Disusun Oleh:
Luqman 201610010311001
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat dekat di masyarakat.
Bahkan banyak yang salah mengartikan bahwa agama dan kebudayaan adalah
satu kesatuan yang utuh. Dalam kaidah, sebenarnya agama dan kebudayaan
mempunyai kedudukan masing-masing dan tidak dapat disatukan, karena
agamalah yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada kebudayaan. Namun
keduanya mempunyai hubungan yang erat dalam kehidupan masyarakat.
Scharf sepakat bahwa secara umum diakui oleh para pengkaji sosiologi,
bahwa semua masyarakat yang dikenal di dunia ini, (dalam batas-batas tertentu)
bersifat religius. Pengakuan tersebut tentunya merupakan kesepakatan mengenai
apa sajakah yang membentuk perilaku keagamaan, namun dalam kenyataannya
kesepakatan mengenai hal ini lebih sulit diperoleh. Karena beberapa aspek dari
cara mendefinisikan agama, dan bagaimana membedakannya, di satu pihak,
dengan magi, sains, dan filsafat, dan beberapa jenis entusiasme sosial politik dan
pihak lain, sudah menjadi elemen dalam kebudayaan dan muncul selama
bertahun-tahun. Hal inilah meskipun telah ada kesepakatan substansional, yang
ada dalam praktiknya merupakan cakupan dan corak data yang sebenarnya bisa
dibatasi oleh setiap ahli dan pengkaji sosiologi agama (Scharf, 1995: 29).
Kata agama dari bahasa sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama
berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.
Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau
sekelompok orang agar hubungannya dengan tuhan. Sesamanya, dan alam
sekitarnya tidak kacau. Karena itu menurut Hinduisme, agama sebagai kata benda
berfungsi memelihara integritas dari seseorang atau sekelompok orang agar
hubungannya dengan realitas tertinggi, sesame manusia dan alam sekitarnya.
Ketidak keacauan itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama tentang
moralitas, nikai-niai kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan diberlakukan.
Pengertian itu jugalah yang terdapat dalam kata religion (bahasa inggris)
yang berasal dari kata religio (bahasa latin), yang berakar pada kata religare yang
berarti mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian
bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi dalam
penyembahan dan hubungan antara sesamanya.
1. Bentuk Agama
Agama ada yang bersifat primitive da nada pula yang dianut oelh
masyarakat yang telah meniggalkan fase keprimitifan. Agam-agam yang terdapat
dalam masyarakat primitive ialah dinamisme, animism, monoteisme dll. Adapun
pengertiannya adalah sebagi berikut:
A. Kebudayaan Persia
C. Kebudayaan Islam