Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Studi Fiqih Dengan Pendekatan Sosiologi

Mata Kuliah : Metodologi Studi Fiqih

Dosen Pengampu : Rofat Hilmi, S.HI, MSI.

Disusun oleh:

Kelompok V

Muhammad Luthfi Kamal : 1830110071

Alfina Damayanti : 1830110073

Mahiratus Subkiyah : 1830110087

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


JURUSAN USHULUDDIN / IQT
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan walaupun di dalamnya
masih terdapat banyak kekurangan, yang di sebabkan karena minim dan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang kami kuasai.

Terima kasih kami ucapakan kepada Bapak Dosen Rofat Hilmi, S.HI, MSI,
pengampu mata kuliah Metodologi Studi Fiqih yang telah memberikan arahan
terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin kami tidak akan
dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format konsep yang telah di tentukan.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, namun kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Agar kita dapat memahami
dengan baik tentang ilmu Metodologi Studi Fiqih.

Kudus, 9 April 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan menyebarnya kaum muslimin di berbagai wilayah, dengan
terbentuknya kaum muslimin sebagai masyarakat sosial, maka secara otomatis
kajian-kajian ke-Islaman, khususnya tentang masyarakat kaum muslimin layak
untuk didekati dengan pendekatan sosiologis. Karena sosiologi itu sendiri
merupakan ilmu yang berkenaan dengan masyarakat sosial, hubungan yang terjadi
di dalamnya dan pengaruhnya kepada struktur masyarakat tersebut.
Islam memang tidak akan dapat dipahami dengan universal dan humanis
tanpa mendekatinya dengan pendekatan sosiologis. Beberapa gejala dalam
masyarakat kaum muslimin, selain juga bisa didekati dengan beberapa pendekatan
lain, tentu menyediakan ruang untuk dikaji dengan pendekatan sosiologis. Karena
banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan
tepat apabila menggunakan jasa bantuan sosiologi, di sinilah letaknya sosiologi
sebagai salah satu instrumen dalam memahami ajaran agama.
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang sosiologi sebagai
pendekatan kajian-kajian ke-Islaman yang dapat melahirkan studi-studi ke-Islaman
yang lebih dinamis terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang pengertian
sosiologi, Metode pendekatan sosiologi, Pendekatan sosiologis dalam tradisi
intelektual Islam, Signifikansi pendekatan sosiologis dalam studi Islam, Agama
sebagai fenomena sosiologis, dan Karya utama dalam pendekatan sosiologis dalam
studi Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksut dengan sosiologi?
2. Bagaimana metode pendekatan sosiologi?
3. Bagaimana bentuk-bentuk studi dalam islam?
4. Bagaimana pendekatan sosiologi dalam studi hukum islam?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi
Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari bahasa Latin dari kata
“socius” yang berarti teman dan “logos” yang berarti berkata atau berbicara.
Jadi sosiologi artinya berbicara tentang manusia yang berteman atau
bermasyarakat.
Secara terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.1
Adapun objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan
antara manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam
masyarakat. Sedangkan tujuannya adalah meningkatakan daya atau
kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
hidupnya.
Menurut Ibnu Khaldun manusia diciptakan sebagai makhluk politik
atau sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam
mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan
masyarakat dan organisasi sosial merupakan sebuah keharusan.
Menurut Auguste Comte, sosiologi adalah suatu studi positif tentang
hukum-hukum dasar dari berbagai gejala sosial yang dibedakan menjadi
sosiologi statis dan sosiologi dinamis.2
Sosiologi adalah kajian ilmiah tentang kehidupan sosial manusia
yang berusaha mencari tahu tentang hakekat dan sebab-sebab dari berbagai
pola pikiran dan tindakan manusia yang teratur dapat berulang. Berbeda
dengan psikologi yang memusatkan perhatiannya pada karakteristik pikiran
dan tindakan orang per-orangan, sosiologi hanya tertarik kepada pikiran dan
tindakan yang dimunculkan seseorang sebagai anggota suatu kolompok atau
masyarakat.

1 Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2001.


2 Ibnu Khaldun, “Muqaddimah, diterjemahkan oleh Akhmadi Thoha”, Cet II; (Pustaka Firdaus : Jakarta, 2000), hlm. 14
Namun perlu diingat bahwa sosiologi adalah disiplin ilmu yang luas
dan mencakup banyak hal, dan ada banyak jenis sosiologi yang mempelajari
sesuatu yang berbeda dengan tujuan berbeda-beda.
Selain itu, sosiologi juga merupakan sebagai studi sistematis
mengenai keadaan kelompok dan masyarakat serta gejala-gejalanya yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi setiap tindakan. Sosiologi
tidak membahas individu, akan tetapi lebih kepada gejala-gejala sosial yang
berdasar pada penjelasan sejarah, peristiwa dan kehidupan nyata.

B. Metode Pendekatan Sosiologi


Untuk menghasilkan suatu teori tentulah melalui pendekatan-
pendekatan, demikian halnya dengan teori-teori sosiologi. Sebab sosiologi
merupakan ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan
menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu.
Diantara pendekatan sosiologi yaitu :
1. Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional adalah memandang bagaimana masyarakat
sebagai sistem yang terdiri atas bagian yang saling berkaitan. Maka yang
menjadi kajian penelitian agama dengan pendekatan sosiologi dengan teori
fungsional adalah dengan melihat atau meneliti fenomena masyarakat dari
sisi fungsinya. Ada dua jenis status atau kedudukan dalam teori fungsional:
a. Ascribe status, status yang didapat seseorang secara otomatis, tanpa
usaha atau tanpa memerhatikan kemampuan. Misalnya kasta yang
diperoleh sejak lahir dari orang tua.
b. Achieve status, status yang diperoleh seseorang dengan usaha yang
disengaja.
2. Pendekatan interaksional
Pendekatan interaksional, dalam masyarakat pasti ada hubungan
antara masyarakat dengan individu, individu dengan individu lain. Teori ini
sering didefinisikan sebagai deskripsi yang interpretative, yaitu suatu sebab
yang menawarkan suatu analisis yang menarik perhatian besar pada
pembekuan sebab yang senyatanya ada. Prinsip dasar yang dikembangkan
oleh teori interaksionalisme adalah bagaimana individu menyikapi sesuatu
atau apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya, memberikan makna pada
fenomena tersebut berdasarkan interaksi sosial yang dijalankan dengan
individu lain, makna hal tersebut difahami dan dimodifikasi oleh individu
melalui proses interpretasi atau penafsiran yang berhubungan dengan hal-
hal yang dijumpainya.
3. Pendekatan konflik
Pendekatan konflik adalah teori yang percaya bahwa manusia
memiliki kepentingan(interest) dan kekuasaan (power) yang merupakan
pusat dari segala hubungan manusia. Perubahan sosial dalam islam dapat
dikaji menggunakan pendekatan sosiologi. Dengan mengunakan teori ini
islam dapat diketahui perkembangan dan kemajuannya dari masa ke masa,
sehingga nantinya dapat digunakan untuk megembangkan masyarakat
islam.

