PENILAIAN PEMBELAJARAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Rasional
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15–64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak -
anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun keatas). Jumlah penduduk
usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar
Yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan ditingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris
dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern
seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN) CoTKJunity, Asia-Pacific Economic Cooperation(APEC),
dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia didalam
studi International
2
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan
yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi
uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
3
BAB II
PEDOMAN PENILAIAN
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial.
4
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.
f. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik
selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk
deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas. Berdasarkan rumusan SK-KD
di atas, maka cakupan, pengertian, dan indikator penilaian kompetensi sikap
spiritual dan sosial pada jenjang Paket B dan C di perlukan langkah-langkah
penilaian sebagaimana tertera di bawah ini:
1) Teknik Penilaian Observasi; Observasi merupakan teknik penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi
langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang
lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain,
seperti guru lain, orang tua, siswa, dan karyawan sekolah. Teknik
penilaian observasi dapat digunakan untuk menilai ketercapaian sikap
spiritual dan sikap sosial. Pengembangan teknik penilaian observasi untuk
menilai sikap spiritual dan sikap sosial berasarkan pada kompetensi inti
kedua ranah ini. Sikap spiritual ditunjukkan dengan perilaku beriman,
bertaqwa, dan bersyukur. Sedangkan sikap sosial sesuai kompetensi inti
tingkat Paket B dan C mengembangkan sikap jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sikap spiritual dan sikap sosial
dalam kompetensi ini dijabarkan secara spesifik dalam kompetensi dasar.
oleh karena itu sikap yang diobservasi juga memperhatikan sikap yang
dikembangkan dalam kompetensi dasar. Bentuk instrumen yang digunakan
untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan
untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala
penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku siswa dalam suatu
rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan
5
sikap
6
atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai
kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau
negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Rentangan skala hasil pengamatan antara lain berupa :
1) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
3) Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu
gejala atau fenomena pendidikan. Dalam skala Likert terdapat dua bentuk
pernyataan yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap
positif, dan pernyataan negative yang berfungsi untuk mengukur sikap
negatif objek sikap.
7
Teknik penilaian diri terbuka:
8
e. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang
terkait;
9
Semua cara di atas harus diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui apakah
peserta didik bersangkutan sudah mengalami kemajuan belajar.
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat
dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang
berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi
secara optimal.Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan,
latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya
kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat
menambah nilai npeserta didik pada mata pelajaran bersangkutan.
2. Belajar mandiri (secara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatau yang
diminati)
10
Berikut ini Flowchart teknis pelaksanaan Ulangan dan Ujian
1. Ulangan Harian
Ulangan Harian (UH) adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Tujuan lain dari UH adalah memantau
kemajuan belajar setelah proses pembelajaran satu atau lebih KD, melakukan
perbaikan pembelajaran pada KD yang tidak mencapai ketuntasan dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik pada satu atau lebih KD sebagai
dasar pelaksanaan remedial dan pengayaan.
Bentuk dan teknik penilaian yang dipilih sesuai yang direncakan pada saat
mengembangkan silabus diantaranya non tes, tes baik berupa tes tertulis atau tes
perbuatan atau gabungan keduanya dengan memetakan indikator yang akan
diukur dengan bentuk tes dan indikator yang akan diukur dengan bentuk non
tes.
11
Pelaksanaan UH dilakukanan oleh guru mata pelajaran masing-masing dengan
mengembangkan instrumennya.
Hasil pengukuran pencapaian setiap indikator yang diperoleh dari
pelaksanaan ulangan harian baik melalui tes tertulis, tes perbuatan (unjuk kerja,
penugasan, dll) dan non tes (observasi, dll) dikelola oleh guru mata pelajaran
untuk menghasilkan Nilai Harian (NH) setiap kompetesi dasar. Nilai Harian (NH)
merupakan kumulatif dari hasil tes dan nilai non tes dalam penugasan pada KD
yang bersangkutan.
