Anda di halaman 1dari 25

BAB II Aspek - aspek Sosial Budaya

2.1 Pengertian Keilmuan Sosiologi


Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (17981857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli: 1. Emile Durkheim Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. 2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. 3. Soejono Sukamto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat. 4. William Kornblum Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi. 5. Allan Jhonson Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

6. Menurut Roucek & Waren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok sosial. 7. Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.

Dari segi etimologi, sosiologi adalah berasal dari kata sosio atau society yang beramakna masyarakat dan logi atau logos yang artinya ilmu. Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat atau ilmu tentang kehidupan masyarakat. Secara singkat sosiologi dapat dijelaskan bahwa sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam masyarakat; telaah tentang lembaga dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagaimana ia berlangsung dan bagaimana tetap ada.

2.2 Pengertian Antropologi


Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut: 1. William A. Haviland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. 2. David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

3. Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya denganmempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yangdihasilkan.Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitusebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik sertakebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkansehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Bidang Kajian Antropologi Sub-sub bidang kajian antropologi dapat diketegorisasi menurut cua cara yakni menurut masalah yang dipelajari (budaya dan fisikal) dan menurut kurun waktu terjadinya fenomena yang dipelajari (lampau dan sekarang). a. Antropologi ragawi Antropologi ragawi yang mempelajari evolusi manusia dan hubungannya hewan lain, khususnya primat. Pada hakekatnya lebih dekat kepada biologi daripada ilmu sosial. b. Antropologi budaya dan sosial Antropoplogi budaya sering dipandang sebagai spesialisasi yang mempelajari bidang kajian utama dari disiplin antropologi, karena mempelajari keseluruhan kebudayaan termasuk perubahan, akulturasi, dan difusi kebudayaan. Konsepo kunci antropologi sosial adalah struktur sosial, bukan kebudayaan. Antropologi budaya memfookuskan diri pada pelacakan sejarah dari unsur-unsur kebudayaan , sedangkan antropologi sosial memfokuskan diri pada pencarian hukum-hukum dan generalisasi tentang lembaga-lembaga sosial, bahwa antropologi budaya lebih bersifat deskriftif historik, sedangkan antropologi sosial lebih bersifat eksplanatori c. Etnografi, Etnologi, Linguistik Etnografi adalah sub bidang antropolgi yang mendeskripsikan secara akurat kebudayaankebudayaan yang masih hidup sekarang. Etnologi menaruh perhatian untuk membandingkan dan menjelaskan kesamaan perbedaan antar sistem kebudayaan. Linguistik dikhususkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bahasa-bahas yang dipergunakan dalam berbagai kebudayaan. d. Archeology atau Prahistori Akrkeologi atau prahistori adalah sub bidang antropologi yang berusaha merekonstruksi sejarah masyarakat-masyarakat yang tak punya sejarah tertulis dengan cara menggali. Artifact (obyek yang berupa benda buatan manusia) dan unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Pendekatan Dalam Antropologi Studi kebudayaan adalah sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama antropologi adalah kebudayaan. a. Pendekatan Holistik b. Pendekatan Komparatif c. Pendekatan Historik.

Metodelogi dalam antropologi a. kelangkaan metode yang baku

b. participant observation c. Indepth interview d. upaya memperkecil kesalahan e. kecenderungan menggunakan metode tradisional

Konsep-Konsep dalam Antropologi Konsep penting dalan antropologi meliputi kebudayaan, unsur kebudayaan, kompleks kebudayaan, enkulturasi, daeraha kebudayaan, difusi kebudayaan, akulturasi, etnosentrisme, tradisi, relativitas kebudayaan, universal kebudayaan, ras, kelompok etnik, dan kelompok minoritas etnik. a. Kebudayaan (culture)

Kebudayaan adalah konsep yang paling esensial dalam antropologi budaya dan semua konsepkonsep yang lain dalam antropologi pasti berkaitan dengan kebudayaan. Menurut koentjaraningrat (1990 : 180) yang disebut kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. b. Unsur Kebudayaan

Setiapunsur kebudayaan mempunyai paling sedikit empat karakteristik : bentuk kegunaan, fungsi, dan arti, (Banks & Clegg, 1997 : 273).

c.

