Anda di halaman 1dari 13

OM SWASTIASTU

I. Definisi Sosiologi

a) Sosiologi adalah ilmu tentang sifat, perilaku dan perkembangan


masyarakat ( KBBI).
b) Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala sosial misalnya gejala ekonomi, gejala
keluarga, dan gejala keluarga.
c) Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan
kelompok-kelompok.
d) Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya yaitu organisasi sosial.
e) Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-
proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
f) Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
Lanjutan Definisi Sosiologi…

g) Sosiologi adalah Ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk
perubahan sosial.
h) Sosiologi adalah Ilmu ilmu yang memusatkan perhatian pada pada segi-segi kemasyarakatan yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
i) Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya
dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.
j) Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku terutama dalam kaitannya dengan
suatu sistem tersebut memengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya
memengaruhi sistem tersebut.

KESIMPULAN.

Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
masyarakat dan sistem perilaku sosial dimana sistem tersebut memengaruhi
orang dan bagaimana orang yang terlibat didalamnya memengaruhi sistem
tersebut.
II.Defenisi Agama
a) Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari
kehidupan.
b) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian atau definisi agama adalah
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
c) Pengertian Agama dalam beberapa bahasa “kata agama” dalam bahasa Indonesia,
sama dengan “diin” (dari bahasa Arab), dalam bahasa Eropa disebut “religi”,
religion (bahasa Inggris), la religion (bahasa Perancis), the religie (bahasa Belanda),
die religion, (bahasa Jerman).
 Agama sendiri adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Sanskerta “āgama” yang
memiliki arti “tradisi”.
 Agama adalah religi yang berasal dari bahasa latin “religio” dan berakar pada kata
kerja “re-ligare” yang memiliki arti “mengikat kembali”. Mengikat di sini maksudnya
yaitu dengan ber-religi maka seseorang akan mengikat dirinya kepada Tuhan.
Defenisi Agama Menurut Para Ahli

a) Defenisi Agama menurut Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu
sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha
untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai
rohani yang sempurna kesuciannya.
b) Defenisi Agama Menurut Anthony F.C. Wallace: Agama sebagai seperangkat
upacara yang diberi rasionalisasi lewat mitos dan menggerakkan kekuatan
supernatural dengan maksud untuk mencapai terjadinya perubahan keadaan pada
manusia dan semesta.
c) Defenisi Agama Menurut Parsons & Bellah: Agama adalah tingkat yang paling tinggi
dan paling umum dari budaya manusia.
d) Agama Menurut Thomas Luckmann: Agama adalah kemampuan organisme manusia
untuk mengangkat alam biologisnya melalui pembentukan alam-alam makna yang
objektig, memiliki daya ikat moral dan serba meliputi.
e) Agama menurut Prof Dr. N. Drikarya definisi Agama adalah kenyakinan adanya
suatu kekuatan supranatural yang mengatur dan menciptakan alam dan isinya.
III. Agama dalam Kajian Ilmu Sosiologi

Dalam sosiologi, agama dikaji sebagai suatu fakta sosial. Munculnya sosiologi
agama di akhir abad ke 19 sebagai disiplin baru dari ilmu sosiologi untuk
melihat agama sebagai situs pengetahuan yang dikaji dari sudut pandang
sosiologis. Sosiologi agama tidak melihat bagaimana orang beragama, tetapi
untuk memotret kehidupan beragama secara kelektif yang difokuskan kepada
peran agama dalam mengembangkan atau menghambat eksistensi sebuah
peradapan suatu masyarakat. Sejarah peradapan kemanusiaan selama
berabad-abad memang tidak pernah sepi dari hirukpikuk aktualisasi agama
dan kepercayaan dengan berbagai defenisinya yang khasdan diwujudkan
dalam perilaku sehari masyarakat
Defenisi Sosiologi Agama Menurut Para Ahli

a) Emile Durkheim, seorang sosiolog terkemuka asal Prancis mendefenisikan


agama sebagai suatu sistem yang terkait antara kepercayaan dan praktek
ritual yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus yang mampu menyatukan
pengikutnya menjadi satu kesatuan dalam norma keagamaan. Dari pengertian
ini agama bisa dimaknai sebagai pembentuk formasi sosial yang
menumbuhkan kolektifisme dalam sutu komunitas masyarakat.
 Kesimpulan umum menjadi pijakan bagi para sosiolog agama dalam
menjelaskan dimensisosial agama dimana kekuatan kolektivisme agama
dianggap telah mampu menyatukan banyak perbedaan antara individu dan
golongan diantara pemeluknya. Di sini agama dianggap mampu berperan
dalam tranformasi sosial manuju masyarakat yang membangun masyarakat
secara kolektif.
Lanjutan Defenisi Sosiologi Agama Menurut Para Ahli…

b) Karl Marx, memiliki pendapat yang sinis terhadap agama. Menurutnya agama tak lebih
dari doktrin metafisik yang tidak material, dan hanya menitikberatkan pada orientasi
pasca-kematian. Hal ini menurutnya agama telah dijadikan alat untuk membangun
“kesadaran palsu” untuk mengalihkan perhatian pemeluknya penderitaan nyata dan
kesulitan dalam kehidupan mereka.
 Dalam memperkenalkan filsafat materialisme historisnya dalam kajian ideologi, Mark
menjelaskan bahwa agama adalah imajinasi atau lebih tepatnya khayalan yang
seseorang terlena. Agama menjadi suatu doktrin kepercayaan yang kerap digunakan
sebagai alat legitimasi untuk mempertahankan hal-hal yang ada di dalam masyarakat
sesuai dengan kepentingan para penindas.
 Kritik Mark atas agama ini adalah refleksi dalam konteks sesamannya dimana kekuatan
agama nyata tidak mampu menjadi penggerak atas struktur kapitalisme yang menindas
masyarakat kelas bawah. Mark menyatakan agama mendukung dan melayani
kepentingan tertentu yang terkait dengan dominasi kelas dan penundukan kelas. Dia
menyebut bahwa agama dari sudut sosialitasnya adalah mereka golongan masyarakat
yang tertindas.
 Agama tidak mampu menjadi alat perubahan dan perlawanan masyarakat miskin yang
tertindas
Lanjutan Defenisi Sosiologi Agama Menurut Para Ahli… b)Karl Mark

 Karena luas dan keanekaragaman pokok bahasannya, maka bidang agama


merupakan suatu yang sulit untuk diukur dengan menggunakan penilaian
sosial. Bagi kebanyakan orang, perhatian utama terhadap agama bersifat
perorangan dan individualistik. Dalam mengkaji agama tersebut seseorang
cenderung memusatkan pada aspek-aspek etik dan kepercayaan yang bersifat
intelektual dan emosional.
Lanjutan Defenisi Sosiologi Agama Menurut Para Ahli…

c) William James, dalam defenisinya tentang agama, membuang aspek-aspek agama


yang bersifat universal, sosial dan institusional. James tertarik kepada agama
sebagai fungsi universal masyarakat dimana saja temukan. Perhatiannya adalah
kepada agama sebagai salah satu aspek dari tingkah laku kelompok dan kepada
peranan yang dimainkannya selama berabad-abad hingga sekarang dalam
mengembangkan dan menghambat kelangsungan hidup kelompok-kelompok
masyarakat.
 William James adalah orang pertama yang mendahului bahwa tidak ada defenisi
(agama) yang benar-benar memuaskan. Karena satu hal, agama dan
keanekaragamannya yang hampir tidak dapat dibayangkan itu memerlukan
deskripsi (penggambaran) dan bukan definisi (batasan). Agama senantiasa dipakai
menanamkan keyakinan baru hati sanubari terhadap alam gaib dan surga-surga
telah didirikan di alam tersebut. Namun demikian agama juga berfungsi
melepaskan belenggu-belenggu adat atau kepercayaan manusia yang sudah usang.
 Agama memberi lambang-lambang kepada manusia. Dengan lambang tersebut
mereka dapat mengungkapkan hal-hal yang susah diungkapkan, meskipun hakikat
pengalaman keagamaan selamanya tidak dapat diungkapkan.
Lanjutan Defenisi Sosiologi Agama Menurut Para Ahli…
d) Penulis terdahulu seperti Taylor dan Spencer menganggap agama sebagai
suatu hasil pemikiran manusia dan hasratnya untuk mengetahui.
e) Durkheim dan juga belakangan Freud, mengemukakan landasan agama yang
bersifat naluriah dan emosional. Semua yang dijelaskan tentang agama,
bahwa agama itu merupakan produk kebudayaan, atau pengembangan dari
aktivitas manusia sebagai mahluk pencipta kebudayaan.
 Salah satu hal terpenting dalam agama pada masyarakat adalah ia harus percaya terhadap hal
yang sakral, walaupun ini berkaitan dengan hal-hal yang penuh misteri baik yang sangat
mengagumkan ataupun sangat menakutkan. Dalam semua masyarakat yang dikenal terhadap
perbedaan antara yang suci dengan yang biasa atau sering kita katakan, antara yang sakral dan
yang sekuler atau duniawi.
 Ciri umum apakah yang kita temukan dalam berbagai benda atau wujud sakral yang hampir
tidak terbatas ini, atau yang bisa disebut sakral. Apabila kita memperhatikan benda-benda atau
wujud-wujudnya saja kita akan menemukan jawaban. Menurut Emile Durkeim, bukan benda-
benda itu sendiri yang merupakan tanda dari yang sakral, tetapi justru berbagai sikap dan
perasaan yang memperkuat kesakralan benda-benda itu. Dengan demikian kesakralan terwujud
kerena sikap mental yang didukung oleh perasaan.
 Berkaitan erat dengan yang sakral atau suci adalah yang tidak suci, yang mencakup apa saja
yang diannggap mencemarkan yang suci itu. Untuk menghindari kemungkinan timbulnya
pencemaran inilah hal-hal yang sakral dipagari engan larangan-larangan atau tabu-tabu.
 Jadi sangat penting untuk ditekankan bahwa manurut pemahaman sosiologi, agama tidak
dipandang bersumber dari “pewahyuan” yang datang dari “dunia luar”, tetapi diangkat dari
pengalaman sekitar agama yang dihimpun dari peristiwa di mana masa lampau maupun
fenomena agama pada masa kini.
 Dengan kata lain, defenisi agama menurut sosiologi adalah defenisi yang empiris. Sosiologi
tidak memberikan defenisi agama yang evaluatif (menilai). Tetapi hanya memberikan
penjelasan mengenai agama yang deskriptif (mengambarkan apa adanya), yang mengungkapkan
apa yang dipahami dan dialami oleh pemeluk-pemeluk agama.
OM SHANTI, SHANTI, SHANTI OM

Anda mungkin juga menyukai