yang
tersisa.

d. Tes bahasa komunikatif

Dalam pendekatan komunikatif, titik berat fungsi bahasa di letakkan pada


komunikasi yang penggunaan dan penyelenggaraan pembelajarannya bertumpu pada
komunikasi sebagai fungsi utamanya. Tes yang di maksudkan untuk memberi tugas
kepada peserta tes melakukan kegiatan dengan kemampuan bahasa tertentu. Contoh
kemampuan bahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis.4

5. Berdasarkan cara penyusunan

a. Tes buatan guru

Sebagai tes yang dibuat oleh guru sendiri, tes buatan guru sering disusun dan
disiapkan dengan cara dan prosedur prosedur seperlunya saja, tanpa melalui kajian
yang rinci dan saksama terhadap ciri-ciri utamanya, reliabilitas, tingkat kesulitan dan
sebagainya. Tes semacam itu disusun dengan lebih banyak mengandalkan
pertimbangan dan penilaian guru sendiri, mengenai apa yang perlu diteskan, dan
bagaimana cara mengetesnya. Itulah sebabnya tes jenis ini dikenal sebagai tes nuatan
guru, bukan pertama-tama karena dibuat oleh guru, melainkan karena cara
pemyusunan, yang dilakukan tanpa melalui prosedur yang lengkap untuk
mengungkapkan ciri-ciri pokoknya.

b. Tes terstandar

                                                                                                                       
4
 M. Soenardi Djiwandono, Tes bahasa pegangan bagi pengajar bahasa, (Jakarta: PT
Indeks, 2008), hal. 101-113

8  
 
Tes standar dikembangkan dengan upaya untuk sejauh mungkin mengikuti
prosedur dan memenuhi persyaratan secara ketat. Karena persyaratan yang ketat yang
harus dipenuhi, dan kerumitan prosedur penyusunannya, tes terstandar dalam
pengajaran bahasa digunakan secara terbatas, baik dalam hal jenis tes bahasanya,
maupun frekuensi penggunaannya. Bagi kemampuan berbahasa, tes terstandar lebih
banyak dijumpai terutama untuk kemampuan membaca. Meskipun demikian dapat
pula dijumpai tes tatabahasa atau kosakata yang berhubungan dengan komponen
bahasa, atau bahkan gabungan beberapa daripadanya.

6. Berdasarkan jumlah peserta

a. Tes perseorangan

Pada penyelenggaraan tes bahasa secara perseorangan, setiap peserta tes


menerima tugas atau pertanyaan tes sendiri, tidak bersamaan dengan peserta tes yang
lain, dan langsung menjawab atau mengerjakannya sendiri. Tugas atau pertanyaan itu
diberikan langsung oleh satu orang atau lebih penguji, yang bertugas untuk
menyelenggarakan tes.

b. Tes kelompok

Tes sekelompok diselengarakan untuk sekelompok peserta tes sekaligus.


Dalam penyelenggaraan tes pada umumnya, termasuk tes bahasa, penyelengaraan tes
kelompok pertama-tama didasarkan atas pertimbangan kepraktisan. Tes kelompom
lebih efisien karena diselengarakan untuk sejumlah peserta sekaligus.

7. Berdasarkan acuan penilain

a. Tes bahasa acuan norma

Pada penyelenggaraan tes bahasa acuan norma, interpretasi terhadap hasil tes
untuk mengubah nilai mentah menjadi nilai akhir, dilakukan atas dasar tingkat
pencapaian rata-rata suatu kelompok peserta tes yang bersangkutan. Seseorang yang
memiliki nilai tinggi pada tes tatabahasa suatu kelompok, misalnya, tidaklah dengan
sendirinya berarti memiliki kemampuan tatabahasa yang tinggi pula, bila
dibandingkan dengan orang-orang lain dalam kelompok yang lain. Tes bahasa yang
dikembangkan dan diinterpretasikan hasilnya atas dasar-dasar pertimbangan itu
dikenal sebagai tes bahasa acuan norma.