Contoh Fisika kelas X memiliki 5 (lima) KD maka ada 5 Nilai Harian,
yaitu NH1, NH2, NH3, NH4 dan NH5. Rata-rata NH1, NH2, NH3, NH4 dan NH5
akan menjadi Nilai Harian. Masing-masing NH dihitung berdasarkan beberapa
nilai penugasan dan nilai Tes atau sering disebut dengan nilai ulangan. Secara
umum digambarkan dalam bagan dibawah.
Bagaiman setiap nilai NH bisa terbentuk dari nilai penugasan (non tes) dan
nilai ulangan (tes). Perbandingan antara nilai penugasan dan nilai ulangan dapat
ditentukan sendiri oleh sekolah berdasarkan karakteristik mata pelajaran dan
sekolah masing. Di PKBM Harapan Bangsa persentase perbandingan nilai
penugasan dan nilai ulangan adalah 50% : 50%. Secara khusus mekanisme
penentuan nilai harian (NH) dapat dilihat pada bagan dibawah ini, misalnya untuk
penentuan nilai harian 1 (NH1).
12
Mekanisme Pelaksanaan Ulangan Harian
13
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Tujuan UTS adalah (1) mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
setelah proses pembelajaran 8 -9 minggu (2) memantau kemajuan belajar setelah
proses pembelajaran 8 -9 minggu (3) menentukan nilai hasil belajar peserta didik
setelah proses pembelajaran beberapa KD dan (4) melakukan perbaikan
pembelajaran pada tengah semester berikutnya
Cakupan UTS meliputi (1) Meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode 8 – 9 minggu. (2) Ketuntasan KD
ditandai dengan ketuntasan setiap indikator-indikator pada KD yang bersangkutan.
Bentuk dan teknik penilaian yang dipilih sesuai yang direncanakan pada
saat mengembangkan silabus dalam bentuk tes tertulis maupun tes perbuatan. Jika
menggunakan tes tertulis, dapat diuji dengan tes bentuk objektif dan atau tes bentuk
uraian. Jika menggunakan tes perbuatan, dapat diuji dengan kinerja atau project
(penugasan). Pelaksanaan UTS dilaksanakan oleh guru di bawah koordinasi satuan
pendidikan, sehingga biasanya dilaksanakan secara bersama dan terjadwal yang
didahului dengan penyusunan instrumen penilaian. Hasil dari UTS akan menjadi
Nilai Tengah Semester (NTS).
14
3. Ulangan Akhir Semester
Ulangan Akhir Semester (UAS) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester,
memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran, menentukan nilai hasil
belajar peserta didik setelah proses pembelajaran dan melakukan perbaikan
pembelajaran pada semester berikutnya.
Cakupan UAS meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester ganjil. Pemilihan Indikator yang akan menjadi cakupan
ulangan akhir semester hendaknya memperhatikan urgensi, kontinuitas, relevansi
dan keterpakaian. Bentuk dan teknik penilaian yang dipilih sesuai yang
direncanakan pada saat mengembangkan silabus dalam bentuk tes objektif dan
atau tes bentuk uraian. UAS dilaksanakan oleh guru di bawah koordinasi satuan
pendidikan, sehingga biasanya dilaksanakan secara bersama dan terjadwal
didahului dengan penyusunan instrumen penilaian
15
4. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir tahun pelajaran pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket, memantau kemajuan belajar setelah proses pembelajaran, menentukan nilai
hasil belajar peserta didik setelah proses pembelajaran di semester genap dan
melakukan perbaikan pembelajaran pada tahun pelajaran berikutnya.
UKK meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
genap dan dalam memilih Indikator yang akan menjadi cakupan ulangan kenaikan
kelas hendaknya memperhatikan urgensi, kontinuitas, relevansi dan keterpakaian.
Bentuk dan teknik penilaian yang dipilih sesuai yang direncanakan pada saat
mengembangkan silabus dalam bentuk tes tertulis dengan menggunakan bentuk
tes objektif dan atau tes bentuk uraian.
