Anda di halaman 1dari 30

Pendidikan Agama Kristen

Dosen:
Pdt. Jefri Wungow, M.Th.
KEKRISTENAN
& BUDAYA

MATERI PERTEMUAN K E-1 2


• Mampu memahami dan menghargai
kekayaan budaya di Indonesia dalam
perspektif iman Kristen
• Mampu membangun budaya
akademis/inteletual menurut iman
Kristen

WEEKLY LEARNING OUTPUT


• Budaya adalah istilah yang berasal dari kata
Sansekerta buddhaya yang memiliki akar
kata bud = budi (pikiran). Menurut Tesaurus
Bahasa Indonesia, “Budaya” berarti:
Adat/Tradisi, Kebiasaan, Kultur; atau Akal
budi, Pikiran.
• Peradaban Berasal dari bahasa Arab: Adab
artinya kesopanan, kehalusan, kebaikan, budi
pekerti. Bertitik tolak dari kata adab,
peradaban, maka kebudayaan adalah suatu
perilaku hidup yang sopan, halus, dan baik
adalah orang-orang yang berbudaya
DAFTAR ISTILAH
• Setiap orang memiliki akar budaya, adat
atau tradisi yang berbeda-beda, tentu
saja dengan beragam dasar pemikiran
yang mereka anggap paling baik dan
paling benar. Masalahnya, bagaimana
jika kebudayaan dipertemukan dengan
kekristenan?

LATAR BELAKANG
Para teolog Kristen menyimpulkan bahwa ada 2
amanat/mandat Allah yang sangat penting bagi manusia
sebagai ciptaan-Nya yaitu:
1. Mandat Budaya (Kej. 1:28): Mandat untuk membangun
peradaban/kebudayaan manusia yang mulia di atas
muka bumi (berketurunan dan mengelola/bukan
merusak bumi)
2. Amanat Agung (Mat. 28:19-20): Amanat untuk
memberitakan Injil, kabar keselamatan umat manusia

LATAR BELAKANG
MANDAT BUDAYA
• Tujuan utama dari dari mandat budaya adalah
sebesar-besarnya untuk kemuliaan Allah dan
kebaikan manusia sebagai makhluk sosial
• Namun karena manusia jatuh dalam dosa, maka
budaya yang dibangun oleh manusia menjadi rusak
dan tercemar oleh sifat-sifat dosa yang pertama-
tama telah merusak manusia sebagai subjek
budaya itu sendiri

LATAR BELAKANG
MANDAT BUDAYA
• Namun berita baiknya bahwa kematian Kristus sebagai
harga penebusan manusia dari dosa, maka ada
pengharapan untuk pemulihan peradaban dan kebudayaan
manusia.
• Oleh sebab itu, mahasiswa Kristen perlu untuk memahami
peradaban dan kebudayaan berdasarkan perspektif iman
Kristen, perspektif alkitabiah, supaya mahasiswa Kristen
dapat menjadi agen pembentuk budaya yang didasarkan
pada tujuan mulia Tuhan ketika memberikan mandat budaya
kepada manusia yaitu untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan
manusia

LATAR BELAKANG
MANDAT BUDAYA
• Dalam sejarah gereja, umat Kristen pernah bersikap menolak
terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya. Mereka
menganggap bahwa umat Kristen harus memiliki Kristus bukan
kebudayaan. Mereka mengambil nats1 Yohonnes 2 :15-16 sebagai
dasar sikap menolak tersebut.
• ”Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa, tidak ada
di dalam orang itu,
• Penganut sikap radikal ini menganggap bahwa orang yang setia
kepada Yesus harus menolak dunia dan kebudayaannya.
• Kelompok-kelompok yang mengikuti sikap ini dapat dilihat pada
gerakan-gerakan kerahiban di biara-biara dan gerakan pietisme.

1. SIKAP RADIKAL (MENENTANG KEBUDAYAAN)


• Penganut sikap ini menyesuaikan diri dengan
kebudayaan, mereka mencintai Kristus, tetapi juga
mencintai kebudayaan mereka tidak melihat
ketegangan antara gereja dengan kebudayaan, mereka
menganggap Kristus sebagai milik kebudayaan atau
Kristus untuk kebudayaan.
• Di satu pihak mereka melihat kebudayaan dalam terang
Kristus, tetapi dipihak lain mereka melihat Kristus dalam
terang kebudayaan. Mereka menyesuaikan Kristus
dengan kebudayaan.
2. SIKAP AKOMODATIF (MENYESUAIKAN DIRI
DENGAN BUDAYA)
• Penganut sikap ini menganggap Kristus berbeda dengan kebudayaan.
Kristus relevan kepada kebudayaan, tetapi Kristus berada diatas
kebudayaan. Kebudayaan berasal dari Allah dan dari manusia, karena
itu kebudayaan perlu dilihat dalam terang ilmu pengetahuan dan
penyataan Allah.
• Kebudayaan itu suci tetapi sekaligus diwarnai oleh dosa. Tokoh utama
penganut sikap ini adalah : Thomas Aquino. Ciri khas penganut sikap
ini adalah ”mereka mempertemukan (sintesis) unsur-unsur
kebudayaan dengan unsur-unsur iman Kristen walaupun demikian
tetaplah iman lebih tinggi dari kebudayaan.
• Kristuslah yang menggenapi cita-cita kebudayaan.

3. SIKAP DOMINATIF (KRISTUS DI ATAS


KEBUDAYAAN)
• Orang-orang dualis membagi dunia dalam dua macam kerajaan
yaitu : Kerajaan Rohani oleh Tuhan dan kerajaan gelap oleh iblis.
Menurut sikap Dualis ”semua segi kebudayaan sudah rusak
keseluruhan, kebudayaan itu buruk, namun orang-orang dualis
mengerti bahwa mereka adalah anak-anak kebudayaan dan tidak
dapat melepaskan diri dari padanya. Orang-orang dualis berbicara
dengan paradox-paradox. Mereka menganggap dirinya sekaligus
sebagai orang benar, dan orang berdosa (Simul Lutus Et Peccator)
• Menurut aliran ini , manusia berada dalam dua kerajaan yaitu
kerajaan Allah dan kerajaan masyarakat. Martin Luther adalah
penganut sikap ini.

4. SIKAP DUALIS (KEBUDAYAAN DAN KRISTUS


DALAM PARADOX)
• Sikap ini melihat Kristus sebagai penebus yang memperbaharui masyarakat.
Kristus mentransformir masyarakat, menurut penganut sikap ini, Allah
memberikan tanah, akal budi dan kehidupan sosial kepada manusia.
• Manusia perlu menanggapi pemberian Allah itu dengan : kegiatan bercocok
tanam, beternak, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga
mengatur hidup bermasyarakat. Berbudaya adalah kewajiban manusia yang
baik, walaupun dapat melakukan kewajiban itu dengan jahat. Penganut sikap
ini berdasarkan sikap mereka pada Yohannes 1 : 14, yang berbunyi :”Firman
itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita; artinya bahwa firman itu
harus memperbaharui manusia, firman itu harus memperbaharui
kebudayaan.
• Orang Kristen harus hidup dalam dunia dan memperbaharui dunia dengan
mentransformasikan nilai-nilai kristiani pada budaya.

5. SIKAP TRANSFORMATIF (KRISTUS


MEMPERBAHARUI KEBUDAYAAN)
• Firman Tuhan berkata: ”Jangan ada padamu, Allah lain
dihadapanku. Jangan membuat patung bagimu yang
menyerupai apapun. Jangan sujud menyembah kepadanya,
atau beribadah kepadanya (Kel. 20:3-5)
• Berdasarkan Firman ini, umat Kristen harus menolak jika
ada bentuk-bentuk kebudayaan, apakah itu kebudayaan,
adat-istiadat, kesenian atau tradisi-tradisi yang memang
menduakan Allah atau yang mengagungkan sebagai
sumber berkat atau kebahagiaan , maka kebudayaan
seperti itu harus ditolak.

1. KITA MENOLAK KEBUDAYAAN YANG


BERTENTANGAN DENGAN IMAN
• Misalnya: kebudayaan-kebudayaan tradisional yang
harus kita tolak antara lain :
• Tradisi menghormati/memberi makanan kepada
arwah orang mati
• Kepercayaan meminta berkat kepada arwah, pergi ke
dukun, kubu keramat, ramalan bintang dll,
• Kepercayaan pada benda-benda pusaka yang dapat
memberi rejeki dan kesaktian dan lain-lain (contoh:
jimat, dll)

1. KITA MENOLAK KEBUDAYAAN YANG


BERTENTANGAN DENGAN IMAN
• Selain kebudayaan-kebudayaan tradisional, kita juga
berhadapan dengan budaya-budaya modern atau
dikenal dengan budaya pop (barat) yg tidak lepas dari
pencemaran dan kemerosotan nilai.
• Orang Kristen harus waspada terhadap bentuk-bentuk
budaya modern atau gaya hidup yang lagi trend antara
lain: Pergaulan bebas (free sex atau seks di luar nikah),
kawin cerai, LGBT, pornoaksi/grafi, tindak
kekerasan/bullying, penyalahgunaan narkoba, gaya
hidup mewah yang menjerumuskan pd hal2 di atas atau
korupsi
1. KITA MENOLAK KEBUDAYAAN YANG
BERTENTANGAN DENGAN IMAN
• Di satu pihak iman Kristen percaya bahwa setiap orang-orang
yang ditebus Kristus adalah orang kudus orang yang telah
menerima kuasa dari Allah, tetapi dipihak lain, karena umat
Kristen masih hidup di dunia ini, maka umat Kristen tidak
terpisah dari dunia ini.
• Oleh karena itu, umat Kristen tidak boleh mengabaikan
kebudayaan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diberikan
Allah kepadanya, namun dipihak lain, kebudayaan itu hanya
sebagai alat yang sudah tercemar oleh dosa.
• Orang Kristen tidak boleh anti budaya tapi bijaksana dengan
budaya

2. SIKAP DIALEKTIS TERHADAP KEBUDAYAAN


• Kita setuju bahwa sikap memperbaharui kebudayaan
adalah lanjutan dari tugas panggilan umat Kristen di
dunia ini (Mat. 5:13-16).
• Kebudayaan adalah termasuk bagian dunia yang
harus digarami dan diterangi sesuai perintah Tuhan
Yesus kepada kita.
• Menggarami kebudayaan dengan nilai-nilai kristiani
adalah salah satu usaha memperbaharui dan
memperbaiki nilai-nilai kebudayaan itu sendiri.