b. Tes bahasa acuan patokan

9  
 
Pada tes bahasa acuan patokan, penentuan nilai akhir tidak dikaitkan dengan
tingkat pencapaian peserta-peserta lain yang mengerjakan tes bahasa yang sama. Nilai
akhir pada tes bahasa acuan patokan, didasarkan atas pencapaian tingkat kemampuan
berbahasa terendah, yang masih dapat diterima sebagai tingkat kemampuan berbahasa
yabg memadai. Mereka yang memiliki prestasi setaraf dengan tingkat kemampuan
terendah yang masih dapat diterima itu, berhak menerima nilai akhir terendah yang
masih dapat diterima pula.

c. Tes bahasa acuan gabungan

Dalam prakteknya penyelenggaraan tes sehari-hari, penentuan nilai akhir tidak


senantiasa dapar didasarkan atas salah satu dari kedua acuan penilaian itu secara ketat.
Ada kalanya nilai akhir itu ditetapkan dengan menggabungkan keduanya, terutama
dalam penggunaan tes buatan guru, yang penyusunannya sering tidak dilakukan
dengan cermat. Dengan tes yang disusun tanpa jaminan nyata terhadap dipenuhinya
ciri-ciri tes yang baik, guru tidak dapat begitu saja menetapkan penerapan salah satu
acuan penilaian itu secara ketat.

8. Berdasarkan aspek bahasa

a. Tes bakat bahasa

Tes ini biasanya diselenggarakan menjelang dimulainya suatu program pengajaran


bahasa, untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kemampuan dasar untuk belajar
bahasa, dan oleh karena itu layak diikutsertakan dalam program pengajaran bahasa
yang direncanakan.

b. Tes kemampuan berbahasa

Dengan tes kemampuan berbahasa, dapat diperoleh informasi tingkat kemampuan


memggunakan bahasa pada suatu tahap tertentu. Informasi yang diperoleh melalui tes
kemampuan berbahasa itu semata-mata mengenai tingkag kemampuan berbahasa
senyatanya saat itu, tanpa menghubungkannya dengan hal-hal lain, seperti berapa
lama ia telah belajar, di lembaga pendidikan mana, siapa pengajarnya, dan
sebagainya.

c. Tes komponen bahasa

Dalam pendekatan struktural, mengajarakan bahasa berarti mengajarkan


penguasaan terhadap komponen-komponennya. Demikian pula dalam

10  
 
penyelenggaraan tes bahasa. Sejalan dengan itu, maka atas dasar komponen bahasa
yang tingkat penguasaannya akan diukur, dikenal adanya tes bunyi bahasa, tes
kosakata, dan tes tatabahasa.5

C. Ruang Lingkup Tes Bahasa Arab

1. Tes Komponen Bahasa Arab

a. Tes Struktur/Tata Bahasa

Tes tata bahasa atau yang dilakukan dengan tes qowaid dalam bahasa arab lebih
banyak difokuskan pada tes pembentukan kata(sharf) dan pembentukan
kalimat(nahwu) contoh: Tes menentukan kata dalam bahasa arab menekankan pada
pemahaman tashrif kalimat.

b. Tes Kosa kata

Tes kosa kata juga dapat dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes
penggunaan, tes pemahaman lebih menekankan pada pengukuran kemampuan peserta
dalam memahmi arti kosa kata, sedangkan tes penggunaan lebih dititik beratkan pada
kemampuan menggunakan kosakata dalam kalimat

2. Tes Keterampilan Berbahasa Arab

a. Tes Menyimak

Kemampuan menyimak merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki


peserta didik, oleh karenanya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan menyimak
yang baik maka bisa dilakukan dengan mengevaluasi tes seperti memperdengarkan
audio, video atau wacana.

