Anda di halaman 1dari 14

BUDAYA

DI SUSUN OLEH
NI MADE NOMARIANI
XI IPA 3

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami
masing-masing dan terima kasih kepada guru yang telah membimbing kami agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini, serta rekanrekan seperjuangan yang telah membantu,makalah ini disusun agar pembaca
dapat memperluas ilmu tentang BUDAYA menurut iman kristenmakalah ini
saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini disusun oleh saya dengan berbagai rintangan, baik suka
maupun duka, baik itu yang datang dari diri kami masing-masing maupun yang
datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya tugas ini dapat terselesaikan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja khususnya bagi diri kami sendiri, para pelajar dan semua yang
membaca makalah kami ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca.Saya menyadari bahwa dalam menulis makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
Terimakasih.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................
Daftar Isi ..................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan..................................................................................
1. Latar Belakang...............................................................................
2. Rumusan Masalah..........................................................................
3. Tujuan Masalah .............................................................................
Bab 2 Pembahasan...................................................................................
1.
2.
3.
4.

Definisi Budaya..............................................................................
Ciri-ciri Kebudayaan.......................................................................
Hubungan iman kristen dan kebudayaan.......................................
Pandangan Alkitab terhadap Kebudayaan Kristen..........................

Bab 3 Penutup..........................................................................................
1. Kesimpulan....................................................................................
2. Saran.............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang

Kebudayaan adalah prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia
dalam alam ini. Kemampuan untuk berprestasi/berkarya ini merupakan
sikap hakiki yang hanya ada pada manusia yang diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah. Karena itu sejal penciptaan, manusia telah diberi
amanat kebudayaan (Kej 1:26-30).

Namun kejatuhan manusia dalam dosa telah menyebabkan manusia


hanya mampu menghasilkan kebudayaan yang menyimpang dari rencana
Allah dan hanya demi kemuliaan diri manusia sendiri.

Manusia lalu berusaha untuk mengisi keadaan kosong dalam hatinya


dengan kebudayaan (agama, ilmu dan teknologi, seks, hiburan, harta,
kesalehan, kedudukan tinggi, dll.) Namun kebudayaan manusia tidak
akanpernah dapat memulihkan keadaan manusia yang sudah jatuh dalam
dosa. Pemulihan keadaan manusia dan kebudayaannya terjadi ketika Anak
Allah yang Tunggal turun ke dalam dunia untuk menebus dosa manusia.
Ada dua sikap yang harus dikembangkan oleh orang Kristen dalam
menghadapi kebudayaan. Pertama, memeriksa kebudayaan dengan
kritis. Kebudayaan adalah sesuatu yang konkret menyertai kehidupan
manusia dalam masyarakat. Tidak ada masyarakat tanpa budaya dan
tidak ada kebudayaan yang statis. Meski demikian, sikap kritis dan
hati-hati sangat diperlukan. Tugas orang Kristen dan gereja adalah
menguji, apakah kebudayaan itu sesuai dengan kebenaran Firman
Tuhan?a Dalam proses pengujian itu, orang Kristen dan gereja harus
mampu melakukan pemisahan, mana yang terang dan mana yang
gelap, mana yang perlu disingkirkan, mana yang dapat dipakai, dan
mana yang perlu diperbarui?b Kedua, memperbarui kebudayaan. Harus
diakui bahwa setiap kebudayaan mengandung dosa. Seluruh dunia,
termasuk kebudayaannya, jatuh ke dalam dosa.c Tugas orang Kristen
dan gereja adalah memperbarui kebudayaan dalam terang Injil,
sebagai perwujudan sikap hidup orang Kristen yang baru dan
senantiasa bersedia memperbarui diri.
a. Efesus 5:10: Dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. I
Tesalonika 5:21: Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. I
Yohanes 4:1: Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya
akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke
seluruh dunia.

b. Kejadian 1:4: Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkanNyalah terang itu dari gelap.
c. Roma 3:23: Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah. 1 Yohanes 5:19: Kita tahu, bahwa kita
berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.
(band. Katekismus Heidelberg, pert. 7)

2.rumusan masalah
1.
2.
3.
4.

Apa yang di magsud budaya


Ciri-ciri kebudayaan
Bagaimana hubungan iman kristen terhadap kebudayaan
Pandangan alkitab terhadap kebudayaan

3. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui

defenisi budaya
Hubungan Iman Kristen terhadap Kebudayaan
pandangan Alkitab Terhadap kebudayaan
ciri-ciri kebudayaan kristen

BAB II
PEMBAHASAN

1.

Definisi Budaya.