Kompleks kebudayaan

Seperangkat unsur kebudayaan yang mempunyai keterkaitan fungsional satu dengan lainnya disebut kompleks kebudayaan d. Enkulturasi

Enkulturasi adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan masyarakat sendiri. e. Daerah kebudayaan

Daerah kebudayaan adalah suatu wilayah geografis yang penduduknya berbagi (sharing) unsurunsur dan kompleks kebudayaan tertentu yang sama. f. Difusi kebudayaan

Proses tersebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah kebudayaan kedaerah kebudayaan lain disebut difusi kebudayaan. g. Akulturasi

Pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua kebudayaan yang berbeda saling kontak secara terus-menerus dalam waktu yang panjang disebut akulturasi. h. Etnosentrisme

Tiap kelompok masyarakat cenderung beranggapan bahwa kebudayaan sendiri lebih unggul daripada semua kebudayaan yang lain. i. Tradisi

Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan dalam kurun waktu yang panjang. Di Indonesia sebagian besar warga masyarakat, terutama yang beragama islam melakukan silahturahmi saling meminta maaf (halal-bihalal) pada hari-hari raya idul fitri yang disebut tradisi. j. Relativitas kebudayaan

Patokan (standar) dala suatu kebudayaan tidak dapat dipergunakan untuk menilai tingkah laku dalam kebudayaan lain. k. Ras dan kelompok etnik

Ras dan kelompok etnik adalah dua konsep yang berbeda tetapi sering dikacaukan penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam sejumlah unsur biologis

atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal yang khas disebabkan oleh keturunan (genetik). Kelompok etnik adalah sekumpulan individu yang merasa sebagai suatu kelompok karena kesamaan identitas, niali-nilai sosial yang dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang secara nyata berbeda dibandingkan keolompok lainnya.

Generalisasi dalam Antropologi Berikut ini sejumlah contoh generalisasi dalam antropologi yang dapat dipergunakan untuk membimbing siswa mempelajari kebudayaan : Setiap masyarakat membentuk suatu sistem buatan manusia yang terdiri dari artefak. Kepercayaan dan pola tingkah laku, yang disebut kebudayaan tukar-menukar kebudayaan terjadi apabila kelompok-kelompok dengan kebudayaan yang berbeda melakukan kontak langsung dalam waktu yang lama. Semua kebudayaan mempunyai seperangkat tradisi yang membantu untuk mempertahan solidaritas dan identitas kelompok.

Teori dalam Antropologi Berikut ini deskripsi singkat tiga macam teori dalam antropologi : a. Teori evolusionime deterministik

Evolusionisme deterministik adalah teori tertua dan dikembangkan oleh dua tokoh pertama dalam antropologi, ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis Henry Morgan (18181889) b. Teori Partikularisme

Pada awal abd ke -20 berakhirlah kejayaan teori evolusionisme dan berkembanglah pemikiran yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru tersebut dipelopori oleh Franz Boas (1818-1942) yang kemudian disebut teori Partikularisme historik. Menurut teori partikularisme, perkembangan tiap kebudayaan mempunyai kekhasan sendiri-sendiri, tidak dapat digeneralisasikan ke dalam aturan yang universal. c. Teori Funsionalisme

Teori ini dikembangkan oleh Branislaw Malinowski (1884-1942) yang selama perang dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi berperan serta (participant observation). Ia mengajukan teori

Fungsionalisme yang berasumsi bahwa semua unsur-unsur merupakan bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat dimana unsur-unsur tersebut terdapat

2.3 Hubungan Keilmuan Sosiologi dan Antropologi


Sosiologi berkembang dari filsafat, masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Sedangkan antropologi bermula dari sejarah perkembangan budaya maupun masyarakatnya. Antropologi melihat masyarakat pedesaan. Sebaliknya, sosiologi melihat masyarakat perkotaan sebagai objek ilmunya. Antropologi dan sosiologi memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya. Dilihat dari metode ilmiah, antropologi menggunakan metode kualitatif. Sedangkan sosiologi menggunakan metode kuantitatif, karena sosiologi berdasarkan pada metode pengolahan bahan dan analisis berdasarkan perhitungan dalam jumlah besar. Antropologi menggunakan metode kualitatif karena antropologi menggunakan observasi, wawancara mendalam, serta menjadi bagian dari lapangan yang akan diteliti dalam pengolahan dan pengumpulan datanya karena antropologi memerlukan pemahaman yang mendalam. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Masyarakat selalu berkebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan sangat erat. Masyarakat menjadi kajian pokok sosiologi dan kebudayaan menjadi kajian pokok antropologi. Jika diibaratkan sosiologi merupakan tanah untuk tumbuhnya kebudayaan. Kebudayaan selalu bercorak sesuai dengan masyarakat. Masyarakat berhubungan dengan susunan serta proses hubungan antara manusia dan golongan. Adapun kebudayaan berhubungan dengan isi/corak dari hubungan antara manusia dan golongan. Oleh karena itu baik masyarakat atau kebudayaan sangat penting bagi sosiologi dan antropologi. Hanya saja, penekanan keduanya berbeda.

