Tujuan evaluasi dalam pembelajaran menurut Nana Sudjana (2017, hlm. 4) adalah
sebagai berikut.
- Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
- Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh
keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan.
- Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan
dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.
- Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Arifin (2017, hlm 15) fungsi atau kegunaan yang di miliki oleh evalusi pembelajaran
adalah sebagai berikut
- Fungsi formatif, untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika diperlukan bagi peserta didik
- Fungsi sumatif, untuk menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan
kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik
- Fungsi diagnostic, untuk memahami latar belakangnya meliputi latar psikologis, fisik, dan
lingikungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
- Fungsi penempatan, yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat
(misalnya dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingat kemampuan peserta
didik.
Prinsip evaluasi
- Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.
- Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
- Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
B. Pengukuran, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan menggunakan observasi skala
rating atau alat lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas.
Juga berarti pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna untuk
menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan pengukuran dan bisa juga berarti di
luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
Asesmen, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema seseorang. Dalam
pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu ditekankan di sini bahwa yang
dapat dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan akademik,
kejujuran, kemampuan untuk mengejar, dsb. (modul)
D. – Jenis evaluasi berdasarkan pendekatan dapat dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan
pendekatan system
- Jenis Evaluasi berdasarkan Tujuan
1. Evaluasi diagnostic,
2. Evaluasi Penempatan
3. Evaluasi Formatif
4. Evaluasi Sumatif
- Jenis Evaluasi berdasarkan Sasaran
1. Evaluasi Konteks
2. Evaluasi input
3. Evaluasi Penempatan,
4. Evaluasi Kesiapan,
5. Evaluasi Seleksi,
6. Evaluasi Proses
7. Evaluasi Kualitatif
8. Evaluasi Kuantitatif
9. Evaluasi Formatif
10. Evaluasi Diagnostic
11. Evaluasi Hasil atau Produk
12. Evaluasi Outcome
- Jenis Evaluasi berdasarkan Lingkup Kegiatan pembelajaran
1. Evaluasi Program Pengajaran
2. Evaluasi Proses Pelaksanaan Pengajaran
3. Evaluasi Hasil Belajar
- Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
1. Objek Evaluasi
2. Subjek Evaluasi
- Menurut Waktu Pelaksanaan evaluasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Evaluasi Formatif
2. Summatif (modul)
4. a. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan suatu penilaian berdasarkan pada suatu
proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang
diperoleh melalui pengukuran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. PBK
mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pertanyaan
yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertasi dengan peta kemajuan belajar
siswa. PBK merupakan sebagian dari evaluasi dan merupakan komponen Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
Tujuan umum PBK adalah untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa
dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Secara khusus tujuan PBK adalah untuk
memberikan (a) informasi tentang kemajuan belajar, (b) informasi yang dapat digunakan untuk
membina kegiatan belajar lebih lanjut; (c) motivasi belajar siswa, dan melakukan bimbingan
yang lebih tepat. PBK hendaknya menjamin bahwa hasil kerja siswa dan pencapaian belajarnya
dapat diidentifikasi.
Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu (a) siswa dalam mewujudkan dirinra
dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah yang labih baik dan maju; (b) siswa
mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya; (c) guru untuk menetapkan apakah metode
mengajar yang digunakannya telah memadai atau tidak; dan (d) guru membuat pertimbangan dan
keputusan administrasi. (google ; 4)
b. Jenis-jenis penilaian berbasis kelas yaitu tes tertulis, tes perbuatan, pemberian tugas, penilaian
proyek, penilaian produk, penilaian sikap, dan penilaian portofolio. (google)
c.
d. - Tes merupakan instrumen evaluasi yang paling umum dipakai dalam dunia pendidikan
sebagai alat ukur untuk domain kognitif. Tes memiliki jenis yang beragam sesuai dengan
fungsinya, seperti tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, tes diagnostic, dan tes
penempatan.
- Tes dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuantan. (adi)
- Langkah-langkah untuk mengembangkan instrumen tes.
1) Pengembangan spesifikasi tes
2) Penulisan soal
3) Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal
4) Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang dibuat
akan dibakukan.
5) Penganalisisan hasil uji coba.
6) Pengadministrasian soal
- Ciri-ciri Tes Yang Baik
Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:
1. Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila tes itu
isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang digunakan tepat
2. Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering diartikan dengan
keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang memberikan
hasil yang sama.
3. Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya praktis dari
segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi harus tetap
mempertimbangkan kerahasiaan tes.
4. Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah valid dan
reliable. (modul)