Anda di halaman 1dari 8

BAB X

PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


A. Capaian Belajar
Dapat memahami tentang hakikat penilaian, pengertian penilaian, tujuan penilaian, fungsi
penilaian, prinsip penilaian, instrument penilaian, penilaian tes keterampilan membaca,
penilaian kemahiran menyimak,dan tes kemampuan kemahiran menulis.

B. Latar Belakang
Penilaian adalah salah satu kegiatan terpenting dalam dunia pendidikan. Di tangan
satunya, Penilaian yang dilaksanakan dengan baik dapat menentukan kemajuan belajar
siswa. Kelemahan , kelebihan, dan kedudukan siswa dalam kelompok. Sebaliknya
evaluasi hasil belajar yang baik merupakan umpan balik kepada guru/dosen untuk menilai
tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi di segala bidang apapun dilakukan
dengan menggunakan metode dan alat yang baku. Prosedur baku adalah tata cara evaluasi
dengan langkah-langkah tertentu dan perlakuan yang adil terhadap siswa dengan
mempertimbangkan keberagaman, waktu, tempat, dan berbagai keragaman siswa.
Sedangkan instrumen yang standar merupakan instrumen yang dihasilkan menggunakan
metode pengembangan instrumen yang baku dipertimbangkan tingkat validitas
dan reliabilitasnya.
Penilaian adalah pengumpulan bukti yang dilakukan secara sengaja, sistematis, dan
berkelanjutan serta digunakan untuk menilai kompetensi siswa atau metode dan proses
yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik tentang seberapa baik siswa belajar.
Dapat dilakukan di awal, di akhir (sesudah) maupun saat pembelajaran sedang
berlangsung Penilaian dapat berupa tes atau non tes. Penilaian berupa nontes misalnya
penggunaan metode, observasi wawancara, monitoring tingkah laku. Hasilnya dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Proses yang mencakup yaitu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan kompetensinya,
mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-kompetensi siswa dan
menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara demonstrasi atau kinerja
dalam kompetensi-kompetensi tersebut. Penilaian bertujuan untuk memberikan umpan
balik mengenai kemajuan belajar siswa untuk siswa, orang tua, dan guru serta
meningkatkan belajar (pembelajaran) dan perkembangan siswa.

C. Pengertian Penilaian
Ketercapaian suatu pembelajaran, dapat dilihat berdasarkan batasan kriteria tertentu
sesuai dengan kajian materi yang dibahas di dalamnya. Menguji kemampuan siswa dalam
menentukan ketercapaian perlu dilakukan penilaianPenilaian dapat dilakukan sesuai
dengan tuntutan masing-masing mata pelajaran. Namun, pada penilaian itu sendiri sering
menimbulkan pengertian yang berbeda. Ada yang menyebutnya dengan sebutan evaluasi,
ada yang menyebutnya pengukuran, ada juga yang menyebut tes sebagai nama lain dari
penilaian. Pandangan serupa juga terjadi pada istilah asesmen.
Stark dan Thomas (1994:46) berpendapat bahwa asesmen merupakan "Processes that
provide information about individual student, about curricula or programs, about
institutions, or about entire systems of institutions." Proses yang memberikan informasi
tentang pribadi siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi, atau sekitar
seluruh sistem lembaga. Sedangkan Hill dan Ruptic (1994:8) memiliki pandangan bahwa
asesmen adalah suatu proses untuk mengumpulkan bukti dan mendokumentasikan
pembelajaran serta pertumbuhan anak. Menurut Uno dan Koni (2012:2) asesmen
merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut
kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.
Pandangan setiap ahli yang merumuskan pemahamannya tentang pengertian evaluasi,
dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan
kualitas hasil pengukuran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan
nilai dan manfaat dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi, dan dampak untuk
membantu membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban, dan meningkatkan
pemahaman terhadap fenomena dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran
dengan kriteria tertentu dalam menentukan nilai.