2.4 Sosiologi Kesehatan


Sosiologi kesehatan dapat diartikan Sosiologi yang memusatkan perhatiannya pada masalah kesehatan yang merupakan problem dan terjadi pada semua lapisan masyarakat. Penerapan teori-teori sosiologi terhadap masalah-masalah kesehatan (Soeryono Soekanto, 1990). Seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, sosiologi kesehatan juga memiliki konsep dasar yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Fungsi konsep dasar itu sendiri ada beberapa, diantaranya sebagai alat kognitif agar seseorang menjadi lebih tahu dan mengerti mengenai apa yang mereka pelajari, sebagai alat evaluatif agar seseorang dapat membedakan serta memisahkan mengenai pakok bahasan yang mereka pelajari, sebagai alat pragmatik yang memberikan pengetahuan tentang bagaimana penerapan ilmu tersebut dalam

kahidupan sehara-hari, serta alat komunikatif agar terjalin komunkasi yang baik antar yang belajar dengan yang mengajar. Dalam mempelajari sosiologi kesehatan juga perlu diketahui ruang lingkup pembelajaran, yaitu hal-hal apa saja yang dipelajari dalam ilmu sosiologi kesehatan tersebut. Beberapa diantarnya yaitu sosiologi kedokteran baik itu faktor sosial dalam etimologi, prevalensi, prefesi kedokteran. Serta mengenai hubungan dokter dengan masyarakat, perilaku kesehatan masyarakat, pengaruh norma sosial terhadap kesehatan, serta tentang interaksi antar petugas kesehatan dan antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Sosiologi kesehatan dikatakan sebagai ilmu karena memang memiliki sifat-sifat keilmuan diantaranya : 1. Bersifat empiris artinya sosiologi kesehatan mempelajari apa yang benar-benar terjadi di masyarakat dan apa yang dipelajari dapat dibuktikan dalamkehidupan sehari-hari. 2. Bersifat teoritis artinya sosiologi kesehatan menggunakan teori-teori dalam pembelajarannya dimana teori tersebut dikemukakan oleh para ahli yangberdasarkan pada apa yang tarjadi di masyarakat. 3. Bersifai komulatif artinya ilmu sosiologi kesehatan yang sekarang dipelajari tidak lain adalah pengembangan dari ilmu sosiologi kesehatan yang telah ada sebelumnnya. 4. Sehingga ilmu sosiologi kesehatan bersifat dinamis dalam artian dapat berubah sesuai dengan kondisi sosial yang terjadi saat ini. Tidak bersifat menilai artinya ilmu sosiologi kesehatan tidak dapat membenarkan dan menyalahkan tindakan atau perilaku individu/kelompok masyarakat karena tiap daerah memiliki norma tersendiri sehingga apa yang dianggap salah di satu daerah bisa dianggap benar di daerah lain, begitu sebaliknya. Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang. Maka dari itu muncullah apa yang disebut dengan Sociologi of Medicine yang kemudian berkembang menjadi Sociologi in Medicine. Kajian-kajian mengenai ilmu sosiologi kesehatan dapat berupa masalah-masalah yang dialami objek sosiologi, baik itu masyarakat, society ataupun komunitas. Agar dapat memahami dan menganalisa masalah-masalah tersebut maka diperlukan berbagai pendekatan baik itu pendekatan emik yang hanya berdasarkan pada sudut pandang si pelaku ataupun menggunakan pendekatan etik yang berdasarkan pandangan serta pendapat dari para ahli kemudian membandingkannya dengan kebudayaan dari daerah lain. Agar dapat memahami bagaimana sistem sosial yang berkembang di masyarakat, maka perlu pemahaman mengenai apa yang dipakai acuan oleh masyarakat dalan bertindak dan bertingkah laku baik itu kepercayaan, nilai,norma, ataupun kelompok acuan dalam masyarakat itu sendiri.

