Anda di halaman 1dari 6

Makalah

Rangkuman Materi Antropologi


Sosial

Oleh :

Syarifah Ningsih

21606194

Non Reguler C

Yayasan pendidikan Makassar


Tahun Ajaran 2017/2016

A. Pengertian dan ruang lingkup antropologi

Istilah antropologi berasal dari bahasa yunani asal kata anthropos berarti manusia dan
logos berarti ilmu, dengan demikian secara harfiah antropologi berarti ilmu tentang
manusia para ahli antropologi (antropologi) sering mengemukakan bahwa antroplogi
merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang
bermamfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh pengertian ataupun
pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia (Haviland, 1999:7:
koentjaraningrat, 1987: 1-2). Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai
pengertian atau pemahaman tentang mahluk manusia dengan mempelajari aneka warna
bentuk fisiknya masyarakat dan kebudayaannya).

Kemudian antroplogi linguistic. Seperti yang dikatakan ernest casirrer (1951:32) bahwa
manusia adalah mahluk yang paling mahir dalam menggunakan symbol-simbol, sehingga
manusia disebut homo symbolicum. Karena itulah manusia dapat berbahasa berbicara
melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan oleh mahluk-mahluk lain
yang serupa dengan manusia akan tetapai hanya manusia yang dapat mengembangkan system
komunikasi lambing/symbol yang begitu kompleks karena manusia memang memiliki
kemampuan bernalar. Di sinilah antropologi linguistic berperan.

Kebudayaan dipandang sebagai bagian dari warisan manusia yang lebih banyak diwariskan
melalui proses belajar dari pada proses bawaan biologis akan tetapi terdapat dua pandangan
yang amat berlainan tentang kebudayaan yang amat berlainan tentang kebudayaan tersebut.
E.B taylor dan para penulis evolusions biasanya memperlakukan kebudayaan sebagai atribut
manusia yang bersifat tunggal dan kumalatif: perkembangan suatu komunitas sebenarnya
terjadi sekedar karena mereka menikmati kultur yang lebih baik dari pada yang lainnya.para
antropologi boasinan amat kritis terhadap spekulasi-spekulasi para evolusions tersebut: dan
mereka lebih berminat pada masalah-masalah perbedaan diantara berbagai ragam budaya itu.

Secara keseluruhan yang termaksud bidang-bidang kusus dalam antropologi lainnya seperti

1. Antropologi ekonomi

2. Antropologi medis

3. Antropologi medis
4. Antroplogi social

B. Pendekatan, metode, teknik ilmu bantu dan jenis penelitian

pendekatan yang digunakan dalam antroplogi menggunakan pendekatan kuantatif


(positivistic) dan kualatif (naturalistic). Artinya dalam penelitian antropologi bias dilakukan
melalui pengkajian secara statistic-matematis baik dilakukan untuk mengukur pengaruh
maupun korelasi antar variebel penelitian penelitian, maupun dilakukan secara kualitatif-
naturalistik.

Kemudian jika dilihat dari beberapa ilmu yang merupakan bagian dalam ilmu antropologi,
antropologi fisik, etnolinguistik, prehistori, da etnologi.

C. Tujuan dan kegunaan antroplogi

Kerja lapangan dalam antropologi sesuai ini seklaigus juga merupakan karya penyelamatan di
samping sebagai upaya yang bersumber pada keprihatinan politis selain itu juga merupakan
tindakan yang di dorong oleh suatu persoalan tertentu. Kadang-kadang segi penyelamatan
maupun daya tanparlitis untuk bekerja di suatu tempat yang istimewa telah menggeser
penelitian dari bidang-bidang yang secara potensial memiliki makna teoritik yang besar.
Disamping itu antopologi yang memulai penelitian lapangan perdananya pada umumnya
mencapai suatu bangsa atau kelompok yang belum pernah diteliti. Tujuan sudah jelas yaitu
untuk memperluas arena perbandingan.

D. Hubungan antropologi dengan ilmu ilmu social budaya lainnya

Hubungan sosiologi dengan antropologi, sepintas lalu lebih baik banyak kearah kesamaannya
namun demikian sosiologi yang pada mulanya merupakan bagian dari ilmu filsafat, sejak
lahirnya sosiologi oleh auguste comte (1789-1857), ilmu tersebut bercirikan positivistic yang
objek kajiannya adalah masyarakat dan perilaku social manusia dengan meneliti kelompok-
kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup keluarga etnis maupun suku bangsa, komunitas
pemerintahan dan berbagai organisasi social agama, politik budaya bangsa komunitas
pemerintahan, dan berbagai organisasi social, agama, politik, budaya bisnis dan organisasi
lainnya.

E. Obyektivitas dalam antropologi

Masalah lama dalam ilmu-ilmu social yang belum juga terpecahkan sampai sekarang adalah
mengenai kesenjangan si peneliti sebab, bagaimana mungkin dapat di harapkan tercapainya
ilmu pengetahuan yang objektif mengenai fenomena sosio-kultural bila praktis ilmu social
adalah sekaligus sebagai ideologinya, barangkali soal inilah yang paling sulir dan menjadi
kendala, terutama dalam antropologi, karena dalam cara pengumpulan data dasarnya yang
rumit dalam persoalan tersebut. Secara tradisional menurut DavisKaplan dan Albert A.

Hal ini berbeda dengan laporan Oscar lewis yang sama-saa mempelajari tepoztilan kira-kira
20 tahun setelah redfield yang mengemukakan masyarakat tepoztlan sebagai komunitas yang
di tandai dengan perbedaan tajam dalam hal kekayaan dan tercabik-cabik oleh konflik
antarpribadi yang tinggi dapatlah dikatakan bahwa perbedaan kedua antrolog itu bias
minimal terdapat dua kemungkinan.

F. Sejarah Perkembangan Antropologi

Disiplin antropologi, sebagaimana yang telah kita kenal, merupakan produk peradaban barat
yang relative baru, dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui
suatu tahapan yang panjang. Koentjaraningrat (1987:27-28) memaparkan bahwa lembaga-
lembaga antropologi emologi merupakan awal lahirnya antriopologi. Namun pada saat yang
bersamaan tradisi anglo perancis dari antropologi social telah menyebar terutama melalui
eropa barat. Pada tahun 1989 European Association Of Social Antropologists di dirikan.
Berdasarkan berbagai konferensi dan publikasikan ditetapkan suatu sintesis baru. Para ahli
antropologi social modern menciptakan suatu teori yang kontemporer.

G. Konsep-konsep Antropologi

Sebagai ilmu social lainnya penggunaan konsep dalam antropologi adalah penting adalah
penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakantujuan dari
setiap disiplin ilmu, atropologi sebagai disiplin ilmu yang reatif baru it uterus berusaha
mengindentifikasikan dan menegmbangkan konsep walaupun tidak seperti ilmu-ilmu lainnya
yang lebih dahulu setle to stand up. Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep
antropologi, di antaranya kebudayaan, evolusi culture area enkulturasi di fudi akultasi
emosentrisme tradisi ras dan etnik stereotip dan kekerabatan magis tabu dan perkawinan.

H. Generalisasi-generalisasi antropologi

Kebudayaan, evolusi, culure area, enkulturasi, difusi, alkulturasi, emosentrisme, tradisi, ras
dan etnik, stereotip, kekerabatan, magis, tabu, dan perkawinan.

I. Teori-teori Antroplogi

Berbeda dengan ilmu-ilmu ragawi yang universal, social sering dihadapkan pada masalah-
maslah khusus dalam hal data yang ditanganinya. Bukan hanya antropologi orang-orang yang
ia pelajari pun bekerja dalam kerangka atau bingkai konseptual sendiri. Hal ini
memperhadapkan antropologi dengan masalah tersendiri, karena konsep-konsep antropologi
yang digunakan oleh orang yang dipelajarinya sering sangat berbeda dengan konsep
antropologi disinilah timbul soal metodologis yang tak kunjung usai dengan antropologi
dalam menyusun deskripsi mengenai budaya lain, apakah kita akan memeberikan penjelasan
sesuai dengan penglihatan sesuai dengan orang-orang yang berada dalam budaya itu, yaitu
menurut kategori konseptual warga budaya yang bersangkutan (pendekatan emik). Sejumlah
besar antropolog sampai Malinowski menyatakan bahwa hendaknya tujuan yang di jangkau
oleh etnografi adalah hal penyingkapan hal-hal yang harus di ketahui seseorang agar mampu
mengenail dan menjelajahi seluk-beluk suatu budaya tertentu. Hal itu jawabannya tergantung
pada pandangan orang mengenai maksud dan kegunaan deskripsi etnografis. Jika kita ingin
menghasilkan catatan yang mengemukakan bagaimanakah budaya itu menurut penglihatan
seseorang warganya, kita harus berupaya membuat catatan sesuai dengan konsep-konsep
kategori dan tafsir warga budaya itu sendiri.

1. Teori Orientasi Nilai Budaya Daru kluckhohn

Teori ini di rintis oleh sepasang suami-istri antropolog clyde klukckhohn dan dan Florence
kluckhohn yang diuraikan dalam serangkain karangannya, namun kemudian secara mendalam
dituangkan dalam karya Florence kluckhohn strobeck dalam judul variations (1961). Menurut
teori tersebut soal-soal yang paling tinggi nilainya dalam hidup manusia dalam tiap
kebudayaan minimalnya ada lima hal yaitu: soal human nature atau soal makna hidup
manusia dalam tiap kebudayaan minimalnya ada lima hal, yaitu, dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya soal time yaitu persepsi manusia mengenai waktu soal activity yaitu
masalah makna dari pekerjaan karya dan amal dari perbuatan manusia soal relation yaitu soal
hubungan manusia dengan sesame manusia.

2. Teori Evolusi Sosiokultura: Pararel Konvergen Divergen Sahlins dan Harris

Teori evolusi gagasan bahwa bentuk bentuk kehidupan yang berkembang dari satu bentuk
ke bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tak perna putus
terkenalnya memang oleh Charles Darwin yang di tulis dalam buku origin species (1859),
walaupun kata-kata itu sudah di kenal sebnarnya sejak zaman yunani kuno dan sejumlah
pemikir sejak masa itu telah membuat postulat yang bersifat evolusioner (sanderson,1995:29).

Evolusi sosiokultural meliputi seluruh system sosiokultural maupun komponen-komponen


evolusi sosiokultural bukanlah proses tunggal unitary, yang terjadi dengan cara yang sama
pada seluruh masyarakat, perbedaan tersebut dapat di rinci sebagai berikut: evolusi pararel
evolusi yang terjadi pada dua atau lebih social budaya atau masyarakat yang berkembang.
evolusi konvergen adlah ketika suatu masyarakat yang semula berbeda. dan evolusi di vergen
adalah ketika berbagai masyarakat yang semula mengikuti banyak persamaan yang serupa.
3. Teori Evolusi Kebudayaan Lewis H. Morgen.

Memuat delapan tahapan tentang evolusi kebudayaan secara universal. Adapun dari delapan
terhadap adalah: zaman liar tua, zaman liar madya, zaman liar muda, zaman barbar tua, zaman
barbar madya, zaman barbar muda, zaman peradaban purba, zaman peradaban masa kini.

4. Teori Upacara Sesaji smith

Isi pokok buku yang di tulis dalam buku yang erat dengan kaitannya dengan teori sesaji
tersebut menurut koentjaraningrat (1987:67-68) dapat dikemukakan bahwa terdapat tiga
gagasan penting mengenai azas-azas religi dan agama pada umumnya sebagai berikut:gagasan
pertama disamping system keyakinan dan doktrin, system upacara juga merupakan suatu
perwujudan dari religi atau agama yang memerlukan studi analisis, gagasan kedua bahwa
upacara religi atau agama biasanya dilaksanakan oleh banyak warga masyarakat, dan manusia
menyajikan sebagia dari seekor binatang terutama darahnya kepada dewa kemudian memakan
sisa daging.

Anda mungkin juga menyukai