Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

HUBUNGAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi

Salah Satu Tugas Pada Mata Pendidikan Agama Islam

Semester 1

Oleh :

Kelompok 2

Andi Nurkhafifah K011171351


Aulia K011171511
Khofifah Indah Sari K011171509
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah Agama yang diturunkan Allah kepada manusia sebagai


Rahmat semesta alam. Ajaran-ajaran nya selalu membawa kemaslahatan bagi
manusia didunia ini. Sebagaimana agama terakhir, Islam di ketahui memiliki
karakteristik yang khas di bandingkan dengan agama-agama yang datang
sebelumnya. Dan untuk bagian ini kita akan membicarakan Islam dan
kebudayaan, hal ini perlu diketahui agar kita dapat menjawab pertanyaan atau
persoalan Islam dan kebudayaan. Diantara pertanyaan apakah Islam itu
kebudayaan? Pertanyaan ini penting untuk dikaji agar kita dapat memahami Islam
secara komprehenshif disamping itu kita pun dapat mengungkap hubungan antara
Islam dan kebudayaan itu sendiri.
Ajaran-ajaran islam yang penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini,
tentu mencangkup dalam aspek-aspek kehidupan. Tidak ada satupun bentuk
kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturan
dalam ajaran islam ini. Kebudayaan merupakan sisi penting dalam kehidupan
manusia, manusia memiliki kecendrungan untuk berbudaya. Manusia diberikan
kemampuan dan kebebasan untuk berkarya, berfikir dan menciptakan suatu
kebudayaan.
Agama dan kebudayaan memiliki keeratan satu sama lain, banyak sekali
yang salah mengartikan bagaimana cara menempatkan posisi suatu budaya dan
suatu agama dalam kehidupan. Kita masih sering menyaksikan sebagian
masyarakat yang mencampurkan nilai-nilai agama dengan nilai kebudayaan,
padahal hal tersebut tidak bisa selalu disamakan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Islam ?


2. Apa pengertian Kebudayaan ?
3. Apa hubungan antara Islam dan Kebudayaan ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian Islam dan Kebudayaan.


2. Menjelaskan tentang hubungan Islam dan Kebudayaan.
BAB II
ISLAM DAN KEBUDAYAAN

A. Pengertian Islam dan Kebudayaan

1.1 Islam

Dari segi bahasa Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi
bentuk Aslama yang berarti berserah diri atau tunduk dan patuh.
Adapun pengertian Islam Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat
dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya
yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang
ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

Kata agama berasal dari bahasa sansekerta yaitu berasal dari kata a(tidak)
dan gama (kacau), yang bila digabungkan menjadi sesuatu yang tidak kacau.
Dan agama ini bertujuan untuk memelihara atau mengatur hubungan seseorang
atau sekelompok orang terhadap realitas tertinggi yaitu Tuhan, sesama manusia
dan alam sekitarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata agama berarti
prinsip kepercayaan kepada Tuhan.Agama diucapkan oleh orang barat
dengan religios (bahasa latin),religion ( bahasa Inggris, Perancis, Jerman )
dan religie ( bahasa Belanda ). Istilah ini bukanya tidak mengandung arti yang
dalam melainkan mempunyai latarbelakang pengertian yang mendalam daripada
pengertian Agama yang telah disebutkan diatas. Berikut ini adalah penjelasan
dari nama-nama lain dari agama yang ada di atas :

a. Religie (religion) menurut pujangga kristen, Saint Augustinus,


berasal dari kata re dan eligare yang berarti memilih kembali dari jalan yang sesat
ke jalan Tuhan.
b. Religie, menurut Lactantius, berasal dari kata re dan ligare yang
artinya menghubungkan kembali sesuatu yang telah putus. Yang dimaksud ialah
menghubungkan diantara Tuhan dan manusia yang telah terputus karena dosa-
dosanya.

c. Religie berasal dari re dan ligere yang berarti membaca berulang-


ulang bacaan-bacaan suci, dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh
kesuciannya. Demikian pendapat dari Cicero.

Agama ini muncul dari perasaan ketakjuban manusia terhadap


realitas alam yang ada. Seperti air yang bisa melepaskan dahaga seseorang, namun
terkadang bisa membawa malapetaka seperti banjir, angin yang memberikan
kesejukan, namun terkadang mendatangkan kerusakan seperti angin topan atau
tornado, kemudian mereka percaya bahwa ada suatu kekuatan tertentu. Mereka
mencoba untuk mencari keselamatan dari ketidakseimbangan yang mereka
rasakan, yang dapat mendatangkan keselamatan bagi mereka. Jadi, secara umum,
agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi yang
dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan
kepada manusia. Upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritual secara pribadi
dan bersama yang ditujukan kepada kekuatan besar yang mereka percayai sebagai
Tuhan.

1.2 Kebudayaan

Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari


unsur-unsur yang berbeda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral
adat istiadat, dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Dan ada juga kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan
penciptaan batil (akal budi) manusia kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan
berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan
sesuatu yang termasuk hasi kebudayaan.
Adapula beberapa pendapat yang mengartikan kebudayaan, Antara lain
S. Takdir Alisyahbana (196:207-8), Dia berpendapat bahwa kebudayaan adalah:
1. Suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur yang
berbeda-beda seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni,hukum, moral,
adat istiadat dan segala kecakapan yang di peroleh manusia sebagai
anggota masyarakat
2. Warisan sosial atau tradisi.
3. Cara atau aturan dan jalan hidup manusia.
4. Penyesuain manusia terhadap alam sekitarnya dan cara menyelesaikan
persoalan.
5. Hasil kecerdasan manusia.
6. Hasil pergaulan atau pergaulan manusia.

Parsudi suparlan (A.W. Wijaya (ed) 1986:65-6) menjelaskan bahwa


kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep,
rencana-rencana dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian atas model-
model kognitif yang dimiliki manusia, dan yang digunakan secara selektif dalam
menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan
tindakan-tindakannya.

Kemudian mengenai pengertian budaya atau kebudayaan menurut


Koentjara Ningrat]ialah berasal dari bahasa Sansekerta yaitubuddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: budaya


adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian
dan adat istiadat. Ahli sosiologi mengartikan kebudayaan dengan keseluruhan
kecakapan (adat, akhlak, kesenian, ilmu, dll). Sedang ahli sejarah mengartikan
kebudayaan sebagai warisan atau tradisi. Bahkan ahli Antropogi melihat
kebudayaan sebagai tata hidup, way of life, dan kelakuan.
Menurut Ki Hadjar Dewantoro Kebudayaan adalah "sesuatu" yang
berkembang secara kontinyu, konvergen, dan konsentris. Jadi
Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, baku atau mutlak. Kebudayaan
berkembang seiring dengan perkembangan evolusi batin maupun fisik manusia
secara kolektif. Jadi dapat dikatakan secara singkat bahwa kebudayaan adalah
hasil cipta, rasa, karsa manusia yang dilakukan dalam keseharian.

B. Hubungan Antara Islam dan Kebudayaan Islam

Hubungan agama dan kebudayaan adalah dua bidang yang dapat di


bedakan tetapi tidak dapat di pisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah
karena perubahan waktu dan tempat. Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan
agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian
besar budaya di dasarkan pada agama, tidak pernah terjadi sebaliknya.
Oleh karena itu agama adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya
bisa merupakan ekspresi hidup keagamaan, karena budaya merupakan sub ordinat
terhadap agama, dan tidak pernah sebaliknya.
Dalam pandangan Harun Nasution, agama pada hakikatnya mengandung
dua kelompok pengajaran, yaitu :
1. Ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para Rasul-Nya kepada
masyarakat manusia. Ajaran dasar yang terdapat dalam kitab-kitab suci.
Yang bersifat absolute, mutlak, benar, kekal dan tidak bisa diubah. Ajaran
kitab suci memerlukan penjelasan, baik mengenai arti maupun cara
pelaksanaannya.
2. Merupakan penjelasan dari hasil pemikiran-pemikiran atau ahli agama,
pada hakikatnya tidak absolute, tidak mutlak benar dan tidak kekal.

Al-Quran terdiri atas 30 juz, 114 surat, sekitar 6000 ayat, ayat hukumnya
hanya 368 ayat, Harun Nasution.
Al-Quran dan As-Sunnah yang periwayatannya Shahih bukan termasuk
budaya. Tetapi paham ulama terhadap ajaran dasar agama merupakan hasil karsa
ulama. Oleh karena itu, ia merupakan dari kebudayaan, akan tetapi umat islam
meyakini bahwa kebudayaan yang nerupakan hasil upaya ulama dalam
memahami ajaran dasar agama islam, dituntun oleh petunjuk tuhan yaitu
Al-Quran dan As-Sunah.
Dan ada juga hubungan islam dan kebudayaan yang biasa kita lihat dari
segi ekonomi, dalam ayat alquran di jelaskan, Allah menghalallkan jual beli dan
mengharamkan riba (Q.S Al-Baqarah [2]: 275). Halalnya jual beli dan haramnya
riba merupakan ajaran dasar agama islam.
Tetapi dalam suatu keadaan contoh: Dalam dunia pertanian petani biasa
membeli kotoran hewan baik kotoran sapi maupun kotoran ternak lainya yang
berguna untuk Pupuk tanaman. ini di sebut sebagai cultur, salah satu syarat yang
di tentukan Ulama benda yang di perjual belikan bukan benda najis, tetapi
hakikatnya contoh jual beli petani tersebut yang di perjual belikan adalah benda
najis dan ini adalah sebuah penyimpangan. dan ini menyebabkan banyak atau
berbeda-bedanya pendapat ulama ada yang berpendapat ini haram dan ada pula yg
memperbolehkan dan ini yang membuat berkesinambunganya hadist dan
Al-Quran yang menimbulkan sebuah pemikiran, itu pun bisa di sebut suatu
kebudayaan.
Para ahli kebudayaan mempunyai pendapat yang berbeda di dalam
memandang hubungan antara agama dan kebudayaan.
1. Kelompok pertama menganggap bahwa agama merupakan sumber
kebudayaan atau dengan kata lain kebudayaan merupakan bentuk nyata
dari agama itu sendiri. Pendapat tersebut diwakili oleh Hegel.
2. Pendapat kedua yang diwakili oleh Pater Jan Bakker, menganggap bahwa
kebudayaan tidak ada hubungan nya sama sekali dengan agama.
3. Kelompok ketiga menganggap bahwa kebudayaan merupakan bagian dari
agama itu sendiri.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, islam juga mendorong manusia untuk
berbudaya. Tetapi seperti yang sudah kita ketahui, sebelum islam datang sudah
ada kebudayaan yang telah berkembang. Tentunya kebudayaan tersebut ada yang
mengandung kebaikan dan ada yang mengandung keburukan atau kebatilan.
Adat istiadat dan tradisi ada kalanya yang dapat mewujudkan kebaikan
bagi umat manusia pada salah satu sisi kehidupan manusia, yang tidak ada nash
agamanya, kecuali pengarahan terhadap tujuan yang umum. Ketika itulah peran
akal melakukan ijtihat untuk mencari kehendak ilahi, dalam segala hal yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Mungkin bisa dikatakan bahwa adat istiadat
atau kebudayaan ataupun tradisi yang kebaikannya Nampak (mengandung
kebaikan) adalah kehendak Ilahi. ia dapat dianggap sebagai hukum agama yang
disandingkan dengan tatanan agama secara menyeluruh, meliputi berbagai bidang
kehidupan. Pada saat itulah kenyataan hidup berperan dalam memahami agama
berdasarkan tradisi yang baik. Ia dianggap sebagai bagian agama ketika tidak ada
nash yang berkaitan dengannya, dan ketika tidak bertentangan dengan nash yang
ada.
Islam dan kebudayaan memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang
lain. Ajaran islam memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan kehendak Allah
SWT, sedangkan kebudayaan adalah realitas keberagamaan umat Islam tersebut.
Sehingga dapat dikatakan bahwa wujud nyata dari pengamalan ajaran agama
islam itu mampu dilihat dari kebudayaan dan kehidupan nyata para pemeluk
agama Islam tersebut.
Kebudayaan dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat
pada tataran agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di
masyarakat. Pengamalan agama yang terdapat di masyarakat tersebut adalah hasil
penalaran para penganut agama dari sumber agama yaitu wahyu. Salah satu
contohnya yaitu ketika kita membaca kitab fiqih, kitab fiqih tersebut merupakan
pelaksanaan dari nash Al-quran maupun hadist yang melibatkan penalaran dan
kemampuan manusia. Pelaksanaan fiqih dalam kehidupan sehari-hari itu berkaitan
dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat tempat agama tersebut
berkembang. Dengan pemahaman terhadap kebudayaan tersebut seseorang akan
dapat mangamalkan ajaran agama tersebut.
Misalnya dalam kebudayaan berpakaian, bergaul, bermasyarakat dan
sebagainya. Unsur agama ikut berinteraksi dalam kebudayaan tersebut. Pakaian
model jilbab, kebaya dapat dijumpai dalam pengamalan agama. Sebaliknya tanpa
adanya unsur budaya, maka agama akan sulit dilihat sosoknya secara jelas.
Dengan demikian hubungan antara islam dan kebudayaan sangat banyak
sekali.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Masyarakat, agama dan kebudayaan sangat erat berkaitan satu sama lain.
Saat budaya atau agama diartikan sesuatu yang terlahir di dunia yang manusia
mau tidak mau harus menerima warisan tersebut. Berbeda ketika sebuah
kebudayaan dan agama dinilai sebagai sebuah proses tentunya akan bergerak
kedepan menjadi sebuah pegangan, merubah suatu keadaan yang sebelumnya
menjadi lebih baik.
Ketika agama dilihat dengan kacamata agama maka agama akan
memerlukan kebudayaan. Maksudnya agama (islam) telah mengatur segala
masalah dari yang paling kecil contohnya buang hajat hingga masalah yang ruwet
yaitu pembagian harta waris dll. Sehingga disini diperlukan sebuah kebudayaan
agar agama (islam) akan tercemin dengan kebiasaan masyarakat yang
mencerminkan masyarakat yang beragama, berkeinginan kuat untuk maju dan
mempunyai keyakinan yang sakral yang membedakan dengan masyarakat lainnya
yang tidak menjadikan agama untuk dibiasakan dalam setiap kegiatan sehari-hari
atau diamalkan sehingga akan menjadi akhlak yang baik dan menjadi kebudayaan
masyarakat tersebut.
Sedangkan jika agama dilihat dari kebudayaan maka kita lihat agama
sebagai keyakinan yang hidup yang ada dalam masyarakat manusia dan bukan
agama yang suci dalam (Al-Quran dan Hadits) Sebuah keyakinan hidup dalam
masyarakat maka agama akan bercorak local, yaitu local sesuai dengan
kebudayaan masyarakat tersebut.

B. Saran
1. Mari kita pelajari dan kita pahami tentang keperbedaan mana yang
dinamakan keislaman dan mana yang dinamakan kebudayaan.
2. Lebih memahami Tentang pembagian hukum hukum yang ada di dalam al-
quran, sehingga kita lebih mudah untuk membedakan dan mencari solusi
dalam permasalahan kita.
3. Makalah ini hanya membahas secara singkat tentang Islam dan
kebudayaan di indonesia. Dengan demikian, diharapkan kepada para
pembaca agar memperdalam kembali pada buku-buku yang lebih luas dan
terperinci
DAFTAR PUSTAKA

- Soekidjo, Notoatmodjo.2009.Pendidikan Agama Islam .Surabaya:Grasindo


- Arifin,Samsul. 2014. Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Deepublish
- Fitriyani. 2012. Islam dan Kebudayaan.Vol.12 nomor 1 Juni 2012 .
- Joko. 2013. Hubungan Agama Islam dengan Kebudayaan.
http://jokosaputroblog.blogspot.co.id/2013/01/makalah-hubungan-agama-
islam-dengan.html. diakses pada tanggal 5 September 2017
- Ubaidillahskd. 2016. Hubungan Islam dan Kebudayaan.
https://ubaisite.wordpress.com/2016/01/15/hubungan-islam-dan-
kebudayaan/. Diakses pada tanggal 5 September 2017
- Anniza,Baihaqi. 2013. Hubungan Agama dan Kebudayaan.http://baihaqi-
annizar.blogspot.co.id/2015/03/hubungan-agama-dan-kebudayaan.html.
diakses pada tangal 5 September 2017
PERTNYAAN DAN JAWABAN SEPUTAR HUBUNGAN ISLAM DAN
BUDAYA
1. Jelaskan yang dimaksud kebudayaan islam!
Jawab :Kebudayaan islam adalah hasil olah, akal, budi, cipta, rasa, karsa, dan
karya manusia berladaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal
untuk terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang
menjadi sebuah peradaban.
2. Jelaskan hubungan antara islam dan kebudayaan !
Jawab :para ahli kebudayaan mempunyai pendapat yang berbeda di dalam
memandang hubungan antara agama dan kebudayaan. Kelompok pertama
menganggap bahwa Agama merupakan sumber kebudayaaan atau dengan kata
lain bahwa kebudayaan merupakan bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pendapat
ini diwakili oleh Hegel. Kelompok kedua, yang di wakili oleh Pater Jan Bakker,
menganggap bahwa kebudayaan tidak ada hubungannya sama sekali dengan
agama. Dan kelompok ketiga, yeng menganggap bahwa agama merupakan bagian
dari kebudayaan itu sendiri. Allah telah memberikan kepada manusia sebuah
kemampuan dan kebebasan untuk berkarya, berpikir dan menciptakan suatu
kebudayaan. Di sini, Islam mengakui bahwa budaya merupakan hasil karya
manusia. Sedang agama adalah pemberian Allah untuk kemaslahatan manusia itu
sendiri. Yaitu suatu pemberian Allah kepada manusia untuk mengarahkan dan
membimbing karya-karya manusia agar bermanfaat, berkemajuan, mempunyai
nilai positif dan mengangkat harkat manusia. Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang
diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat
bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai
pendorong manusia untuk berbudaya . Dan dalam satu waktu Islamlah yang
meletakkan kaidah, norma dan pedoman. Sampai disini, mungkin bisa dikatakan
bahwa kebudayaan itu sendiri, berasal dari agama. Teori seperti ini, nampaknya
lebih dekat dengan apa yang dinyatakan Hegel di atas.
3. Jelaskan sikap islam terhadap kebudayaan !
Jawab : Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :
Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam, Dalam kaidah fiqh
disebutkan : al adatu muhakkamatun artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan
suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai
pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa kaidah
tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya dalam syareat,
seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam masyarakat
Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas kawin
sekitar 50-100 gram emas. Dalam Islam budaya itu syah-syah saja, karena Islam
tidak menentukan besar kecilnya mahar yang harus diberikan kepada wanita.
Menentukan bentuk bangunan Masjid, dibolehkan memakai arsitektur Persia,
ataupun arsitektur Jawa yang berbentuk Joglo.
Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam ,
kemudian di rekonstruksi sehingga menjadi Islami.Contoh yang paling jelas,
adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang
bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh talbiyah yang sarat dengan
kesyirikan, thowaf di Kabah dengan telanjang. Islam datang untuk meronstruksi
budaya tersebut, menjadi bentuk Ibadah yang telah ditetapkan aturan-
aturannya. Contoh lain adalah kebudayaan Arab untuk melantukan syair-syair
Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan tersebut tetap dipertahankan, tetapi
direkonstruksi isinya agar sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Ketiga: Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, Seperti, budaya ngaben
yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Yaitu upacara pembakaran mayat yang
diselenggarakan dalam suasana yang meriah dan gegap gempita, dan secara besar-
besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk penyempurnaan bagi orang yang meninggal
supaya kembali kepada penciptanya. Upacara semacam ini membutuhkan biaya
yang sangat besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat Kalimantan
Tengah dengan budaya tiwah , sebuah upacara pembakaran mayat. Bedanya,
dalam tiwah ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahu lesung
lebih dahulu. Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akan digali
lagi untuk dibakar. Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih. Pihak
penyelenggara harus menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang
besar , karena disaksikan oleh para penduduk dari desa-desa dalam daerah yang
luas. Di daerah Toraja, untuk memakamkan orang yan meninggal, juga
memerlukan biaya yang besar. Biaya tersebut digunakan untuk untuk mengadakan
hewan kurban yang berupa kerbau. Lain lagi yang dilakukan oleh masyarakat
Cilacap, Jawa tengah. Mereka mempunyai budaya Tumpeng Rosulan , yaitu
berupa makanan yang dipersembahkan kepada Rosul Allah dan tumpeng lain yang
dipersembahkan kepada Nyai Roro Kidul yang menurut masyarakat setempat
merupakan penguasa Lautan selatan ( Samudra Hindia ).
4. Bagaimanakah Pengaruh budaya islam bagi umat manusia?
Jawab :Islam sangat membenci umatnya yang lemah dan malas; tidak memiliki
kekuatan mental dalam mencari rezki, sebagai haknya yang telah diberikan Allah.
Dan malas, tidak memiliki gairah dan greget untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perintah untuk bekerja dan berusaha ini dijelaskan secara gamblang
oleh Allah swt. di dalam Alquran; Dan katakanlah, bekerjalah kamu karena
sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang mumin akan menjadi saksi
dari hasil kerja kamu (QS. At-Taubah (9): 105). Para sahabat Nabi saw.
merupakan tokoh-tokoh ahli kerja (ashb al-aml). Tidak ada satupun dari mereka
yang tidak memiliki ladang pekarjaan. Ada pula budaya islam berupa etos kerja.
etos kerja dalam Islam adalah terletak dalam jihad. Beliau mengatakan bahwa
jihad atau mujahadah berasal dari kata jhada, yujhidu, yang berarti bersungguh-
sungguh mengerahkan seluruh potensi dirinya untuk mencapai sesuatu.
5. Apakah maksudnya Masjid Sebagai Pusat Peradaban Islam ?
jelaskan!
Jawab : Masjid biasanya dipahami oleh sebagian besar masyarakat merupakan
rumah ibadah, terutama untuk shalat, padahal sebenarnya masjid memiliki fungsi
yang demikian luas daripada sekedar untuk shalat. Masjid pada awal berdirinya
belum berpindah dari fungsi yang utama yaitu untuk melakukan shalat, namun
perlu diketahui bahwa masjid pada zaman Rasulullah saw dimanfaatkan sebagai
pusat peradaban dan kebudayaan Islam. Nabi Muhammad saw
menumbuhkembangkan agama Islam termasuk didalamnya mengajarkan Al
Quran, Al Hadits, bermusyawarah untuk mufakat dalam usaha menyelesaikan
berbagai macam persoalan umat Islam, membina sikap dasar umat Islam kepada
orang-orang nonmuslim, sehingga segala macam ikhtiar untuk mengembangkan
kesejahteraan umat Islam justru berasal dari masjid (. Masjid merupakan ajang
untuk mengumumkan hal-hal penting terutama berkaitan dengan hidup dan
kehidupan umat Islam. Persoalan suka dan duka, peristiwa-peristiwa yang terjadi
di sekitar masjid diberitahukan kepada masyarakat melalui masjid. Masjid juga
berfungsi dalam hal pendidikan dan penerangan untuk masyarakat serta
merupakan tempat belajar bagi semua orang yang akan belajar dan mendalami
agama.Pada waktu Nabi Muhammad saw masih hidup, semua pertanyaan yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan, agama maupun masalah hukum langsung
dilontarkan dan dicarikan jawabannya secara langsung oleh beliau, maka ketika
itu belum diperlukan kepustakaan Islam.
6. Apa hubungan antara agama dan kebudayaan?
"Agama" (din) secara leksikal bermakna mengikuti, mentaati,
kepasrahan dan ganjaran. Dan secara terminologis berarti "sekumpulan keyakinan,
akhlak dan aturan," yang bertujuan untuk "mengatur urusan masyarakat dan
membina manusia."
Agama terkadang merupakan agama hak dan terkadang agama
batil dan juga terkadang sinkret antara keduanya. Kebudayaan dalam kosa kata
Persia disebut sebagai Farhang dan terdiri dari dua susunan kalimat (far-hang).
"Far" bermakna agung dan besar dan apabila digunakan sebagai affiks maka
artinya adalah di depan, sebelum dan di luar. "Hang" diadopsi dari bahasa Avesta
yang bermakna menarik (magnamity), dan berat (gravity).
Oleh itu, redaksi farhang dengan dua rangkapan ini menjadi
bermakna tertarik ke luar atau tertarik ke atas. Terminologi kebudayaan memiliki
makna yang beragam dimana apabila
kita ingin mengkajinya dengan jeluk maka hal itu memerlukan
ekstra waktu. Definisi kebudayaan sesuai dengan perjalanan sejarahnya memiliki
ragam makna di antaranya, kebiasaan, pengajaran, pengetahuan, sekumpulan adab
dan tradisi, pendidikan dan tarbiyah, maktab dan ideologi. Sekolompok sosiolog
berpandangan bahwa, "kebudayaan" merupakan pemikiran sekelompok
masyarakat yang terjelma pada pelbagai fenomena dan perilaku masyarakat. Dan
pemikiran tersebut berpengaruh pada seluruh perkara ekonomi, sosial, politik,
militer, materi dan maknawi.
Dengan memperhatikan makna agama dan kebudayaan serta
memandang pada fondasi, tujuan keduanya, performanya dan peran agama dan
kebudayaan maka kita menjumpai terdapat sisi common di antara keduanya, oleh
itu kita dapat sampai pada sebuah kesimpulan bahwa agama dan kebudayaan
senantiasa memiliki hubungan dan relasi erat secara berkelindan. Dan
sebagiamana agama memiliki peran aktif dalam peradaban dan kebudayaan
manusia, kebudayaan juga membantu manusia dalam mengeksplorasi apa yang
harus dan apa yang layak pada pelbagai aktifitas kehidupan material dan spiritiual
manusia yang bersandar pada rasionisasi dan pelbagai afeksi transendental, dalam
kehidupan rasionalnya dan menjadi faktor penyempurna kehidupan manusia.
Demikian juga agama dan kebudayaan dengan menunjukkan tiga jenis tujuannya
yang apabila diterapkan maka akan menjadi faktor pengubah yang menyeluruh
pada lintasan kesempurnaan dan kematangan manusia.
7. Sebutkan dan jelaskan lima lapisan yang diwakili oleh budaya
agama pribumi!
Lapisan pertama adalah agama pribumi yang memiliki ritus-ritus yang
berkaitan dengan penyembahan roh nenek moyang yang telah tiada atau lebih
setingkat yaitu Dewa-dewa suku seperti sombaon di Tanah Batak, agama Merapu
di Sumba, Kaharingan di Kalimantan. Berhubungan dengan ritus agama suku
adalah berkaitan dengan para leluhur menyebabkan terdapat solidaritas keluarga
yang sangat tinggi. Oleh karena itu maka ritus mereka berkaitan dengan tari-tarian
dan seni ukiran, Maka dari agama pribumi bangsa Indonesia mewarisi kesenian
dan estetika yang tinggi dan nilai-nilai kekeluargaan yang sangat luhur.\

