PEMBAHASAN
b. Penilaian Diri
Penilaian diri menggunakan instrumen ini merupakan teknik untuk mengukur serta
menemukan kelebihan dan kekurangan sikap pada diri sendiri dalam berperilaku keseharian.
Instrumen ini juga dapat dijadikan sebagai media menumbuhkan nilai kejujuran dan mawas
diri bagi individu masing-masing. Lembar penilaian diri pada instrumen ini berupa butir soal
yang memuat penyataan-pernyataan sikap positif yang dapat dipilih dengan jawaban YA dan
TIDAK.
Sebagai contoh, sikap pada KI-2 beserta indikator-indikatornya yang dapat dikembangkan
oleh sekolah sebagai berikut.
a. Jujur
· Tidak mau berbohong atau tidak mencontek
· Mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru, tanpa menjiplak tugas orang lain,
· Mengerjakan soal penilaian tanpa mencontek
· Mengatakan dengan sesungguhnya apa yang terjadi atau yang dialaminya dalam kehidupan
sehari-hari
· Mau mengakui kesalahan atau kekeliruan,
· Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan
· Mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang diyakininya, walaupun berbeda dengan
pendapat teman,
· Mengemukakan ketidaknyamanan belajar yang dirasakannya di sekolah,
· Membuat laporan kegiatan kelas secara terbuka (transparan).
b. Disiplin
· Mengikuti peraturan yang ada di sekolah
· Tertib dalam melaksanakan tugas
· Hadir di sekolah tepat waktu
· Masuk kelas tepat waktu
· Memakai pakaian seragam lengkap dan rapi
· Tertib mentaati peraturan sekolah
· Melaksanakan piket kebersihan kelas
· Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu
· Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dengan baik
· Membagi waktu belajar dan bermain dengan baik
· Mengambil dan mengembalikan peralatan belajar pada tempatnya
· Tidak pernah terlambat masuk kelas
c. Tanggung Jawab
· Menyelesaikan tugas yang diberikan
· Mengakui kesalahan
· Melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan
· Melaksanakan peraturan sekolah dengan baik
· Mengerjakan tugas/pekerjaan rumah sekolah dengan baik
· Mengumpulkan tugas/pekerjaan rumah tepat waktu
· Mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada teman,
· Berpartisipasi dalam kegiatan social di sekolah,
· Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam kelompok di kelas/sekolah
· Membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan
d. Santun
· Menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang tepat
· Menghormati guru, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan orang yang lebih tua
· Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar
· Berpakaian rapi dan pantas
· Dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi masalah, tidak marah-marah
· Mengucapkan salam ketika bertemu guru, teman, dan orang-orang di sekolah,
· Menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut
e. Peduli
· Ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam pembelajaran, perhatian kepada
orang lain
· Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah, missal: mengumpulkan sumbangan untuk
membantu yang sakit atau kemalangan
· Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki,
· Menolong teman yang mengalami kesulitan
· Menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah
· Menjenguk teman atau guru yang sakit
· Menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah
f. Percaya Diri
· Berani tampil di depan kelas
· Berani mengemukakan pendapat
· Berani mencoba hal baru
· Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah
· Mengajukan diri menjadi ketua kelas atau pengurus kelas lainnya
· Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas atau soal di papan tulis
· Mencoba hal-hal baru yang bermanfaat
· Mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain
· Memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat
3. Merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan sikap yang telah ditentukan.
Karena KI-1 dan KI-2 bukan merupakan hasil pembelajaran langsung, maka perlu merancang
pembelajaran sesuai dengan tema dan sub tema serta KD dari KI-3 dan KI-4. Dalam
pembelajaran, memungkinkan munculnya sikap yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran. hal ini dimaksudkan bahwa penilaian sikap merupakan pembinaan perilaku
sesuai budi pekerti dalam rangka pembentukan karakter siswa.
Setelah menentukan langkah-langkah perencaanaan, guru menyiapkan format pengamatan
yang akan digunakan berupak lembar observasi atau jurnal. Indikator yang telah dirumuskan
digunakan sebagai acuan guru dalam membuat lembar observasi atau jurnal.
f. Bentuk menjodohkan
Soal menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu daftar
kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing premis itu
dengan satu kemungkinan jawaban. Biasanya nama, tanggal/tahun, istilah, frase, pernyataan,
bagian dari diagram, dan yang sejenisnya digunakan sebagai premis. Hal-hal yang sama dapat
pula digunakan sebagai alternatif jawaban. Kaidah-kaidah pokok penulisan soal jenis
menjodohkan ini adalah sebagai berikut:
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Jumlah alternatif jawaban lebih banyak dari pada premis.
3. Jumlah alternatif jawaban harus “nyambung” atau berhubungan secara logis dengan
premisnya.
4. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
5. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
6. Tidak menggunakan bahasa lokal.
Unjuk kerja/performans
Penilaian unjuk kerja sering disebut dengan penilaian autentik atau penilaian alternatif
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-
masalah di kehidupan nyata. Penilaian unjuk kerja berdasarkan pada analisis pekerjaan
(Nathan & Cascio, 1986). Penilaian ini menggunakan tes yang juga disebut dengan tes unjuk
kerja. Hasil tes ini digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran sehingga kemampuan
siswa mencapai pada tingkat yang diinginkan. Tes unjuk kerja lebih banyak digunakan pada
bidang studi yang batasnya jelas, seperti Fisika, Kimia, dan Biologi.
Bentuk tes ini digunakan untuk mengukur status siswa berdasarkan hasil kerja dari satu tugas.
Pertanyaan pada tes unjuk kerja berdasarkan pada tuntutan dari masyarakat dan lembaga lain
yang terkait dengan pengetahuan yang harus dimiliki siswa. Jadi pertanyaan butir soal
cenderung pada tingkat aplikasi suatu prinsip atau konsep pada situasi yang baru. Walau
uraian namun batasnya harus jelas dan ditentukan berdasarkan kebutuhan masyarakat.
Permasalahan yang diujikan sedapat mungkin sama dengan masalah yang ada di kehidupan
nyata. Inilah yang menjadi ciri utama perbedaan antara tes unjuk kerja dengan bentuk yang
konvensial.
g. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan pekerjaan seseorang (Popham, 1999), dalam bidang
pendidikan berarti kumpulan dari tugas-tugas siswa. Portofolio cocok digunakan untuk
penilaian dengan skala yang luas (Marzano & Kendall, 1986). Penilaian dengan portofolio
memerlukan kemampuan membaca yang baik. Hal yang penting pada penilaian portofolio
adalah mampu mengukur kemampuan membaca dan menulis yang lebih luas, siswa menilai
kemajuannya sendiri, mewakili sejumlah karya seseorang.
Penilain portofolio pada dasarnya adalah menilai karya-karya individu untuk suatu mata
pelajaran tertentu. Jadi semua tugas yang dikerjakan siswa dikumpulkan, dan di akhir satu
unit program pembelajaran misalnya satu semester. Kemudian dilakukan diskusi antara siswa
dan guru untuk menentukan skornya. Prinsip penilaian portofolio adalah siswa dapat
melakukan penilaian sendiri kemudian hasilnya dibahas. Bentuk ujiannya cenderung bentuk
uraian, dan tugas-tugas rumah. Karya yang dinilai meliputi hasil ujian, tugas mengarang atau
mengerjakan soal. Jadi portofolio adalah suatu metode pengukuran dengan melibatkan siswa
untuk menilai kemajuannya dalam bidang studi tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian portofolio adalah sebagai
berikut.
1. Karya yang dikumpulin adalah benar-benar karya yang bersangkutan.
2. Menentukan contoh pekerjaan mana yang harus dikumpulkan.
3. Mengumpulkan dan menyimpan sampel karya.
4. Menentukan kriteria untuk menilai portofolio.
5. Meminta siswa untuk menilai secara terus menerus hasil portofolionya.
6. Merencanakan pertemuan dengan siswa yang dinilai.
7. Dapat melibatkan orang tua dalam menilai portofolio.
Penilaian dengan portofolio memiliki karakteristik tertentu, sehingga penggunaan
juga harus sesuai dengan tujuan dan substansi yang diukur. Mata pelajaran yang memiliki
banyak tugas dan jumlah siswa yang tidak banyak, penilaian dengan cara portofolio akan
lebih cocok.
Setelah diperoleh skor setiap soal (SBSS) maka dapat dihitung total skor butir soal bebagi
skor total siswa (STS) untuk serangkaian soal dalam tes yang bersangkutan, dengan
menggunakan rumus :
Dalam penghitungan skor untuk satu butir soal (SBS) dan dalam penghitungan skor total
siswa (STS) untuk suatu perangkat tes, tidak terdapat perbedaan antara soal uraian objektif
dan soal uraian non-objektif.
KESIMPULAN
Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara,
metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang – orangan
maupun berupa objek – objek tertentu. Sikap mengacu pada perbuatan dan perilaku seseorang
tetapi bukan berarti semua perbuatan identic dengan sikap. Pelaksanaan penilaian sikap
sangat penting untuk mengukur kecakapan peserta didik terkait perilaku spiritual dan sosial
dalam kesehariannya baik di dalam maupun di luar kelas. Penilaian sikap tertuang dalam
Kompetensi Inti (KI) 1 dan Kompetensi Inti (KI) 2. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik yakni observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
1.Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberikepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri
2.Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika merekamelakukan
penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahanyang dimilikinya
3.Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,karena
mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.
A. Kognitif
B. Afektif
C. Psikomotorik
Daftar Pustaka
http://evaluasipembelajaranelghazy.blogspot.com/2017/12/penilaian-sikap.html
https://www.edukasinfo.com/2021/04/macam-macam-teknik-penilaian-sikap.html
http://budimulyana84.blogspot.com/2016/08/perencaaan-penilaian-sikap.html
http://frintiskarianto.blogspot.com/2014/09/penyusunan-dan-teknik-penskoran.html