D. Tujuan Penilaian
Pedoman penilaian yang dirancang Depdikbud (1994) menyatakan bahwa tujuan
penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan, dan
peingkatan kegiatan belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi
perbaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Secara khusus, tujuan penilaian
berbasis kelas dapat dijadikan menjadi enam tujuan, yaitu:
1. Memberikan informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual
dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukan.
2. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkankegiatan belajar
lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh
kelas.
3. Memberikan informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan/kemudahan
untuk melakukan kegiatan remidial, pendalaman materi, dan pengayaan.
4. Memberikan motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuan belajarnya dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan dan
perbaikan,
5. Memberikan informasi segala aspek kemajuan setiap siswa yang dapat digunakan
guru untuk membantu pertumbuhan secara efektif sehingga menjadi anggota
Masyarakat dan pribadi yang utuh.
6. Memberikan bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang
sesuai dengan keterampilan, minat dan kemampuan siswa.
E. Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian sebagai administrasi dapat digambarkan dalam menentukan
kualifikasi sekolah yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional. Seleksi masuk ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi pun membutuhkan kualifikasi dari kualitas siswa
yang menjanjikan berdasarkan hasil penilaian prestasi belajar. Depdiknas menentukan
kualifikasi setiap sekolah secara berkala ke dalam kategori baik, sedang, maupun kurang
Tujuannya agar program pembinaan dan pengembangan sekolah berlangsung sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan sekolah. Sedangkan fungsi penilaian sebagai
bimbingan dapat dilihat pada upaya pihak sekolah dalam membekali siswa dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Upaya ini dilakukan tidak jauh dari informasi yang harus
sampai kepada pihak sekolah tentang bakat dan minat siswa. Ketiga fungsi penilaian ini
tidak terlepas dari kebutuhan bagi berbagai pihak sebagai lingkungan yang
terlibat di dalamnya.
Fungsi penilaian bagi guru terdiri atas: (1) mengetahui kemajuan belajar siswa, (2)
mengetahui kedudukan masing-masing individu siswa dalam kelompok, (3) mengetahu
kelamahan-kelemahan cara pembelajaran, (4) memperbaiki proses pembelajaran, dan (5)
menentukan kelulusan murid.

F. Prinsip Penilaian
Prinsip penilaian terdiri atas menyeluruh/komprehensif, berkelanjutan/ kontiniutas,
berorientasi pada indikator ketercapaian, sesuai dengan pengalaman belajar, dan
obyektivitas (Jihad dan Haris 2012:63-64; Sudijono 2012:31-33; Muslich:25-26; Uno dan
Koni, 2012:37-380. Berikut penjabarannya.
1. Menyeluruh/Kompeherensif
Kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang diturunkan dalam
indikator dan menjadi tujuan pembelajaran diharapkan bersifat menyeluruh.
2. Berkelanjutan/Kontiniutas
Penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan secara terencana, bertahap,
berkesinambungan, dan terus menerus dari waktu ke waktu.
3. Berorientasi Pada Indikator Ketercapaian
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator ketercapaian
yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan
standar kompetensinya.
4. Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajar.
5. Objektivitas
Penilaian harus bersifat objektif. Artinya, penilaian yang dibuat harus adil terhadap
semua siswa, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
G. Instrumen Penilaian
Ada beberapa instrumen penilaian yang dapat digunakan guru sebagai sarana untuk
memperoleh informasi tentang keadaan belajar siswa. Penggunaan berbagai instrumen
harus disesuaikan dengan tujuan penilaian, waktu yang tersedia, sifat tugas yang
dilakukan siswa, dan banyaknya/jumlah materi pelajaran yang sudah disampaikan.
Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan,
rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut
kriteria yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab
pertanyaan serta pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek
yang diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini
dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik,
checklist, dan lain-lain tes ini.

