Anda di halaman 1dari 9

Pengertian

Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku
yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa Penilaian Sikap mengacu
pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu
pada keyakinan. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti
Penilaian Sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat
dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu.

Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau
ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, Penilaian Sikap, dan kepuasan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini
menjadi pengatur penting minat, Penilaian Sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan
harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi
peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap
masyarakat.

Kekuatan dan kelemahan

Sebagai suatu paradigma baru, penilaian sikap memiliki keunggulan-keunggulan dalam pelaksanaannya
pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.

Adapun keunggulan dalam penilaian sikap antara lain:

 Ø  Menumbuhkan rasa percaya diri, karena peserta didik diminta untukmenilai dirinya sendiri.

 Ø  Peserta didik dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri,karena metode ini
merupakan metode untuk introspeksi diri.

 Ø  Peserta didik dapat termotivasi untuk berbuat jujur dan objektif dalammenyikapi suatu hal.
 Ø  Termotivasi untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, misalnya berkatajujur, tidak sombong,
pemaaf, tidak berzina serta memelihara amanah danjanji.

Disamping keunggulan-keunggulannya penilaian sikap juga memiliki kekurangan yaitu:

 Ø  Sulit merumuskan instrumennya.

 Ø  Didalam pelaksanaannya rentan terhadapsubyektifitas guru.

 Ø  Memerlukan waktu yang panjang

http://emiwln.blogspot.com/2014/01/penilaian-sikap.html?m=1

Target-target penilaian sikap

Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Penilaian sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan
bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

Pada penilaian ranah afektif yang penting dikembangkan adalah sikap dan minat peserta didik. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan instrumen afektif sebagai berikut.

1.      Menentukan definisi konseptual atau konstruk yang akan diukur.

2.      Menentukan definisi operasional


3.      Menentukan indicator

4.      Menulis instrumen.

Dalam proses pembelajaran guru dapatmelakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,


penilaian diri (self assessment), penilaian “teman sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan
jurnal.

1.      Penilian Observasi.

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan
indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Kriteria instrumen observasi:

·         Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang dituntut pada Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar

·         Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur

·         Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi

·         Mudah atau feasible untuk digunakan

·         Dapat merekam sikap peserta didik

2.      Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberidampak positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di
kelas sebagai berikut:

dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai
dirinya sendiri; peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya;dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena
mereka dituntut untuk jujur dan obyektif dalam melakukan penilaian.

Kriteria instrumen penilaian diri:

·         kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda

·         bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

·         menggunakan format sederhana yang mudah dipahami peserta didik

·         menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya

·         mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta didik

·         bermakna, mengarahkan peseta didik untuk memahami kemampuannya

·         mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)


·         memuat indikator kunci/indikator esensial yang menunjukkan kemampuan yang akan diukur

·         memetakan kemampuan peserta didik dari terendah sampai tertinggi

3.      Penilaian Antar Peserta Didik

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik.

Kriteria instrumen penilaian antarteman:

·         sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur

·         indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik

·         kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda

·         menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik

·         menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik

·         indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau  sebenarnya dan dapat
diukur

·         instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)


·         memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta
didik

·         mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendahsampai kemampuan
tertinggi.

4.      Jurnal.

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan
tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis.

Kriteria jurnal:

·         Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

·         Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

·         Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

·         Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

·         Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif.

·         Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik
·         Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah
lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan substansi/materi, konstruksi, dan bahasa. Persyaratan
substansi merepresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan konstruksi memenuhi persyaratan
teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan persyaratan bahasa adalah penggunaan
bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

http://penilaianpembelajaran.blogspot.com/2014/03/penilaian-sikap.html?m=1

Prosedur pelaksanaan

OBSERVASI PERILAKU

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya,
orang yang biasa minum kopi, dapat dipahami sebagai ecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh
karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap siswa yang dibinanya. Hasil observasi dapat
dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.

      2.  PERTANYAAN LANGSUNG

Guru juga dapat mennyakan secara lngsung tentang Penilaian Sikap siswa berkaitan dengan sesuaut hal.
Misalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang kebijakkan yang baru diberlakukan di sekolah tentang “
Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi lain dari siswa dalam memberi jawaban dapat
dipahami Penilaian Sikapnya terhadap objek Penilaian Sikap tersebut. Guru juga dapat menggunakan
teknik ini dalam menilai Penilaian Sikap dan membina siswa.

    3.   LAPORAN PRIBADI
Penggunaan teknik ini di sekolah, misalnya: siswa diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau
tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal, yang menjadi objek Penilaian Sikap. Misalnya,
siswa diminta menulis pandangannya tentang “Kerusuhan Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di
Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh siswa tersebut dapat dapat dibaca dan dipahami kecenderungan
Penilaian Sikap yang dimilikinya  Teknik ini agak sukar digunakan dalam mengukur dan menilai Penilaian
Sikap siswa secara klasikal. Guru memerlukan waktu lebih banyak untuk membaca dan memahami
Penilaian Sikap seluruh siswa

    4.    Skala penilaian sikap

Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh para pakar untuk mengukur Penilaian Sikap. Dalam
naskah ini akan diuraikan dua model saja, yakni Skala Diferensiasi Semantik (Semantic Differential
Techniques) dan Skala Likert (Likert Scales). Dua model ini dipilih karena mudah dan bermanfaat untuk
diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Teknik pengembangan dan
penggunaan kedua model tersebut akan diuraikan secara lebih rinci dalam bab berikut.

Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif  seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala Penilaian Sikap. Hasilnya berupa kategori Penilaian Sikap, yakni mendukung (positif),
menolak (negatif), dan netral. Penilaian Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada
seseorang. Ada tiga komponen Penilaian Sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi.Kognisi berkenaan
dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan
dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat
terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, Penilaian Sikap   selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek
tertentu.

Skala Penilaian Sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah
pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan
yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Salah satu skala Penilaian Sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert,
pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek
dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Pengembangan instrumen

Anda mungkin juga menyukai