PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH ANTROPOLOGI
Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan
dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai
berikut:
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan
abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari
sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar, sehingga timbul usaha-usaha untuk
mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi tersebut. Oleh sebab itu juga, pada
fase pertama ini ilmu antropologi sangat identik dengan ilmu etnografi.
Saat fase ini terjadi, berbagai jenis bahan etnografi telah banyak disusun menjadi sebuah
esai yang dilakukan dengan cara memikirkan evolusi dari masyarakat yang terjadi pada
saat itu, tatanan masyarakat serta perkembangan budaya yang perlahan-lahan dan dalam
jangka waktu yang panjang. Mereka menganggap bahwa negara yang non-Eropa sebagai
negara yang tetap primitif dan banyak menganggap bahwa bangsa Eropa merupakan
negara yang memiliki budaya sangat tinggi.
Pada fase yang ketiga, banyak negara Eropa berlomba-lomba mulai membangun koloni
di benua lainnya, seperti Afrika, Australia, Amerika dan Asia. Hal tersebut dalam rangka
untuk membangun koloni, namun ternyata memunculkan banyak kendala seperti
pemberontakan dan serangan dari bangsa aslinya serta cuaca yang kurang cocok untuk
bangsa Eropa, dan masih banyak lagi hambatan yang terjadi lainnya.
Setelah membangun koloni, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha untuk
mencari kelemahan suku setempat atau masyarakat adat untuk menaklukkan daerah
tersebut. Oleh karena itu mereka mulia mempelajari tentang etnografi mengenai suku-
suku yang ada di luar Eropa, seperti mempelajari kebiasaan serta budaya demi
pemerintahan kolonialnya.
Melalui fase yang terakhir,ilmu antropologi mulai berkembang dengan pesat. Budaya
tentang masyarakat yang terjajah oleh negara-negara Eropa, perlahan mulai menghilang
karena budaya Eropa yang ikut terkena dampaknya.Pada periode ini juga turut
menyaksikan peristiwa bersejarah yaitu Perang Dunia II.Di mana perang tersebut telah
banyak memberikan perubahan di dalam kehidupan masyarakat serta kehancuran total
pada negara-negara di dunia.Kehancuran yang mengarah pada aspek kesenjangan sosial,
kemiskinan,serta kesengsaraan yang tidak berujung.
-Antropologi biologi
-Antropologi sosial budaya
-Arkeologi
-Linguistik
Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian konsentrasi tersendiri dalam ke khususan
akademik dan penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang
berbeda-beda.
Antropologi dibangun berdasarkan pengetahuan dari ilmu alam, termasuk penemuan
tentang asal usul dan evolusi Homo sapiens.
-perilaku manusia
bagaimana masa lalu evolusi Homo sapiens telah memengaruhi organisasi dan budaya
sosial.Serta dari ilmu-ilmu sosial antropologi memelajari organisasi hubungan manusia
sosial dan budaya, sistem keturunan dan hubungan kekerabatan, spiritualitas dan religi,
lembaga, konflik sosial, dan lain-lain.
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari keragaman manusia secara holistik meliputi
aspek sosial budaya, biologis, kebahasaan dan lingkungannya dalam dimensi waktu lampau,
saat ini, dan di masa yang akan datang. Kottak membagi antropologi dalam empat
subdisiplin, yaitu: antropologi sosial budaya, arkeologi, antropologi biologi dan linguistik
antropologi.
-David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
-Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Obyek dari antropologi adalah manusia dalam kedudukannya sebagai individu, masyarakat,
suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya.
Para antropolog memperhatikan banyak aspek kehidupan manusia. Antara lain perilaku
sehari-hari, ritual, upacara dan prosesnya yang mendefinisikan manusia sebagai manusia.
Antropologi mempertanyakan bagaimana masyarakat bisa menjadi sama atau berbeda, bagaimana
evolusi membentuk cara berpikir manusia, apa itu budaya, adakah manusia yang universal dan
lainnya. Para antropolog mengeksplorasi hal-hal unik yang membuat manusia menjadi manusia.
2.6 FUNGSI ANTROPOLOGI
Antropologi memanfaatkan dan membangun pengetahuan dari ilmu sosial, biologi,
humaniora dan fisik.
Studi antropologi berkaitan dengan fitur biologis yang menjadikan manusia dan aspek sosial
manusia.
Fitur biologis yang dimaksud seperti fisiologi, susunan genetika, sejarah gizi dan evolusi.
Sedangkan aspek sosial seperti bahasa, budaya, politik, keluarga dan agama.
Fungsi antropologi adalah untuk mengembangkan pengetahuan tentang manusia baik secara
fisik (biologis) maupun secara sosio-kultural.
1.Tujuan akademis: untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya
dengan mempelajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakat dan kebudayaannya.
2.Tujuan praktis: mempelajari manusia di berbagai masyarakat suku bangsa di dunia guna
membangun masyarakat itu sendiri.
Ilmu antropologi merupakan sebuah ilmu yang membahas manusia sebagai objeknya, di
mana ilmu ini memiliki tiga tujuan utamanya,yaitu sebagai berikut:
c.Ilmu antropologi bertujuan untuk bisa menemukan prinsip umum mengenai gaya hidup
manusia beserta dengan cara gaya hidup tersebut pada akhirnya bisa terbentuk.
2.8 TEORI ANTROPOLOGI
Terdapat beberapa teori yang ada di dalam ilmu antropologi,yaitu:
Teori evolusi deterministrik merupakan teori yang paling tua dan telah dikembangkan oleh
dua tokoh pertama di dalam ilmu antropologi yaitu Edward Burnet Tylor dan Lewis Henry
Morgan. Teori ini berdasarkan dari anggapan tentang suatu aturan universal yang telah
mengendalikan perkembangan mengenai kebudayaan manusia.
2. Teori Difusi
Perkembangan sejarah dari unsur kebudayaan umat manusia di pelopori oleh seorang
sarjana yang bernama F. Ratzel. Beliau adalah seorang sarjana ilmu hayat yang
merangkap sebagai ilmu bumi, yang telah memberikan anggapan bahwa kebudayaan dari
umat manusia itu memiliki satu pangkal dan berada di suatu tempat tertentu, yang berada
pada waktu manusia baru saja muncul di dunia ini. Kemudian kebudayaan itu menjadi
menyebar dan berkembang menjadi kebudayaan yang baru karena terpengaruh oleh
lingkungan serta waktu yang baru.
3. Teori Fungsionalisme
Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski yang telah mengisolir diri
selama Perang Dunia II, bersama dengan penduduk asli dari Pulau Trobrian demi untuk
mempelajari cara hidup dengan metode participant observation. Beliau mengajukan teori
ini, dengan asumsi bahwa semua unsur kebudayaan adalah bagian yang berfungsi bagi
masyarakat dimana unsur tersebut ditemukan.
2. Antropologi budaya
Dari berbagai hal temuan selanjutnya diciptakan makna dan diuji sebelum digunakan
oleh masyarakat manusia.