Anda di halaman 1dari 11

SOSIOLOGI AGAMA DAN KEAGAMAAN

Kajian Sosiologi Agama Dinamika Masyarakat dan Keagamaan Peran Agama dalam
Perkembangan Sosial

Oleh: Achmad Miftachul Fawwaz, Ahmad Asrory

Pasca Sarjana Universitas Kiai Abdullah Faqih

miftachulfawwaz25@gmail.com ahmadasrory546@gmail.com

ABSTRAK

Kajian sosiologi agama merupakan upaya untuk memahami makna yang diberikan oleh
masyarakat kepada sistem agama tertentu, dengan fokus pada dinamika masyarakat dan
keagamaan serta peran agama dalam perkembangan sosial. Beberapa teori sosiologi agama dapat
digunakan untuk menganalisis peran agama dalam masyarakat secara lebih komprehensif.
Dinamika masyarakat dan keagamaan menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara
anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lainnya, serta adanya faktor yang
dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat. Oleh karena itu, perbedaan
perilaku atau sikap antar masyarakat harus didiskusikan dengan baik untuk menemukan jalan
keluarnya. Peran agama dalam perkembangan sosial masyarakat sangat penting, karena agama
hadir secara fungsional sebagai perekat sosial, menumbuhkan rasa solidaritas, mempererat
silaturahmi atau kekeluargaan, menciptakan perdamaian, mengubah kehidupan manusia agar
lebih baik, dan menjaga kestabilan sosial dalam masyarakat. Kajian ini juga mencakup relevansi
sosiologi agama dalam kemasyarakatan, dengan fokus pada pemahaman makna yang diberikan
oleh masyarakat kepada sistem agama tertentu. Sosiologi agama mencoba memahami hubungan
antara agama dan keberagaman manusia, serta memahami dinamika keagamaan dalam
kehidupan masyarakat kontemporer.

Dengan demikian, abstrak ini menggarisbawahi pentingnya kajian sosiologi agama dalam
memahami dinamika masyarakat, hubungan antar agama, dan peran agama dalam perkembangan
sosial masyarakat.

Semoga abstrak ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fokus kajian sosiologi
agama, dinamika masyarakat, dan peran agama dalam perkembangan sosial.

Keyword: Sosiologi, Agama, Masyarakat


2

A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Agama adalah sebuah doktrin dan ajaran yang harus ditaati dan dijalankan tanpa
menerobos ranah ideologi dan kepercayaan orang lain. Apabila digerakkan dengan
meggunakan pendekatan yang tepat, maka agama akan menjadi faktor pemersatu dalam
mewujudkan masyarakat yang damai. Ruang lingkup agama dan keagamaan akan dinamis
dan terbuka jika pendangan seseorang tentang agama diarahkan secara benar dan objektif
semenjak usia dini. Oleh karena itu, memahami agama dengan benar akan sangat berpengaruh
dalam upaya mewujudkan kenyamanam sosial dan kedamaian serta kesepahaman antar
sesama. Secara harmonis agama telah menjadi motivasi penting dalam menciptakan
perubahan sosiak sebab adanya semacam perekat dalam agama yang dapat mempersatukan
umat banyak orang.
2. Tujuan penulisan
Berikut adalah tujuan penulisan makalah atau artkel ini:
a. Mengetahui kajian sosiologi agama.
b. Mengetahui bagaimana dinamika masyarakat dan keagamaan.
c. Mengetahui apa peran agama dalam perkembangan sosial.
B. Pembahasan
1. Kajian Sosiologi Agama
a. Definisi sosiologi agama
Para pakar sosiologi memiliki berbagai definisi untuk menggambarkan sosiologi
agama antara lain:
1) Joachim. Wach: sosiologi agama adalah suatu studi tentang interelasi dari agama
dan masyarakat serta bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antar mereka. 1
2) Dillon: sosiologi agama adalah serangkaian upaya sosiolog dalam mendeskripsikan
serta memahami, dan menjelaskan bagaimana cara agama berlaku dalam
masyarakat.
3) Drs. D. Hendropuspito, O.C: sosiologi agama adalah cabang sosiologi umum yang
mempelajari masyarakat agama secara sosiologis untuk mencapai keterangan ilmiah
antara kepentingan masyarakat agama dan umat atau masyarakat pada umumnya. 2
4) W. Goddjin: sosiologi agama adalah bagian dari sosiologi umum yang mempelajari
suatu ilmu budaya empiris, profane, dan positif yang menuju kepada pengetahuan
umum yang jernih dan pasti dari struktur, fungsi-fungsi, dan perubahan-perubahan
kelompok keagamaan dan gejala-gejala kelompok keagamaan. 3
5) Davie: sosiologi agama merupakan disiplin ilmu yang fokus terhadap agama, yang
hanya sejauh hubungan agama dengan konteks sosial di mana agama itu hidup dan
berkembang.

b. Sejarah kajian sosiologi agama


1) Sejarah dan Perkembangan sosiologi agama di Barat

1
Wibisono, M. Y. (2020). Sosiologi Agama. Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
2
Raho, Bernard. Sosiologi Agama. Penerbit Ledalero, 2019.
3
Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1983), Cetakan I, h. 7.
3

Sejarah kajian sosiologi agama dimulai pada awal abad ke-19 ketika para pendiri
sosiologi seperti August Comte mulai memperhatikan agama sebagai objek kajiannya.
Namun sebelum Augusst Comte, kajian-kajian sosiologis sebenarnya sudah lebih dahulu
hadir. Kita mengenal seorang tokoh sosiologi, sejarawan, ekonom, filosof, yang telah
berbicara lebih awal soal kajian sosiologis di abad ke-14 yaitu Ibnu Khaldun (1332-1406)
dari Tunisia. Karya magnum opus-nya adalah Muqaddimah, atau dikenal pula dengan
judul Prolegomenon (1377), merupakan bagian pertama dari buku berjudul Kitab Al-‘Ibar
yang terdiri dari tujuh jilid secara keseluruhan. selain mengkritik metode penulisan
sejarah di masanya yang tidak berpijak pada sikap kritis dan tidak ilmiah. Juga turut
berkon- tribusi menemukan hukum dasar sosiologi. Ia menemukan bahwa fenomena
sosial dalam masyarakat selalu berjalan pada suatu prinsip sistematis dan bekerja secara
struktural. Sehingga dapat dikaji secara ilmiah dan dapat diprediksi dengan
mengumpulkan dan memetakan fakta-fakta sosial. 4
Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-19 kajian sosiologi terus berkembang dengan
munculnya tokoh-tokoh lain yang turut meramaikan dan melengkapi kerangka sosiologi
sebagai disiplin ilmu yaitu Herbert Spencer (1820-1903) dari inggris yang merupakan
seorang insinyur, redaktur majalah, ia memiliki minat atas Psikologi dan Sosiologi.
Minatnya atas sosiologi semakin bertambah seiring dengan populernya studi ini di
masanya. Deangan karya nya The Descriptive Sociology (1873-1881), The Study of
Sociology (1873), juga The Principles of Sociology (1876-1896). Spencer dan kajian
sosiologi semakin mendapat posisi di mata kalangan sarjana di masanya. Ia berkontribusi
memperkenalkan pendekatan analogi organik ke dalam sosiologi, selain konsepsinya
tentang tatanan sosial.5 Kemudian masihbanyak lagi tokoh-tokoh yang lain seperti Karl
Heinrich Marx (1818-1883), Emile Durkheim (1858-1917), Maximilian Weber (1864-
1920).

2) Sejarah dan Perkembangan Sosiologi Agama


Di Indonesia kajian studi agama di Indonesia pertama kali dirintis oleh Mukti Ali,
dengan dibukanya program studi Ilmu Perbandingan Agama (sekarang berganti nama
menjadi Studi Agama-Agama) di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.6 perhatian yang lebih serius atas sosiologi agama di Indonesia sudah tampak
sejak tahun 1972. Di mana muncul Pusat Penelitian Atma Jaya (PPA) yang digerakkan
oleh Universitas Katolik Atma Jaya di Jakarta. PPA ini melakukan dokumentasi baik
berupa buku, laporan riset, dan publikasi berkaitan dengan sosiologi kegereja-an sesuai
dengan visinya.
Kemudian beberapa sosiolog Indonesia yang fokus pada sosiologi agama adalah D.
Hendropuspito O.C (Sosiologi Agama, 1983), Farid Ahmad dan Ilyas Ba-Yunus
(Sosiologi Islam: Sebuah Pendekatan, 1996), Syamsuddin Abdullah (Agama dan
Masyarakat, 1997), Dadang Kahmad (Sosiologi Agama, 2000), Sindung Haryanto

4
Muhammad Fajar Pramono, Sosiologi Agama Dalam Konteks Indonesia, Jawa Timur: Unida Gontor Pres, 2017),
h. 95-96 55
5
Diah R.D. Hastuti, dkk., Ringkasan Kumpulan Mazhab Teori Sosial, (Makassar: CVNur Lina, 2018), h. 75
6
Moh Soehadha, Distingsi Keilmuan Sosiologi Agama: Sejarah Perkembangan, Epistemologi dan Kontribusi
Praksis, Jurnal Sosiologi Agama, Vol. 12, No. 1, Januari-Juni 2018, h. 35
4

(Sosiologi Agama Dari Klasik Hingga Postmodern, 2015), Ridwan Lubis (Sosiologi
Agama: Memahami Perkembangan Agama dalam Interaksi Sosial, 2017). Soehadha
menjelaskan, munculnya literatur sosiologi agama baik terjemahan atau karya asli
sosiolog Indonesia, menandai besar- nya minat atas kajian sosiologis. Selain itu realitas
sosial kegamaan di Indonesia yang terus berubah, telah membawa kesadaran baru dalam
disiplin ini. Begitu pula dengan munculnya banyak pendekatan pada studi sosiologi
agama, juga pengaruh dari perkembangan teori sosiologi umum. Kondisi ini mendorong
sosiologi agama bergeser menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri. 7
c. Objek kajian sosiologi agama
Objek kajian sosiologi agama ada 2:
1) Objek material
Meliputi manusia sebagai mahluk sosial bagian dari masyarakat dan agama
sebagai salah satu unsur penting dalam membentuk realitas sosial. Sedangkan, objek
formalnya berisi epistemologi sosiologi agama itu sendiri.
2) Objek formal
Dalam sosiologi agama ditentukan dari paradigma yang digunakan.
Sebenarnya, paragraf-paragraf pada subab sebelumnya telah membahas mengenai
objek formal ini secara sekilas.8

d. Teori sosiologi agama


1) Teori Evolusi
Teori ini mempelajari perkembangan agama dari waktu ke waktu, termasuk
bagaimana agama berevolusi dan berubah seiring waktu.
2) Teori Fungsionalis Struktural
Teori ini memandang masyarakat sebagai suatu lembaga sosial yang berada dalam
keseimbangan, yang mengatur kegiatan manusia berdasarkan norma-norma yang
dianut bersama serta mengikat peran manusia itu sendiri.
3) Teori Konflik
Teori ini memfokuskan pada konflik yang muncul dalam masyarakat terkait
dengan agama, seperti konflik antara sistem nilai yang berbeda dan konflik internal
individu terkait dengan nilai-nilai agama.
4) Teori Interaksionisme Simbolik
Teori ini menekankan pentingnya simbol-simbol dan interaksi sosial dalam
membentuk pemahaman dan praktik keagamaan.

Teori-teori ini memberikan landasan untuk memahami peran agama dalam


masyarakat serta interaksi antara agama dan faktor-faktor sosial lainnya. Dengan
memahami teori-teori ini, sosiolog dapat menganalisis peran agama dalam masyarakat
secara lebih komprehensif

e. Metode/pendekatan sosiologis terhadap agama

7
Moh Soehadha, Distingsi Keilmuan Sosiologi Agama..., h. 35-36
8
Agus Muhammad. Fauzi, Sosiologi Agama, 1st ed. (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2017).
5

Pendekatan sosiologi agama di kategorikan menjadi 2 berdasarkan pada tingkat atau


level analisis nya.
Tipe pertama yaitu pendekayan yang di gunakan pada tingkat analisis mikro.
1) Pendekatan Evolusionistik
Yaitu pendekatan yang pertamakali digunakan oleh pendiri sosiologi Auguste
Domte (1798-1857).
2) Pendekaran Fungsional
Merupakan pendekatan yang menekankan fungsi agama pada masyarakat.
3) Pendekatan Konflik
Pendekatan ini juga menekankan fungsi agama dalam masyarakat namun pada
pendekatan ini fungsi negatif suatu agama lebih menonjol
4) Pendekatan Kultural
Pendekatan ini berfokus pada Expresi religiusitas dalam ruang lingkup yang lebih
luas dan meng explorasi tentang asal usul agama dan makna sosiologi agama.
5) Pendekatan Pilihan Rasional
Pendekatan yang secara umum sering diguakan untuk menjelaskan fenomena
sosial yang berskala mikro.

Tipe pendekatan yang ke dua yaitu yang di gunakan pada tingkat analisis makro.
1) Pendekatan Interpretatif
Adalah pendekatan sosial yang memandang prilaku serta pengobservasiannya.
2) Pendekatan Fenomenologi
Pendekatan yang berfokus pada pemaknaan individu
3) Pendekatan Interaksionisme Simbolis
Merupakan pendekatan yang memandang bahwa agama sebagai simbolis yang
digunakan masyarakat dalam menjelaskan kehidupan sosial. 9

2. Dinamika Masyarakat dan Keagamaan


a. Pengertian dinamika masyarakat dan keagamaan
Pengertian dinamika masyarakat dan keagamaan dapat dijelaskan sebagai interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain
secara timbal balik. Dinamika masyarakat dan keagamaan menunjukkan adanya hubungan
timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya, serta adanya faktor yang
dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat. 10 Selain itu, dinamika
masyarakat dan keagamaan juga mencakup struktur, kaidah, dan pola perilaku yang bersistem
dan berproses. Dalam konteks sosiologi, suatu kelompok sosial cenderung untuk selalu
berkembang serta mengalami perubahan, baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Setiap
anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk
naik lapisan, yang dapat diukur berdasarkan ukuran kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan
ilmu pengetahuan.11

9
Gunawan Adnan, Sosiologi Agama: Memahami Teori Dan Pendekatan (Ar-raniry Press, 2020).
10
Muhammad Fauzan, Buku Ajar Dinamika Masyarakat (Malang: AE Publishing, 2017), 34.
11
Fauzan, 36.
6

Dalam konteks kehidupan sosial keagamaan, dinamika masyarakat yang beragam


memungkinkan masyarakat untuk berkembang dan membangun kehidupan sosial keagamaan.
Agama dapat mengekspresikan keyakinan, ajaran, ritual, tradisi, dan mengimplementasikan
agamanya dalam bentuk perilaku atau tindakan. Aktivitas sosial keagamaan dalam berbagai
daerah memiliki kekhasan yang dapat menjadi identitas atau simbol kebanggaan. Perubahan
zaman juga memengaruhi aktivitas masyarakat, melahirkan tradisi yang berkembang dan
berubah dari waktu ke waktu.12 Kesenjangan sosial di antara masyarakat dapat menyebabkan
tatanan masyarakat menjadi kacau sehingga masyarakat sulit diatur. Oleh karena itu,
perbedaan perilaku atau sikap antar masyarakat harus ditindaklanjuti dan didiskusikan dengan
baik untuk menemukan jalan keluarnya.
Dinamika agama dan keberagamaan di masyarakat tidak akan lepas dari aspek sosial di
dalamnya. Agama, yang menyangkut kepercayaan serta berbagai praktiknya, benar-benar
merupakan masalah sosial dan selalu ditemukan dalam setiap masyarakat. Dalam masyarakat
yang sudah mapan, agama merupakan salah satu struktur institusional penting yang
melengkapi keseluruhan sistem sosial. Agama membuat individu menjadi makhluk sosial,
sehingga secara sosiologis agama menjadi penting dalam kehidupan manusia di mana
pengetahuan dan keahlian tidak berhasil memberikan sarana adaptasi atau mekanisme
penyesuaian yang dibutuhkan.13
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dinamika masyarakat dan keagamaan
mencakup interaksi, interdependensi, perubahan, dan pengaruh agama terhadap struktur
sosial, nilai-nilai, norma, perilaku, serta aktivitas sosial keagamaan dalam masyarakat yang
beragam.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika masyarakat dan keagamaan


Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika masyarakat dan keagamaan meliputi
berbagai aspek yang memengaruhi interaksi, perubahan, dan pengaruh agama terhadap
struktur sosial, nilai-nilai, norma, perilaku, serta aktivitas sosial keagamaan dalam masyarakat
yang beragam. Beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika masyarakat dan keagamaan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Interdependensi antara Agama dan Masyarakat: Hubungan timbal balik antara agama
dan masyarakat menunjukkan adanya pengaruh timbal balik antara kedua faktor
tersebut. Interdependensi ini mencakup pengaruh agama terhadap struktur sosial, nilai-
nilai, norma, dan perilaku masyarakat, serta sebaliknya, bagaimana masyarakat
memengaruhi agama dalam konteks kehidupan sosial keagamaan.
2) Kekuatan Politik dan Sosial: Kekuatan politik suku bangsa dapat mempengaruhi
dinamika masyarakat dan keagamaan. Pengorganisasian yang berlandaskan pada
solidaritas, pranata alternatif yang berfungsi sebagai upaya untuk mengakomodasi
perbedaan dan keragaman, serta tingkat kemajuan yang tinggi dalam kehidupan
ekonomi dan teknologi dapat menjadi faktor yang memengaruhi dinamika masyarakat
dan keagamaan.

12
Fauzan, 36.
13
Durkheim, The Rules of Sociologikal Method, 8th ed. (Glencoe: The Free Press, 1950), 42.
7

3) Perubahan Zaman dan Kesenjangan Sosial: Perubahan zaman memengaruhi aktivitas


masyarakat dan kehidupan sosial keagamaan. Kesenjangan sosial di antara masyarakat
dapat menyebabkan tatanan masyarakat menjadi kacau sehingga masyarakat sulit diatur.
Perbedaan perilaku atau sikap antar masyarakat juga dapat mempengaruhi dinamika
masyarakat dan keagamaan.
4) Fungsi Agama dalam Masyarakat: Agama merupakan suatu jenis sistem sosial yang
dibuat oleh penganutnya yang berproses pada kekuatan non empiris yang dipercayainya
dan didayagunakan untuk mencapai. Agama membuat individu menjadi makhluk sosial,
sehingga secara sosiologis agama menjadi penting dalam kehidupan manusia di mana
pengetahuan dan keahlian tidak berhasil memberikan sarana adaptasi atau mekanisme
penyesuaian yang dibutuhkan.14
Dari faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa dinamika masyarakat dan
keagamaan dipengaruhi oleh interdependensi antara agama dan masyarakat, kekuatan politik
dan sosial, perubahan zaman, kesenjangan sosial, serta fungsi agama dalam masyarakat.
3. Peran Agama dalam Perkembangan Sosial
a. Pengertian peran agama dalam perkembangan sosial
Pengertian peran agama dalam perkembangan sosial mencakup kontribusi agama dalam
membentuk nilai-nilai, norma, dan perilaku masyarakat serta pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial. Peran agama dalam perkembangan sosial dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Sistem Nilai dan Pedoman Hidup: Agama berperan dalam membentuk sistem nilai
dan pedoman hidup bagi masyarakat. Nilai-nilai yang dianut dalam agama
memengaruhi perilaku sosial dan interaksi antar individu dalam masyarakat.
Agama memberikan landasan moral dan etika yang menjadi pedoman dalam
kehidupan sehari-hari.15
2) Fungsi Integratif: Agama memiliki fungsi integratif bagi seluruh masyarakat.
Agama dapat menjadi perekat sosial yang mempersatukan masyarakat melalui
nilai-nilai keagamaan yang dianut bersama. Hal ini membantu dalam membangun
solidaritas dan kerukunan antar anggota masyarakat.16
3) Motivasi dan Harapan: Agama juga berperan sebagai motivasi dalam mendorong
individu untuk melakukan aktivitas sosial yang bermanfaat. Keyakinan agama
memberikan harapan, rasa bahagia, rasa terlindung, rasa sukses, dan rasa puas,
yang menjadi pendorong untuk berbuat kebaikan dan berkontribusi dalam
pembangunan sosial.17
4) Peran dalam Kehidupan Keseharian: Agama berperan dalam membentuk perilaku
keseharian umat. Ajaran agama mengedepankan moral dan etika untuk
membentuk kepribadian umat agar lebih dapat memahami hakikat

14
Haji Jalaluddin, “Psikologi Agama, Memahami Perilaku Dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi,”
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), 24.
15
Ekal RamdhanMadani, “Peran Agama Dalam Perubahaan Sosial,” kompasiana, 2021,
https://www.kompasiana.com/ekal42433/61b058a962a70426d8513032/peran-agama-dalam-perubahan-sosial.
16
RamdhanMadani.
17
Mulyadi, “Agama Dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan,” Jurnal Tarbiyah Al-Awlad VI, no. 02 (2016): 556–64.
8

kemanusiaannya dan memanusiakan manusia. Agama juga memberikan pedoman


untuk menjalani kehidupan dengan penuh harmoni. 18
5) Pengembangan Masyarakat: Agama juga berperan dalam pengembangan
masyarakat melalui pemanfaatan zakat, sedekah, dana hibah, dan aktivitas sosial
lain yang sering dilakukan lembaga sosial masyarakat dan sosial keagamaan. Hal
ini mencakup upaya-upaya dalam memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan
kesejahteraan masyarakat.19
Dengan demikian, peran agama dalam perkembangan sosial mencakup kontribusi agama
dalam membentuk nilai-nilai, norma, dan perilaku masyarakat, fungsi integratif, motivasi,
harapan, peran dalam kehidupan keseharian, dan pengembangan masyarakat.

b. Peran agama dalam pembangunan sosial


Peran agama dalam pembangunan sosial mencakup kontribusi agama dalam membangun
nilai-nilai, norma, dan perilaku masyarakat serta pengaruhnya terhadap pembangunan sosial.
Beberapa peran agama dalam pembangunan sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemberdayaan Masyarakat: Agama dapat memberdayakan masyarakat melalui
kegiatan sosial dan keagamaan seperti zakat, sedekah, dan dana hibah. Hal ini
dapat membantu masyarakat yang membutuhkan dalam meningkatkan
kesejahteraan sosial.20
2) Pendidikan: Agama dapat berperan dalam pendidikan dan pengajaran nilai-nilai
moral dan etika yang menjadi pedoman hidup bagi masyarakat. Pendidikan agama
juga dapat membantu dalam membangun karakter dan kepribadian yang baik pada
individu.21
3) Pengembangan Sosial: Agama dapat berperan dalam pengembangan sosial
melalui kegiatan sosial dan keagamaan seperti pembangunan sarana prasarana
layanan keagamaan, regulasi yang memberi ruang nyaman dan sejuk bagi
pengamalan agama, serta program peningkatan kualitas kehidupan beragama.
4) Pengentasan Kemiskinan: Agama dapat berperan dalam pengentasan kemiskinan
melalui kegiatan sosial dan keagamaan seperti zakat, sedekah, dan dana hibah.
Hal ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan dalam meningkatkan
kesejahteraan sosial.22
5) Pengembangan Ekonomi: Agama dapat berperan dalam pengembangan ekonomi
melalui kegiatan sosial dan keagamaan seperti filantropi Islam. Hal ini dapat
membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi. 23

18
Tim Mimbar Konghucu, “Eranan Agama Dalam Kehidupan Keseharian Umat,” kementrian Agama Republik
Indonesia, 2021, https://kemenag.go.id/khonghucu/peranan-agama-dalam-kehidupan-keseharian-umat-3x23ay.
19
Derry Ahmad Rizal and Moh. Syaiful Bahri, “Peranan Agama Dalam Pengembangan Masyarakat,” ICODEV:
Indonesian Community Development Journal 2, no. 2 (2021): 77–85, https://doi.org/10.24090/icodev.v2i2.6299.
20
Muhammad Maskur Musa, “Peran Agama Dalam Perubahan Sosial,” Nuansa 14, no. 2 (2021): 198–205.
21
Phil Kamaruddin Amin, “Agama Dan Negara,” Kementria Agama Republik Indonesia, March 24, 2023.
22
Ahmad Rizal and Bahri, “Peranan Agama Dalam Pengembangan Masyarakat.”
23
Ahmad Rizal and Bahri.
9

Dengan demikian, peran agama dalam pembangunan sosial mencakup pemberdayaan


masyarakat, pendidikan, pengembangan sosial, pengentasan kemiskinan, dan pengembangan
ekonomi.

c. Peran agama dalam kebijakan publik


Peran agama dalam kebijakan publik mencakup kontribusi agama dalam membentuk
nilai-nilai, norma, dan perilaku masyarakat serta pengaruhnya terhadap pembangunan sosial
dan kebijakan publik. Beberapa peran agama dalam kebijakan publik dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Fungsi Integratif: Agama dapat berperan sebagai faktor integratif dalam kebijakan
publik. Agama dapat mempersatukan masyarakat melalui nilai-nilai keagamaan
yang dianut bersama, sehingga membantu dalam membangun solidaritas dan
kerukunan antar anggota masyarakat.24
2) Pengaruh dalam Pembentukan Kebijakan: Agama dapat berperan dalam
pengambilan kebijakan publik melalui partisipasi dalam proses pembentukan
kebijakan. Agama dapat memberikan masukan dan saran konstruktif dalam proses
pembentukan kebijakan publik, sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat sesuai
dengan nilai-nilai keagamaan dan aspirasi umat.25
3) Pengaruh dalam Pelaksanaan Kebijakan: Agama juga dapat berperan dalam
pelaksanaan kebijakan publik melalui kegiatan sosial dan keagamaan seperti
zakat, sedekah, dan dana hibah. Hal ini dapat membantu masyarakat yang
membutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.26
4) Pengaruh dalam Regulasi: Agama dapat berperan dalam regulasi yang memberi
ruang nyaman dan sejuk bagi pengamalan agama. Hal ini mencakup upaya-upaya
dalam memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. 27
Dengan demikian, peran agama dalam kebijakan publik mencakup fungsi integratif,
pengaruh dalam pembentukan kebijakan, pengaruh dalam pelaksanaan kebijakan, dan
pengaruh dalam regulasi.

C. KESIMPULAN
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa agama dan keagamaan merupakan faktor
penting dalam mewujudkan masyarakat yang damai dan harmonis. Agama juga dapat menjadi
motivasi dalam menciptakan perubahan sosial dan mempersatukan umat banyak orang.
Sosiologi agama merupakan cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama
secara sosiologis untuk mencapai keterangan ilmiah antara kepentingan masyarakat agama
dan umat atau masyarakat pada umumnya. Terdapat beberapa teori sosiologi agama yang
dapat digunakan untuk menganalisis peran agama dalam masyarakat secara lebih
komprehensif. Dinamika masyarakat dan keagamaan menunjukkan adanya hubungan timbal
balik antara anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lainnya, serta

24
Phil Kamaruddin Amin, “Agama Dan Negara.”
25
Phil Kamaruddin Amin.
26
Ahmad Rizal and Bahri, “Peranan Agama Dalam Pengembangan Masyarakat.”
27
Phil Kamaruddin Amin, “Agama Dan Negara.”
10

adanya faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat. Oleh
karena itu, perbedaan perilaku atau sikap antar masyarakat harus didiskusikan dengan baik
untuk menemukan jalan keluarnya.
11

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Gunawan. Sosiologi Agama: Memahami Teori Dan Pendekatan. Ar-raniry Press, 2020.
Agus Muhammad. Fauzi, Sosiologi Agama, 1st ed. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2017.
Ahmad Rizal, Derry, and Moh. Syaiful Bahri. “Peranan Agama Dalam Pengembangan
Masyarakat.” ICODEV: Indonesian Community Development Journal 2, no. 2 (2021):
77–85. https://doi.org/10.24090/icodev.v2i2.6299.
Diah R.D. Hastuti, dkk., Ringkasan Kumpulan Mazhab Teori Sosial, Makassar: CVNur Lina,
2018.
Durkheim. The Rules of Sociologikal Method. 8th ed. Glencoe: The Free Press, 1950.
Fauzan, Muhammad. Buku Ajar Dinamika Masyarakat. Malang: AE Publishing, 2017.
Fauzi, Agus Muhammad. Sosiologi Agama. 1st ed. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2017.
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius 2004.
Jalaluddin, Haji. “Psikologi Agama, Memahami Perilaku Dengan Mengaplikasikan Prinsip-
Prinsip Psikologi.” Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016.
Konghucu, Tim Mimbar. “Eranan Agama Dalam Kehidupan Keseharian Umat.” kementrian
Agama Republik Indonesia, 2021. https://kemenag.go.id/khonghucu/peranan-agama-
dalam-kehidupan-keseharian-umat-3x23ay.
Moh Soehadha, Distingsi Keilmuan Sosiologi Agama: Sejarah Perkembangan, Epistemologi dan
Kontribusi Praksis, Jurnal Sosiologi Agama, Vol. 12, No. 1, Januari-Juni 2018.
Muhammad Fajar Pramono, Sosiologi Agama Dalam Konteks Indonesia, Jawa Timur: Unida
Gontor Pres, 2017.
Muhammad Fauzan, Buku Ajar Dinamika Masyarakat, Malang: AE Publishing, 2017.
Mulyadi. “Agama Dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan.” Jurnal Tarbiyah Al-Awlad VI, no. 02
(2016): 556–64.
Musa, Muhammad Maskur. “Peran Agama Dalam Perubahan Sosial.” Nuansa 14, no. 2 (2021):
198–205.
Phil Kamaruddin Amin. “Agama Dan Negara.” Kementria Agama Republik Indonesia, March
24, 2023.
Raho, Bernard. Sosiologi Agama. Penerbit Ledalero, 2019.
RamdhanMadani, Ekal. “Peran Agama Dalam Perubahaan Sosial.” kompasiana, 2021.
https://www.kompasiana.com/ekal42433/61b058a962a70426d8513032/peran-agama-
dalam-perubahan-sosial.
Wibisono, M. Y, Sosiologi Agama. Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2020.

Anda mungkin juga menyukai