WAWANCARA PANTI
JOMPO
Dosen Pengampu :
KELOMPOK 5 :
1. Afifah Miladiyah Rahmadhani 19006056
2. An-nisa Novriyanda 19006148
3. Aulia Nada Safitri 19006158
4. Dea Yendria Permatasari 19006071
5. Dwi Adyaksa Lathifah 19006014
6. Geo Vieri Satya Mahdi 19006176
7. Maya Widiana 19006021
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya
pula kami dapat menyelesaikan penulisan tugas wawancara penderita trauma
Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Nurfarhanah, S.Pd.,
M.Pd. Kons selaku dosen kami pada mata kuliah Bimbingan Konseling Populasi Khusus, dan
semua pihak yang turut membantu proses penyusunan tulisan ini. Saya menyadari dalam tulisan
ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya
maupun struktur penulisannya, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi kami selaku penulis sendiri. Aamiin
Penulis
WAWANCARA 1
A. IDENTITAS NARASUMBER
Inisial : Marliah
Umur : 75 Tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
B. Pertanyaan Wawancara
1. Siapa nama Nenek?
Marliah
2. Umur Nenek berapa ?
Mungkin 75 Tahunan saya tidak ingat lagi tanggal lahir saya
3. Berapa orang anak Nenek?
Anak saya 3 orang laki laki semua
4. Bagaimana ceritanya kok Nenek bisa masuk ke panti ?
Waktu itu anak bungsu saya menitipkan saya kesini katanya cuman sebentar tapi
sampai sekarang saya tidak dijemput untuk pulang
5. Keluarga dan anak nenek apakah pernah menjenguk?
Anak anak saya tidak pernah menghubungi saya apalagi menjenguk saya kesini
mungkin mereka sudah menganggap saya sudah mati
6. Biasanya kegiatan Nenek apa aja ( pagi, siang, sore dan malamnya) ?
Kalau pagi biasanya saya senam sedikit sedikit dibawa sama pangasuh disini terus
mandi terus makan habis itu saya menjahit jahit. Kalau sudah sore saya mandi sholat
makan habis itu istirahat
7. Linkungan disini gimana Nenek ? enak ?
Saya nyaman disini tetapi saya sering merasa kesepian karena ingat anak dan cucu
cucu saya
8. Kegiatan yang Nenek senangi disini apa ?
Saya tidak banyak berkegiatan paling cuman menjahit jahit
9. Nenek sayang dengan teman – teman Nenek disini ?
Sayang karena kami sudah menganggap yang ada disini keluarga sendiri
10. Kalau Nenek merasa bosan apa yang Nenek lakukan
? Membaca alquran terus menjahit
11. Nenek biasanya sholatnya dimana ? di kamar atau musholla?
Saya biasanya sholat di kamar saja yaitu ditempat tidur karena saya tidak bisa berdiri
terlalu lama
B. Hasil Wawancara
Panti Jompo Cinta Kasih di Jalan Sudirman Kota Padang ini adalah tempat
dimana para manula yang dilantarkan keluarga atau tak terurus karena sebatang kara
dititipkan disini. Diusia senja mereka harus hidup bersama para manula lainnya
menghabiskan waktu bersama dalam suka dan duka dan dalam momen apapun.
Nenek sumarlinah adalah satu dari sekian penghuni Panti Jompo disini. Nenek
Marlinah dititipkan oleh anak bungsunya. Dia bilang anak bungsu nya itu bilang cuman
dititipkan sebentar karena mau mengantar anak nya sekolah tetapi hingga sekarang saya
tidak dibawa pulang karena alasan nya sibuk. Dia selalu merasa kesepian karena 3 anak
nya enggan untuk mengasuh. Dia sangat sedih apalagi waktu hari raya lebaran dia ingin
ngumpul dengan anak anak dan cucu cucu nya. Tetapi anak anaknya tidak ada yang mau
menghubungi ataupun mengunjunginya. Mungkin anak anak saya merasa kerepotan
mereka sibuk dirumah pun saya ditinggal sendiri tidak ada yang mengurusi saya. Di Panti
ini Nenek Marlinah mengisi hari hari nya dengan sejumlah kegiatan.
Bagi pengelola dan pengasuh di Panti Jompo Cinta Kasih mengasuh para
manula tersebut ialah panggilan hati, mereka sepenuh hati mengurus seakan akan para
manula itu ialah orang tua mereka sendiri. Bahkan tanggung jawab yang mereka emban
dirasa seperti tanggung jawab kepada yang maha kuasa. Panti Jompo tempat Nenek
Sumarlinah tinggal ini punya sejumlah fasilitas. Mereka yang tinggal di Panti Jompo ini
tak semata dititipkan keluarga tetapi juga ada yang kemauan sendiri. Pengelola Panti
memberlakukan sejumlah syarat bagi lansia yang hendak tinggal di tempat tersebut syarat
yang paling utama ialah kemauan sendiri tanpa paksaan. Nanti ada proses dilakukan deep
interview sampai dapat jawaban si memang sinenek ini atau kakek ini yang mau. Kami
akan advokasi ketika misalnya neneknya mau, kakeknya mau, keluarganya kemudian
dengan dalih khawatir stigma negative oleh masyarakat kami advokasi. Banyak kasus
seperti itu, atau sebaliknya kami menemukan data bahwa si nenek dipaksa dikondisikan
untuk mau masuk sini dengan berat hati kami nyatakan tidak bisa kecuali lansia yang
terlantar baik karena masalah ekonomi maupun alasan lainnya.
C. Observasi Nenek di Panti Jompo
A. Identitas Narasumber
Nama : AH
Usia 76
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Isu Terkait
Isu yang sangat penting pada kehidupan warga binaan di panti jompo adalah
pada lansia terjadi beberapa perubahan, perubahan yang terjadi pada lansia tersebut
meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi pada lansia
umumnya yaitu jumlah sel yang berkurang, ukuran sel membesar, cairan tubuh
menurun dan cairan intraseluler menurun. selain perubahan fisik, terdapat perubahan
sosial yaitu perubahan peran seperti post power sindrom, single woman, dan single
parent. Perubahan pada keluarga yaitu lansia merasakan kesendirian dan kehampaan.
perubahan psikologis lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, kecemasan,
dan depresi (Maryam, R.Siti, dkk. 2011). Dengan perubahan psikologis seperti itu,
maka dapat berakibat pada status kesehatan lansia yang bisa menurun.
Proses penuaan merupakan proses alamiah atau suatu keadaan yang terjadi
didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang
tidak hanya dimulai disuatu waktu tertentu tapi dimulai sejak permulaan kehidupan
Menjadi tua yang berarti seseorang telah melalui tahap - tahap kehidupannya, yaitu
neonateus, bayi, toddler, pra-sekolah, sekolah, remaja, dewasa, dan lansia. (Padila.
2013). Jumlah populasi kelompok lanjut usia di Indonesia sendiri apabila tidak
ditangani dengan serius, maka penambahan usia lanjut akan menimbulkan masalah di
bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena
setiap orang dapat merasakan usia bayi tetapi tidak semua orang dapat mencapai usia
lanjut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan baik yang
bersifat promotif dan preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi
usia lanjut yang berguna.
Berdasarkan studi yang dilakukan tanggal 16 februari 2015 di Panti Sosial
Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin didapatkan data sebanyak 82 orang lansia.
Dari 10 orang lansia yang diwawancarai terdapat 6 orang lansia mengatakan tidak
mempunyai semangat dan keinginan dalam mengikuti aktivitas atau kegiatan yang ada
dilingkungan
sekitar seperti senam, acara hiburan, ataupun pengajian, klien juga mengatakan sering
bosan pada kegiatan tersebut, merasa lemah, tidak berdaya, dan lebih senang berada
dipanti saja dari pada harus keluar untuk melakukan kegiatan baru. 4 orang lansia tidak
ada dikunjungi keluarga dan juga tidak ingin dikunjungi keluarga dan 2 diantara
mengatakan ingin meninggal di PSTW saja. Depresi pada lansia adalah proses
patologis,
bukan merupakan proses normal dalam kehidupan Gangguan depresi yang seringkali
diderita oleh pasien lanjut usia adalah depresi yang bersifat subklinikal dengan
gambaran gejala salah satunya ialah gejala berupa tidak ada motivasi (Elvira,Sylvia D
dan Gitayanti Hadisukanto. 2010).