C. Bentuk-bentuk Studi Islam dengan Pendekatan Sosiologi.


Studi islam dengan pendekatan sosiologi tentu saja adalah bagian
dari studi sosiologi agama. Ada perbedaan tentang tema pusat sosiologi
agama klasik dan modern. Dalam sosiologi agama klasik tema pusatnya
adalah hubungan timbal-balik antara agama dan masyarakat, bagaimana
agama mempengaruhi masyarakat dan sebaliknya bagaimana
perkembangan masyarakat mempengaruhi pemikiran dan pemahaman
keagamaan.
Sedangkan dalam sosiologi agama modern, tema pusatnya hanya
pada satu arah yaitu bagaimana agama mempengaruhi masyarakat. Tetapi
studi islam dengan pendekatan sosiologi, nampaknya lebih luas dari konsep
sosiologi agama modern dan lebih dekat kepada konsep sosiologi agama
klasik, yaitu mempelajari hubungan timbal-balik antara agama dan
masyarakat.
Studi islam dengan pendekatan sosiologi dapat mengambil beberapa
tema:
1. Studi tentang pengaruh agama terhadap masyarakat atau lebih tepatnya
pengaruh agama terhadap perubahan masyarakat.
Perubahan masyarakat (sosial change) biasanya didefinisikan
sebagai “the alteration of patterns of culture,social structure, and social
behaviors overtime”(perubahan sosial adalah perubahan pola-pola
budaya,struktur sosial, dan perilaku sosial dalam jangka tertentu).
Dalam bentuk ini studi islam mencoba memahami seberapa jauh pola-
pola budaya masyarakat (seperti menilai sesuatu sebagai baik atau
buruk) berpangkal pada nilai-nilai agama,atau seberapa jauh struktur
masyarakat (seperti supremasi kaum lelaki) berpangkal pada ajaran
tertentu agama, atau seberapa jauh perilaku masyarakat.
Sekedar contoh, misalnya bagaimana ajaran islam tentang muhrim
telah cenderung mendorong masyarakat Arab Saudi menilai kehidupan
yang baik adalah yang mempraktekkan segregasi antara laki-laki dan
perempuan. Juga mislanya bagaimana pengaruh ajaran waris islam
tentang bagian laki-laki dan perempuan dalam mendorong lahirnya
struktur sosial di mana kaum laki-laki lebih berkuasa dari pada kaum
perempuan. Fenomena tersebut hanyalah sekelumit contoh dalam
realitas umat beragama, sebab masih banyak fenomena serupa yang
dapat kita amati.
2. Studi tentang pengaruh struktur dan perubahan masyarakat terhadap
pemahaman ajaran agama atau konsep keagamaan.
Tema ini mengingatkan kita kepada teori pilihan rasional agama
yang pada dasarnya bersandar kepada pengamatan masyarakat kristen
di barat? Pada masa sejarah islam klasik kita juga dapat melihat
mislanya bagaimana pertentangan politik Ahlu sunnah wal jamaah
dengan khawarij dan syi’ah telah melahirkan konsep-konsep teologi
islam yang berbeda-beda mengenai konsep imamah, dosa besar dan
sebagainya.
Dalam bidang hukum, misalnya bagaimana perbedaan lingkungan
geografis Basrah dan Mesir mendorong lahirnya qaul qadim dan qaul
jadid bagi imam syafi’i. Di Arab saudi beberapa tahun lalu konsep
hukum miqat makani dalam ibadah haji harus dirumuskan ulang
berhubung dibangun dan digunakannya peabuhan udara King Abdul
Aziz yang letaknya agak jauh dari bandara lama. Di indonesia, di
beberapa daerah industri pabrik dapat berjalan selam 24 jam. Di
kalangan pelajar di daerah tertentu ada juga sholat jumat bergiliran
karena pada jam pertama mereka belajar di sekolah non-Muslim yang
tidak menyelenggarakan sholat jumat, dan banyak contoh lagi.
3. Studi tentang tingkat pengalaman beragama masyarakat.
Studi islam dengan pendekatan sosiologi juga dapat mengevaluasi
pola penyebaran agama dan seberapa jauh ajaran agama itu diamalkan
oleh masyarakat. Dengan pengamatan atau survei, masyarakat dipelajari
seberapa jauh memgamalkan ajaran agama yang dipeluknya. Seberapa
jauh mereka misalnya melakukan ritual sesuai ajaran agama. Juga
seberapa jauh mislanya masyarakat itu mengamakan ajaran tentang
zakat, puasa, haji dan sebagainya. Informasi ini diperlukan terutama
oleh da’i dan pengembangan masyarakat.
Studi evaluasi seperti inijugadapat diterapkan untuk menguji coba
dan mengukur efektifitas suatu program seperti sistem pendidikan
islam. Atau juga untuk mengukur tingkat keberhasilan
suatu paket program pembangunan di bidang agama, seberapa jauh
mislanya paket UU perkawinan No. 1 tahun 1974 dan UU tentang
peradilan agama No. 7 Tahun 1989 telah berhasil mengurangi angka
perceraian atau poligami, serta banyak contoh lainnya.
4. Studi pola interaksi sosial masyarakat muslim.
Studi islam dengan pendekatan sosiologi juga dapat mempelajari
pola-pola perilaku masyarakat muslim desa dan kota. Perilaku muslim
dalam organisasi-organisasi ekonomi di wilayah tertentu, perilaku
toleransi beragama masyarakat muslim terdidik dan kurang
terdidik,hubungan tingkat ekonomi dengan perilaku politik,hubungan
perilaku keagamaan dan perilaku kebangsaan,agama sebagai faktor
integrasi dan disentegrasi,hubungan perilaku keagamaan dan perilaku
birokrasi, dan lain-lain. Demikian seterusnya sepanjang studi perilaku
itu menyangkut orang islam sudah dapat dikategorikan sebagai studi
islam.
5. Studi gerakan masyarakat yang membawa faham yang dapat
melemahkan atau menunjang kehidupan beragama.
Gerakan-gerakan kelompok islam yang mendukung faham
kolonialisme, kapitalisme, sekularisme, komunisme dan atheisme
adalah di antara contoh gerakan yang mengancam kehidupan beragama
dan karenanya perlu dipelajari secara seksama.
Demikian pula munculnya kelompok-kelompok masyarakat islam
yang mendukung spiritualisme,sufisme dan lain-lain yang pada tingkat
tertentu dapat menunjang kehidupan beragama,perlu dipelajari secara
seksama pula. Gerakan faham-faham itu adakalanya mengancam agama
sebagai ajaran atau mengancam agama sebagai komunitas seperti
gerakan-gerakan sempalan dan fundamentalisme dalam islam.
D. Pendekatan Sosiologi dalam Studi Hukum Islam
Mengacu pada perbedaan gejala studi islam pada umumnya, maka
hukum islam juga dapat dipandang sebagai gejala budaya dan gejala sosial.
Filsafat dan aturan hukum islam adalah gejala budaya, sedangkan interaksi
orang-orang islam dengan sesamanya atau dengan masyarakat non-Muslim
di sekitar persoalan hukumislam adalah gejala sosial. Secara lebih rinci studi
hukum islam dapat dibedakan atas:
1. Penelitian hukum islam sebagai doktrin azaz.
Dalam penelitian ini sasaran utamanya adalah dasar-dasar konseptual
hukum islam seperti:
a) maslah filsafat hukum.
b) sumber sumber hukum.
c) konsep maqasid al-syari’ah.
d) qawaid al-fiqhiyyah.
e) manhaj al-ijtihad, tariq al-istimbat.
f) konsep qiyas.
g) konsep amm dan khass.
h) konsep nasikh dan mansukh dan lain-lain.

2. Penelitian hukum islam normatif.


Dala penelitian ini sasaran utamanya adalah hukum islam sebagai
norma atau aturan, baik yang masih dalam bentuk nass maupun yang sudah
menjadi produk pikiran manusia. Aturan yang masih dalam bentuk nass
meliputi ayat-ayat ahkam dan hadist-hadits ahkam, sedangkan yang sudah
berbentuk pikiran manusia meliputi kitab-kitab fiqih, kitab-kitab fiqih
perbandingan, keputusan pengadilan, undang-undang, fatwa ulamadan
bentuk aturan lainnya yang mengikat seperti komplikahukumislam,
konstitusi, kodifikasi hukum, perjanjian internasional, deklarasi hak-hak
asasi manusia, surat-suratkontrak, wasiat, dan surat kesaksian dan
sebagainya.
3. Penelitian hokum islam sebagai gejala sosial.
Dalam penelitian ini sasaran utamanya adalah perilaku hukum
masyarakat muslim dan maslah-masalah interaksi antar-sesama manusia,
baik antara sesama muslim dan non-muslim, di sekitar masalah-masalah
hukum islam. Ini mencakup masalah-masalah seperti politik perumusan dan
penerapan hukum (siyasah al-syar’iyyah), perilaku penegak hukum(qadi),
perilaku pemikir hukum seperti mujtahid, fuqoha, mufti dan anggota badan
legislative, masalah-masalah administrasi dan organisasi hukum seperti
pengadilan dan segala tingkatannya, dan perhimpunan penegak dan pemikir
hukum seperti perhimpunan hakim agama,perhimpunan atau kelompok
studi atau peminat hukum islam, lajnah-lajnah fatwa dari organisasi
keagamaan, dan juga lembaga penerbitan atau pendidikan yang
mengkhususkan diri atau mendorong studi-studi hukum islam.
Dalam jenis penelitian ini juga tercakup masalah-masalah evaluasi
pelaksanaan dan efektivitas hukum agama,masalah pengaruh hukum
terhadap perkembangan masyarakat atau sebaliknya pengaruh
perkembangan masyarakat terhadap pelaksanaan atau pemikiran hukum,
sejarah perkembangan hukum, sejarah administrasi hukum, dan masalah-
masalah kesadaran dan sikap hukum masyarakat.
Demikianlah tiga bentuk besar studi hukum islam yang dapat
dilakukan. Ketiga bentuk studi tersebut dapat dilakukan secara terpisah dan
dapat pula dilakukan secara bersama-sama untuk melihat keterkaitannya
satu sama lain mengenai suatu masalah hukum islam. Dua bentuk studi
hukum islam yang disebut pertama yaitu studi hukum islam sebagai doktrin
azaz dan studi hukum islam normative, dapat pula digabungkan dan disebut
sebagai studi hukum islam doctrinal, sedangkan bentuk studi hukum islam
yang ketiga dapat disebut sebagai studi hukum islam sosiologis. Dua bentuk
studi yang pertama melihat islam sebagai gejala budaya dan bentuk studi
ketiga melihat islam sebagai gejala social.
Seperti halnya penggunaan pendekatan sosiologi dalam studi islam
pada umumnya,penggunaan pendekatan sosiologi dalam studi hukum islam
dapat mengambil beberapa tema sebagai berikut:
a. Pengaruh hukum islam terhadap masyarakat dan perubahan masyarakat.
Selain contoh larangan riba yang telah disebutkan diatas, contoh lain
adalah bagaimana hukum ibadah haji yang wajib telah mendorong
ratusan ribu ummat islam Indonesia berangkat ke tanah suci Mekkah,
dengan segala akibat ekonomi,penggunaan alat transportasi, dan
organisasi manajemen dalam penyelenggarannya, serta akibat-akibat
structural dan social yang terbentuk setelah mereka pulang dari
menunaikan ibadah haji.
b. Pengaruh perubahan dan perkembangan masyarakat terhadap pemikir
hukum islam.
Sebagai contohnya, bagaimana oil booming di Negara-negara timur
tengah dan semakin megetalnya islam sebagai ideologi ekonomi di
Negara-negara teluk pada awal 1970 an telah menyebabkan lahirnya
system perbankan islam yang kemudian berdampak ke Indonesia
menjadi bank muamalat.
c. Tingkat pengalaman hukum agama masyarakat.
Misalnya bagaimana perilaku masyarakat islam mengacu kepada
hukum islam.
d. Pola interaksi masyarakat di seputar hukum islam.
Misalnya bagaimana kelompok-kelompok keagamaan dan politik di
Indonesia merespon berbagai persoalan hukum islam seperti rancangan
undang-undang peradilan agama, boleh tidak nya perempuan Negara,
dan sebagainya.
e. Gerakan atau organisasi kemasyarakatan yang mendukung atau kurang
mendukung hukum islam.
Misalnya, perhimpunan penghulu, perhimpunan hakim agama,
perhimpunan pengacara di negeri-negeri muslim dan sebagainya.
Dalam hubungan ini dapat dicatat bahwa fatwa-fatwa ulama
Indonesia atau tausyiah atau rekomendasi ulama, sesungguhnya dapat
diamati selain sebagai pemikiran hukum juga sebagai sasaran studi
hukum islam sosiologis.3

BAB III
PENUTUP

3 Mudzhar M.Atho.2003.Rekontruksi Metodologi Ilmu-ilmu Keislaman:Yogyakarta.sukapers


A. Kesimpulan
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa hukum islam dapat dipelajari
sebagai ukum azas, sebagai hukum normative dan sebagi hukum sosiologis.
Karena itu pendekatan sosiologi dapat diterapkan dalam studi-studi islam
seperti pada studi islam pada umumnya. Pendekatan sosoilogi dalam studi
islam mempunyai sasaran utama perilaku masyarakat atau interaksi antar
sesama manusia, baik antara sesama muslim maupun antara muslim dan
non-muslim, disekitar masalah-masalah hukum islam. Pendekatan sosoilogi
dalam studi hukum islam dapat mengambil beberapa tema yaitu:
1) Hukum islam terhadap masyarakat dan perubahan masyarakat
2) Pengaruh perubahan dan perkembangan masyarakat terhadap pemikiran
hukum islam
3) Tingkat pengalaman hukum agama masyarakat
4) Pola interaksi social masyarakat muslim disekitar hukum islam.
5) Gerakan atau organisasi kemasyarakatan yang mendukung hukum islam

DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2001.
Ibnu Khaldun, “Muqaddimah, diterjemahkan oleh Akhmadi Thoha”, Cet II;
(Pustaka Firdaus : Jakarta, 2000).
Mudzhar,M.Atho.2003. Rekontruksi Metodologi Ilmu-ilmu
Keislaman.yogyakarta:Suka pers.
http://nurrunjamaludin.wordpress.com/2013/10/14/pendekatan-sosiologi-dalam-
studi-islam/

Anda mungkin juga menyukai