Anda di halaman 1dari 8

PAPER METODE ASSESSMENT

Tujuan Dan Manfaat Metode Assessment

(Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Assessment)

Dosen Pengampu:
Drs. Partono, M.Si

Oleh :

Rofiq Iqbal Abidin Syah (190910301074)

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

25 MARET 2020
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang Assessment

Assessment atau disebut juga dengan penilaian adalah suatu penerapan dan
penggunaan berbagai cara dan alat untuk mendapatkan serangkaian informasi tentang
seseorang individu. Jadi, pada dasarnya, assessment yaitu istilah lain dari penilaian.
Istilah assessment ini sangat berkaitan dengan istilah evaluasi yaitu metode untuk
mendapatkan hasil. Sehingga, proses assessment ini dilaksanakan bertujuan untuk
mengetahui sejauh apa karakter dan keahlian individu. Pengertian lain dari assesment
yaitu proses untuk memperoleh data atau informasi dari proses pembelajaran dan juga
memberikan umpan biak terhadap antar individu.

Dalam, konseling terdapat adanya asesmen. Asesmen adalah salah satu jenis
terapi dalam psikologi yang berhubungan dengan kegiatan pengukuran. (Ratna
Widiastuti 2010) menyebutkan bahwa dalam ilmu konseling, asesmen merupakan
suatu pengukuran dari proses konseling yang dilakukan oleh konselor sebelum,
selama dan setelah proses konseling berlangsung.

Proses asesmen dalam konseling merupakan bagian terpenting yang tidak


dapat dipisahkan. Hal ini dilakukan dalam menggali latar belakang suatu masalah
yang mungkin saja terdiri dari berbagai jenis seperti macam macam tingkah laku
dalam psikologi yang wajib Anda ketahui. Sesuai dengan prakteknya, asesmen dapat
dijadikan alat dalam menilai keberhasilan sebuah konseling atau terapi untuk
menyelesaikan masalah pasien.

2
1.2 Karakteristik Metode Assessment

Metode asesmen juga memiki karakteristik, sebagai metodologi, merupakan


evaluasi terstandar mengenai perilaku individu yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:

 Menggunakan beragam simulasi, teknik, dan instrumen tes perilaku.


Penerapan multi-metode ini dilakukan untuk mencegah terjadinya bias dan
mendapatkan reliabilitas pengukuran yang terbaik. Metode yang biasa
digunakan dalam assessment center adalah latihan simulasi yang disandingkan
dengan instrumen evaluasi kepribadian dan wawancara.
 Terdiri atas beberapa assessor (penilai) .
Keterlibatan multi-assessor ini dilakukan agar penilaian kompetensi peserta
assessment dapat lebih objektif dan menekan bias yang mungkin terjadi. Oleh
sebab itu, dibutuhkan keterampilan dan keahlian sebagai seorang assessor.
Lazimnya, seorang assessor adalah orang yang telah mendapatkan sertifikasi
untuk menjadi assessor dan mengikuti pelatihan menurut aturan telah yang
ditentukan.
 Terdiri atas beberapa peserta
Keterlibatan multi-partisipan ini bertujuan memastikan terciptanya interaksi di
antara para peserta assessment (assessee) pada simulasi yang akan
diobservasi.
 Integrasi data assessment.
Melalui beragam simulasi, para assessor melakukan observasi terhadap
perilaku para pesertaasessment. Hasil observasi dan penilaian dari para
assessor akan diintegrasikan untuk menentukan skor final dan digunakan
sebagai dasar pembuatan laporan.
 Terdapat umpan balik (feedback)

3
Setelah para assessor melakukan data integrasi dan memberikan penilaian
akhir, assessor memberikan umpan balik yang berguna untuk pengembangan
kompetensi peserta dan diharapkan akan memberikan sumbangan berharga
bagi peningkatan mutu SDM organisasi.

1.3 Tujuan Assessment

Asesmen memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses (Herman,
Aschbacher, and Winters, 1992). Asesmen yang berkaitan dengan tujuan isi
digunakan untuk menentukan seberapa jauh peserta didik telah mempelajari
pengetahuan dan keterampilan spesifik. Dalam hal ini asesmen harus terfokus pada
hasil belajar peserta didik. Asesmen yang berkaitan dengan proses digunakan untuk
mendiagnosis kekuatan dan kelemahan peserta didik serta merencanakan
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
Tujuan asesmen pembelajaran pada dasarnya tergantung pada penggunaan jenis-
jenis asesmen. Ada empat jenis asesmen dalam pembelajaran, yaitu:

a. Asesmen formatif dan sumatif


Asesmen sumatif biasanya dilaksanakan di akhir pembelajaran, dan digunakan
untuk membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik. Asesmen
formatif umumnya dilaksanakan selam proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan asesmen formatif dapat berbentuk pemberian balikan atas pekerjaan
peserta didik, dan tidak akan dijadikan sebagai dasar untuk kenaikan kelas
peserta didik. Dalam konteks belajar, asesmen sumatif dan formatif disebut
dengan asesmen belajar.
Salah satu bentuk asesmen formatif adalah asesmen diagnostic. Asesmen
diagnostic mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik untuk
mengidentifikasi program belajar yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.

4
Asesmen mandiri oleh peserta didik merupakan bentuk asesmen diganostik yang
melibatkan peserta didik mengakses dirinya sendiri.

b. Asesmen objektif dan subjektif


Asesmen bentuk objektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki satu
jawaban yang benar. Asesmen subjektif merupakan bentuk pertanyaan yang
memiliki lebih dari satu jawaban yang benar (atau lebih dari satu cara
mengungkapkan jawaban yang benar). Ada beberapa jenis pertanyaan berbentuk
objektif dan subjektif. Jenis pertanyaan berbentuk objektif yaitu pertanyaan yang
memiliki alternatif jawaban benar dan salah, pilihan ganda, pertanyaan
menjodohkan, dan jawaban ganda. Pertanyaan subjektif yaitu pertanyaan yang
membutuhkan jawaban luas dan ada yang berbentuk uraian.

c. Asesmen acuan patokan dan acuan normatif


Asesmen acuan patokan, biasanya menggunakan tes acuan patokan,
merupakan asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik
berdasarkan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Asesmen acuan patokan
membandingkan kemampuan peserta didik dengan criteria, atau asesmen yang
memfokuskan diri pada kinerja individu yang diukur berdasarkan pada criteria
atau standar absolute.
Asesmen acuan normatif, atau dikenal dengan penentuan rangking
berdasarkan kurva norml, biasanya menggunakan tes acuan normatif, tidak
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain yaitu asesmen yang distandarkan
pada sekelompok individu yang kinerjanya dinilai dalam hubungannya dengan
kinerja individu lainnya. Asesmen ini sangat efektif untuk membandingkan
kemampuan peserta didik satu dengan peserta didik lainnya. Asesmen untuk
ujian masuk sekolah biasanya emnggunakan asesmen acuan normative, karena

5
asesmen ini dapat menunjukkan proporsi jumlah calon peserta didik yang lulus
datau diterima di sekolah atau di universitas , dan bukan menunjukkan tingkat
kemampuan calon peserta didik yang sesungguhnya.

d. Asesmen formal dan informal


Asesmen formal biasanya diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis, seperti
tes tertulis. Asesmen formal diberikan skor dalam bentuk angka atau penentuan
rangking berdasarkan pada kinerja peserta didik. Asesmen informal tidak
dimaksudkan untuk menentukan rangking akhir peserta didik. Asesmen ini
biasanya dilakuan dengan cara yang lebih terbuka, seperti kegiatan asesmen yang
dilaksanakan melalui observasi, inventori, partisipasi, evaluasi diri dan teman
sebaya, dan diskusi.

6
KESIMPULAN

Asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang


apa yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh individu. Asesmen memiliki dua
tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses. Tujuan asesmen pembelajaran yaitu
asesmen formatif dan sumatif, asesmen objektif dan subjektif, asesmen acuan patokan
dan acuan normatif serta asesmen formal dan informal.
Prinsip-prinsip asesmen yaitu Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki
belajar peserta didik, Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik,
Objektif bagi semua peserta didik, Kolaborasi profesional, Partisipasi Komite
Sekolah dalam Pengembangan Asesmen, Keteraturan dan Kejelasan Komunikasi
mengenai Asesmen, Peninjauan Kembali dan Perbaikan Asesmen.
Dalam kegiatan belajar mengajar, asesmen ini dianggap sangat penting,
karena selain dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik, juga bisa menjadi
penambah semangat bagi peserta didik agar mencapai hasil yang maksimal.

7
DAFTAR PUSTAKA

Widoyoko, S. Eko Putro, (2009). Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis


Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bundu, P. (2016). Assesmen Pembelajarn: Untuk Guru Dan Calon Guru Sekolah
Dasar. Padang: Hayfa Press

Anda mungkin juga menyukai