Lapisan kedua dalah Hinduisme, yang telah meninggalkan peradapan yang


menekankan pembebasan rohani agar atman bersatu dengan Brahman maka
dengan itu ada solidaritas mencari pembebasan bersama dari penindasan sosial
untuk menuju kesejahteraan yang utuh. Solidaritas itu diungkapkan dalam kalimat
Tat Twam Asi, aku adalah engkau.
Lapisan ketiga adalah agama Buddha, yang telah mewariskan nilai-
nilai yang menjauhi ketamakan dan keserakahan. Bersama dengan itu timbul nilai
pengendalian diri dan mawas diridengan menjalani 8 tata jalan keutamaan.
Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah menyumbangkan
kepekaan terhadap tata tertib kehidupan melalui syariah, ketaatan melakukan
shalat dalam lima waktu,kepekaan terhadap mana yang baik dan mana yang jahat
dan melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat (amar makruf nahi munkar)
berdampak pada pertumbuhan akhlak yang mulia. Inilah hal-hal yang
disumbangkan Islam dalam pembentukan budaya bangsa.
Lapisan kelima adalah agama Kristen, baik Katholik maupun Protestan.
Agama ini menekankan nilai kasih dalam hubungan antar manusia. Tuntutan kasih
yang dikemukakan melebihi arti kasih dalam kebudayaan sebab kasih ini tidak
menuntutbalasan yaitukasih tanpa syarat. Kasih bukan suatu cetusan emosional
tapi sebagai tindakan konkrit yaitu memperlakukan sesama seperti diri sendiri.
Atas dasar kasih maka gereja-gereja telah mempelopori pendirian Panti Asuhan,
rumah sakit, sekolah-sekolah dan pelayanan terhadap orang miskin.
8. Apa pengertian islam dan kebudayaan
islam
Dari segi bahasa islam berasal dari bahasa arab yaitu dari kata salima yang
mengandung arti selamat. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk
Aslama yang berarti berserah diri atau tumduk dan patuh.
Adapun pengertian islam secara terminologis (istilah, maknawi) dapat
dikatakan, islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesan Tuhan yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusannya
yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun
ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia
kebudayaan
kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang komnpleks yang terjadi
dari unsur-
unsur yang berbedaseperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat
istiadat, dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

9. Bagaimana pandangan islam mengenai manusia sebagai makhluk


budaya?
manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila dibanding
dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab
untuk mengelola bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah,
sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah: 30
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.

Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kekhalifahannya disamping tanggung jawab dan etika moral harus
dimiliki. Masalah moral adalah yang terpenting, karena sebagaimana Syauqi Bey
katakan:

Artinya: Kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika akhlaknya
sudah lenyap, musnah pulalah bangsa itu.

Akhlak dalam syair di atas menjadi penyebab punahnya suatu bangsa,


dikarenakan jika akhlak suatu bangsa sudah terabaikan, maka peradaban dan
budaya bangsa tersebut akan hancur dengan sendirinya. Oleh karena itu untuk
menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi,
budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai
suatu kesinambungan yang saling bersinergi,
Hommes mengemukakan bahwa, informasi IPTEK yang bersumber dari
sesuatu masyarakat lain tak dapat lepas dari landasan budaya masyarakat yang
membentuk informasi tersebut. Karenanya di tiap informasi IPTEK selalu
terkandung isyarat-isyarat budaya masyarakat asalnya. Selanjutnya dikemukakan
juga bahwa, karena perbedaan-perbedaan tata nilai budaya dari masyarakat
pengguna dan masyarakat asal teknologinya, isyarat-isyarat tersebut dapat
diartikan lain oleh masyarakat penerimanya.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam
segala hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah
SWT melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk
suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu
digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai
masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata
aturan agama. Ajaran Islam yang demikian telah mendorong umatnya untuk
mengerahkan segala daya dan upaya bagi kebaikan dan kesejahteraan umat
manusia, termasuk dalam pengembangan kebudayaan. Upaya-upaya tersebut
kemudian telah menghasilkan suatu prestasi peradaban baru yang tinggi yang
dikenal dengan peradaban Islam yang dalam sejarahnya telah memberikan andil
yang cukup besar bagi kemajuan peradaban dunia. Ayat-ayat Alquran memang
banyak memberikan dorongan kepada umat manusia bagi pengembangan
kebudayaan. Motivasi yang diberikan Alquran dan hadis nabi dalam hal
pengembangan budaya dalam sejarah Islam terbukti telah menghasilkan pretasi
budaya yang luar biasa. Puncaknya sebagaimana terlihat pada masa Abbasiah
yang kemudian dikenal dengan kebudayaan Islam. Prestasi demikian didukung
oleh peran penguasa Islam (khalifah), yang memberikan perhatian terhadap
pengembangan budaya. Para ilmuwan sangat dilindungi, diberikan perhatian yang
istimewa oleh para penguasa tanpa memandang latar belakang ilmuwan tersebut:
apakah beragama Islam atau tidak, bangsa Arab atau tidak. Tidak hanya itu, orang-
orang yang kaya yang memiliki harta berlimpah juga umumnya sangat menaruh
perhatian yang cukup besar dalam hal pengembangan budaya. Sebagian harta
mereka digunakan untuk pengembangan budaya3 Dengan kata lain segenap
elemen masyarakat terlibat dan mendukung dalam hal pengembangan ilmu dan
budaya. Kondisi demikianlah yang menyebabkan umat Islam berhasil menjadi
bangsa yang besar bangsa yang memiliki prestasi luar biasa dalam melahirkan
budaya, yang dikenal dengan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini sesungguhnya
lahir dari kemampuan umat Islam dalam mengembangkan berbagai budaya yang
telah berkembang dan mapan pada masa sebelumnya, terutama kebudayaan
Romawi, dan Persia4.
Kebudayaan yang dikembangkan oleh umat Islam tersebut meliputi
berbagai bidang keilmuwan, seperti Medis, Astronomi, Fisika, Matematika,
arsitektur, dan ilmu-ilmu lain di samping ilmu agama. Ilmuwan-ilmuwan yang
sangat berjasa dalam pengembangan ilmu tersebut di antaranya adalah Ibn Rusyd,
Al-Farabi, Al-Kindi (Filosof), Ibn Sina (kedokteran), Al-Mawardi (tata negara),
Al-Biruni (Fisika), Al-Khawarizmi, Umar Khayyam (matematika), dan lain-lain.

Kebudayaan Islam pada masa itu dianggap sebagai yang spektakuler


sungguh prestasi budaya yang sangat tinggi di saat kebudayaan lain,khususnya
Eropa masih dalam tahap kemunduran .

10. Bagaimana hubungan antara sila ke 3 pancasila dengan


keanekaragaman budaya Indonesia
Hubungan Antara Sila ke-3 Pancasila dengan Keanekaragaman Budaya
Indonesia.
Keberagaman menjamin kehormatan antarmanusia di atas perbedaan, dari
seluruh prinsip ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia, baik ilmu ekonomi,
politik, hukum, dan sosial. Hak asasi manusia memperoleh tempat terhormat di
dunia, hak memperoleh kehidupan, kebebasan dan kebahagiaan yang dirumuskan
oleh MPR, dan ketika amandemen UUD `45, pasal 28, ditambah menjadi 10 ayat
dengan memasukkan substansi hak pencapaian tujuan di dalam pembukaan UUD
`45. Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah
rasionalitas yang telah teruji. Pancasila adalah rasionalitas kita sebagai sebuah
bangsa yang majemuk, yang multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi
ras yang bernama Indonesia.
Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah
sebagai penjelmaan sifat kodrat manuasia monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama
diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa, suku, ras,
kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena perbedaan
merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen
yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam tetapi
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka
Tunggal Ika. Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan
permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan
yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu,
maupun golongan agama. Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas
tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya. Negara memberikan
kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk
merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat
integral. Oleh karena itu tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap
warganya dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum
(kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan warganya serta dalam
kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk
mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Kebinekaan yang kita miliki harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan
yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat, yang berdiri tegak di
atas moral dan etika bangsa kita sesuai dengan keragaman budaya kita sendiri.
Untuk menjaga kebhinekaan yang bermartabat itulah, maka berbagai hal yang
mengancam kebhinekaan mesti ditolak, pada saat yang sama segala sesuatu yang
mengancam moral kebhinekaan mesti diberantas. Karena kebhinekaan yang
bermatabat di atas moral bangsa yang kuat pastilah menjunjung eksistensi dan
martabat manusia berbeda.

Anda mungkin juga menyukai