Pada hakikatnya kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya


manusia melalui pembelajaran dan pembiasaan beserta keseluruhan
dari hasil budi dan karyanya itu. Itu berarti, sesuatu hal menjadi
kebudayaan setelah melalui proses pembiasaan, yaitu dengan belajar.
Contoh sederhana, orang makan bukanlah kebudayaan karena aktivitas
makan bersifat naluriah. Akan tetapi, setelah makan itu menjadi
upacara pesta dengan tata cara tertentu, maka tata cara makan itu
menjadi kebudayaan. Ini menunjukkan kebudayaan adalah wujud
keberadaban manusia yang menjadi warisan sosiala .Secara rinci wujud
kebudayaan meliputi hal-hal berikut ini:b
a

a. Sistem religi dan upacara keagamaan. Agama, kepercayaan, mitos,


dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal spiritual.
b. Sistem kemasyarakatan, meliputi sistem kekerabatan, sistem
hukum, sistem perkawinan, organisasi kemasyarakatan, dan
sebagainya.
c. Sistem pengetahuan, baik tradisional maupun modern, yang
menjadi sarana hidup manusia.
d. Bahasa, yang berfungsi sebagai alat komunikasi dan ekspresi seni.
e. Kesenian, sebagai sarana pengungkapan keindahan, pemaknaan
hakikat hidup dan sarana hiburan.
f. Sistem mata pencaharian hidup sebagai sarana manusia
membangun kehidupan pribadi maupun bersama.
g. Sistem teknologi dan peralatan, yang menjadi sarana manusia
untuk memudahkan menumbuhkembangkan kehidupan.
a. Kejadian 1:26: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak

dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi." Kejadian 4:20-22: Ada itu melahirkan Yabal;
dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan
memelihara ternak. Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang
menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling.
Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang
tembaga dan tukang besi. Adik perempuan Tubal-Kain ialah
Naama.
b. Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan
(Jakarta: PT Gramedia, 1984),

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika
berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri.Citra yang memaksa itu mengambil bentukbentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme kasar di
Amerika, keselarasan individu dengan alam d Jepang dan kepatuhan
kolektif di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggotaanggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat
dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang


koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memPengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lainlain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.

Ciri-ciri Kebudayaan.

Ciri-ciri khas kebudayaan adalah:

A.

Bersifat historis.

Manusia membuat sejarah yang bergerak dinamis dan selalu maju yang
diwariskan secara turun temurun;
B.

Bersifat geografis.

Kebudayaan manusia tidak selalu berjalan seragam, ada yang


berkembang pesat dan ada yang lamban, dan ada pula yang mandeg
(stagnan) yang nyaris berhenti kemajuannya. Dalam interaksi dengan
lingkungan, kebudayaan kemudian berkembang pada komunitas tertentu,
dan lalu meluas dalam kesukuan dan kebangsaan/ras. Kemudian
kebudayaan itu meluas dan mencakup wilayah/regiona, dan makin meluas
dengan belahan-bumi. Puncaknya adalah kebudayaan kosmo (duniawi)
dalam era informasi dimana terjadi saling melebur dan berinteraksinya
kebudayaan-kebudayaan;
C.

Bersifat perwujudan nilai-nilai tertentu.

Dalam perjalanan kebudayaan, manusia selalu berusaha melampaui


(batas) keterbatasannya. Di sinilah manusia terbentur pada nilai, nilai
yang mana, dan seberapa jauh nilai itu bisa dikembangkan? Sampai batas
mana?

3.

Hubungan Iman Kristen Terhadap Kebudayaan.

Ada 5 macam sikap umat Kristien terhadap kebudayaan, yakni:


1.

Antagonistis atau oposisi

Sikap antagonistis atau oposisi terhadap kebudayaan ialah sikap yang


melihat pertentangan yang tidak terdamaikan antara agama Kristen dan
kebudayaan.Sebab akibatnya, sikap ini menolak dan menyingkirkan
kebudayaan pada semua ungkapannya. Gereja dan umat beriman
memang harus berkata tidak atau menolak ungkapan kebudayaan
tertentu, yakni kebudayaan yang ; 1. MenghinaTuhan 2. Menyembah
berhala dan 3. Yang merusak kemanusiaan.
2.

Akomodasi atau persetujuan

Kebalikan dari sikap antagonis adalah mengakomodasi, menyetujui atau


menyesuaikan diri dengan kebudayaan yang ada. Terjadilah sinkritisme.

Salah satu sikap demikian ditujukan untuk membawa orang pada cara
berfikir, cara hidup dan berkomunikasi atau berhubungan dengan orang
lain sedemikian rupa sehingga seolah-olah semua agama sama saja.

3.

Dominasi atau sintesis

Dalam gereja yang mendasari ajarannya pada teologi Thomas Aquinas. Ia


menganggap bahwa sekalipun kejatuhan manusia kedalam dosa telah
membuatcitra ilahinya merosot pada dasarnya manusia tidak jatuh total,
manusia masihmemiliki kehendak bebas yang mandiri. Itulah sebabnya
didalam menghadapi kebudayaan kafir sekalipun, umat bias melakukan
akomodasi secara penuh dan menjadikan kebudayaan kafir itu sebagai
bagian imam, namun kebudayaan itu disempurnakan dan disucikan oleh
sakramen yang menjadi anugrah Ilahi.
4.

