Anda di halaman 1dari 14

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SISWA MADRASAH TSANAWIYAH

(MTS) TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

A. Pengertian
Azwar (2007), menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka
pemikiran. Pertama, kerangka pemikiran yang digagas oleh para ahli
psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood.
Menurut mereka sikap adalah suatu bentuk
perasaan.
mendukung

Sikap
atau

seseorang
memihak

terhadap

suatu

(favorable)

evaluasi

atau

reaksi

objek adalah perasaan

maupun

perasaan

tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.


Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chave,
Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport. Menurut kelompok
pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan cara- cara tertentu. Kesiapan yang
dimaksud merupakan kecenderungan yang potensial untuk bereaksi
dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus
yang menghendaki adanya respon.
Ketiga,

kelompok

pemikiran

ini

adalah

kelompok

yang

berorientasi pada skema triadik (triadic schema). Menurut pemikiran ini


suatu sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif
yang saling berinteraksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap suatu objek.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan kecenderungan individu untuk merasakan, bereaksi dan
berperilaku terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi
komponen kognitif, afektif dan konatif.

Sedangkan pembelajaran bahasa Arab bisa dilihat dari ensensi


pembelajaran, pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi
antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh
semua unsur dalam pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik,
dan

juga

lingkungan

belajar.

Dimyati

dan

Mudjiono

(2009:

7)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu persiapan yang


dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada
siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh guru dapat
membantu

siswa

dalam

menghadapi

tujuan.

Selaras

dengan

itu

pembelajaran juga diartikan sebagai suatu kombinasi yang tersusun


meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran
(Oemar Hamalik, 2005: 57). Sedangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sehingga pembelajaran bahasa Arab dapat diartikan sebagai suatu
proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik yang
membahas tentang materi bahasa Arab dalam suatu lingkungan belajar
guna mencapai tujuan belajar tersebut.
B. Definisi Konseptual
Sikap merupakan

kecenderungan

individu

untuk

merasakan,

bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari
interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif. Sedangkan pembelajaran
bahasa Arab dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi yang terjadi
antara pendidik dan peserta didik yang membahas tentang materi
bahasa Arab dalam suatu lingkungan belajar guna mencapai tujuan
belajar tersebut.
C. Definisi Operasional

Sikap terhadap pembelajaran bahasa Arab adalah perasaan yang terkait dengan
kecenderungan siswa dalam merespon

materi

pelajaran bahasa Arab saat proses

pembelajaran.
D. Cakupan
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang
terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi
vertikal dengan Tuhan Yang

Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan

eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.


Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi
sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada
jenjang SMP/MTs mencakup:
Tabel 1. Cakupan Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual

Penilaian sikap sosial

Menghargai dan menghayati ajaran


agama yang dianut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

jujur
disiplin
tanggung jawab
toleransi
gotong royong
santun
percaya diri

E. Teknik dan Bentuk Instrumen


Guna mengukur kompetensi sikap dapat menggunakan beberapa teknik, yaitu sebagai
berikut:
a. Penilaian Antar Peserta Didik

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta


peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating
scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari
keduanya atau menggunakan dua-duanya.
b. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi
langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan
observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta
didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek
digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala
penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap.
Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan
hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau
perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti
dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
1) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
2) Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik
memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk
penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar
observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :
1) Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup
indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.
2) Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.
3) Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
4) Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.

c. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic
differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau
fenomena. Sedangkan skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi
bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban
yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh
melalui penguk uran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk
ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki
seseorang.
Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:
1) Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap responden terhadap
sesuatu hal.
2) Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
3) Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus
4) Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
5) Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
6) Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden
d. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera.
Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami
peserta didik dengan lebih tepat. sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah
reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam

menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru,
apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan memperhatikan
perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan
ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diajar.

Aspek-aspek

pengamatan

yang

sudah

ditentukan

tersebut

kemudian

dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif
2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian /
peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Pedoman umum penskoran jurnal:
1) Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sebagai
contoh skala 1 sampai dengan 4.
2) Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
3) Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
4) Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi
skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
5) Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
6) Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
7) Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara
menhitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriterian penilaian
F. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
data yang berhubungan dengan objek/variabel. Instrumen yang akan
digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa
Arab adalah penilaian diri yang berupa angket menggunakan skala likert.
Adapaun kisi-kisi instrumen sebagai berikut:
Sikap

Komponen

Indikator

No Item

Jumla

Siswa
Sikap
Spiritua
l

Sikap
sosial

Menghargai dan
menghayati
ajaran agama
yang dianut

1. Jujur
adalah perilaku
dapat dipercaya
dalam
perkataan,
tindakan, dan
pekerjaan.

2. Disiplin
adalah tindakan
yang
menunjukkan
perilaku
tertib
dan patuh pada
berbagai
ketentuan
dan
peraturan.
3. Tanggung jawab
adalah
sikap
dan
perilaku
seseorang
untuk
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya,
yang
seharusnya dia
lakukan,
terhadap
diri

Berdoa sebelum
melakukan sesuatu
Mengucapkan rasa
syukur atas karunia
Tuhan
Memberi salam
sesudah
menyampaikan
pendapat/presentasi
Tidak menyontek
dalam mengerjakan
ujian
Tidak menjadi plagiat
(mengambil/menyalin
karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber)
Mengakui kesalahan
saat melakukan
kesalahan
Menyerahkan kepada
yang berwenang
barang yang
ditemukan
Datang tepat waktu
Patuh pada tata tertib
atau aturan bersama/
sekolah
Mengerjakan/mengump
ulkan tugas sesuai
dengan waktu yang
ditentukan
Melaksanakan tugas
individu dengan baik

Posit

Nega

if

tif

1
2
4
3

Mengembalikan

5
6

7
8

9
10

11

12

Menerima resiko dari


tindakan yang
dilakukan
Tidakmenyalahkan/
menuduh orang lain
tanpa bukti yang
akurat

13

14

15

sendiri,
masyarakat,
lingkungan
(alam,
sosial
dan
budaya),
negara
dan
Tuhan
Yang
Maha Esa
4. Toleransi
adalah sikap
dan tindakan
yang
menghargai
keberagaman
latar belakang,
pandangan, dan
keyakinan

5. Gotong-royong
adalah bekerja
bersama-sama
dengan orang
lain untuk
mencapai tujuan
bersama dengan
saling berbagi
tugas dan tolong
menolong
secara ikhlas.
6. Santun atau
sopan
adalah sikap
baik dalam
pergaulan baik
dalam
berbahasa
maupun
bertingkah laku.
Norma
kesantunan
bersifat relatif,
artinya yang
dianggap
baik/santun
pada tempat

barang yang dipinjam

Tidak mengganggu
teman yang berbeda
pendapat
Menerima kesepakatan
meskipun berbeda
dengan pendapatnya
Bersedia bekerja sama
dengan siapa pun yang
memiliki keberagaman
latar belakang,
pandangan, dan
keyakinan
Bersedia membantu
orang lain tanpa
mengharap imbalan.

16

Aktif dalam kerja


kelompok.

20

17
3

18

19

Mengucapkan terima
kasih setelah
menerima bantuan
orang lain

21

Meminta ijin ketika


akan memasuki
ruangan orang lain
atau menggunakan
barang milik orang lain

22

Menghormati orang
yang lebih tua.

23

Tidak berkata-kata
kotor, kasar, dan
takabur.

24

dan waktu
tertentu bisa
berbeda pada
tempat dan
waktu yang lain.
7. Percaya diri
adalah kondisi
mental atau
psikologis
seseorang yang
memberi
keyakinan kuat
untuk berbuat
atau bertindak

Berani presentasi di
depan kelas

25

Tidak mudah putus asa

26

Berani berpendapat,
bertanya, atau
menjawab pertanyaan

27

G. Teknik Pensekalaan
Terdapat empat skala dalam instrumen penelitian, antara lain: skala likert, skala
guttman, skala semantik diferrensial, skala thurstone. Dalam instrumen ini
menggunakan skala likert.
1. Skala Likert
Pengertian
Prinsip pokok skala Likert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang
dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif
sampai dengan sangat positif. Penentuan lokasi itu dilakukan dengan
menguantifikasi pernyataan seseorang terhadap butir pernyataan yang
disediakan. Pada skala Likert ada tiga pilihan skala, yaitu: skala tiga, empat,
dan lima. Pada umumnya menggunakan skala dengan empat angka. Skala ini
disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang
menggunakan tingkatan, contoh: SS: Sangat Setuju, S: Setuju, TS: Tidak
Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju (Eko Putro Widoyoko, 2014: 151).
2. Ketentuan Bobot Respon
Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Alternatif
Jawaban

Skor

Alternatif
Jawaban

Skor

Sangat Setuju

Sangat Setuju

Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak
Setuju

Sangat Tidak Setuju

H. Teknik Pensekoran
Hasil

pengukuran

berupa

skor

atau

angka.

Menafsirkan

hasil

pengukuran juga disebut dengan penilaian. Untuk menafsirkan hasil


pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan bergantung
pada skala dan jumlah butir yang digunakan. Misalkan digunakan skala
Likert dengan 4 (empat) pilihan untuk mengukur minat siswa, yaitu :
Sangat setuju (4) Setuju (3) Tidak setuju (2) Sangat tidak setuju
(1)
Skor Akhir=

Jumlah Skor
4
Skor Tertinggi

Kategori nilai :
Sangat Baik (SB)

: apabila memperoleh skor 3,20 4,00

Baik (B)

: apabila memperoleh skor 2,80 3,19

Cukup (C)

: apabila memperoleh skor 2.40 2,79

Kurang

(K)

: apabila memperoleh skor kurang dari 2.40

I. Daftar Pustaka
Azwar, Saifudin. 2007. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi aksara
Putro Widoyoko, Eko. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

J. Instrumen
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SISWA MADRASAH TSANAWIYAH
(MTS) TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Petunjuk pengisian :
1. Isilah identitas Anda berupa nama, kelas dan NIS pada kolom yang tersedia.
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti lalu jawablah secara jujur sesuai dengan kenyataan
yang Anda rasakan dengan memberikan tanda centang () pada kolom.
3. Seluruh pernyataan harus dijawab dan tidak diperkenankan memilih jawaban lebih dari satu.
4. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, sehingga anda jangan terpengaruh pendapat
teman-teman anda.
Keterangan Jawaban:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Nama

Kelas

NIS

Mata Pelajaran :

N
o.
1.

PERNYATAAN
Saya berdoa
bahasa Arab

sebelum memulai pelajaran

SS

TS

ST
S

2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.
9.
10
.
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.
17
.
18
.
19
.
20
.
21
.

Saya senang mengucapkan syukur kepada


tuhan saat mendapatkan nilai ujian baik.
Saya selalu mengucapkan salam sebelum
mengnyampaikan pendapat saat diskusi
bahasa Arab.
Saya tidak suka mengucapkan salam setelah
menyampaikan pendapat saat diskusi.
Saya menyontek pada saat mengerjakan
ujian pelajaran bahasa Arab
Saya menyalin pendapat orang lain tanpa
menyebutkan
sumbernya
pada
saat
mengerjakan tugas.
Saya melaporkan kepada yang berwenang
jika menemukan barang
Saya berani mengakui kesalahan yang saya
lakukan
Saya sering terlambat masuk kelas saat
pelajaran bahasa Arab
Saya bermain Hp saat pelajaran bahasa Arab
Saya mengumpulkan tugas bahasa Arab tepat
waktu
Saya mengerjakan tugas individu dengan
maksimal.
Saya selalu menghindar dari masalah yang
saya lakukan.
Saya selalu berprasangka baik kepada teman.
Saya mengembalikan barang yang dipinjam
saat pemiliknya meminta.
Saya diam saat teman mengutarakan
pendapatnya meskipun berbeda pendapat.
Saya
melakukan
hal
yang
disepakati
meskipun tidak sesuai dengan keinginan
saya.
Saya bersedia satu kelompok dengan teman
yang berbeda agama atau bahasa atau suku.
Saya
selalu
menghindar
dari
tugas
membersihkan kelas.
Saya ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi
kelompok bahasa Arab di dalam kelas.
Saya tidak suka mengucapkan terima kasih
setelah menerima bantuan orang lain

22
.
23
.
24
.
25
.
26
.
27
.

Saya meminta izin terlebih dahulu sebelum


memakai barang/benda punya teman.
Saya selalu menghormati orang yang lebih
tua.
Saya menggunakan bahasa santun saat
mengkritik pendapat teman.
Saya senang presentasi di depan kelas.
Saya
selalu
pasrah
saat
tidak
bisa
mengerjakan tugas bahasa Arab sendiri.
Saya takut berpendapat atau bertanya atau
menjawab pertanyaan saat diskusi dikelas.
Skor Akhir=

Jumlah Skor
4
Skor Tertinggi

Kategori nilai :
Sangat Baik (SB)

: apabila memperoleh skor 3,20 4,00

Baik (B)

: apabila memperoleh skor 2,80 3,19

Cukup (C)

: apabila memperoleh skor 2.40 2,79

Kurang

(K)

: apabila memperoleh skor kurang dari 2.40

KONSTRUKSI INSTRUMEN
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SISWA MADRASAH
TSANAWIYAH (MTS) TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Trie Hartiti Retnowati

Oleh :
Rahmat Danni, S.Pd.I
(15701251013)

PROGRAM STUDI PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai