Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hardiyanti

Kelas : PIAUD 7A

ARTIKEL SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

A. Definisi Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir
atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-
ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi
lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal,
tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik
beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi
menjadi empat fase sebagai berikut: Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an),
sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk
menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia.
Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga
banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah
petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian
ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan
dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan,
susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi
tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan
etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Bahan etnografi itu menarik
perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19
perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari
sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha
untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase Kedua (tahun 1800-an), Pada fase ini, bahan-bahan etnografi
tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir
evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi
secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka
menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang
tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi
kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka
mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk
memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20), pada fase ini, negara-negara di Eropa
berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika,
Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut,
muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-
pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-
hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa
berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya.
Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-
suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk
kepentingan pemerintah kolonial. Pada fase ini, Antropologi berkembang
secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa
Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa
ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini
membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa
sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran
itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak
berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-
bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian
dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya
yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah
mereka selama bertahun-tahun. Proses-proses perubahan tersebut
menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada
penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah
pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

B. Definisi Sosiologi
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat,
perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan
cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali
oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai
Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim
ilmuwan sosial Perancis yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi
sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan
pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah
dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius
yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita,
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De
Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul
sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu
yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.

C. Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain


Seperti ilmu-ilmu lain, Antropologi juga mempunyai spesialisasi atau
pengkhususan. Secara umum ada 3 bidang spesialisasi dari Antropologi, yaitu
Antropologi Fisik atau sering disebut juga dengan istilah Antropologi Ragawi.
Arkeologi dan Antropologi Sosial-Budaya. 
1. Antropologi Fisik
Antropologi Fisik tertarik pada sisi fisik dari manusia. Termasuk
didalamnya mempelajari gen-gen yang menentukan struktur dari tubuh
manusia. Mereka melihat perkembangan mahluk manusia sejak manusia
itu mulai ada di bumi sampai manusia yang ada sekarang ini. Beberapa
ahli Antropologi Fisik menjadi terkenal dengan penemuan-penemuan fosil
yang membantu memberikan keterangan mengenai perkembangan
manusia. Ahli Antropologi Fisik yang lain menjadi terkenal karena
keahlian forensiknya; mereka membantu dengan menyampaikan pendapat
mereka pada sidang-sidang pengadilan dan membantu pihak berwenang
dalam penyelidikan kasus-kasus pembunuhan.
2. Arkeologi
Ahli Arkeologi bekerja mencari benda-benda peninggalan manusia
dari masa lampau. Mereka akhirnya banyak melakukan penggalian untuk
menemukan sisa-sisa peralatan hidup atau senjata. Benda –benda ini
adalah barang tambang mereka. Tujuannya adalah menggunakan bukti-
bukti yang mereka dapatkan untuk merekonstruksi atau membentuk
kembali model-model kehidupan pada masa lampau. Dengan melihat pada
bentuk kehidupan yang direnkonstruksi tersebut dapat dibuat dugaan-
dugaan bagaimana masyarakat yang sisa-sisanya diteliti itu hidup atau
bagaimana mereka datang ketempat itu atau bahkan dengan siapa saja
mereka itu dulu berinteraksi.
3. Antropologi Sosial-Budaya
Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering disebut Antropologi
Budaya berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi.
Ilmu ini mempelajari tingkah-laku manusia, baik itu tingkah-laku individu
atau tingkah laku kelompok. Tingkah-laku yang dipelajari disini bukan
hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang
ada dalam pikiran mereka. Pada manusia, tingkah-laku ini tergantung pada
proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses
belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya disadari atau
tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah-laku ini dengan cara
mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan
alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli
Antropologi disebut dengan kebudayaan. 
Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok
kecil maupun kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek
spesial dari penelitian-penelitian Antropologi Sosial Budaya. Dalam
perkembangannya Antropologi Sosial-Budaya ini memecah lagi kedalam
bentuk-bentuk spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang
kajian yang dipelajari atau diteliti. Antroplogi Hukum yang mempelajari
bentuk-bentuk hukum pada kelompok-kelompok masyarakat atau
Antropologi Ekonomi yang mempelajari gejala-gejala serta bentuk-bentuk
perekonomian pada kelompok-kelompok masyarakat adalah dua contoh
dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam Antropologi Sosial-Budaya.
Perkembangan antropologi dan sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan, sebagian tergantung pada data yang diperoleh dari dan
mengenai informan atau responden, dan sebagian lainnya dari metode
ilmiah dan imajinasi ilmiah yang telah dikembangkannya. Data yang
diperoleh digunakan untuk pengembangan teori-teori dan pendekatan-
pendekatan serta metodologi; dan juga untuk dapat digunakan untuk
kepentingan-kepentingan praktis bagi kebijaksanaan untuk merubah cara-
cara hidup tertentu dari para informan atau responden agar sesuai dengan
dan mendukung program-program pembangunan yang telah digariskan
oleh pemerintah atau untuk kepentingan praktis lainnya yang dikelola oleh
badan-badan atau yayasan-yayasan swasta domestik maupun luar negeri. 

D. Hubungan Antropologi dan Sosiologi


Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan
manusia lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati
suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang
suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan
satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam
masyarakat. Hal-hal tersebut dapat dikaji dengan pendekatan antropologi dan
sosiologi.
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di
mana socius memiliki arti kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara.
Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga
proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi
adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri
atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu
sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan
sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos)
yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap
waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara
tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya
yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia.
Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi
sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan
penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.

E. Kesimpulan
Sosiologi dan antropologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi
mempelajari budaya pada suatu kelompok masyarakat tertentu; ciri fisiknya,
adat istiadat dan kebudayaannya sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan
pada manusia dan hubungan sosialnya. Antropologi lebih cenderung
ideografik, srtinya cenderung deskriptif, grounded, induktif. Teori dalam
antropologi lebih cenderung tebatas pada satu komunitas. Fokus studi
antropologi lebih banyak pada nilai-nilai dan perilaku khas sebuah
komunitas. 
Oleh karenanya, banyak yang mengkritik antropologi bukan kategori
sains. Para founding father ilmu sosial semisal Comte, Durkheim, terobsesi
agar ilmu sosial bisa diakui sebagai sains. Karenanya mereka menyusun
semacam "general principles" di mana pada dasarnya ada teori universal
tentang gejala sosial sebagaimana ada teori unversal tentang alam. Muncullah
istilah sosiologi untuk menunjukkan bahwa ilmu sosial adalah sebagai sebuah
sains.

Anda mungkin juga menyukai