Disusun Oleh :
Nur Kholis 50223033
KELAS B
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID
PEKALONGAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam yang merupakan agama penyempurna dari ajaran sebelumnya dan berisi
ajaran yang bersifat komprehensif dan holistik serta membawa misi rahmatan lil
‘alamin ( kasih sayang kepada seluruh alam ) hendaknya dipahami dengan kacamata
yang luas dan mendalam agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat
1
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 9.
2
Supiana, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2012), hal. 75.
1
memberikan rasa damai baik bagi pemeluknya maupun umat lain dan menebar
kemashlahatan dalam kehidupan.3
Kajian tentang Islam menjadi topik diskursus yang menarik bagi segenap
kalangan inteletual Muslim sendiri maupun sarjana-sarjana Barat, baik kaum
orientalis ataupun Islamist (ahli pengkaji ke-Islaman ). Meminjam bahasa Fazlur
Rahman, bahwa subjek kajian Islam terdiri dari dua kutub yang berlainan yaitu
insider (orang dalam ) dan outsider (orang luar ). Kedua kelompok tersebut tentunya
saling berlainan, yang dimaksud dengan insider ialah para inteletual, cendekiawan
maupun ilmuan Islam sedangkan diksi outsider disematkan kepada kalangan
orientalis. 4
Upaya yang dilakukan untuk mendalami dan memahami hal ihawal tentang
Islam yaitu dengan melalui beragam pendekatan. Adapun pendekatan yang dimaksud
penulis diantaranya meliputi pendekatan teologis-normatif, antroplogis, sosiologis,
historis, psikologis, kebudayaan maupun filosofis. Perlu dipahami bersama bahwa
setiap pendekatan meniscayakan memiliki titik kelebihan dan kekurangan, sehingga
antar satu pendekatan dengan lainnya saling melengkap dan menambah wawasan
pengetahuan dan pemahaman bagi para pengkajinya. Alhasil hal ini dapat menangkis
fanatik buta dan pemutalakan pendapat.
3
Rois Mahfud, Al – Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2011), hal. 3-5.
4
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam : Menelusuri Jejak Historis Kajian Islam ala Sarjana
Orientalis, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hal. 17.
2
dipahami dengan catatan mengetahui konteks sosial pada saat ajaran agama
diturunkan.5
Dalam makalah ini, penulis hanya akan menjelaskan satu pendekatan dalam
studi Islam yakni pendekatan sosiologis. Signifikansi dari pendekatan sosiologis ini
dapat dijadikan sebagai suatu upaya untuk mengkaji dan mendalami atas ajaran
agama Islam dari sudut pandang sosial masyarakat.
5
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 83-86.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi dan Sejarah Perkembangannya
6
Abdul Syani, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat (Lampung: Pustaka Jaya, 1995), hal. 2.
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1999), hal. 217.
8
Ida Zahara Adibah, Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam: jurnal Inspirasi Vol. 1, No. 1 Januari-
Juni, 2017.
9
George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, terj. Alimandan (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 7.
4
memotivasi untuk mempelajari dan menganalisis masyarakat secara
serius.10
10
Muhyar Fanani, Metode Studi Islam: Aplikasi Sosiologi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 20.
11
Osman Ralibi, Ibnu Khaldun tentang Masyakat dan Negara (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hal. 13.
12
Yudian W. Asmin, Teori-teori Filsafat Sosial Ibnu Khaldun (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 19980,
hal. 27.
5
karena faktor pertama ialah kondisi kacau yang terjadi pada masa Ibnu
Khaldun. 13
13
Saleh Faghirsadeh, Sociology of Sociology (Tehran: The Soroush Press, 1982).
14
Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern( Jakarta: Kencana, 2004), hal. 7.
15
Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi , hal. 16.
6
berlangsung sejak tahun 1800 yang mana diindikasikan oleh keyakinan
pada ilmu sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian
terhadap penyebab absolut ( Tuhan) dan memusatkan perhatian kepada
pengamatan terhadap alam fisik maupun dunia sosial guna untuk
mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.16
16
Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Press, 2003), hal. 398.
17
Fauziah Hasni, Kambali, Studi Islam dalam Pendekatan Sosiolog: Jurnal Sosial dan Sains (Cirebon:
IAIN Syekh Nur Jati), Vol. 3, No. 6, 2023.
18
Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif (Bandung: Mizan, 1986, hal. 48.
7
Pertama dalam al-Qur’an atau kitab hadits, proporsi terbesar kedua
sumber hukum Islam itu berkaitan dengan urusan muammalah (sosial). 19
Dalam pandangan Ayatullah Khumaeni dalam karya beliau al-Hukumah
al-Islamiyah yang dikutip oleh Jalaluddin Rahmat disampaikan bahwa
perbandingan antara ayat-ayat tentang ibadah dengan ayat-ayat tentang
kehidupan sosial adalah satu berbanding seratus. Maksudnya untuk satu
ayat ibadah terdapat seratus ayat tentang sosial (muammalah). Kedua,
bahwa ditekankannya masalah muammalah atau sosial dalam Islam ialah
adanya kenyataan bahwa apabila urusan ibadah bersamaan waktunya
dengan urusan muammalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek
atau ditangguhkan (bukan ditinggalkan) melainkan tetap dijalankan
sebagaimana mestinya. Ketiga, bahwa ibadah yang mengandung segi
kemasyarakatan diberi ganjaran lebih besar dibandingkan ibadah yang
bersifat individual. Oleh karena itu sholat yang dijalankan secara
berjamaah dinilai lebih tinggi derajatnya dibandingkan sholat yang
dikerjakan sendiri dengan ukuran 1 berbanding 27 derajat.20
8
sosiologis, agama akan dipahami dengan mudah, dinamis dan kontekstual
sehingga nilai-nilai dan ajaran agama Islam tidak tercerabut dari sisi sosial.
Islam dijadikan sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi umat
manusia.
22
Amin Abdullah, Rekonstruksi Metodologi Ilmu- Ilmu Keislaman (Yogyakarta: SUKA Press, 2003).
9
Penelitian berjudul Peran Kiyai dalam Membangun Kesadaran
Gender di Kota Pekalongan oleh Imam Suraji, dkk. Memberi
gambaran bahwa Kiayi di Kota Pekalongan telah memberikan
kontribusi dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap pentingnya
mereposisi peran perempuan dalam Islam sesuai dengan harkat
martabat kemanusiannya. Ajaran agama Islam yang disampaikan oleh
para Kyai di Kota Pekalongan telah melahirkan peruban sosial ,
dimana perempuan menjadi lebih berperan dalam persoalan-persoalan
pembangunan dan kemasyarakatan.23
23
Departemen Agama, Sinopsis dan Indeksasi Hasil Penelitian Kompetitif Dosen PTAI Tahun 1999-
2003 (Jakarta: Ditpertais, 2—3).
24
Aljabiri,al- Mutsaqofuna fi al- Hadharoh al-‘arobiyah:Mihnah Ibnu Hambal wa Naqbah Ibnu
Rusyd, terj.ZamzamAfandi Abdillah (Yogyakarta: Pustaka Alief, 2003).
10
masyarakat di daerah industri adalah agar mereka setelah pulang dari
melakukan ibadah haji di kota suci Mekkah masuk dalam klasifikasi
juragan, sehingga akses bisnisnya menjadi lebih luas. Di daerah Solo,
Jawa Tengah misalnya apabila ada orang sudah naik haji, maka ia
sudah masuk katagori pedagang yang identik dengan priyayi, bukan
lagi sebagai wong cilik.25
25
Imam Baehaqi, dkk.,Agama dan Relasi Sosial (Yogyakarta: LkiS, 2002).
11
5. Studi gerakan masyarakat yang membawa paham untuk menguatkan
atau melemahkan kehidupan beragama
26
Sastro Ngatawi, Gerakan Islam Fundamental: Politik Kepentingan FPI (Yogyakarta: LkiS, 2004).
27
Abdul Choliq, dkk., Perhelatan Muslim Nelayan Menghadapi Elit Lokal dan Kekuasaan (Surabaya:
Alpha Gracia, 2006).
28
Iskandar Zulkarnain, Gerakan Ahmadiyah di Indonesia ( Yogyakarta: LkiS, 2006).
12
D. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam
1. Kelebihan
a. Data yang dikumpulkan berupa angka, mudah diolah karena bisa
menggunakan perangkat lunak dan rumus-rumus matematika..
b. Pengumpulan data tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya
yang besar, sehingga menjadi praktis baik bagi responden maupun
si peneliti.
c. Cocok digunakan untuk mengympulkan data yang tidak mendalam
tetapi dari jumlah responden yang banyak.
2. Kekurangan
a. Pendekatan kuantitatif tidak dapat menghasilkan data yang
menjelaskan alasan seseorang malakukan peristiwa tertentu.
b. Data yang dikumpulkan tidak bersifat mendalam.
1. Kelebihan
a. Data yang diperoleh mendalam, relevan untuk mencari tau motif
seseorang melakukan sesuatu, faktor pendorong dan penghambat,
serta hal-hal lain yang perlu untuk diperdalam dari suatu objek
penelitian.
b. Cara mengumpulkan datanya bisa menggunakan cara-cara non
konvensional sesuai dengan situasi dan kondisi objek penelitian.
13
2. Kelemahan
a. Diperlukan kemampuan sosial yang tinggi bagi si peneliti agar bisa
masuk ke lingkungan respinden khususnya yang tidak dengan
mudah menerima orang luar masuk.
b. Diperlukan banyak biaya dan waktu yang dicurahkan, tidak dapat
dikerjakan dengan cepat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul. 2020. Kesalehan Sosial dalam Bermasyarakat Islam Modern. Jurnal Mathlaul
Fattah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam. Vol. 11, No. 1.
Adibah. 2012. Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam: Jurnal Inspirasi Kajian dan
Penelitian Pendidikan Islam. Vol. 1, No. 1.
Faghirsadeh, Saleh. 1982. Sociology of Sociology . Tehran: The Soroush Press.
Ida Zahara Adibah, Ida. 2017. Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam: jurnal Inspirasi .
Vol. 1, No. 1 Januari- Juni.
J. Goodman, Douglas. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Jamali Sahrodi, Jamali . 2008. Metodologi Studi Islam : Menelusuri Jejak Historis Kajian
Islam ala Sarjana Orientalis. Bandung: Pustaka Setia.
Kambali , Fauziah Hasni. 2023. Studi Islam dalam Pendekatan Sosiolog: Jurnal Sosial dan
Sains. Cirebon: IAIN Syekh Nur Jati. Vol. 3, No. 6.
Nata , Abuddin .2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nata, Abuddin . 2002. Metodologi Studi Islam . Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ritzer. George. 2004. Teori Sosiologi Modern, terj. Alimandan. Jakarta: Kencana.
Ralibi, Osman. 1978. Ibnu Khaldun tentang Masyakat dan Negara . Jakarta: Bulan Bintang.
Rois Mahfud. 2011. Al – Islam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga.
Rahmat, Jalaluddin . 1986. Islam Alternatif. Bandung: Mizan.
Syani, Abdul. 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat . Lampung: Pustaka Jaya
Syamsuddin,. 1997. Agama dan Masyarakat: Pendekatan Sosiologi Agama. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar . Jakarta: Rajawali Press.
W. Asmin, Yusdian. 1980. Teori-teori Filsafat Sosial Ibnu Khaldun . Yogyakarta: Titian Ilahi
Press.
16
17