Anda di halaman 1dari 34

Gereja dan kehidupannya di

tengah-tengah masyarakat.
Pengertian Gereja
- Dalam PL perlu dilihat:
1. kata “kahal” (Ibr) = orang-orang yang dikumpulkan,
karena dipanggil oleh Allah (Kej. 35: 1)
2. Kata “edah” (Ibr) = bertemu bersama-sama di satu
tempat yang sudah ditentukan (Kel. 12: 3; Bil. 16: 1)
3. Kata “kahal Yahwe”= orang-orang yang sudah dipanggil
oleh Allah ke dalam persekutuan dengan diriNya
4. Kata “kahal eda” kumpulan jemaat yang sudah
berkumpul bersama-sama di suatu tempat, karena
panggilan yang disampaikan oleh Tuhan (Bil. 14: 5)
Pengertian Gereja
- Dalam PB perlu dilihat:
1. Kata “ekklesia” = dipanggil ke luar dari
kegelapan (dikumpulkan) oleh Allah untuk
masuk ke dalam terangnya yang ajaib (1 Pet.
2: 9; Kol. 1: 13).
2. Kata “pistew” = orang yang berani berserah,
bergantung dan berharap kepada Yesus
Kristus.
Pengertian Gereja
Berdasarkan pengertian dari PL dan PB di atas,
maka gereja dapat dikatakan sebagai umat Allah
yang sudah dipanggil ke luar dari kegelapan
dunia, untuk memasuki terangNya yang ajaib, di
mana panggilan itu datang dari Allah sendiri
melalui Yesus Kristus.
Pengertian masyarakat
- Menurut kamus Antropologi, kata masayarakat itu
berasal dari kata “society” (Ing) yang artinya
sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya
dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama.
- Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontiniu dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.
Pengertian masyarakat
Dalam hal ini, masyarakat adalah orang-orang
atau keluarga-keluarga yang bertempat tinggal di
sekitar gereja atau kelompok-kelompok yang
lebih luas lagi, dalam arti bukan saja orang-
orang yang tinggal di sekitar gereja.
Keberadaan gereja
• Bersifat pribadi, yaitu setiap orang yang sudah percaya
dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru
selamatnya, dari segala zaman.
• Bersifat kelompok, yaitu persekutuan dan
perkumpulan orang yang sudah percaya dan menerima
Yesus kristus sebagai Tuhan dan juru selamat.
• Bersifat organisasi, yaitu organisasi-organisasi dan
lembaga-lembaga kegerejaan.
• Bersifat fisik, yaitu gedung-gedung tempat beribadah
dan bersekutunya orang Kristen.
Tugas dan panggilan gereja
1. Bersekutu (“Koinonia”). Gereja bertugas
untuk mempersekutukan dirinya dengan Tuhan
dan juga dengan sesamanya.
Tugas dan panggilan gereja
2. Melayani (“diakonia”). Gereja bertugas untuk
melayani Tuhan dan juga melayani sesamanya.
Tugas dan panggilan gereja
3. Bersaksi (“Marturia”). Gereja bertugas untuk
bersaksi tentang Yesus Kristus adalah Tuhan dan
juru selamat satu-satunya yang disiapkan oleh
Tuhan bagi manusia kepada sesamanya
manusia.
- Mat. 28: 18-20
- Mrk 16:15
- Kis. 1: 8
Tri Tugas Gereja ini adalah tugas yang sangat
berharga, penting, mulia dan mutlak, karena:
1. Tugas itu datang dari Tuhan
2. Tugas itu demi keselamatan manusia
3. Tugas ini demi kebahagiaan gereja
Tempat gereja melakukan tugas dan
panggilannya
• Di lingkungan tempat di mana gereja tinggal,
baik gereja sebagai pribadi dan juga
organisasi.
• Dilingkungan di mana gereja melakukan
aktivitasnya, baik sebagai pribadi dan juga
organisasi.
• Diingkungan di mana gereja berada
Kendalam yang dihadapi gereja dalam
melakukan tugas dan panggilannya
1. Faktor intern gereja
- Kurangnya pemahaman gereja akan tugas
- Kurangnya kemauan gereja melakukan tugas
- Kurangnya ketrampilan gereja melakukan
tugas
- Kurangnya kerjasam gereja dalam melakukan
tugas
- Dan lain sebagainya
Kendalam yang dihadapi gereja dalam
melakukan tugas dan panggilannya
2. Faktor ekstern
- Penolakan dari masyarakat terhadap
kehadiran gereja
- Adanya kesulitan karena tantangan alam,
sehingga gereja tidak dapat melakukan
tugasnya
- Adanya ketidakpedulian masyarakat terhadap
kehadiran gereja
Iman Kristen dikaitkan dengan kebudayaan

Banyak orang selalu mempertentangkan antara


iman Kristen dengan kebudayaan.
Benarkah iman Kristen bertentangan dengan
kebudayaan?
Bisa ya dan bisa juga tidak.
Definisi kebudayaan
1. Menurut awam, kebudayaan itu berkaitan
dengan pakaian adat, rumah adat, musik
tradisional, peralatan tradisional dan hal-hal
yang mirip dengan itu.
2. Menurut Ilmu Antropologi: keseluruhan
sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik dari manusia dengan
belajar.
Wujud Kebudayaan
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan-peraturan, adat istiadat, dll.
Para Antropolog biasa juga menyebutnya
dengan istilah Sistem Budaya.
Wujud Kebudayaan
2. Wujud kebudayaan sebagai kompleks aktivitas
dan tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakatnya.
Dengan kata lain prilaku manusiaa dalam
masyarakatnya yang dipengaruhi oleh sistem
budayanya.
Para Antropolog sering menyebutnya dengan
Sistem Sosial.
Wujud kebudayaan
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya dan cipta manusia.
Para Antropolog sering menyebutkan dengan
sebutan Benda budaya.
Wujud yang ke tiga ini konkrit, sehingga bisa
diraba, dilihat dan difoto, misalnya bangunan,
lukisan, tulisan dan lain sebagainya yang dibuat
oleh manusia.
Unsur-unsur Kebudayaan
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian
6. Sistem religi
7. Kesenian.
Relasi definisi dan unsur kebudayaan

Semua unsur kebudayaan yang sudah


disebutkan di atas adalah hasil karya manusia,
yang dibutuhkan di dalam rangka kehidupan
manusia di dalam masyarakatnya dan semuanya
itu bisa dikuasai oleh manusia, bila dipelajari.
Perubahan kebudayaan
Kebudayaan manusia pasti mengalami
perubahan.
Perubahan kebudayaan itu
ada yang bersifat evolusi (lambat atau sedikit)
dan
ada juga bersifat revolus (cepat atau
menyeluruh).
Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan itu adalah sesuatu yang
wajar, karena kebudayaan itu bisa juga disebut
sebagai strategi adaptasi manusia, supaya bisa
bertahan hidup di lingkungan sosial dan
alamnya. Bila lingkungan sosial atau alamnya
berubah, maka strateginya juga berubah, karena
itu kebudayaanpun berubah.
Penyebab perubahan kebudayaan:
1. IPTEK
2. Percampuran kebudayaan
3. Pelanggaran-pelanggarak terhadap
kebudayaan
4. Lingkungan alam
5. Perubahan yang disengaja para pemimpin
6. Pertambahan penduduk
Hubungan manusia, masyarakat dan
kebudayaan.
1. Manusia tidak mungkin hidup di luar
masyarakatnya.
2. Masyarakat tidak mungkin hidup tanpa
penataan hubungan-hubungan antar individu
di dalam masyarakatnya itu.
3. Jadi manusia tidak mungkin hidup tanpa
kebudayaannya.
Tujuan kebudayaan:
Agar manusia dapat bertahan hidup di tengah
lingkungan sosial dan alamnya di dalam damai
sejahtera (kehidupan yang adil, makmur dan
sentausa).
Lebih dari hanya dapat memehuni sandang,
pangan dan papan bagi keluarganya, tatapi juga
kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya, sehingga
mereka memiliki kehidupan yang sejahtera, yang
ukurannya barangkali harus standart yang dibuat
oleh WHO.
Yang menjadi masalah, sering sekali dalam
proses pencapaian tujuan di atas itu, manusia
menghalalkan segala cara.
Pandangan Kristen tentang kebudayaan

Bila dilihat dari defenisi di atas, maka


kebudayaan itu dapat dikatakan sebagai sebuah
strategi adaptasi, sehingga manusia dapat
bertahan hidup di lingkungan sosial dan
alamnya.
Kebudayaan itu bersifat netral, karena dia
adalah strategi adaptasi, sehingga manusia
dapat bertahan hidup di lingkungan sosial dan
alamnya.
Jadi kebudayaan itu menjadi baik atau buruk
tergantung orang dan masyarakat yang
mempergunakannya.
Dengan demikian Alkitab atau ajaran Kristen
akan menolak kebudayaan yang bertentangan
dengan aturan atau ajaran Kristen dan biasanya
itu berkaitan dengan unsur ke tujuh (sistem
religi).
Tanggungjawab Kristen dalam mencapai
tujuan kebudayaan.
• Mengingat tujuan kebudayaan di atas, yaitu
agar manusia dapat bertahan hidup di tengah-
tengah lingkungan sosial dan alamnya.
• Dengan kata lain kebudayaan bertujuan untuk
mewujudnyatakan kehidupan yang adil,
makmur dan sentausa bagi orang dan
masyarakat di mana kebudayaan itu hidup.
• Maka ajaran Kristen harus mendukung dan
memasyarakatkan kebudayaan yang tidak
bertentangan dengan ajaran Alkitab, demi
pencapaian kehidupan yang adil, makmur dan
sentausa.
Sikap Kristen Terhadap Kebudayaan
• mengadopsi tanpa seleksi atau perubahan,
contoh dalam kehidupan orang Batak yang
manapun adalah marga
• Mengadopsi dengan seleksi atau perubahan,
contoh upacara lingkaran hidup, kegiatannya
tetap sama, tetapi isinya sudah dirubah
• Menolak kebudayaan yang bertentangan
dengan kekristenan, contohnya berdukun,
mencuri, menipu dll

Anda mungkin juga menyukai