H. Penilaian Tes Keterampilan Membaca


Evaluasi merupakan suatu proses yang mengukur tingkat pencapaian tujuan
(Nurgiyantoro, 2010: 6-7). Kegiatan evaluasi adalah kegiatan yang menentukan apakah
input, proses dan output konsisten dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.
Fungsi evaluasi digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan
telah tercapai.
Tujuan evaluasi menurut Nurgiyantoro (2010:30-32) adalah sebagai berikut.
a. . Anda dapat mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan.
b. menjamin objektivitas dalam pengamatan perilaku kita terhadap hasil belajar siswa.
c. . Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang atau mata pelajaran tertentu.
d. Menentukan apakah siswa layak untuk dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi atau
menyelesaikan pendidikan tingkat pascasarjana.
e. Memberikan umpan balik terhadap tugas belajar mengajar yang ada dengan pengujian
yang ditentukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes literasi. Menurut Iskandarwassid
dan Sunedari (2009: 246), tes literasi adalah tes bahasa yang dapat dilakukan dalam
pendidikan bahasa sekaligus mengajarkan bahasa pertama dan kedua atau bahasa asing. Tes
literasi dapat diambil dalam bahasa pertama atau kedua, dalam hal ini bahasa Perancis.
Literasi dapat diartikan membaca sebagai membaca. Untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan Anda dalam membaca teks.
I. Penilaian Kemahiran Menyimak

Tes menyimak adalah kemampuan peserta tes dalam memahami isi pembicaraan
yang disampaikan langsung oleh pembicara atau sekadar berupa rekaman audio atau
video. Pengertian ini dapat merujuk pada pengertian yang bersifat umum, seperti topik
yang dibahas atau ciri-ciri pokok isinya, atau pada bagian-bagian yang lebih rinci,
meliputi partisipan, tempat, waktu dan beberapa aspek penting. Pemahaman
mendengarkan juga dapat berhubungan dengan topik yang lebih dalam. suatu sifat yang
tidak terbatas pada hal-hal yang sangat pasti dan diungkapkan secara langsung.
Pemahaman seperti itu hanya dapat diperoleh dengan menghubungkan bagian-bagian
tertentu dari wacana atau dengan menarik kesimpulan dan kesimpulan berdasarkan
pemahaman terhadap bagian-bagian wacana tersebut. Semua ini merupakan pernyataan
tentang apa yang seharusnya dipahami dengan mendengarkan wacana. disampaikan
secara lisan untuk didengar.

Menurut Djiwandono (2008:114), penentuan jenis tujuan keterampilan yang


dijadikan fokus tes disesuaikan dengan tingkat keterampilan peserta tes. Pada tingkat
dasar, dapat digunakan tugas tes yang jawabannya hanya memerlukan pemahaman
langsung, konkrit dan literal atas pertanyaan-pertanyaan yang disertakan dalam
percakapan. Peserta tes dengan kemampuan bahasa yang lebih tinggi lebih cocok untuk
pertanyaan yang sifatnya kurang langsung, termasuk hubungan berbagai bagian
percakapan, menemukan implikasi dan membuat kesimpulan, hingga menentukan sikap
dan mengevaluasi isi percakapan. dibahas lebih rinci dalam tes pemahaman teks pada
bagian kedua di bawah. Selain informasi identifikasi dan rincian tes keterampilan
mendengarkan yang dijelaskan di atas, bagian penting lainnya adalah memilih wacana
yang dapat dipahami oleh peserta tes saat mendengarkan. Dari percakapan tersebut,
penguji menjawab serangkaian pertanyaan berdasarkan pemahamannya terhadap isi
wacana. Pemilihan wacana harus didasarkan pada beberapa pedoman, terutama
berdasarkan pedoman yang berkaitan dengan isi dan topik yang dibahas, yang disesuaikan
dengan bidang yang dikuasainya, bukan di luar bidang tersebut. Wacana tes listening
tidak boleh menjadi sesuatu yang asing jika dilihat dari berbagai sudut pandang.
subrangkaian yang pemahamannya menjadi tujuan utama tes mendengarkan
J. Tes Kemampuan Keterampilan Menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang melibatkan
aspek penggunaan bahasa dan pengolahan isi. Masalah yang berkembang berkenaan
dengan kegiatan menulis adalah pengetahuan dasar terhadap performansi atau
kemampuan menulis. Selanjutnya, menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide,
gagasan, pikiran atau perasaan dalam lambang kebahasaan. Kegiatan ini melibatkan aspek
penggunaan tanda baca dan ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat,
pengembangan paragraf, pengolahan gagasan serta pengembangan model karangan.
Selain itu, kegiatan menulis adalah mendeskripsikan dan merekonstruksi serta melakukan
proses penemuan dan penggalian ide-ide untuk diekspresikan. Perlu disadari bahwa
proses menulis sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dasar yang dimiliki seperti,
kemampuan memilih dan menggunakan kosakata, menerapkan tanda baca, dan
memahami isi atas pesan dari komunikasi yang disampaikan melalui tulisan.

Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan


dalam lambang kebahasaan. Kegiatan ini melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan
ejaan, penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragrap,
pengolahan gagasan serta pengembangan model karangan. Mendeskripsikan menulis
merupakan proses penemuan dan penggalian ide-ide untuk dikespresikan, dan proses ini
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dasar yang dimiliki oleh seorang penulis.

Kemampuan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang melibatkan


aspek penggunaan bahasa dan pengolahan isi. Masalah yang berkembang sehubungan
dengan kegiatan menulis adalah pengetahuan dasar terhadap performansi atau
kemampuan menulis. Selain itu, aktivitas menulis merupakan bentuk perwujudan
kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kemampuan
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Jika dibandingkan dengan tiga kemampuan
keterampilan berbahasa lainnya, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai meskipun yang
bersangkutan penutur asli dari bahasa tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
menulis yang menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar
bahasa yang menjadi isi karangan atau tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi, harus
terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu.
K. Langkah-Langkah Pembelajaran Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia
1. Menentukan tujuan pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu menentukan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai oleh siswa.
2. Menentukan materi pembelajaran
Setelah menentukan tujuan pembelajaran, Langkah selanjutnya adalah
menentukan materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa.
3. Menetapkan indikator penilaian
Indikator penilaian adalah kriteria yang digunakan untuk menilai kemampuan
siswa dalam memenuhi tujuan pembelajaran.

L. Rangkuman

Hakikat penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh , menganalisis, dan


meafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan

LATIHAN

PILIHAN GANDA

1. Kegiatan untuk memberikan informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh


tentang proses dan hasil yang telah di capai siswa disebut…
A. Evaluasi
B. Penilaian
C. Pengukuran
D. Tes
E. Observasi
Kunci Jawaban : B. Penilaian
2. Istilah “ pengukuran “ dalam dalam sistem evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
bersifat…
A. Kualitatif
B. Akurat
C. Komparasi
D. Kuantitatif
E. Pengujian
Kunci Jawaban: D. Kuantitatif

ESAY

1. Apa itu program Guru Penggerak dan bagaimana peranannya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia?

Jawaban : Program Guru Penggerak adalah program pemerintah Indonesia yang


bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menempatkan guru-guru
berpengalaman dan berkualitas tinggi untuk memberikan pelatihan dan pendampingan
kepada guru-guru di daerah terpencil atau tertinggal.

2. Bagaimana strategi efektif untuk mengatasi masalah disiplin di kelas?

Jawaban : Strategi efektif untuk mengatasi masalah disiplin di kelas meliputi


mengkomunikasikan harapan dengan jelas, memberlakukan aturan kelas yang
konsisten, menggunakan pendekatan yang positif dalam memberi umpan balik, dan
mencari solusi masalah secara bersama-sama dengan siswa.

Anda mungkin juga menyukai