Disusun Oleh:
1. Patmiyati (189718400)
2. Miftachul Jannah (1897184009)
Dalam proses evaluasi pembelajaran atau penilaian tentu sering menggunakan alat ukur
tertentu, baik tes maupun non-tes. Alat ukur ini mempunyai fungsi dan peran yang sangat
penting dalam rangka mengetahui keefektifan proses pembelajaran di sekolah. Mengingat
begitu pentingnya suatu alat ukur dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, maka suatu alat ukur
harus memiliki syarat-syarat tertentu sekaligus merupakan karakteristik alat ukur yang baik.
Karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah valid, reliabel, relevan, representatif, praktis,
deskriminatif, spesifik dan proporsional. Oleh sebab itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk
memaparkan karakteristik instrument evaluasi, model-model evaluasi dan pendekatan evaluasi
yang baik dan sesuai diterapkan di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik instrument evaluasi?
2. Apa saja model-model evaluasi pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan pendekatan evaluasi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan karakteristik instrument evaluasi pembelajaran
2. Untuk memaparkan model-model evaluasi pembelajaran
3. Untuk menjelaskan tentang pendekatan yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Instrumen Evaluasi
6. Model Alkin
Dikembangkan oleh Malvin Alkin (1969), evaluasi adalah suatu proses untuk
meyakinkan keputusan, mengumpulkan informasi, memilih informasi yang tepat, dan
menganalisis informasi sehingga dapat disusun laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih
beberapa alternative. Menurut Alkin terdapat lima jenis evaluasi, yaitu:
a. Sistem Assessment, untuk memberikan informasi tentang keadaan atau posisi dari suatu
sistem
b. Program planning, untuk membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil
memenuhi kebutuhan program
c. Program Implementation, untuk menyiapkan informasi apakah suatu program sudah
diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat sebagaimana yang direncanakan
d. Program Improvement, memberikan informasi tentang bagaimana suatu program dapat
berfungsi, apakah sesuai dengan pencapaian tujuan? apakah hal-hal atau masalah-masalah baru
yang muncul secara tiba-tiba?
e. Program Certification, memberikan informasi tentang nilai atau manfaat suatu program.
7. Model Brinkerhoff
Robert O.Brinkerhoff (1987) mengemukakan ada tiga jenis evaluasi yang disusun
berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, yaitu:
a. Fixed vs Emergent Evaluation Design
Desain evaluasi ini dikembangkan berdasarkan tujuan program, kemudian disusun pertanyaan-
pertanyaan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diperoleh dari sumber-sumber
tertentu. Selama proses evaluasi, seorang evaluator harus tetap menjalin komunikasi yang
kontinu dengan audiensi, sehingga data dan informasi yang dikumpulkan tidak terputus dan
tetap utuh. Dengan demikian, desain akan terus berkembang dan berubah sesuai situasi dan
kondisi di lapangan
b. Formative vs Sumative Evaluation
Untuk dapat memahami kedua jenis evluasi ini dapat dilihat dari fungsinya. Evaluasi formatif
berfungsi untuk memperbaiki kurikulum dan pembelajaran, sedangkan evaluasi sumatif
berfungsi untuk melihat kemanfaatan kurikulum dan pembelajaran secarah menyeluruh
c. Desain Eksperimental dan Desain Quasi Eksperimental vs Natural Inquiry
Desain eksperimental banyak menggunakan pendekatan kuantitatif, random sampling,
memberikan perlakuan,dan mengukur dampak. Tujuan adalah untuk menilai manfaat hasil
percobaan program pembelajaran. Untuk itu, perlu dilakukan manipulasi terhadap lingkungan
dan pemilihan strategi yang dianggap pantas. Dalam desain evaluasi natural-inkuiri, evaluator
banyak menghabiskan waktu untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan orang-
orang yang terlibat.
8. Illuminative Model (Malcolm Parlett dan Hamilton)
Tujuan evaluasi adalah untuk mempelajari secara cermat dan hati-hati terhadap
pelaksanaan sistem pembelajaran,faktor-faktor yang mempengaruhinya, kelebihan dan
kekurangan sistem, pengaruh sistem terhadap pengalaman belajar peserta didik. Fungsi evaluasi
adalah sebagai input untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian dan
penyempurnaan sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan. Cara-cara yang digunakan
tidak bersifat standar, tetapi bersifat fleksibel dan selektif.