16
UKK dilaksanakan oleh guru di bawah koordinasi satuan pendidikan,
sehingga biasanya dilaksanakan secara bersama dan terjadwal dan didahului
dengan penyusunan instrumen penilaian. Hasil dari UKK akan menjadi Nilai
Kenaikan Kelas (NKK) bagi peserta didik.
17
harian ditentukan dari rata-rata nilai penugasan (non tes) dan nilai ulangan (tes)
dengan persentase perbandingan yang ditentukan.
Misalkan sebuah mata pelajaran memiliki 7 SK maka seyogyanya dalam
proses penetuan nilai LHB peserta didik ditentukan oleh 7 nilai harian atau 7 nilai
SK (kompetensi), nilai tengah semester dan nilai akhir semester. Masing-masing
nilai harian harus dihitung berdasarkan beberapa nilai penugasan dan nilai
ulangan. Jika jumlah SK lebih dari 3 sebaiknya pelaksanaan ulangan untuk SK
dilakukan paling tidak hanya 3 kali pelaksanaan ulangan. Hal dilakukan untuk
efisiensi hari efektif belajar. Jadi ada beberapa SK yang pelaksanaan ulangannya
dilakukan secara berbarengan. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah masing-
masing butir soal harus sudah ditentukan jumlahnya masing-masing SK.
Proses perhitungan nilai ulangan juga harus dipisahkan antara nilai SK1,
SK2 atau SK3 jika ulanganya untuk 3 SK. Contoh Ulangan Pertama dilakukan
untuk SK1, SK2 dan SK3 maka nilai yang harus dimunculkan pada lembar
pemeriksaan jawaban peserta didik ada 3 nilai, masing-masing untuk SK1, SK2
dan SK3. Sehingga guru dapat menentukan SK mana yang mencapai KKM dan
mana yang belum. Pada akhirnya yang belum mencapai KKM dilakukan proses
pembelajaran remedial dan yang sudah mencapai KKM dilakukan proses
pembelajaran pengayaan.
Berikut ini contoh mekanisme penentuan nilai LHB untuk sebuah mata
pelajaran dengan jumlah SK ada 5 buah.
6. Ujian Sekolah
Ujian sekolah / madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
18
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata
pelajaran Bisnis dan Manajemen yang tidak diujikan dalam ujian nasional
dan aspek kognitif dan atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah (Permendiknas
Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian);
Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun
kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian,(d)
mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah, dan (e)
melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. Nilai Ujian Sekolah digabungkan
dengan Nilai Rata-rata Raport semester 3,4, dan 5 dengan persentase 40% nilai
rata- rata raport dan 60% nilai Ujian Sekolah menjadi Nilai Sekolah (NS).
Mekanisme Pelaksanaan Ujian Sekolah
7. Ujian Nasional
Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi pesertadidik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam
19
kelompok mata pelajaran Bisnis dan Manajemen dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
Mekanisme Pelaksanaan Ujian Nasional
20
Referensi:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar
Penilaian.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
sesuai dengan tahun pelajaran;
5. SK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
12/C/KEP/TU/2008 tentang Bentuk dan Tata Cara Penyusunan laporan Hasil
Belajar Peserta Didik Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6. Juknis Penilaian KTSP SMA dari Dirjen
7. Standar Penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (Bsnp) Oleh Endang
Poerwanti
8. Hasil diskusi kelompok utusan tim sekolah pada Workshop MGMP di Islamic
Lampung Timur tanggal 3-4 Desember 2012
21
3. Untuk peminatan Paket Keahlian, semua mata pelajaran yang menjadi ciri
khas Paket Keahlian mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM).