3. SIKAP MENGGARAMI DAN MENERANGI


KEBUDAYAAN
• Transformasi nilai-nilai ke-Kristenan ke dalam bentuk-bentuk
budaya merupakan pelaksanaan tugas panggilan umat
Kristen didunia ini. Sedangkan menerangi kebudayaan
dengan nilai-nilai ke-Kristenan, maksudnya, mencegah agar
kebudayaan jangan untuk hal-hal yang tidak benar tetapi
diarahkan untuk kegiatan-kegiatan memuliakan Allah dan
kesejahteraan manusia.
• Umat Kristen terpanggil untuk menggarami dan menerangi
kebudayaan dengan nilai-nilai ke-Kristenan: kasih, kebenaran,
kejujuran, kesetiaan, kekudusan, keadilan, dll.

3. SIKAP MENGGARAMI DAN MENERANGI


KEBUDAYAAN
• Pendidikan tinggi diakui sebagai pusat kebudayaan adalah
pejuang yang membela tegaknya cita-cita abadi
kemanusiaan: keadilan, kebenaran dan rasio. Secara implisit
pemahaman tersebut menyatakan adanya peran yang
sangat penting dari para intelektual dalam memelihara
kesadaran manusia sebagai subjek budaya.
• AN Whitehead menyebut bahwa dasar didirikannya
perguruan tinggi ialah sebagai jembatan penghubung antara
pengetahuan dan sari penghidupan.

BUDAYA AKADEMIS SEBAGAI PENCERAH PERADABAN


• Dr. Moh. Hatta: “Ilmu dapat dicari
oleh segala orang cerdas, tetapi
manusia yang berkarakter tidak
diperoleh begitu saja. Pangkal
segala pendidikan karakter ialah
cinta akan kebenaran dan berani
mengatakan salah dalam
menghadapi sesuatu yang tidak
benar.”

BUDAYA AKADEMIS SEBAGAI PENCERAH PERADABAN


• Label mahasiswa sebagai kelompok intelektual pencerah
bangsa bukanlah sesuatu yang tanpa fakta. Peran nyata
mahasiswa sebagai agen perubahan ke arah hidup yang
lebih baik dan sebagai agent of social control telah terbukti
dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia khususnya
(contoh peran mahasiswa dalam menumbangkan rezim orde
baru serta memulai dan mengawal era reformasi yang
demokratis).
• Hal ini hampir mustahil digerakkan oleh masyarakat awam
yang dengan mudah diintimidasi oleh kekuasaan

BUDAYA AKADEMIS SEBAGAI PENCERAH PERADABAN


• Oleh sebab itu sebagai mahasiswa Kristen, kita
dituntut lebih lagi untuk membangun budaya
akademis/intelektual yang berintegritas, semangat atau
etos belajar tinggi/tidak mudah menyerah yang
didasarkan pada nilai-nilai kebenaran agung Alkitab
(kebenaran, keadilan, akal budi yang baik, moralitas
dan karakter Kristen yang menyerupai Kristus) tentu
akan membawa dampak positif yang luar biasa di
lingkungan kampus dan di mana pun kita berada.

BUDAYA AKADEMIS SEBAGAI PENCERAH PERADABAN


• Manusia pada awalnya diberi mandat untuk membangun
kebudayaan yang bertujuan untuk kemuliaan Allah dan
kebaikan bagi manusia yang dikenal dengan mandat
budaya (Kej. 1:28)
• Kebudayaan menjadi rusak oleh karena dosa sehingga
tujuannya menyimpang dari rancangan Allah
• Orang Kristen yang telah ditebus harus tegas menolak
budaya yang bertentangan dengan iman Kristen
• Orang Kristen dipanggil untuk menggarami dan menerangi
kebudayaan dengan nilai-nilai kebenaran dan kekudusan
Alkitab

KESIMPULAN
• Mahasiswa Kristen sebagai harapan masa depan
bangsa dan gereja dipanggil untuk membangun
budaya akademis yang luhur (BERINTEGRITAS)
sesuai nilai2 kebenaran Alkitab, karena nilai2 itulah
yang menjadi tiang-tiang penopang keberlangsungan
suatu bangsa, organisasi, gereja, keluarga.
• Amsal 14:34 Kebenaran meninggikan derajat bangsa,
tetapi dosa adalah noda bangsa

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai