Anda di halaman 1dari 11

BUDAYA

Kelompok 9
-Andika Panjajtan
-Louisa Siahaan
-Trizka Napitupulu
KEBUDAYAAN DIPANDANG
DARI SUDUT ALKITAB
1.MANDAT BERBUDAYA
Pertanyaan kita kembali, adalah: Kok hanya manusia yang memiliki kemampuan
berbudaya?. Tentu jawabannya juga harus kembali pada Alkitab, sebab semua pertanyaan
dan kebingungan kita dapat dijawab oleh Alkitab.Segera setelah Allah menciptakan Manusia,
laki-laki dan perempuan (Kejadian 1:27), kepada mereka langsung dikaruniakan berbagai
mandat atau kuasa. Salah satu dari antara mandat-mandat itu adalah mandat berbudaya.
Tujuannya agar manusia itu mengembangkan segala kemungkinan atau potensi yang
dimilikinya untuk kepentingan manusia dan lingkungannya.
2.MENGATUR KELAHIRAN
Dalam, nats ini disebut Beranak cuculah dan bertambah hanyak. Tuhan mengaruniakan
kemampuan dan potensi untuk menggandakan kehidupan manusia itu melalui prokreasi.
Disana tidak ada ketentuan jumlah anak cucu yang harus dilahirkan manusia, kecuali bahwa
manusia diberi Tuhan kebebasan untuk menggunakan berkatNya dalam rangka melahirkan
anak- anak. Disinilah terletak mandat berbudaya itu, yakni budaya mengatur kelahiran dan
kelangsungan kehidupan manusia di atas bumi ini.
3.MEMENUHI BUMI
Prokreasi atau pelanjutan kelahiran bertujuan untuk memenuhi bumi. Mandat memenuhi
bumi yang telah diterima oleh manusia sejak penciptaannya dan telah berlangsung ribuan
bahkan jutaan tahun hingga sekarang. Dari satu pasang manusia pertama telah berkembang
jutaan bahkan milliaran manusia di atas bumi ini dan telah mendiami hampir semua sisi dari
alam semesta ini. Dari luas bumi yang terdiri dari 510.065.000 km itu hanya 29% saja atan
153.000.000 km daratan. Menurut perhitungan para akhli kependudukan dari luas bumi yang
kecil ini telah dipenuhi penyebaran manusia sekitar 6 hingga 7 millyard orang dengan
assumsi pertambahan penduduk sekitar 75-100 juta pertahun sehingga dikhawatirkan akan
segera membuat bumi kita ini makin sesak oleh pertambahan penduduk sehingga semakin
perlu usaha memperkecil angka pertambahan penduduk. Ini juga termasuk mandat budaya.
4.MENAKLUKKAN BUMI
Di dalam bumi terdapat berbagai dinamika atau kekuatan-kekuatanalam, baik yang bersifat
natural maupun yang supranatural. Yang tergolong kepada daya-daya alam natural antara
lain: ombak-ombak besar, angin, taufan, hujan, arus sungai, petir, cuaca, dan lain lain.
Sedangkan yang bersifat supernatural adalah kekuatan-kekuatan ghaib, dan daya-daya yang
di luar wewenang manusia. Manusia diberi Tuhan mandat menaklukkan daya-daya alam,
baik yang bersifat natural maupun supranatural
5.BERKUASA ATAS BURUNG-BURUNG Di UDARA, IKAN-IKAN DI LAUT DAN BINATANG
YANG MERAYAP DI BUMI
Sama halnya dengan mandat-mandat sebelumnya, mandat ini juga menyangkut pengembangan
budaya manusia. Untuk menguasai segala jenis burung-burung di udara, ikan-ikan di laut dan
binatang yang merayap di bumi manusia harus mengembangkan berbagai jenis teknologi. Dalam hal
ini termasuk juga teknologi rekayasa genetika dalam kehidupan per-unggas-an, perikanan dan
pengembangan spesies binatangbinatang yang merayap di atas bumi ini. Atas dasar mandat ini
seharusnya manusia mampu mengatasi semua jenis penyakit yang timbul. Dan semuahal ini
berkenaan dengan pengembangan budaya
6.MENGUASAHI
Kata mengusahai di sini lebih tepat berkonotasi mengubah, mengerjakan, mengusahakan atau memelihara
kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam alam semesta. Dalam hal ini manusia berusaha
mengembangkan kemampuannya mengolah dan mengusahai segala milik kepunyaan Tuhan yang ada
dalam seluruh alam semesta dan jagat raga.Pengusahaan terhadap alam semesta yang sudah
dilaksanakan mulai dari Adam dan Hawa di Taman Eden( firdaus) hingga keturunannya yang kita
maksudkan dengan mandat berbudaya.Alkitab mencatat bahwa Kain dan Habil merupakan orang-orang
pertama yang merintis pengembangan pertanian dan peternakan (Kejadian 4:1-16); di samping itu Kain
yang dicatat alkitab orang yang pertama mendirikan sebuah kota bernama kota Henok, menurut nama
Kej 4:17).
DOSA DAN PEMBERONTAKAN KEBUDAYAAN TERHADAP
KUASA ALLAH
DALAM CERITA KAIN DAN MENARA BABEL SIKAP KRISTEN
HABEL (KEJADIAN 4) (KEJADIAN 11) TERHADAP KEBUDAYAAN
Kisah menara babel Ini merupakan hasil Niebuhr menguraikan bahwa sepanjang
Kain adalah petani dan Habil adalah perkembangan budaya dan peradaban manusia sejarah telah diberikan berbagai jawab
penggembala dan peternak. Habel orang yang yang sangat spektakuler,manusia berusaha yang sangat berlainan terhadap soal
beribadah kepada Tuhan, dengan anak mendirikan tugu yang menjulang tinggi hingga perhubungan antara agama Kristen
kambingnya dia memuji Tuhan melalui upacara atau gereja dengan kebudayaan.
korban sehingga budaya dan ibadah (kultur
mencapai langit. Inilah hasil teknologi budaya
dan kultus) berjalan bersama-sama (jangan manusia tertinggi yang dapat dicapai manusia Pendekatan Niebuhr ini sangat
dipertentangkan). Sedangkan Kain tidak hidup saat itu. Tetapi sayang,motif dan tujuan bermanfaat bagi gereja-gereja dan
di dalam kultus walaupun ia mempunya kultus pendirian menara yang sangat tinggi ini mau orang Kristen di Indonesia. Dr. J. Verkuy
yang baik, melainkan di dalam kebudayaannya mengimbangi dan menyamai kehebatan Allah membahas pandangan Niebuhr ini
dia memberontak kepada Allah dan kepada sehingga menjadi alat pemberontakan dalam bukunya Etika Kristen Dan
sesama manusia. Contoh kasus nya seperti melawan kewibawaan Allah. Ketika Allah Kebudayaan (BPK Gunung Mulia, Jakarta
(KOMPAS.com-) Seorang kakak tewas di mengetahui hal ini, ia mengacaukan alat 1979 Bab Dua, hal. 36-52). Menurut
tangan adik kandungnya sendiri, di Desa komunikasi (bahasa) manusia sehingga Niebuhr ada lima macam, sikap umat
Paniaran, Kecamatan Siborongborong, teknologi pembuatan menara yang tinggi pun Kristen terhadap kebudayaan antara
Tapanuli Utara (Taput), batal. Akibat penyalahgunaan budaya manusia lain:Sikap Antagonistis,Sikap Akomodasi
Rabu (9/3/2021) malam maka Babel yang seharusnya menjadi kota Allah Dan Kapitulasi,Sikap Dominasi,Sikap
akhirnya menjadi kota iblis. Dualistic,Pengudusan
BUDAYA BERFIKIR DAN
BERTINDAK KRITIS
Berfikir dan bertindak kritis adalah suatu budaya yang bertujuan mengangkat dan menghargai
kepribadian manusia. Berfikir dan bertindak kritis membawa manusia mampu
mengembangkan diri, potensi, dan kemanusiaannya. Orang yang berpikiran sendiri dan
mampu bertindak kritis tidak akan membeo, bungkam serta mati rasa sebaliknya akan mampu
menyatakan isi hatinya dengan bebas tanpa diliputi rasa takut, cemas atau kuatir meskipun
bertentangan dengan opini publik. Budaya berfikir dan bertindak kritis ini sungguh amat perlu
dikembangkan pada jaman reformasi dan demokrasi ini. Kita baru saja keluar dari keterkungkungan
berfikir dan pemasungan bertindak kritis pada jaman yang lalu. Pada jaman itu hampir di semua
lapisan kehidupan masyarakat dikungkung dan dipasung khususnya dalam mengeluarkan pendapat
dan mengexpressikan tindakan demokrasi, termasuk dalam hal berserikat,
berorganisasi, berkumpul, beragama, hingga kebebasan beribadah. Ketahuilah, budaya
berfikir dan bertindak kritis, adalah bahagian dariiman Kristen. Kenapa demikian? Sebab
Tuhan Yesus juga mengajarkan hal itu kepada kita, bukan?. Lihat saja sikap Yesus kepada
orang-orang Farisi, Ahli Taurat dan Saduki yang kerap kali datang mencobai Yesus dalam
diskusi teologis. Yesus menyatakan bagaimana sikapnya menghadapi para pendemo tersebut
dengan menghadirkan sikap berfikir dan bertindak kritis.
BUDAYA KERJA KERAS

1.Kerja Sebagai Hakekat Manusia


Banyak orang yang mendasarkan budaya kerja manusia itu pada Kejadian 3:17-19 di mana
ketika manusia itu jatuh dalam dosa, Allah menghukum mereka dengan bersusah payah
mencari rezeki dan makanan seumur hidupnya. Hal ini keliru dan tidak Alkitabiah. Sebab
budaya kerja itu bukan lahir akibat hukuman, apalagi kutukan Allah atas dosa-dosanya.
Budaya kerja itu sudah muncul sejak awal dalam Kejadian 1:28 dan Kej 2:2. Manusia relah
diberi mandat untuk bekerja, meniru Allah yang juga tetap kerja. Tuhan Allah telah
menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah (imaginem et similitudinem Dei).
2.Kerja Sebagai Berkat
Pada Kejadian 3:17-19 Allah menghukum pemberontakan manusia: dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu (ay.17d). Inilah akibat ketamakan
manusia yang menginginkan kesamaan dengan Penciptanya. Tanpa memandang sepele
hukuman ini, manusia tidak boleh berputus hukuman ini. Penghiburan Allah untuk
membebaskan manusia dari laknat ini telah kita temukan dalam Kejadian 5:29. Kelahiran
Nuh memberi asa sebab kasih Allah masih lebih besar dibandingkan dengan penghiburan
dalam pekerjaan yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh Tuhan
MENINGKATKAN BUDAYA KERJA KERAS
FIRMAN TUHAN BANYAK SEKALI
MEMOTIVASI KITA

Bekerja keras, artinya bekerja dengan menggunakan semaksimal mungkin segala potensi,
kekuatan,kemampuan yang dimiliki untuk sesuatu jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
kita dengan sungguh sungguh.Pada jaman ini ungkapan: Dengan sedikit kerja atau usaha kita
peroleh hasil yang sebanyakbanyaknya.Tidak dapat dipertahankan dalam prinsip kerja keras ini.
Kerja keras membutuhkan tenaga dan usaha yang maksimal. Ada contoh dalam Alkitab di mana
oorang yang kerja keras sekalipun belum tentu mendapat hasil yang memuaskan, apalagi tidak
bekerja keras. Baca Injil Lukas 5:5. Simon menjawab: Guru, telah sepanjang malam kami
bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Kalimat sepanjang malam menggambarkan
kerja keras untuk mencari ikan di danau Genesaret, namun mereka tidak berhasil menangkap
apa-apa. Itulah faktanya, orang yang sudah bekerja keras pun belum berhasil apalagi orang
santai-santai, yang tidak bekerja dengan sungguh-sungguh
KEBUDAYAAN BIJAKSANA

1.BERHIKMAT DALAM BERTUHAN 2.Sumber Hikmat Dan Kebijaksanaan


hikmat atau bijaksana (Batak bisuk, hapistaran, parbinotoan, hapantason) Semua Hikmat adalah dari Tuhan Allah sendiri. Alkitab sunguh-sunguh
hakan hanya menunjuk kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan. kaya akan informasi ini, misalnya kita temukan informasi tentang hal ini,
Kecerdasan dan akal budi manusia tetapi juga kerohanian (sipiritualitas) misalnya kita temukan dalam Keluaran 36:1, 2; 1 Raja 4:29; 5:12; Ayub
yang baik, kejujuran, kerendahan hati dan hubungan yang baik dengan Allah 11:6; 12:13; 28:20; Amsal 2:6; 3:19; Yeremia 10:12. Amsal 1:7 tegas
Dengan demikian orang yang berhikmat (Batak: nabisuk) tidak hanya sekedar merumuskan demikian: Takut akan Tuhan adalah permulaan
Berilmu pengetahuan, cerdas, cakap, pintar dan menguasai keahlian, tetapi pengetahuan, ttetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Tuhan yang juga Dianugerahi oleh Tuhan sipiritualitas yang baik, rendah hati, Hikmat sebagaimana dimaksudkan oleh Raja salomo dalam kitab Amsal
taat, takut akan Tuhan, jujur dan teladan dalam hal iman. ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang dekat dengan Tuhan allah,
yakni orang saleh, rendah hati dan beribadah kepada Tuhan.

3.Mengembangkan Budaya Hikmat, Kebijaksanaan


Bagaimana agar kita sampai kepada budaya hikmat dan kebijaksanaan?. Tidak ada cara
lain,kecuali kita harus hidup di dalam Firman Allah, percaya sungguh-sunguh kepada Tuhan
Yesus Kristus. Di luar itu tidak ada dengan mempedomani ketegasan ini, tentulah akan kita
tolak ungkapan klasik yang mengatakan bahwa hidup ini perlu bijaksana-bijaksini. Apa pun
kata orang tentang arti dan makna ungkapan ini, maka pada hakekatnya istilah ini dimunculkan
orang dalam konteks pengertian yang sangat negatif. Untuk menjadikan Hikmat dan
Kebijaksanaan ini menjadi budaya kita haruslah kita resapi
kembali pribadi Tuhan Yesus sendiri. Dialah profildan tokoh Alkitab yang hidup dengan kerja
keras, berfikir dan bertindak kritis serta bijaksana. Orang Kristen harus senantiasa kreatif dan
memiliki inisiatif serta bertanggung-jawab dalam segala perbuatannya meneladani tuhan
Yesus Kristus.
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam makalah tentang budaya menurut pandangan Alkitab dapat merangkum
beberapa poin penting yang telah dibahas dalam makalah. Berikut adalah contoh
kesimpulan yang mungkin relevan:Dalam pandangan Alkitab, budaya adalah hasil dari
penciptaan manusia yang mencerminkan potensi kreatif yang diberikan oleh Allah. Alkitab
mengajarkan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, sehingga mereka memiliki
kemampuan untuk menciptakan seni, kebijakan, dan budaya.Pandangan Alkitab juga
menekankan pentingnya moralitas dalam budaya. Manusia diingatkan untuk
mempertahankan nilai-nilai moral dan etika yang sesuai dengan ajaran agama mereka
dalam interaksi mereka dengan budaya. Ini mencakup penghormatan terhadap nilai-nilai
kebenaran, cinta, dan kasih sayang.dalam Alkitab, budaya tidak seharusnya menjadi alasan
untuk menyimpang dari ajaran agama Kristen. Sebaliknya, budaya dapat digunakan sebagai
media untuk menyebarkan pesan agama dan memengaruhi perubahan positif dalam
masyarakat.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai