Anda di halaman 1dari 4

Nama: VIO ALVIONITA

Nim: E071191006
Prodi: ANTROPOLOGI SOSIAL
Mata kuliah: TEORI ANTROPOLOGI 1 (Tugas 2)
A.Rangkuman materi pertemuan minggu ke-dua
Antropologi adalah disiplin ilmu yang membahas tentang kehidupan
manusia dimasa lalu dan sekarang,antropologi dibagi menjadi empat sub-disiplin
yaitu antropologi biologi/fisik (mempelajari asal mula dan keragaman
evolusi),antropologi arkeologi (mempelajari artefak atau peninggalan manusia
dimasa lampau), antropologi linguistik (mempelajari sifat alamiah bahasa secara
umum) dan yang terakhir antropologi budaya/sosial budaya(mempelajari
kehidupan dan pemikiran manusia). Antropologi budaya sub disiplin yang fokus
mempelajari satu/lebih wilayah/kelompok budaya seperti kesenian,suku
inuit,religi hopi, dan sistem kekerabatan. Keempat sub disiplin itu memberikan
sebuah perspektif holistik yang unik terhadap antropologi. Lalu pada abad ke-20
sub disiplin yang kelima yaitu antropologi terapan yang dirancang untuk
mengakomodasi kepentingan para antropolog, memasuki abad ke-21 muncul sub
disiplin yang ke-enam yaitu antropologi publik yang membahas tentang isu-isu
yang ada dikhalayak ramai/publik. Dalam Antropologi teori dapat mewakili
banyak hal yang mengacu pada definisi umum,kerangka berfikir intelektual.
Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial,bentuk-
bentuk ekspresif ,dan penggunaaan bahasa dimana makna diciptakan dan disetujui
sebelum digunakan oleh masyarakat. Antropologi sosial merupakan cabang dari
etnologi. Etnologi adalah ilmu yang mencoba fokus mencapai pengertian
mengenai dasar-dasar kehidupan manusia,pendekatan etnologi adalah etnografi.
Pokok-pokok antropologi sosial adalah inti dari kajian antropologi ,oleh karena itu
pokok-pokok antropologi sosial berdasar pada unsur-unsur kebudayaan yang
universal yang bisa ditemukan pada semua masyarakat di dunia. Secara
keseluruhan yang termasuk bidang-bidang khusus secara tematis dalam
antropologi lainnya selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi
ekonomi,antropologi medis,antropologi psikologi dan antropologi sosial. Dalam
perspektif antropologi kebudayaan merupakan seluruh sistem, gagasan, nilai,
tindakan serta karya manusia dalam masyarakat yang semuanya adalah perangkat
simbol (lambang) mencerminkan hakekat dari manusia itu sendiri dan merupakan
segala sesuatu yang dimaknai oleh manusia baik itu nilai,tindakan serta karya.
Simbol bersifat empiris,makna sebelumnya tidak ada dalam simbol. Makna
datangnya dari manusia berdasarkan kesepakatan bersama. Paradigma/pendekatan
yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif yang dalam penelitian antropologi dapat dilakukan melalui pengkajian
secara statistik-matematis, baik dilakukan untuk mengukur pengaruh maupun
korelasi antar variabel penelitian, maupun dilakukan secara kualitatif naturalistik.
Adapun contoh konsep-konsep antropologi yakni kebudayaan, evolusi,
culturearea/daerah budaya, enkulturasi, difusi, akulturasi, etnosentrisme, tradisi,
ras/etnik, stereotip dan lainnya. Ada tiga unsur dalam paradigma diantaranya
1.Asumsi dasar (yang merupakan pandangan-pandangan mengenai sesuatu hal
yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan lagi),2.Nilai-nilai(dalam sebuah
paradigma,nilai-nilai antara lain berkaitan dengan ilmu pengetahuan,ilmu sosial
budaya,penelitian ilmiah,analisis ilmiah,dan hasil penelitian). 3.Model-model
(merupakan unsur paradigma yang sudah jelas dibandingkan dengan asumsi-
asumsi dasar, walaupun umumnya tidak dinyatakan secara eksplisit. Paradigma-
paradigma dalam studi kebudayaan telah menghasilkan sejumlah
etnografi,etnogafi juga memiliki genre-genre tertentu. Deskripsi etnografi sangat
terikat pada situasi dan cenderung tampak seperti roman sekaligus laboratorium.

B. Teori Antropologi
Dulu studi antropologi pernah dikatakan sebagai kajian”orang-orang
primitif”. Bahkan,menurut M Dawan Rahardjo”sasaran antropologi bukanlah
manusia pada umumnya,melainkan manusia-manusia tertentu. Khususnya
manusia yang dianggap masih kurang berkembang. Perhatian serius terhadap
antropologi dimulai pada abad 19, pada abad ini antropologi sudah digunakan
sebagai pendekatan penelitian yang memfokuskan pada kajian asal-usul manusia.
Menurut Koentjaraningrat, meski banyak ilmu yang mengkaji manusia titik tekan
kajian antropologi adalah pertama,masalah sejarah terjadinya dan perkembangan
manusia sebagai makhluk sosial. Kedua, masalah sejarah terjadinyaaneka warna
makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya. Ketiga, masalah
penyebaran dan terjadinyaaneka rupa bahasa yang diartikulasikan manusia
diseluruh belahan dunia. Keempat, masalah perkembangan,penyebaran,dan
terjadinya aneka ragam warna dari kebudayaan manusia di dunia. Kelima,
masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat saat ini. Ilmu antropologi yang mempelajari makhluk/manusia
merupakan suatu integritas dari beberapa ilmu yang masing-masing mempelajari
suatu komplek masalah-masalah khusus mengenai makhluk manusia, ilmu yang
tergabung antara lain paleo antropologi, ilmu antropologi fisik, ilmu arkeologi
prehistori, ilmu etnolinguistik dan ilmu antropologi budaya yang kemudian
menjadi sub-sub ilmunya. Antropologi semakin berkembang karena adanya teori-
teori yang bermunculan dan berkembang menjelma menjadi ilmu yang memiliki
banyak dimensi baik dalam hal obyek kajian, metode maupun tujuannya.
Antropologi mau tidak mau berkembang menjadi ilmu yang tidak kaku karena
dituntut menguraikan berbagai sub-sistem yang ditemukan dalam diri manusia
dan kehidupannya. Antropologi berproses menjadi bidang ilmu yang cukup
beragam dengan berbagai aliran di dalamnya. Secara historis, antropologi
mengalami perkembangan dari satu episode aliran ke aliran lain atau dari satu
perspektif ke perspektif lainnya. Meskipun penulisan adat istiadat telah lama
dilakukan, namun bahan-bahan yang sangat penting untuk perkembangan
antropologi adalah bahan keterangan yang ditulis oleh orang-orang eropa barat
yang mulai berekspansi ke daerah-daerah lain. Semua penelitian yang
dilaksanakan para cendekiawan terhadap bahan etnografi untuk menguraikan
proses degenerasi ,perkembangan ataupun evolusi manusia,masyarakat serta
kebudayaannya dipermudah dengan di dirikannya lembaga-lembaga etnologi.
Untuk meneliti mengenai kebudayaan, antropologi memiliki berbagai paradigma
atau pendekatan, dari paradigma yang pertama hingga pada yang terkini. Adapun
paradigma yang dimaksud yaitu evolusionisme, difusionisme, partikularisme
historis, fungsionalisme,fungsionalisme-struktural. analisis variabel, perbandingan
kebudayaan, kepribadian dan kebudayaan, strukturalisme, tafsir kebudayaan,
materialisme budaya, materialisme historis, aktor, etnosains dan post-
modernisme. Ada tiga unsur paradigma yang tidak selalu dinyatakan secara
eksplisit atau dengan kata lain dinyatakan secara implisit yaitu asumsi dasar,nilai-
nilai dan model. Tiga unsur tersebut dianggap sudah diketahui oleh orang lain
tanpa harus dikatakan secara eksplisit yang kebenarannya tidak perlu
dipertanyakan lagi. Pembaca harus mengetahui apa yang tersirat dibalik
paradigma ataupun teori yang telah dikemukakan oleh seorang ilmuan. Ada
ilmuan yang tidak menyatakan secara eksplisit dengan tujuan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai