01 02 03
Pengertian Sosiologi, Hubungan antara Sosiologi, Ruang Lingkup Kajian
Antropologi, dan Agama Antropologi dan Agama Sosiologi – Antropologi
Agama
Pengertian Sosiologi, Antropologi, dan Agama
1. Pengertian Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan, yak
hubungan antara manusia dan manusia, manusia dan kelompok, kelompok dan kelompok, baik seca
formal maupun informal, atau secara statis maupun dinamis. Menurut Astrid S. Susanto, sosiolo
adalah ilmu yang hendak mengerti dan menjelaskan tindakan-tindakan sosial dari manusia yan
mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Astrid S. Susanto juga menegaskan bahwa sosiolo
adalah suatu ilmu yang sebagian materi penelitiannya meliputi segala kejadian yang terdap
dalam kehidupan manusia.
2. Pengertian Antropologi
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia (anthropos). Dalam Kamus Besa
Bahasa Indonesia (KBBI) yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, antropologi diartikan sebagai: Ilmu
tentang manusia khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat istiadat, da
kepercayaannya pada masa lampau. Menurut Koentjaraningrat: antropologi adalah ilmu yan
mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyaraka
serta kebudayaan yang di hasilkan. Antropologi mulai dikenal banyak orang sebagai sebuah ilmu
setelah diselenggarakan International Symposium on Anthropologi pada tahun 1951, yang dihadiri ole
lebih dari 60 tokoh antropologi dari negara-negara di kawasan Ero-Amerika dan Uni Soviet.
3. Pengertian Agama
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) peribadatan
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah–kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dengan manusia serta lingkungannya. Agama sebagai sistem–sistem simbol,
keyakinan, nilai, perilaku yang terlambangkan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan–
persoalan paling maknawi.
Hubungan Antara Sosiologi, Antropologi dan Agama
Kajian sosiologi agama merupakan disiplin ilmu irisan antara studi agama dan sosiologi. Posisi ini
seringkali menjadi perdebatan, antara yang memposisikan sebagai bagian studi agama karena obyek kajiannya
adalah fenomena agama dan sebagai cabang dari sosiologi jika dilihat dari obyek formalnya, dari perangkat
epistemologi dan metodologi yang dipakai. Bagi sebagian besar sosiolog, dengan menjadikan masyarakat
agama sebagai objek studinya maka ruang lingkup kajian sosiologi agama sudah cukup dianggap bersifat
universal dari sudut pandang sosial. Maksudnya, kajian Sosiologi Agama tidak selalu mengkaji suatu agama
tertentu saja. Namun seluruh bentuk fenomena agama tanpa batasan tipologis baik itu lokal atau global,
modern atau tradisional, institusional atau non-institusional, resmi atau non-resmi tanpa kecenderungan apa-
apa kecuali sebagai pengetahuan
Sosiologi Agama merumuskan tiga aspek sebagai ruang lingkup kajiannya, yakni:
a. Mengkaji agama sebagai suatu persoalan teoritis khususnya dalam usaha memahami tindakan
sosial.
b. Mengkaji interrelasi antara agama dan berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat baik aspek
perubahan sosial, kelas-kelas, konflik, ekonomi, politik, atau lainnya.
c. Mengkaji eksistensi dan fungsi dari organisasi, institusi, kelompok dan gerakan-gerakan keagamaan
di masyarakat.
Antropologi sebagai cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian sendiri yang dapat dibedakan
dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lainnya.
Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora karena kajiannya yang terfokus
kepada manusia dan kebudayaan.
Ruang lingkup antropologi diantaranya :
1) Antropologi fisik
2) Antropologi Budaya
“Hidup Kesepian Tanpa
Kekasih, Cukup Sekian dan
Terima Kasih”