b. Tes Berbicara

Merupakan kemampuan berbahasa yang aktif produktif, tujuan tes berbicara


adalah untuk mengukur kemampuan teste dalam menggunakan bahasa arab sebagai
alat komunikasi lisan. Untuk tes berbicara yaitu: membaca keras, bercerita melalui
gambar, menceritakan kembali, bercerita bebas, wawncara, pidato dan diskusi.
                                                                                                                       
5
 M. Soenardi Djiwanto, Tes bahasa dalam pengajaran, (Bandung: Penerbit ITB,
1996)

11  
 
c. Tes Membaca

Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat


penting terutama pada era informasi. Sasaran utama tes kemampuan membaca sama
dengan tujuan pokok pengajaran membaca itu sendiri, yaitu kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan. Contoh tes ini bisa berupa mencari informasi tersurat maupun
tersirat dalam suatu wacana, menentukan jenis bacaan atau tema.

d. Tes Menulis

Kemampuan menulis menuntut penguasaan dalam menggunakan berbagai aspek


dan komponen bahasa secara simultan. Contoh tes ini dapat berupa; mendeskripsikan
gambar berseri kedalam suatu karangan yang lebih kompleks.

e. Tes cloze

Fungsi tes close untuk mengukur dan menentukan kesulitan teks, untuk mengukur
tingkat kemampuan bahasa, untuk menafsirkan atau memahami bacaan, untuk
mengkaji hambatan tekstual, dan untuk menilai efektifitas pembelajaran.6

                                                                                                                       
6
  Mushollin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: STAIN PAMEKASAN
Press, 2010), hlm.64-82  

12  
 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tes merupakan salah satu jenis alat untuk memperoleh data numeric, atau alat
untuk melakukan pengukuran yang hasilnya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam melakukan evaluasi.

Jenis jenis tes; a) berdasarkan cara penilaian: tes obyektif, tes subyektif, tes
formatif, tes sumatif , tes masuk , tes penempatan, pre-tes, pos-tes , tes hasil belajar,
tes standar . b) berdasarkan cara mengerjakan; tes tertulis, tes lisan. c) berdasarkan
kriteria bentuk jawaban; tes esai, tes jawaban pendek, tes pilihan. d) berdasarkan
pendekatan kajian bahasa; tes bahasa diskret, tes bahasa integrative, tes bahasa
pragmatik, tes bahasa komunikatif. e) berdasarkan cara penyusunan: tes buatan guru,
tes terstandar f) Berdasarkan jumlah peserta; tes perseorangan, tes kelompok. g).
berdasarkan acuan penilaian; tes bahasa acuan norma, tes bahasa acuan patokan, tes
bahasa acuan gabungan h) berdasarkan aspek bahasa; tes bakat bahasa, tes
kemampuan berbahasa, tes komponen bahasa.

Ruang lingkup tes bahasa arab meliputi; a) tes komponen bahasa arab yang terdiri
dari tes struktur/tata bahasa dan tes kosa kata. b) tes keterampilan berbahasa arab: tes
menyimak, tes berbicara, tes membaca, tes menulis, tes cloze.

B. Saran

Demikian makalah tentang Jenis Tes bahasa arab. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran yang dapat
membangun sangat kami harapkan guna perbaikan makalah kami selanjutnya.

13  
 
DAFTAR PUSTAKA

Matsna. Moh, dan Mahyufin. Erta, Pengembangan Evaluasi dan Tes Bahasa
Arab,2014, Tangerang Selatan: al-kitabah.

Mushollin, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, 2010, Malang: STAIN


PAMEKASAN Press.

Hamid. Abdul, Mengukur Kemampuan Berbahasa Arab, 2010, Malang: UIN-Maliki


Press.

Djiwandono. M, Soenardi, Tes bahasa pegangan bagi pengajar bahasa, 2008, Jakarta:
PT Indeks.

Djiwanto. M. Soenardi, Tes bahasa dalam pengajaran, 1996, Bandung: Penerbit ITB.

14  
 

Anda mungkin juga menyukai