C. Pelayanan yang Diberikan Terhadap Warga Binaan Panti Jompo
Pelayanan yang diberikan ialah dapat berupa:
1. Dukungan Keluarga Terhadap Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Dukungan keluarga adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian
yang positif terhadap individu, dukungan ini dapat berupa pemberian informasi
kepada seseorang bahwa dia dihargai dan diterima, dimana harga diri seseorang
dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan kepadanya bahwa ia bernilai dan
diterima meskipun tidak luput dari kesalahan (Herlina,Lily,dkk.2013). Terdapat
empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu yang pertama dukungan emosional
mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang – orang yang
bersangkutan kepada anggota yang mengalami masalah, misalnya umpan balik dan
penegasan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang aman dan damai
untuk istirahat serta pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
2. Berikan pelayanan seperti pengasramaan, dan perawatan serta memberikan
bimbingan fisik, mental, dan rohani
Bimbingan keterampilan yang sifatnya untuk menyalurkan bakat dan hoby guna
mengisi waktu luang mereka supaya Lanjut Usia tersebut tetap merasa dihargai danj
diperhatikan.
3. Pemberian Pelayanan Kesehatan oleh Panti sosial Panti Sosial Tresna Werdha
Pengecekan itu meliputi cek gizi ,cek kesehatan seperti tensi darah, berat badan,
cek kebersihan gigi, mulut dan telinga. Panti bukan tidak memliki stok obat-obatan
tetapi panti hanya menstok obat-obatan yang memang penyakit itu diderita umum
oleh lansia seperti demam dll.
4. Selain itu panti juga memberi pelayanan terhadap lansia dengan cara mengadakan
olahraga rutin setiap pagi senin.
Olahraga tersebut dapat berupa senam lansia, senam rematik ataupun jalan-jalan
keliling panti sendiri dan terdakang dilakukan juga jalan santai keliling jorong
supanjang 1 kali dalam 1 bulan bagi yang mampu. Itu semua untuk mendukung
kesehatan lansia juga
5. Layanan spiritual serta bimbingan keagamaan yang diprogramkan oleh panti itu
adalah tiap hari jumat.
Terkadang pada pagi hari dan kadang juga selesai sholat jumat. Kegiatan itu
berupa tata cara sholat jenazah, cara berwudhu, mengaji, menghafal surat pendek,
serta ceramah agama atau siraman rohani. Yang mengajar atau yang membimbing
kegiatan itu semua adalah petugas bimbingan keagaman yang ada dipanti.terkadang
panti juga mendatangkan guru dari luar. Contohnya ustad, alim ulama dan tokoh
masyarakat sekitar.
6. Pemberian bimbingan social
Panti selalu menyelipkan disetiap kegiatan yang mereka adakan untuk lansia
dengan bimbingan sosial, yang mana tujuannya untuk membuat lansia ini merasa
nyaman dan dekat dengan petugas panti, bukannya takut dengan petugas, serta
dengan itu maka akan mudah untuk memecahkan masalah yang diderita lansia jika
ada.
D. Hasil Analisis Tingkat Depresi Warga Binaan di Panti Jompo
Depresi pada lansia adalah proses patologis, bukan merupakan proses normal
dalam kehidupan. Umumnya orang - orang akan menanggulanginya dengan mencari dan
memenuhi rasa kebahagiaan. Bagaimanapun, lansia cenderung menyangkal bahwa
dirinya mengalami depresi (Santoso, Hana dan Andar Ismail. 2009).
Menurut teori Beck lansia memandang diri sendiri, dunia, dan masa depan mereka
dalam bentuk kegagalan. Pada gambaran kognitif lansia dengan depresi umumnya lansia
merasa pesimis, tidak ada harapan, putus asa. Gangguan depresi yang seringkali diderita
oleh pasien lanjut usia adalah depresi yang bersifat subklinikal dengan gambaran gejala
salah satunya ialah gejala berupa tidak ada motivasi (Elvira,Sylvia D dan Gitayanti
Hadisukanto. 2010).
Berdasarkan studi yang dilakukan tanggal 16 februari 2015 di Panti Sosial
Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin didapatkan data sebanyak 82 orang lansia.
Dari 10 orang lansia yang diwawancarai terdapat 6 orang lansia mengatakan tidak
mempunyai semangat dan keinginan dalam mengikuti aktivitas atau kegiatan yang ada
dilingkungan sekitar seperti senam, acara hiburan, ataupun pengajian, klien juga
mengatakan sering bosan pada kegiatan tersebut, merasa lemah, tidak berdaya, dan lebih
senang berada dipanti saja dari pada harus keluar untuk melakukan kegiatan baru. 4
orang lansia tidak ada dikunjungi keluarga dan juga tidak ingin dikunjungi keluarga dan
2 diantara mengatakan ingin meninggal di PSTW saja. Depresi pada lansia adalah
proses patologis, bukan merupakan proses normal dalam kehidupan Gangguan
depresi yang seringkali
diderita oleh pasien lanjut usia adalah depresi yang bersifat subklinikal dengan
gambaran gejala salah satunya ialah gejala berupa tidak ada motivasi (Elvira,Sylvia D
dan Gitayanti Hadisukanto. 2010).
Peran keluarga pada lansia sebagai pemberi dukungan informasi tidak berfungsi
dengan baik. Dukungan informasi adalah jenis dukungan yang meliputi jaringan
komunikasi dan tanggung jawab bersama termasuk didalamnya memberikan solusi dari
masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang
dilakukan oleh seseorang.
B. Cara Mengidentifikasi
Untuk mengidentifikasi permasalahan orang yang sedang dalam pembinaan di panti
jompo saat ini menggunakan dua metode yakni observasi dan wawancara dengan format
yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Observasi
NO KEADAAN LINGKUNGAN BS B C KR
3 Kondisi lingkungan √
NO PERTANYAAN
Nama : BDN
Panggilan :B
Umur : 66 Tahun
Alamat : Padang
Agama : Islam
Anak ke 4
B. HASIL WAWANCARA
Burhan (B) adalah seorang manusia usia lanjut (Manula) yang berusia
sekitar 66 tahun. BN pada usia muda berprofesi sebagai petani namun pada tahun
1988 B berubah profesi menjadi menjadi pembeli gambir yang biasa disebut “toke”.
Pada saat itu merupakan masa paling bersinar pada kehidupan B. Pada usia tersebut
B menjadi pria yang berkecukupan dan mampu hidup diatas garis normal kehidupan
di daerahnya. Bahkan B memiliki 3 orang istri.
A. Identitas Narasumber
Nama : DA
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas 63
B. Hasil Wawancara
DA merupakan salah satu lansia yang dititipkan oleh keluarga nya di panti jompo
karena memang tidak memiliki anak dan suami. DA berfikir akan menyusahkan keluarga
nya apabila ia tinggal bersama keluarganya. DA mengatakan lebih nyaman tinggal disini,
setidaknya ada yang membantu dan merawat ia. DA merasa sangat senang tinggal di
panti jompo, karena banyak teman untuk bercerita dan dipanti jompo ini juga ada
beberapa kegiatan yang membuat DAmerasa produktif. Seperti ada kegiatan senam dan
wirit. DA mengatakan setiap hari senin semua lansia yang berada dipanti itu ada
kegaitan seperti membuat keterampilan, dan hari rabu ada kegiatan senam lansia dan
dilanjutkan dengan kesenian seperti menyanyi, di hari jumat goro bersama
membersihkan lingkungan sekitaran panti, hari minggu wirit bersama.
DA juga mengatakan mendapatkan kunjungan selama ia berada di panti jompo
baru 2 kali. Tapi itu tidak masalah bagi DA. Ia mengatakan keluarga nya mungkin sibuk
keluarga nya sudah mau datang saja melihat DA ia sudah bersyukur. Ia juga bilang tidak
ada yang perlu disesalkan, ia berada disini itu sudah jalan allah dan juga ada hikmah
dibalik itu semua. DA juga mendapat pengasuh yang baik, tidak pernah marah kepada
dia, selalu mengurus DA dengan sabar selayaknya mengurus orang tua ya sendiri.
Untuk permasalahan yang timbul selama DA berada di panti jompo yaitu
walaupun merasa lebih nyaman tinggal di panti jompo dibanding dengan keluargnya,
tetapi disisi lain DA juga sedih dan merasa kesepian karena di hari tua nya dia tidak bisa
habiskan bersama keluarganya. dan juga kurang mendapat perhatian dari keluarganya.
meskipun dipanti jompo ini sudah ada yang mengurusi nya tapi tetap saja. Perhatian dan
kasih sayang dari keluarga itu beda. Tapi disamping itu DA tidak menyesal dia berada
disini hanya saja kadang kadang perasaan rindu keluarga dan rindu rumah itu pasti ada.
C. Upaya Konselor untuk Menanggulangi Permasalahan
Yang bisa dilakukan konselor yaitu memberikan layanan bimbingan sosial
kepada lansia.. Bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi dengan
tanggungjawab. Menurut Mappiare (1982: 130) bimbingan sosial adalah upaya untuk
membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-
konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang dan sebagainya. Pelayanan bimbingan sosial
diberikan dalam rangka menciptakan hubungan sosial secara serasi dan harmonis
diantara lanjut usia, petugas, pimpinan lembaga dengan masyarakat. Petugas panti
bersama pekerja sosial, relawan senantiasa memberikan support (dorongan) secara rutin
dan terus menerus, sehingga diharapkan mereka dalam menghabiskan hari-hari tuanya
di dalam panti mendapatkan ketentraman, kebahagiaan lahir dan batin. Dengan
bimbingan ini membantu lansia bersosialisasi dengan lansia lain sehingga ia tidak
merasa kesepian sehingga di tempat panti jumpo tersebut menimbulkan rasa
kekeluargaan.
WAWANCARA 6
Di Indonesia telah disetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang
berumur 60 tahun keatas. Sesuai Undang-undang nomor 13 tahun 1998 pasal 1 ada di
muatkan mengenai pengertian lanjut usia yaitu seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun keatas. Panti Jompo adalah tempat tinggal yang dirancang khusus untuk orang
lanjut usia,yang di dalamnya disediakan semua fasilitas lengkap yang dibutuhkan orang
lanjut usia.
Ada beberapa keuntungan yang akan didapat para lansia bila tinggal di Panti
Jompo adalah sebagai berikut : 1. Perawatan dan perbaikan wisma dan perlengkapannya
dikerjakan oleh lembaga 2. Semua makanan mudah didapat dengan biaya yang memadai;
3. Perabotan dibuat untuk rekreasi dan hiburan; 4. Terdapat kemungkinan untuk
berhubungan dengan teman seusia yang mempunyai minat dan kemampuan yang sama;
5. Kesempatan yang besar untuk dapat diterima secara temporer oleh teman seusia
daripada dengan orang yang lebih muda; 6. Menghilangkan kesepian karena orang-orang
di situ dapat dijadikan teman; 7. Perayaan hari libur bagi mereka yang tidak mempunyai
keluarga tersedia di sini; 8. Ada kesempatan untuk berprestasi berdasarkan prestasi di
masa lalu kesempatan semacam ini tidak mungkin terjadi dalam kelompok orang-orang
muda.
B. Saran
Untuk laporan wawancara di panti jompo hendaknya menjalin kerja sama dengan
profesi lain yang dalat membantu mengatasi masalah di panti jompo.