Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ramanda Ade Saputra

NIM : 191221093
KELAS : BKI 3C

Sosiologi Agama

A. Definisi Sosiologi agama

Dalam sosiologi agama, ada dua istilah kata yang menjadi satu, yaitu kata “sosiologi” yang
artinya ilmu yang membicarakan apa yang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam
masyarakat. Sedangkan “agama” secara harafiah berasal dari bahasa Sanskerta, dari kata “a” yang
artinya tidak, dan “gam” yang artinya pergi/kacau. Hal ini mengandung pengertian bahwa agama
adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia supaya tidak kacau. Dengan kata lain,
kepercayaan dan amalan yang menyatukan anggotanya dalam suatu komunitas moral. Sosiologi
agama mempelajari peran agama di dalam masyarakat; praktik, latar sejarah, perkembangan dan
tema universal suatu agama di dalam masyarakat Ada penekanan tertentu di dalam peran agama di
seluruh masyarakat dan sepanjang sejarah. Sosiologi agama berbeda dari filsafat agama karena tidak
menilai kebenaran kepercayaan agama, meski proses membandingkan dogma yang saling
bertentangan membutuhkan apa yang disebut Peter L. Berger sebagai "ateisme metodologis" yang
melekat, Sementara sosiologi agama berbeda dengan teologi dalam mengasumsikan ketidakabsahan
supernatural, para teoris cenderung mengakui reifikasi sosial budaya dalam praktik keagamaan.
Sosiologi akademik modern dimulai dengan analisis agama dalam studi tingkat bunuh
diri Durkheim tahun 1897 di antara penduduk Katolik dan Protestan, sebuah karya mendasar
dari penelitian sosial yang ditujukan untuk membedakan sosiologi dari ilmu disiplin lain seperti
psikologi. Karya Karl Marx dan Max Weber menekankan hubungan antara agama dan ekonomi atau
struktur sosial masyarakat. Perdebatan kontemporer lebih memusat pada masalah
seperti sekularisasi, agama sipil, dan kepaduan agama dalam
konteks globalisasi dan multikulturalisme. Sosiologi agama kontemporer juga dapat mencakup
sosiologi ketiadaan agama (contohnya dalam analisis sistem kepercayaan Humanis Sekuler).

B. Pengertian Sosiologi Agama

sosiologi agama adalah merupakan subdisiplin yang otonom serta empiris, membicarakan
salah satu fenomena sosial, yakni agama sebagai manifestasi sosial. Oleh sebab itu, sosiologi agama
memusatkan kajiannya guna memahami makna yang diberikan oleh suatu masyarakat pada sistem
agamanya, juga berbagai hubungan antar agama dengan struktur sosial lainnya, serta berbagai aspek
budaya yang bukan agama.

C. Pengertian Sosiologi Agama Menurut para Ahli

Beberapa penjelasan mengenai sosiologi agama menurut pandangan para ahli sebagai
berikut:

1.Dillon

Pengertian sosiologi agama dalam pandangannya, bahwa sosiologi agama adalah upaya sosiolog
dalam mendeskripsikan, memahami, serta menjelaskan bagaimana cara agama berlaku dalam
masyarakat.

2.Davie
Memberikan pengertian bahwa sosiologi agama merupakan disiplin ilmu yang fokus terhadap
agama, yang hanya sejauh hubungan agama dengan konteks sosial di mana agama itu hidup dan
berkembang.

3.Drs. D. Hendropuspito, O.C

Definisi sosiologi agama bahwa sosiologi agama adalah cabang sosiologi umum yang mempelajari
masyarakat agama secara sosiologis untuk mencapai keterangan ilmiah antara kepentingan
masyarakat agama dan masyarakat luas pada umumnya.

4.H.Goddijn-W.Goddijn

Arti sosiologi agama adalah bagian dari sosiologi umum yang mempelajari ilmu budaya empiris,
profan, dan positif untuk kemudian didorong kepada pengetahuan umum.

5.W.E.B. Du Bois

Pemahaman sosiologi agama adalah upaya mempelajari berbagai institusi dalam agama yang
diorganisasikan sebagai pusat komunal, sehingga menyediakan imbalan-imbalan dan kesejahteraan
umat.

6.J.Wach

Menurutnya, secara luas, sosiologi agama sebagai suatu studi tentang interelasi dari agama dan
masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antar mereka.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang sosiologi menurut para ahli “Agama” di atas, bisa


disimpulkan secara umum sosiologi agama adalah pada dasarnya melakukan fokus pengkajian paling
utamanya adalah untuk memahami makna yang diberikan oleh masyarakat pada sistem agamanya.

D. Ruang Lingkup Sosiologi Agama

Penjelasan mengenai ruang lingkup komponen konstitutif sosiologi agama secara lebih lanjut
antara lain sebagai berikut:

1.Kelompok-kelompok dan Lembaga Keagamaan

Ruang lingkup pertama dalam pandangan sosiologi agama ialah melihat kelompok-kelompok serta
lembaga-lembaga keagamaan dengan berbagai kompleksitas sosialnya, yakni yang mencakup
pembentukannya, pemeliharaan dan pembaharuan, serta kegiatan demi kelangsungan hidupnya. 

2.Ruang lingkup sosiologi agama selanjutnya adalah perilaku individu dalam kelompok tersebut .
Perilaku individu dalam kelompok tersebut bisa dikatakan sebagai suatu proses sosial yang
mempengaruhi kesadaran kelompok sosial. Status keagamaan, dan perilaku ritualnya.

3.Konflik Antar Kelompok

Konflik di sini dalam perspektif sosiologi agama bukanlah masalah “kepercayaan”, ini hanyalah
sebagian kecil dari agama yang menjadi pengamatannya. Konflik dalam hal ini merujuk pada konflik
antar kelompok. Contohnya, Katolik dengan Protestan, dan sebagainya. 

4.Bagian Lain Ruang Lingkup Sosiologi Agama

Tidak hanya seperti yang dijelaskan sebelumnya, lebih dalam, ruang lingkup sosiologi agama
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman keagamaan dalam kelompok masyarakat hubungannya dengan dunia
transendental (alam gaib) memiliki kaitan dengan kekuatan supranatural.
2. Mempelajari perilaku keagamaan masyarakat dalam hubungannya dengan kehidupan
lingkungan sosial.
3. Mengkaji kelembagaan atau pranata keagamaan.
4. Menganalisis perubahan sosial, yang meliputi perkembangan, kemajuan, dan kemunduran
pemeluk agama.
5. Gerakan-gerakan sosial dan organisasi agama atau konflik.

Dari objek kajian dan atau ruang lingkup tentang sosiologi agama di atas, bisa dikatakan
bahwa seberapa jauh agama dan nilai-nilai keagamaan memainkan peranan dan berpengaruh atas
eksistensi dan operasi masyarakat. Misalnya, fungsi serta kedudukan upacara keagamaan dalam
memelihara solidaritas sosial, peranan organisasi atau kelompok agama, dan lain-lainnya.

E. Fungsi Kajian Sosiologi Agama

Fungsi kajian sosiologi agama memiliki peranan yang besar bagi perkembangan masyarakat,
juga membantu pemuka agama dalam menangani masalah-masalah sosio-religius yang lebih absurd
dan berat ketimbang masalah-masalah sosial non-keagamaan.

F. Fungsi Sosiologi Agama

Berikut beberapa fungsi terkait dengan sosiologi agama, yakni sebagai berikut:

1. Dalam bidang teoritis, para ahli keagamaan membutuhkan konsep-konsep ilmiah


yang agak sukar diperoleh dalam teologi.
2. Memberikan pengetahuan terkait pola-pola interaksi sosial keagamaan yang ada
dalam masyarakat.
3. Untuk mengontrol serta mengendalikan tindakan serta perilaku keberagamaan
dalam kehidupan masyarakat.
4. Semakin memahami nilai-nilai, norma, tradisi, serta keyakinan yang dianut oleh
masyarakat lain, juga memahami perbedaan yang ada.
5. Menekan timbulnya konflik antarumat beragama.
6. Bersikap lebih kritis serta rasional menghadapi gejala-gejala sosial keberagamaan
masyarakat.
G. Manfaat Sosiologi Agama

Manfaat yang dimiliki dalam sosiologi agama adalah menambah khasanah pemahaman
perihal fenomena agama di kelompok masyarakat serta pada taraf individu. Selain itu, merupakan
suatu  kritik sosiologis yang membantu dalam menentukan masalah teologi, baik dalam sekuler
ataupun religius.

H. Jenis-Jenis Sosiologi Agama

Jenis-jenis atau berbagai aliran yang ada dalam subdisiplin sosiologi agama adalah sebagai
berikut:

1.Aliran Klasik

Dalam aliran klasik, sosiologi agama berada di posisi yang intim dengan sejarah dan filsafat, karena
merupakan refleksi analisis sistematis terhadap masyarakat, kebudayaan, serta agama sebagai
garapan manusia.
2.Aliran Positivisme

Aliran ini menyetarakan masyarakat (termasuk masyarakat agama) dengan benda-benda ilmiah.
Memandang dimensi masyarakat dengan menggunakan metode  ukur yang sifatnya eksak dan
menyimpulkan sesuatu dengan fakta.

3.Aliran Teori Konflik

Dari aliran ini, melihat keseimbangan sosial masyarakat sebagai keadaan masyarakat yang tertidur
pulas dan tidak berproses menuju kemajuan atau perkembangan. Oleh karena itu, konflik atau
pemantik masalah diperlukan sebagai bukti sosial perkembangan masyarakat. Selengkapnya,
baca; Teori Konflik Menurut Para Ahli dan Contohnya

4.Aliran Fungsionalisme

Aliran ini menolak asumsi dasar jika masyarakat adalah suatu persetaraan, yakni di mana setiap
elemen, termasuk kelompok, memberikan sumbangsihnya melalui peranan yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh masyarakat.

I. Contoh Kajian Sosiologi Agama

Contoh kajian dalam pandangan sosiologi agama dalam hal ini terkait isu kontemporer yang
renyah untuk didiskusikan yang muncul di media. Seperti, perihal radikalisme dan
terorisme. Mainstreamnya, media secara sadar atau tidak menyudutkan agama Islam terkait hal itu,
sehingga ini menciptakan pandangan bahwa Islam merupakan ajaran teroris dan secara otomatis
kaum muslim adalah kaum radikal.

Begitu latah media menyajikan berita ini sampai dilakukan secara nasional. Lewat permasalahan
inilah, kegunaan sosiologi agama untuk mentengahkan melalui teori-teori atau konsep-konsep
bahwa letak kasusnya bukanlah saja pada “agama” atau ‘kepercayaan”, tapi juga terletak pada
“individunya”—wujud agama sebagai motivasi untuk bertindak.

Contoh masalah kajian sosiologi agama lainnya misalnya mengenai agama dan lapisan sosial,
agama sebagai motivasi untuk bertindak, peranan agama dalam perubahan sosial, agama sebagai
faktor integrasi dalam masyarakat.

J. Sumber Referensi

https://dosensosiologi.com/sosiologi-agama/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosiologi_agama

https://www.researchgate.net/publication/333078441_BUKU_AJAR_SOSIOLOGI_AGAMA

http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/SosiologiAgama

Anda mungkin juga menyukai