Nim : 20110072
Fakultas Hukum
Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Antropologi berasal dari kata Yunani
άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti “manusia” atau “orang”, dan logos yang berarti
“wacana” (dalam pengertian “bernalar”, “berakal”) atau secara etimologis antropologi
berarti ilmu yang mempelajari manusia. Dalam melakukan kajian terhadap manusia,
antropologi mengedepankan dua konsep penting yaitu: Holistik dan Komparatif. Karena
itu kajian antropologi sangat memperhatikan aspek sejarah dan penjelasan menyeluruh
untuk menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial ilmu hayati (alam), dan
juga humaniora. Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi
manusia sebagai entitas biologis homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja
yang interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori
evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan perjalanan
umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya.
yang mendiami suatu wilayah geografis yang sama. Kajian-kajian antropologi mengenai
isu-isu migrasi misalnya kemudian melahirkan penelitian-penelitian etnografis multi-
situs. Hal ini terjadi karena dalam perkembangannya, pergerakan manusia baik dalam
satu kawasan regional tertentu hingga dalam cakupan global adalah fenomena yang
semakin umum terjadi.
3.
4. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal);[1] diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata
budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. Budaya terbentuk dari
berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas,
bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni.
Keduanya merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat. Seorang antropolog Indonesia bernama koentjaraningrat telah
mendefinisikan budaya sebagai suatu sistem gagasan rasa, sebuah tindakan serta karya
yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat.
→ Artinya, kebudayaan merupakan ide atau buah pikiran dari pihak yang memiliki
kebudayaan tersebut. Sifatnya abstrak dan hanya bisa dirasakan.
Contoh: Aturan kesopanan dan etika saat kita bertamu ke tempat orang lain. Aturan ini
tidak terlihat tetapi dapat kita rasakan keberadaannya dalam kehidupan bermasyarakat.
→ Artinya, kebudayaan terdiri dari berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat dan
bersifat konkret (bisa dilihat atau dirasakan dengan jelas).
Contoh: Kegiatan upacara adat perkawinan, kegiatan upacara panen, dan lain-lain.
Contoh: Alat musik gamelan dan kesenian degung banyak digunakan dalam upacara adat
perkawinan suku Sunda sebagai simbol penyambutan untuk pengantin.
6. Dalam pembahasan budaya sebagai sistem ideasional, para ahli antropologi memiliki satu
premis yang berbeda dengan para antropolog pendahulu mereka. Geertz, Goodenough,
Levi-Strauss, Schneider, dan lain sebagainya menyepakati satu hal penting yaitu bahwa
bidang sosial dan bidang kultural harus berdiri sendiri walaupun kedua bidang tersebut
saling berkaitan satu sama lain namun para ahli ini mengatakan bahwa bidang itu harus
dilihat berdasarkan posisinya masing-masing tidak bisa selalu
ditempatkan pada posisi yang sama dan sejajar. Pemisahan kedua bidang tersebut
diyakini oleh mereka dapat menajamkan konsep “budaya”.
Setelah mengadakan sebuah kesepakatan para ahli antropolog ini menghadapi sebuah
permasalahan yang membingungkan yaitu mengenai apa yang harus dilakukan oleh
mereka terhadap paradoks dasar dari kehidupan manusia. Hingga akhirnya masing-
masing dari mereka mencoba untuk memecahkan masalah ini dengan cara beradu
argument dalam memahami tentang sebuah konsep “budaya” tersebut untuk mencari
jalan keluar.
Evaluatif - Keputusan dan pendapat individu tentang obyek-obyek politik yang secara
tipikal melibatkan standar nilai, kriteria informasi dan perasaan,