9. Model Responsif
Evaluasi tidak diartikan sebagai pengukuran melainkan pemberian makna atau
melukiskan sebuah realitas dari berbagai perspektif orang-orang yang terlibat, berminat, dan
berkepentingan dengan program pembelajaran. Tujuan evaluasi adalah untuk memahami semua
komponen program pembelajaran melalui berbagai sudut pandang yang berbeda. Sesuai dengan
pendekatan yang digunakan, maka model ini kurang percaya terhadap hal-hal yang bersifat
kuantitatif. Kelebihan model ini adalah peka terhadap berbagai pandangan dan kemampuannya
mengakomodasi pendapat yang ambigius serta tidak fokus. Sedangkan kekurangannyayaitu
pembuat keputusan sulit menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi, tidak mungkin
menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok, serta membutuhkan waktu dan
tenaga. Evaluator harus dapat beradaptasi dengan lingkungan yang diamati.
Model-model evaluasi yang telah dipaparkan diatas dapat digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tergantung pada tujuan evaluasi yang ditetapkan. Keberhasilan suatu
evaluasi pembelajaran secara keseluruhan dipengaruhi oleh penggunaan yang tepat pada sebuah
model evaluasi, serta dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: tujuan pembelajaran,
sistem sekolah dan pembinaan guru.
C. Pendekatan Evaluasi
Pendekatan merupakan sudut pandang seseorang dalam mempelajari sesuatu.
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau mempelajari
evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu
pendekatan tradisional dan pendekatan sistem. Dilihat dari penafsiran hasil evaluasi,
pendekatan evaluasi juga dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan
sistem.
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini di
sekolah yang ditujukan hanya kepada perkembangan aspek intelektual peserta didik. Kegiatan-
kegiatan evaluasi difokuskan pada komponen produk saja, sementara komponen proses
cenderung diabaikan. pendekatan ini juga menggunakan proses pembelajaran di mana guru di
dalam kelas menggunakan metode mengajar yang relatif tetap (monoton) setiap kali
mengajar.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan. Pendekatan ini memfokuskan kepada komponen evaluasi yang meliputi
komponen kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses dan komponen produk
(CIPP) yaitu context, input, process dan pruduct yang menjadi landasan perimbangan dalam
evaluasi pembelajaran secara sistematis. Dalam literature modern tentang evaluasi, terdapat dua
pendekatan yang dapat digunakan untuk menafsirkan hasil evaluasi, yaitu penilaian acuan
patokan (criterion-referenced evaluation) dan penilaian acuan norma (nor-referenced
evaluation).
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika menggunakan
pendekatan ini, guru harus membandingkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan sebuah
patokan atau kriteria yang secara absolut atau mutlak telah ditetapkan oleh guru. Pendekatan ini
cocok digunakan dalam evaluasi formatif yang berfungsi untuk perbaikan proses pembelajaran.
PAP dapat menggambarkan prestasi belajar peserta didik secara objektif apabila alat ukur yang
digunakan adalah alat ukur yang standar.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu
kelasnya. Makna nilai dalam bentuk nilai maupun kualifikasi memiliki sifat relatif. Artinya,
jika pedoman konversi skor sudah disusun untuk suatu kelompok, maka pedoman itu hanya
berlaku untuk kelomnpok itu saja dan tidak berlaku untuk kelompok yang lain, karena
distribusi skor peserta didik sudah berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Evaluasi merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik menggunakan alat ukur atau instrument dalam bentuk tes
dan non tes. Adapun karakteristik instrumen evaluasi yang baik adalah valid, reliabel, relevan,
representatif, praktis, deskriminatif, spesifik dan proporsional. Selanjutnya, ciri-ciri evaluasi
yang baik adalah evaluasi dan hasil langsung, evaluasi dan transfer, dan evaluasi langsung dari
proses belajar.
Dalam studi tentang evaluasi, terdapat 9 model evaluasi dengan format atau sistematika
yang berbeda, yairu: Model Tyler, Model yang Berorientasi pada Tujuan, Model Pengukuran,
Model Kesesuaian, Educational System Evaluation Model, Model Alkin, Model
Brinkerhoff, Illuminative Model dan Model Responsif. Keberhasilan evaluasi pembelajaran
secara keseluruhan dipengaruhi oleh penggunaan yang tepat pada sebuah model evaluasi, serta
dipengaruhi oleh tujuan pembelajaran, sistem sekolah dan pembinaan guru.
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dibagi
menjadi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan sistem. Dilihat dari penafsiran hasil
evaluasi, pendekatan evaluasi juga dibagi menjadi dua, yaitu criterion-referenced evaluation
dan norm-referenced evaluation.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Diposting oleh AninSh di 09.30