Dualisme atau pengutuban

Yang dimaksud dengan sikap dualistis atau pengutuban terhadap


kebudayaan ialah pendirian yang hendak memisahakan iman dari
kebudayaan ialah ; terdapatpada kehidupan kaum beriman kepercayaan
kepada karya Allah kepada TuhanYesus Kristus, namun manusia tetap
berdiri didalam kebudayaan kafir. Peran penebusan Tuhan Yesus yang
mengubah hati manusia berdosa menjadi manusia yang hidup didalam
iman tidak lagi berarti menghadapi kebudayaan.
5.

Pengudusan atau pertobatan

Sikap pengudusan adalah sikap yang tidak menolak, namun tidak juga
menerima, tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia
kedalam dosa tidak menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia
dapat menerima kebudayaan selama hasil hasil itu memuliakan Allah,
tidak menyembah berhala, mengasihi sesama dan kemanusiaan.
Sebaliknya, bila kebudayaan itu memenuhi salah satu atau keempat sikap
budaya yang salah satu itu, umat beriman harus menggunakan firman
Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga terjadi transformasi
budaya kearah budaya yang, memuliakan Allah.

4.

a.

Pandangan Alkitab terhadap kebudayaan

Tugas Manusia dan Kebudayaan

Dalam Kejadian 1 : 28 dikatakan Allah memberkati mereka, lalu Allah


berfirman kepada mereka : beranak cuculah dan bertambah banyak,
penuhilah bumi dan taklukanlah itu. Kata takklukan: dalam bahasa
ibrani diambil dari kata kabash. Istilah ini dipakai sekitar lima belas kali
dalam perjanjian lama yang berarti menundukan lawan, atau
menaklukkan musuh. Untuk menundukan itu membutuhkan kekuatan
Implikasi yang harus dipikirkan, jika hanya sampai disini ialah tindakan
sewenang wenang manusia terhadap alam, sehingga mengakibatkan
kerusakan lingkungan. Namun menaklukan alam, sebenarnya Adam harus
memikitrkan, mengerjakan, mengusahakan, mengelola alam ini dan
melestarikannya.mengalahkan bukan membinasakan, melainkan
menjadikan alam bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta
mengusahakan kesejahteraan dirinya dan alam semesta. Manusia
mengemangkan cipta dan karsanya bagi kesejahteraan hidupnya. Inilah
mandatm yang dipercayakan Allah kepada manusia.

b.

Tujuan kebudayaan

Kebudayaan yang dinyatakan dalam alkitab, pada mulanyadan


seharusnya bertujuan untuk memuliakan Allah (Vertikal). Apakah semua
manifestasi kebudayaan di semua aktivitas manusia digunakan untuk
memuliakan Allah ? apakah seni suara, musik , lukis, ukir, asitektur,
teknik, imu pengetahuan, dan semua manifestasi kebudayaan pada masa
kinitertuju untuk memuliakan Allah ? ataukah segala kemampuan
dikerahkan untuk mendirikan menara babel ?Tujuan selanjutnya untuk
meningkatkan kehidupan manusia (Horizontal). Hal yang tidak dapat
dipungkiri bahwa kebudayaan yang diberikan Allah untuk meningkatkan,
mempermudah manusia untuk melakasanakan pekerjaannya.
Contoh dulu , kalau manusia ingin bekerja disawah hanya mengandalkan
cangkul tetapi di zaman modern ini manusia dipermudah dengan
kehadiran alat alat pertanian yang serba modern. Kenyataan yang kita
lihat banyak sekali hasil kebudayaan yang dipergunakan bukan untuk
mengasihi Allah dan sesama manusia, melainkan untuk penyembahan
berhala dan kebanggaan atau ambisi diri.

c.

Kuasa Dosa dan iblis dalam Kebudayaan

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, kebudayaan telah menjadi bagian


integral keberdosaan manusia. Manusia yang mengelola kebudayaan
adalah manusia yang berdosa, makka kebudayaan pun iikut jatuh ke
dalam dosa. Sehingga manusia dapat mengarahkan kebudayaan itu
bukan untuk memuliakan Allah. Manusia dapat menciptakn kebudayaan
untuk menjadikan hasil kebudayaan sabaggai berhala misalnya uang.
Dalam kenyataannyatidak sedikit orang yang menganggap uang adalah
segala- galanya. Mereka melakukan dan menghalalkan segala cara demi
mendapatkan uang. Uang sudah menggantikan Tuhan bagi dirinya.
Bandingkan 1 Timotius 6 : 10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta
uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang
dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

BAB III
PENUTUP
1.kesimpulan

Pada hakikatnya kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia


melalui pembelajaran dan pembiasaan beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu. Itu berarti, sesuatu hal menjadi kebudayaan setelah melalui proses
pembiasaan, yaitu dengan belajar

2.saran
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://maknaartikel.blogspot.com/2010/01/budaya-akademik/survei.html

http://blogkita.info/budaya-akademik-2/
http://pustaka.wordpress.com/2007/01/06/48/
http://www.docstoc.com/docs/56994693/materi-agama-islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
http://prasetijo.wordpress.com/2009/05/11/pendekatan-budaya-terhadap-agama/
http://blog.uin-malang.ac.id/gudangmakalah/2011/04/17/pengertian-dan-tujuan-sertaruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/

Anda mungkin juga menyukai