KKM
Derajat Ketuntasan
Mata
Pelajaran
No. Mata Pelajaran
Komple Daya Intake
ksitas dukung Siswa
(A) (B) (C)
Pendidikan Agama &
1 2 2 2 7,5
Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila & 7,5
2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 2 2 2 7,5
4 Matematika 2 2 1 7,5
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 7,5
6 Bahasa Inggris 2 2 2 7,5
Bahasa Asing 2 2 2 7,5
7 Seni Budaya 2 2 2 7,5
8 PJOK 2 2 2 7,5
9 Ekonomi 2 2 2 7,5
10 Sosiologi 2 2 2 7,5
11 Geografi 2 2 2 7,5
22
Rumus Penghitungan KKM
Interval Nilai
Interval Predikat Keterangan
89 - 100 A Sangat Baik
78 - 88 B Baik
66 - 77 C Cukup
23
> 65 D Kurang
b). Kelulusan
1) Kriteria Kelulusan
Sejalan dengan ketentuan PP 32/2013 Pasal 72 ayat 1 dan 2 tentang kriteria
kelulusan, bahwasannya kelulusan peserta didik dari PKBM Harapan Bangsa
ditentukan oleh sekolah berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut:
a) Peserta didik dinyatakan lulus US Paket B dan C apabila peserta didik telah
memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan perolehan Nilai Sekolah.
b) Nilai Sekolah sebagaimana dimaksud pada nomor 1 diperoleh dari
gabungan antara nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor semester 1, 2,
3, 4, dan 5 untuk Paket B dan C dengan pembobotan 60% untuk nilai Ujian
Sekolah dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.
c) Kelulusan peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan NA.
d) NA sebagaimana dimaksud pada butir nomor 4 diperoleh dari gabungan
Nilai Sekolah dari mata pelajaran yang diuji nasionalkan dengan Nilai UN,
dengan pembobotan 60% untuk Nilai Sekolah dari mata pelajaran yang diuji
nasionalkan dan 40% untuk Nilai UN.
e) Skala yang digunakan pada nilai Sekolah, nilai rapor dan nilai akhir adalah
nol sampai sepuluh.
24
f) Pembulatan nilai gabungan nilai Sekolah dan nilai rapor dinyatakan dalam
bentuk dua desimal, apabila desimal ketiga ≥ 5 maka dibulatkan ke atas.
g) Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu desimal, apabila
desimal kedua ≥ 5 maka dibulatkan ke atas.
h) Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua NA
sebagaimana dimaksud pada butir nomor 4 mencapai paling rendah 5,5
(lima koma lima) dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,0 (empat
koma nol).
i) Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh setiap
satuan pendidikan melalui rapat dewan guru berdasarkan kriteria kelulusan.
Sedangkan Ujian Nasional memiliki maksud, tujuan dan fungsi sebagai
berikut;
Sedangkan arahan setelah mereka lulus, secara otomatis akan kembali kepada
diri para siswa, akan kemanakah mereka setelah lulus nantinya, yang sudang
barang tentu ada yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi (PT), dan ada pula yang fokus untuk langsung terjun di dunia
usaha dan industri (DU/DI), dikarenakan keterbatasan biaya dari orang tua yang
notabene masyarakat menengah dan pra sejahtera.
26
2) Nilai rata-rata mata pelajaran UN (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan Produktif) yang didapat di tahun 2020-2021 harus dapat
dipertahankan minimal diatas 8,00 di tahun 2020-2021
Meningkatkan kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah secara sinergis
dan sistematik yang dituangkan dalam program. Sekolah melaporkan kemajuan belajar
peserta didik sebulan sekali sedangkan orang tua melaporkan problem, keluhan, dan
kemajuan anaknya ke sekolah. dengan demikian, permasalahan yang dihadapi anak
dapat segera diatasi.
1. Membuka seluas – luasnya jaringan kerja (net work) dengan pihak dunia usaha
dan industri.
27
2. Meningkatkan efektivitas pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di internal
sekolah. keterserapan lulusan di dunia kerja tentu saja tidakan akan terlepas dari
apa yang telah dilakukan oleh sekolah terhadap peserta didik ketika program
pendidikan dan pelatihan berlangsung selama peserta didik berada di sekolah.
untuk itu diperlukan juga program sekolah yang dapat mempertajam implementasi
kinerja sekolah menengah kejuruan sebagaimana prinsip – prinsip pendidikan
kejuruan, diantaranya:
a) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih
merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.
b) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas –
tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang
ditetapkan di tempat kerja
c) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan
berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan oleh pekerjaan itu sendiri
d) Pendidikan kejuruan dapat memperhatikan permintaan pasar.
3. Mempertajam kinerja bimbingan dan konseling terutama dalam hal penelusuran
tamatan.
4. uraian tentang program pasca ujian nasional sebagai antsipasi bagi siswa yang
belum lulus ujian:
Membentuk tim trauma centre yang terdiri dari:
Wakil kepala bidang kesiswaan, guru BK, Pembina OSIS, dan Wali kelas.
Tugasnya adalah menangani siswa yang belum lulus sehingga tidak
berputus asa dan mengarahkan untuk tetap bersemangat untuk meraih
kelulusannya baik melalui paket C maupun mengulang ujian di tahun
berikutnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Mendorong siswa untuk bisa mengukur hasil belajar di kelas XII sehingga peserta didik yang
belum lulus tersebut dapat mengikuti ujian pada tahun berikutnya.
28
- Kecakapan mengambil keputusan
- Kecakapan memecahkan masalah
- Kecakapan komunikasi lisan
- Kecakapan komunikasi tulisan
- Kecakapan kerjasama
- Kecakapan identifikasi variabel
- Kecakapan merumuskan hipotesis
- Kecakapan dalam penelitian
- Kecakapan kejuruan
b. Nilai Pribadi/Living Values
- Kedamaian/peace
- Kehormatan/respect
- Kerjasama/cooperation
- Kebebasan/freedom
- Kebahagiaan/happiness
- Kejujuran/honesty
- Kerendahan hati/humility
- Kecintaan/love
- Tanggungjawab/responsibility
- Kesederhanaan/simplicity
- Toleransi/tolerance
- Kesatuan/unity
29
- Memecahkan masalah
- Mengambil keputusan
- Beradaptasi
- Berfikir kreatif
- Memotivasi diri
- Menyusun pertimbangan
- Berkomunikasi lintas budaya
- Bekerja dalam tim
- Melakukan negoisasi
- Memecahkan konflik
- Kesadaran perbedaan nilai
- Kesadaran perbedaan norma sosial
Sejalan dengan ketentuan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 tentang penilaian hasil
belajar oleh pemerintah dan oleh satuan pendidikan, dalm hal ini PKBM Harapan Bangsa
menentukan kriteria kelulusan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan
kriteria sebagai berikut:
30
Mata Pelajaran Ujian Sekolah/US antara lain:
US
MATA PELAJARAN
PG WAKTU
A. Muatan Nasional 120 Menit
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 50 120 Menit
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 40 120 Menit
3. Bahasa Indonesia 50 120 Menit
4. Matematika 50 120 Menit
5. Sejarah Indonesia 40 90 Menit
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 40 90 Menit
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 40 90 Menit
US
MATA PELAJARAN
PG WAKTU
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 120 Menit
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 120 Menit
3. Simulasi dan Komunikasi Digital 75 120 Menit
Mata Pelajaran UN Utama antara lain:
UN
MATA PELAJARAN
PG WAKTU
1. Matematika 40 120 Menit
2. Bahasa Indonesia 50 120 Menit
3. Bahasa Inggris 50 120 Menit
4. IPS 40 120 Menit
31
Langkah-langkah diatas akan coba di tanggulangi oleh sekolah dengan
mengadakan Program Bimbingan belajar agar peningkatan kualitas lulusan dari tahun ke
tahun bertambah baik.
32
BAB III
PENUTUP
Kami juga sangat mengharap dukungan dari semua pihak, khususnya guru, karyawan,
maupun para Peserta didik serta masyarakat yang peduli terhadap pendidikan agar dapat
bekerja sama mendukung keterlaksanaan kurikulum ini.
Banyak bantuan yang sudah diberikan kepada kami dari berbagai pihak, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Mojokerto, yang memberi dukungan dan bimbingan kepada kami
dalam menyusun pedoman penilaian.
Amiiin……
Talang Ubi,
Kepala PKBM Harapan Bangsa
INDRI ASTUTI,S.Si
33
34