Karena acuan tersebut tidak dalam bentuk tertulis maka sifatnya adalah dinamis dalam artian norma, ataupun nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu, yang tentunya juga mempengaruhi kebudayaan serta perilaku individu/kelompok masyarakat. Perubahan tersebut dapat terjadi kerena pengaruh dari budaya luar yang ketika bertemu dengan kebudayaan daerah mengalami berbagai bentuk proses apakah itu difusi, akulturasi, asimilasi, maupun konformitas. RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KESEHATAN Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Pertumbuhan sosiologi medis berlangsung melalui enam tahap. Menurut Mechanic tugas medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik faktor biologis maupun faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya sosiologi medis. Straus membedakan antara sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian sosiologis terhadap faktor di bidang medis yang dilaksanakan oleh ahli sosiologi yang menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan mengembangkan sosiologi serta untuk menguji prinsip dan teori sosiologi. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin, dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis. Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan. Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Twaddle merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dengan sosiologi medis. Menurutnya terjadinya pergeseranpergeseran dalam ketujuh dimensi tersebut mengakibatkan bergesernya sosiologi medis menjadi sosiologi kesehatan. Namun, sosiologi kesehatan merupakan bidang yang muda hingga kini bidang sosiologi medis masih tetap dominan.

2.5 Antropologi Kesehatan


Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (SolitaSarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76). Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalahmasalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya. Pokok perhatian Kutub Biologi : Pertumbuhan dan perkembangan manusia Peranan penyakit dalam evolusi manusia Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

Pokok perhatian kutub sosial-budaya : Sistem medis tradisional (etnomedisin) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka Tingkah laku sakit Hubungan antara dokter pasien Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia,terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia ( Foster/Anderson, 1986; 13 ).

Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1) Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalahmasalah kesehatan manusia (Hasan dan Prasad, 1959; 21-22) Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karyakaryanya,yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245). SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI KESEHATAN Membicarakan sejarah munculnya dan perkembangan Antropologi Kesehatan, maka saya harus melihat dari awal mula munculnya istilah ini dan penelitian-penelitian mengenai hal ini. Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut urutan waktu cetusannya: Tahun 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur social yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang. Tahun 1953 Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul Applied Anthropologyin Medicine. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapimeskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakansuatu subdisiplin baru. Tahun 1963

Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul Antropologi Kesehatan dan Paul membicarakan Ahli Antropologi Kesehatan dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi daripenelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi.

BAB III Perilaku dan Pendidikan Kesehatan

3.1 Psikologi
Di tinjau dari segi ilmu bahasa, perkataan psikologi berasal dari perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berati atau ilmu pengetahuan. Karena itu perkataan psikologi sering diartika atau diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa. Berikut ini adalah definisi psikologi menurut para ahli : Ernest Hilgert (1957) menyatakan dalam bukunya Introduction to Psychology: Psychology may be defined as the science that studies the behavior of men and other the animaletc.(Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya). George A.Miller (1974:4) menyatakan dalam bukunya Psychology and Comunication: Psychology is the science that attempt to describe,predict, and control mental and behavior event.(psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan ,meramalkan,dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku). Cliford T.Morgan (1961:2) dalam bukunya Introduction to Psychology: Psychology is the science of human and behavior.( Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan). Robert S.Woodwort dan Marquis DG (1957:7) dalam bukunya Psychology: Psychology is the scientific studies of individual activities relation to the inveronment. ( Psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas atau tingkah laku individu dalam hubungan dengan alam sekitarnya). Berdasarkan definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungannya dengan lingkungan. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. [ Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "" (Psych yang berarti jiwa) dan "-" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Konsep psikologi adalah generalisasi dari ilmu psikologi yang meliputi pengertian,hubungan psikologi dengan ilmu lain,sejarah,dan aliran-aliran psikologi.

3.2 Perilaku
Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya Perilaku mempunyai beberapa dimensi: - fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan intensitasnya - ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana perilaku itu terjadi - waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa yang akan datang Perilaku diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa ada hubungan antara perilaku manusia dengan peristiwa lingkungan. Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku tersebut Perilaku dapat bersifat covert ataupun overt - overt artinya nampak (dapat diamati dan dicatat) - covert artinya tersembunyi (hanya dapat diamati oleh orang yang melakukannya) Fokus pengubahan perilaku kepada perilaku yang dapat diamati (perilaku overt)

3.3 Manusia dan Kebutuhan Manusia


Manusia hidup tidak pernah lepas dari yang namanya kebutuhan. Baik itu kebutuhan primer (pokok) maupun sekunder (tambahan). Kebutuhan primer manusia itu mencakup kebutuhan sandang (pakaian), pangan(makanan), dan papan (perumahan). Ketiga kebutuhan tersebut wajib dipenuhi oleh manusia, jika dia ingin bisa menjalani hidup ini secara normal. Cara-cara untuk memenuhi kebutuhan itu pun bermacam-macam, tergantung pada masingmasing individu. Sejak awal kehidupan di bumi ini dimulai segala makhluk yang hidup didalamnya terus mengalami evolusi mengikuti perkembangan yang terjadi pada bumi. Dahulu mungkin terdapat spesies purbakala seperti dinosaurus namun sekarang tinggal fosilnya saja yang dapat bertahan. Ini menunjukan betapa pengaruh evolusi bumi sangat berdampak pada semua makhluk. Kebutuhan makhluk untuk bertahan hidup pun juga mengalami perubahan. Bisa terjadi karena apa saja akan dilakukan dalam mencari kebutuhan agar makhluk tersebut bisa bertahan dari

kepunahan. Kebutuhan yang sering dicari dan digunakan setiap harinya bisa saja hilang atau habis, maka dari itu diperlukan jenis kebutuhan baru yang dapat menggantinya. Sama halnya dengan binatang, manusia juga mempunyai kebutuhan agar bisa selalu eksis di kehidupan bumi ini. Binatang yang dulunya karnivora bisa berubah menjadi herbivora karena pengaruh evolusi bumi. Karena kebutuhan yang dicari habis akhirnya memaksa untuk bisa merubah kebutuhan sebelumnya. Semua kebutuhan tersebut dinamakan kebutuhan fisiologi. Kita sebagai manusia juga mengalami hal yang serupa. Semakin hari semakin banyak kebutuhan yang diperlukan manusia untuk memnuhi segala keinginannya. Karena jelas, bahwa manusia mempunyai akal dan nafsu yang lebih besar dari pada makhluk lainnya. Kebutuhan tersebut bermacam-macam jenisnya dan dikelompokkan menjadi 3 yaitu : Kebutuhan Fisiologi Jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan segala kebutuhan dasar manusia seperti, makan, minum, dan sebagainya. Kebutuhan untuk istirahat, buang air, dan seks juga merupakan kebutuhan fisiologi. Kebutuhan ini sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, karena jika tidak terpenuhi bisa terkena penyakit. Keamanan dan Ketahanan Pangan Seperti yang diutarakan sebelumnya, kebutuhan akan bertahan hidup juga dipengaruhi akan kebutuhan pangan. Dalam kebutuhan pangan jelas bahwa keamanan pangan sangatlah penting, karena akan berpengaruh pada ketahanan tubuh. Apabila dalam pangan lemah terhadap keamanannya maka bisa saja racun yang muncul bukanlah nutrisi yang sebelumya kita butuhkan. Maka dari itu dalam kebutuhan fisiologi keamanan dan ketahanan pangan terhadap racun sangat diperlukan. Sudah banyak contoh kasus mengenai kurangnya keamanan pangan yang terjadi berbagai belahan dunia. Ini dipengaruhi juga dari lingkungan sekitar yang sangat berpotensi terhadap keamanan pangan. Lingkungan yang tidak sehat akan mengakibatkan berbagai penyakit muncul, tidak lain juga semua penyakit itu pasti berasal dari kebutuhan pangan. Asupan gizi yang rendah yang menyebabkan penyakit tersebut berasal. Pengaruh zat kimia yang berbahaya juga bisa menyebabkan keracunan pada makanan. Zat kimia yang tidak cocok terhadap ketahanan tubuh bisa mengakibatkan tubuh terkena penyakit. Tindakan Represif yang Dilakukan Diperlukan tindakan represif sebagai upaya pencegahan penyakit. Kurangnya keamanan pangan menjadi faktor utama dilakukannya tindakan represif. Apa sajakah tindakan tersebut? Olahraga, yoga dan refleksi merupakan contohnya. Mengkonsumsi vitamin, suplemen makanan juga upaya represif yang dilakukan sebagai tambahan ketahanan tubuh. Bahkan obat bisa menjadi tindakan represif dikala terkena penyakit dan akhirnya obat manjadi salah satu penolong penumbang penyakit.

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia : 1. Penyakit 2. Hubungan keluarga 3. Konsep diri 4. Tahap perkembangan Adapun semua macam kebutuhan manusia tersebut disebut juga sebagai hirarki kebutuhan. Semua macam kebutuhan manusia tersebut merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Semua macam orang, ras, suku, keturunan dan semuanya juga punya kebutuhan yang serupa. Dan tidak bisa dihindari walau salah satunya saja. Untuk itu manusia dengan akal pikiran yang sempurna selalu berusaha mencari cara agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tersebut. Ingatlah bahwa manusia sangat tergantung pada alam dan kepedulian sesama, maka dari itu janganlah selalu meninggikan ego sendiri untuk keinginannya sendiri.

3.4 Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah : Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

3.5 Kesehatan dan Organisasi Kesehatan


Memahami fungsi pokok Organisasi Kesehatan. Organisasi Kesehatan Masyarakat, termasuk Dinas Kesehatan, mempunyai visi dan misi umum berikut: Visi umum: penduduk sehat yang hidup di lingkungan sehat, dan Misi umum: - promosi kesehatan fisik dan mental; - pencegahan penyakit, kecelakaan, dan disabilitas, pengobatanpenyakit, dan rehabilitasi penderita penyakit. Untuk menjalankan misi ini, setiap organisasi kesehatan perlu menjalankan tigafungsi pokok berikut: Tiga fungsi pokok Organisasi Kesehatan 1. Asesmen 2. Pengembangan kebijakan 3. Jaminan kualitas pelaksanaan kebijakan Fungsi pokok 1: Asesmen Dalam memenuhi fungsi pokok pertama asesmen, Dinas Kesehatan perlu teraturdan sistematik mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan menyiapkan data/ informasisituasi kesehatan (masyarakat).Fungsi ini dilakukan dengan melaksanakan kewajiban berikut: Memonitor status kesehatan Menyelidiki dan mendiagnosis masalah/ ancaman/ bahaya kesehatan Mengevaluasi efektivitas, aksesibilitas, dan kualitas pelayanan kesehatanSupaya fungsi asesmen dapat berjalan baik, maka organisasi kesehatan perlumembangun Sistem Informasi Kesehatan, yang mencakup Sistem Informasi Rutin Pelayanan(basis Rumah Sakit, basis Puskesmas), survelans, survei dan studi kesehatan dan penyakit.Situasi kesehatan masyarakat mencakup status kesehatan (kematian, kesakitan,kecelakaan, disabilitas, gizi), perilaku kesehatan (pencarian pelayanan, perilaku berisiko),akses dan kualitas pelayanan, kualitas lingkungan hidup, sistem kesehatan, dan kebijakankesehatan. Muara: status kesehatanUkuran status

kesehatan mencakup kematian, gizi, morbiditas/ disabilitas. Akses/kualitas pelayanan, perilaku masyarakat dan lingkungan hidup saling terkait mempengaruhistatus kesehatan. Sedangkan aspek legal dan kelembagaan/ sistem menentukan keberhasilanprogram pelayanan dalam memperbaiki akse dan kualitas pelayanan. Faktor sosial-ekonomidan budaya melatar-belakangi situasi kesehatan masyarakat. Fungsi pokok 2: Pengembangan kebijakan Upaya perbaikan status kesehatan dirancang melalui fungsi pokok keduapengembangan kebijakan.Kebijakan kesehatan perlu: Mendasarkan pada pengetahuan/ ilmiah dan bukti/ data/ fakta Komprehensif mempertimbangkan semua aspek penting terkait, dan Berorientasi pada kepentingan publik/ manfaat bagi masyarakat banyak.Pengembangan kebijakan perlu mendasarkan pada pengetahuan dan bukti supayalahir suatu kebijakan yang relevan dan berorientasi pemecahan masalah. Suatu kebijakanperlu pula komprehensif mempertimbangkan semua aspek penting terkait sehinggakebijakan tersebut dapat dilaksanakan melalui kelembagaan yang ada dan diterimamasyarakat. Suatu kebijakan perlu beorientasi pada kepentingan publik dan memberimanfaat bagi masyarakat banyak sehingga efektif. Pengembangan kebijakan/ strategi/perencanaan yang mendasarkan pada data dan melalui pendekatan tim yang mewakil stakeholder terkait merupakan esensi pendekatan DTPS (District Team Problem Solving ). Fungsi pokok 3: Jaminan kualitas pelaksanaan kebijakan Selanjutnya, fungsi pokok ketiga jaminan kualitas pelaksanaan kebijakan diperlukan supaya kebijakan/ strategi/ perencanaan kesehatan yang telah dikembangkandapat diterjemahkan menjadi program rutin pelayanan yang berdampak terhadap perbaikanstatus kesehatan. Seperti telah disebut di bagian awal, jaminan kualitas pelaksanaan inimencakup aspek legal (UU, peraturan), kelembagaan/ sistem yang memadai, dan dukungan/partisipasi masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia (bahasa Inggris: World Health Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai sebagai coordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan(menjabat mulai 8 November 2006). WHO mewarisi banyak mandat dan persediaan dari organisasi sebelumnya, Organisasi Kesehatan, yang merupakan agensi dari LBB.

Konstitusi WHO menyatakan bahwa tujuan didirikannya WHO "adalah agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang paling memungkinkan". Tugas utama WHO yaitu membasmi penyakit, khususnya penyakit menular yang sudah menyebar luas. WHO adalah salah satu badan-badan asli milik PBB, konstitusinya pertama kali muncul pada Hari Kesehatan Dunia yang pertama (7 April 1948) ketika diratifikasi (Ratifikasi ) oleh anggota ke-26 PBB. Jawarharlal Nehru, seorang pejuang kebebasan utama dari India, telah menyuarakan pendapatnya untuk memulai WHO. Aktivitas WHO, juga sisa kegiatan Organisasi Kesehatan LBB (Liga Bangsa-bangsa), diatur oleh sebuah Komisi Interim seperti ditentukan dalam sebuah Konferensi Kesehatan Internasional pada musim panas 1946. Pergantian dilakukan melalui suatu Resolusi Majelis Umum PBB. Pelayanan epidemiologi Office International d'Hygine Publique Prancis dimasukkan dalam Komisi Interim WHO pada 1 Januari 1947.

Kegiatan dan Aktivitas Selain mengatur usaha-usaha internasional untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular, seperti SARS , malaria , tuberkulosis , flu babi dan AIDS , WHO juga mensponsori program-program yang bertujuan mencegah dan mengobati penyakit-penyakit seperti contohcontoh tadi. WHO mendukung perkembangan dan distribusi vaksin yang aman dan efektif, diagnosa penyakit dan kelainan, dan obat-obatan. Setelah sekitar dua dekade (dua puluhan tahun) melawan variola , pada 1980 WHO menyatakan musnahnya penyakit cacar (variola) -- penyakit pertama dalam sejarah yang dimusnahkan dengan usaha manusia. WHO menargetkan untuk memusnahkan polio dalam kurun waktu beberapa tahun lagi. Organisasi ini sudah meluncurkan HIV/AIDS Toolkit untuk Zimbabwe (dari 3 Oktober 2006), dengan standar internasional. Ditambah lagi dalam tugasnya memusnahkan penyakit, WHO juga melaksanakan berbagai kampanye yang berhubungan dengan kesehatan , contohnya, untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran di seluruh dunia dan berusaha mengurangi penggunaan tembakau . Para ahli bertemu di kantor pusat WHO di Jenewa pada bulan Februari 2007 dan melaporkan bahwa usaha mereka pada perkembangan vaksin influenza yang pandemik telah mencapai kemajuan yang bagus. Lebih dari 40 percobaan klinik (clinical trial) telah selesai atau sedang berlangsung. Kebanyakan difokuskan pada orang dewasa yang sehat. Beberapa perusahaan, setelah menyelesaikan analisis keamanan pada orang dewasa, telah memulai percobaan klinik pada orang lanjut usia dan anak-anak. Sejauh ini semua vaksin aman dan dapat ditoleransi tubuh (diterima tubuh) pada semua tingkat usia Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua golongan, yakni :

1. Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau kecelakaan. 2. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier (secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan. Di Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upayaupaya pencegahan (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan hanya puskesmas atau balkesma saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan. Bentuk-bentuk pelayanan kesehatan tersebut antara lain berupa Posyandu, dana sehat, polindes (poliklinik desa), pos obat desa (POD), pengembangan masyarakat atau community development, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya peningkatan pendapatan (income generating) dan sebagainya.

Bab IV Organisasi Kesehatan


4.1 Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi menurut para ahli : 1. Organisasi Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. 2. Organisasi Menurut James D. Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. 3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) , sarana-parasarana, data, danlain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensise kelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran. Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

4.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan

(koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Ada tujuh elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain struktur organisasi: Kompleksitas yaitu mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi. Termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam hierarki organisasi serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Spesialisasi pekerjaan yaitu sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi kedalam beberapa pekerjaan tersendiri. Departementalisasi yaitu dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi dan pelanggan. Rantai komando yaitu garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasike eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa. Rentang kendali yaitu jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajersecara efisien dan efektif. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi. Formalisasi yaitu sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

4.3 Tujuan Organisasi Kesehatan


Tiga fungsi pokok Organisasi Kesehatan 1. 2. 3. Asesmen Pengembangan kebijakan Jaminan kualitas pelaksanaan kebijakan

Fungsi pokok 1: Asesmen Dalam memenuhi fungsi pokok pertama asesmen, Dinas Kesehatan perlu teraturdan sistematik mengumpulkan, mengelola, menganalisis, dan menyiapkan data/ informasisituasi kesehatan (masyarakat).Fungsi ini dilakukan dengan melaksanakan kewajiban berikut: Memonitor status kesehatan Menyelidiki dan mendiagnosis masalah/ ancaman/ bahaya kesehatan Mengevaluasi efektivitas, aksesibilitas, dan kualitas pelayanan kesehatan Supaya fungsi asesmen dapat berjalan baik, maka organisasi kesehatan perlumembangun Sistem Informasi Kesehatan, yang mencakup Sistem Informasi Rutin Pelayanan(basis Rumah Sakit, basis Puskesmas), survelans, survei dan studi kesehatan dan penyakit. Situasi kesehatan masyarakat mencakup status kesehatan (kematian, kesakitan,kecelakaan, disabilitas, gizi), perilaku kesehatan (pencarian pelayanan, perilaku berisiko),akses dan kualitas pelayanan, kualitas lingkungan hidup, sistem kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Muara: status kesehatan. Ukuran status kesehatan mencakup kematian, gizi, morbiditas/ disabilitas. Akses/kualitas pelayanan, perilaku masyarakat dan lingkungan hidup saling terkait mempengaruhistatus kesehatan. Sedangkan aspek legal dan kelembagaan/ sistem menentukan keberhasilan program pelayanan dalam memperbaiki akses dan kualitas pelayanan. Faktor sosial-ekonomi dan budaya melatarbelakangi situasi kesehatan masyarakat.

Fungsi pokok 2: Pengembangan kebijakan Upaya perbaikan status kesehatan dirancang melalui fungsi pokok keduapengembangan kebijakan. Kebijakan kesehatan perlu: Mendasarkan pada pengetahuan/ ilmiah dan bukti/ data/ fakta Komprehensif mempertimbangkan semua aspek penting terkait, dan Berorientasi pada kepentingan publik/ manfaat bagi masyarakat banyak. Pengembangan kebijakan perlu mendasarkan pada pengetahuan dan bukti supayalahir suatu kebijakan yang relevan dan berorientasi pemecahan masalah. Suatu kebijakanperlu pula komprehensif mempertimbangkan semua aspek penting terkait sehinggakebijakan tersebut dapat dilaksanakan melalui kelembagaan yang ada dan diterima masyarakat. Suatu kebijakan perlu beorientasi pada kepentingan publik dan memberimanfaat bagi masyarakat banyak sehingga efektif. Pengembangan kebijakan/ strategi/perencanaan yang mendasarkan pada data dan melalui pendekatan tim yang mewakil stakeholder terkait merupakan esensi pendekatan DTPS (District Team Problem Solving ).

Fungsi pokok 3: Jaminan kualitas pelaksanaan kebijakan Selanjutnya, fungsi pokok ketiga jaminan kualitas pelaksanaan kebijakan diperlukan supaya kebijakan/ strategi/ perencanaan kesehatan yang telah dikembangkan dapat diterjemahkan menjadi program rutin pelayanan yang berdampak terhadap perbaikan status kesehatan. Seperti telah disebut di bagian awal, jaminan kualitas pelaksanaan ini mencakup aspek legal (UU, peraturan), kelembagaan/ sistem yang memadai, dan dukungan/partisipasi masyarakat. Organisasi Internasional, WHO tentunya memiliki tujuan dan fungsi tertentu. Di dalam Artikel 1 konstitusi WHO, yang berbunyi Attainment by all peoples of the highest possible level of health ( pencapaian tingkat kesehatan setinggi mungkin oleh semua rakyat di seluruh bangsa). Untuk mencapai tujuannya, WHO memiliki fungsi-fungsi yang terdapat di dalam konstitusi WHO diantaranya: 1. Bertindak sebagai kewenangan yang memimpin dan mengkoordinasikan kerja kesehatan internasional. 2. Mendirikan dan mempertahankan kerjasama dengan PBB, agen-agen khusus administrasi kesehatan pemerintah, grup-grup professional, dan organisasi-organisasi sejenisnya yang dianggap pantas. 3. Membantu pemerintah-pemerintah, berdasarkan permintaan, dalam menguatkan pelayanan kesehatan. 4. Melengkapi bantuan teknis yang pantas, dan dalam keadaan darurat bantuan yang diperlukan atas permintaan atau penerimaan pemerintah yang bersangkutan. 5. Menyediakan, atau membantu menyediakan, berdasarkan permintaan PBB, pelayanan kesehatan, dan fasilitas untuk grup-grup khusus, seperti teritori-teritori orang-orang kepercayaan. 6. Mendirikan dan mempertahankan pelayanan teknis dan administratif sebanyak yang diperlukan, termasuk pelayanan epidemiologis dan statistik

4.4 Peraturan / Undang-undang Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai