Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN EVALUASI

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran, evaluasi juga diartikan sebagai “The process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
merumuskan suatu alternatif keputusan.

TUJUAN EVALUASI
Tujuan evaluasi diuraikan sebagai berikut:
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan
atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan
cepat mencari alternatif solusinya.
4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan.

PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN


Dalam membuat evaluasi pembelajaran:
1. Kepastian dan Kejelasan
Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan evaluasi tidak dirumuskan dulu secara
jelas dalam definisi yang operational.
2. Teknik Evaluasi
Tiap-tiap tujuan (pendidikan) yang ingin dicapai dikembangkan teknik evaluasi tersendiri
yang cocok dengan tujuan tersebut
3. Komprehensif
Evaluasi yang komprehensif memerlukan teknik bervariasi yaitu teknik evaluasi tunggal
yang mampu mengukur tingkat kemampuan siswa dalam belajar, meskipun hanya dalam
satu pertemuan jam pelajaran.
4. Kesadaran adanya kesalahan pengukuran
Atas dasar kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati dalam lebijakan-kebijakan
yang diambil setelah melaksanakan evaluasi.
5. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan
Perlu dirumuskan lebih dahulu ialah tujuan evaluasi, baru dari tujuan ini dikembangkan
teknik yang akan digunakan dan selanjutnya disusun test sebagai alat evaluasi

Prinsip dalam menilai hasil belajar siswa:


1. Sahih.
Penilaian yang dilakukan pendidik dapat sahih ketika dilakukan berdasarkan data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur, dan menggunakan instrumen pengukuran yang
jelas.
2. Objektif.
Digunakan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan antara persepsi
penilai dan memperkecil subjektivitas.
3. Adil.
Penilaian harus sesuai dengan hasil nyata capaian belaiar Peserta didik dengan kompetensi
yang dinitai.
4. Terpadu.
Penilaian oleh pendidik adalah salah saru komponen yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan pembelajaran, dan mengacu pada kompetensi yang diajarkan pada proses
pembelajaran.
5. Terbuka.
Prosedur dan kriteria penilaian harus terbuka dan jelas, serta diketahui oleh pendidik dan
peserta didik
6. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus mencakup semua aspek kompetensi, dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan instrumen. Penilaian itu juga
dilakukan sepanjang proses pembelajaran, danmenggunakan pendekatan ossessment as
learning, for learning, dan of learning secara seimbang.
7. Sistematis.
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti berbagai langkah
baku.
8. Beracuan kriteria penilaian.
Penilaian dilakukan sesuai dengan acuan kriteria minimal yang telah ditetapkan.
9. Akuntabel.
Hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya

JENIS EVALUASI
1. Bentuk Tes sebagai Instrument Evaluasi
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur
aspek perilaku peserta didik. Fungsi Tes, meliputi :
 Fungsi untuk kelas,
 Fungsi untuk bimbingan
 Fungsi untuk administrasi
2. Bentuk Non Tes Sebagai Instrumen Evaluasi
Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik penilaian ini
umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku,
sifat, sikap sosial, dan lain-lain. Ada beberapa teknik non tes, yaitu Skala bertingkat
(rating scale), Kuesioner (questionaire), Daftar cocok (checklist), Wawancara (interview),
Pengamatan (observation) dan Riwayat hidup.

PROSES EVALUASI
1. Input
Bahan mentah yang dimasukkan kedalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang
dimaksud dengan bahan mentah adalah calon peserta didik yang baru akan memasuki
sekolah. Sebelum memasuki sesuatu tingkat sekolah (institusi) calon peserta didik itu
dinilai dahulu kemampuannya.
2. Ouput
Bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang dimaksud dalam pembicaraan ini
adalah peserta didik lulusan sekolah yang bersangkutan untuk dapat menentukan apakah
peserta didik berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilian.
3. Transformasi
Mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah,
sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari
beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai tranformasi.
4. Umpan Balik (feed back)
Segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini
diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi

CIRI-CIRI EVALUASI
1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung
2. Penilaian pendidikan yaitu penggunaan ukuran kuantitatif
3. Penilaian pendidikan
4. Penilaian pendidikan adalah bersifat relati
5. Penilaian pendidikan adalah bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi
kesalahan-kesalahan

OBJEK EVALUASI
1. Kesehatan dan perkembangan fisik
2. Perkembangan emosional dan sosial
3. Tingkah laku etis, standar personal, dan nilai-nilai sosial
4. Kemampuan atau kecakapan untuk menjalankan kepemimpinan untuk memilih pemimpin
secara bijaksana untuk bekerja dalam kelompok dan masyarakat
5. Menjadi warga negara yang berguna di rumah, sekolah dan masyarakat sekarang dan masa
mendatang
6. Perkembangan estetika, baik sebagai penikmat maupun pencipta dalam seni sastra, drama,
radio dan televisi, kerajinan tangan, home decoration, dan sebagainya.
7. Kompotensi dalam komunikasi dengan orang-orang lain melalui berbicara, mendengarkan,
membaca dan menulis.
8. Kecakapan dalam berhitung, mengukur, menaksir, dan berfikir kuantitatif.

RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN: PERSPEKTIF HASIL


BELAJAR
1. Kognitif (Cognitive)
a. Pengetahuan (knowledge), adalah suatu jenjang kemampuan yang mengharuskan
peserta didik agar mampu mengenali dan mengetahui berbagai konsep, fakta, atau
istilah.
b. Pemahaman (comprehension), adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik agar mampu memahami dan mengerti perihal materi
pela,iaran yang diajarkan guru dan mampu menggunakannya tanpa harus
menghubungkannya dengan berbagai
c. Penerapan (application), adalah suatu jenlang kemampuan yang mengharuskan
Peserta didik untuk memakai berbagai ide umum, tata cara, metode, prinsip, maupun
berbagai teori dalam situasi baru dan juga konkret.
d. Analisis (onolysis), adalah suatu ienjang kemampuan yang mengharuskan peserta
didik untuk dapat menjelaskan suatu situasimaupun keadaan tertentu ke dalam
berbagai unsur dan komponen pembentuknya.
e. Sintesis (synthesis), adalah suatu ieniang kemampuanyang mengharuskan peserta
didik untuk dapat menghasilkan sesuatu hal yang baru
f. Evaluasi (evaluation), adalah suatu feniang kemampuan yang mengharuskan Peserta
didik untuk mampu melakukan evaluasi pada suatu situasi, keadaan, Pernyataan,
maupun konsep Berdasarkan kriteria tertentu.
2. Afektif (Affective)
a. Kemauan menerima (receiving), adalah suatu jenjang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik untuk memiliki kepekaan kepada suatu fenomena atau
rangsangan tertentu.
b. Kemauan menanggapi (responding), adalah suatu jeniang kemampuan yang
mengharuskan peserta didik untuk dapat memiliki kepekaan terhadap suatu fenomena,
namun juga mampu bereaksi terhadap fenomena itu
c. Menilai (valuing), adalah suatu jenjang kemampuan yang mengharuskan peserta
didik untuk dapat menilai suatu objek, fenomena,maupun tingkah laku tertentu
dengan konsisten.
d. Organisasi (organization), adalah suatu kemampuan yang mengharuskan peserta
didik untuk dapat menyatukan berbagai nilai yang berbeda, memecahkan masalah,
dan membentuk suatu sistem nilai

3. Psikomotor (PsYchomotor)
Segi psikomotor adalah kemampuan peserta didik dalam hal gerakan tubuh dan juga
bagian-bagiannya. Gerakan tersebut di mulai dari gerakan sederhana hingga gerakan
yang paling sulit.

RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN: PERSPEKTIF SISTEM


PEMBELAIARAN
1. Program pembelajaran
2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
3. Hasil Pembelajaran

RUANG LINGKUP EVALUASI PEMBELAJARAN: PERSPEKTIF PROSES DAN


HASIL BELAJAR
1. Sikap
2. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran
3. Kecerdasan peserta didik
4. Kecerdasan jasmani/kesehatan
5. Keterampilan

KARAKTERISTIK INSTRUMEN EVALUASI


1. Valid
Valid berarti kecocokan, maka instrumen yang valid dapat mengukur apa yang
hendak diukur secara akurat, misalkan, alat ukur hasil belajar, maka alat ukur tersebut
harus benar-benar mampu mengukur hasil belajar, seperti halnya mengukur
keefektifan media, model, metode, strategi dan komponen pembelajaran lain.
2. Reliabel
Instrumen baik juga harus reliabel, artinya memiliki hasil yang konsisten, msialkan
pendidik memberikan tes kepada sekelompok peserta didik untuk mengukur
kemampuan mereka dalam memecahkan suatu masalah.
3. Relevan
Relevan berarti sesuai, artinya instrumen yang dirancang harus sesuai dengan
indikator, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
4. Representatif.
Representatif artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh materi
yang disampaikan. Hal ini dapat dilakukan bila guru menggunakan silabus sebagai
acuan pemilihan materi tes
5. Praktis
Kepraktisan ini bukan hanya dilihat dari pembuat alat ukur (guru), tetapi juga bagi
orang lain yang ingin menggunakan alat ukur tersebut.
6. Deskriminatif
Deskriminatif artinya adalah alat ukur itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga
dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun.
7. Spesifik
Spesifik artinya suatu alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang
diukur
8. Proporsional
Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang
proporsional antara sulit, sedang dan mudah

MODEL-MODEL EVALUASI
1. Model Tyler
Penggunaan model Tyler memerlukan informasi perubahan tingkah laku terutama
pada saat sebelum dan sesudah terjadinya pembelajaran. Istilah yang populer
dikalangan guru adalah tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test)
2. Model yang Berorientasi pada Tujuan
Tujuan model ini adalah membantu merumuskan tujuan dan menjelaskan hubungan
antara tujuan dengan kegiatan. Jika rumusan tujuan pembelajaran dapat diobservasi
(observable) dan dapat diukur (measurable), maka kegiatan evaluasi pembelajaran
akan menjadi lebih praktis dan simpel.
3. Model Pengukuran
Objek evaluasi dalam model ini adalah tingkah laku peserta didik, mencakup hasil
belajar (kognitif), pembawaan, sikap, minat, bakat, dan juga aspek-aspek kepribadian
peserta didik.
4. Model Kesesuain (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach)
Objek evaluasi adalah tingkah laku peserta didik, yaitu perubahan tingkah laku yang
diinginkan (intended behaviour) pada akhir kegiatan pendidikan, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
5. Educational System Evaluation Model
(Daniel L.Stufflebeam, Michael Scriven, Robert E.Stake, dan Malcolm M.Provus)
Model yang menekankan sistem sebagai suatu keseluruhan ini sebenarnya merupakan
penggabungan dari beberapa model, sehingga objek evaluasinyapun diambil dari
beberapa model, yaitu (1) model countenance dari Stake, (2) model CIPP dari
Stufflebeam, (3) model Scriven, (4) model Provus
6. Illuminative Model (Malcolm Parlett dan Hamilton)
Kegiatan evaluasi dihubungkan dengan learning milieu, dalam konteks madrasah
sebagai lingkungan material dan psiko-sosial, dimana guru dan peserta didik dapat
berinteraksi.
7. Model Responsif
Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian makna atau
melukiskan sebuah realitas dari berbagai perspektif orang-orang yang terlibat,
berminat dan berkepentingan dengan program pembelajaran

PENDEKATAN EVALUASI
1. Pendekatan tradisional
Pendekatan ini berorientasi kepada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini di
sekolah yang ditujukan kepada perkembangan aspek intelektual peserta didik
2. Pendekatan sistem
Pembahasan lebih difokuskan kepada komponen evaluasi, yang meliputi : komponen
kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen produk.
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menafsirkan hasil evaluasi,
yaitu penilaian acuan patokan (criterion-referenced evaluation) dan penilaian acuan
norma (norm-referenced evaluation).
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
c. Pendekatan Deskrit
d. Pendekatan Integratif
e. Pendekatan Pragmatik
f. Pendekatan Komunikatif

PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.

TUJUAN ATAU FUNGSI PENILAIAN


1. Penilaian berfungsi selektif
2. Penilaian berfungsi diagnotik
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

MANFAAT PENILAIAN
1. Peserta didik.
Dengan diadakannya penilaian, maka peserta didik dapat mengetahui sejauh mana telah
berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan guru.
2. Guru.
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui peserta didik mana
yang sudah berhak meneruskan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan,
maupun mengetahui peserta didik yang belum berhasil menguasai bahan.
3. Sekolah.
Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar peserta
didik-peserta didiknya, dapat pula diketahui bahwa apakan kondisi belajar yang diciptakan
oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.

PENDEKATAN PENILAIAN
Pendekatan dalam penilaian, yaitu sebagai berikut.
a. Assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), yaitu penilaian yang
dilakukan di akhir proses pembelaiaran seperti ujian sekolah, ujian nasional, dan
penilaian lainnyayang berbentuk sumatif.
b. Assesment for learning (penilaian untuk pembelajaran), penilaian ini dilakukan
untuk memberikan pengakuan pada pencapaian hasil belajar peserta didik ketika proses
pembelajaran selesai. Penilaian ini dilakukan selama proses pembelajaran berialan dan
berguna untuk perbaikan proses belajar mengajar berikutnya. Penilaian ini umumnya
berbentuk tugas, presentasi, proyek, dan juga kuis.
c. Assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran), penilaian ini berfungsi
sebagai formatif dan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian ini
misalnya berupa penilaian diri (sef assessment) dan penilaian antarteman.

PENGERTIAN PENGUKURAN
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.

KARAKTERISTIK PENGUKURAN
Pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu:
1. Penggunaan angka atau skala tertentu
2. Menurut suatu aturan atau formula tertentu

Anda mungkin juga menyukai