Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

WAWANCARA PANTI

JOMPO

BIMBINGAN KONSELING POPULASI KHUSUS

Dosen Pengampu :

Dr. Nurfarhanah, S.Pd., M.Pd. Kons

KELOMPOK 5 :
1. Afifah Miladiyah Rahmadhani 19006056
2. An-nisa Novriyanda 19006148
3. Aulia Nada Safitri 19006158
4. Dea Yendria Permatasari 19006071
5. Dwi Adyaksa Lathifah 19006014
6. Geo Vieri Satya Mahdi 19006176
7. Maya Widiana 19006021

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN


KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya
pula kami dapat menyelesaikan penulisan tugas wawancara penderita trauma

Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Nurfarhanah, S.Pd.,
M.Pd. Kons selaku dosen kami pada mata kuliah Bimbingan Konseling Populasi Khusus, dan
semua pihak yang turut membantu proses penyusunan tulisan ini. Saya menyadari dalam tulisan
ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya
maupun struktur penulisannya, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran
positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi kami selaku penulis sendiri. Aamiin

Padang, 23 November 2022

Penulis
WAWANCARA 1
A. IDENTITAS NARASUMBER

Inisial : Marliah

Umur : 75 Tahun

Jenis kelamin :

Perempuan

B. Pertanyaan Wawancara
1. Siapa nama Nenek?
Marliah
2. Umur Nenek berapa ?
Mungkin 75 Tahunan saya tidak ingat lagi tanggal lahir saya
3. Berapa orang anak Nenek?
Anak saya 3 orang laki laki semua
4. Bagaimana ceritanya kok Nenek bisa masuk ke panti ?
Waktu itu anak bungsu saya menitipkan saya kesini katanya cuman sebentar tapi
sampai sekarang saya tidak dijemput untuk pulang
5. Keluarga dan anak nenek apakah pernah menjenguk?
Anak anak saya tidak pernah menghubungi saya apalagi menjenguk saya kesini
mungkin mereka sudah menganggap saya sudah mati
6. Biasanya kegiatan Nenek apa aja ( pagi, siang, sore dan malamnya) ?
Kalau pagi biasanya saya senam sedikit sedikit dibawa sama pangasuh disini terus
mandi terus makan habis itu saya menjahit jahit. Kalau sudah sore saya mandi sholat
makan habis itu istirahat
7. Linkungan disini gimana Nenek ? enak ?
Saya nyaman disini tetapi saya sering merasa kesepian karena ingat anak dan cucu
cucu saya
8. Kegiatan yang Nenek senangi disini apa ?
Saya tidak banyak berkegiatan paling cuman menjahit jahit
9. Nenek sayang dengan teman – teman Nenek disini ?
Sayang karena kami sudah menganggap yang ada disini keluarga sendiri
10. Kalau Nenek merasa bosan apa yang Nenek lakukan
? Membaca alquran terus menjahit
11. Nenek biasanya sholatnya dimana ? di kamar atau musholla?
Saya biasanya sholat di kamar saja yaitu ditempat tidur karena saya tidak bisa berdiri
terlalu lama

B. Hasil Wawancara
Panti Jompo Cinta Kasih di Jalan Sudirman Kota Padang ini adalah tempat
dimana para manula yang dilantarkan keluarga atau tak terurus karena sebatang kara
dititipkan disini. Diusia senja mereka harus hidup bersama para manula lainnya
menghabiskan waktu bersama dalam suka dan duka dan dalam momen apapun.
Nenek sumarlinah adalah satu dari sekian penghuni Panti Jompo disini. Nenek
Marlinah dititipkan oleh anak bungsunya. Dia bilang anak bungsu nya itu bilang cuman
dititipkan sebentar karena mau mengantar anak nya sekolah tetapi hingga sekarang saya
tidak dibawa pulang karena alasan nya sibuk. Dia selalu merasa kesepian karena 3 anak
nya enggan untuk mengasuh. Dia sangat sedih apalagi waktu hari raya lebaran dia ingin
ngumpul dengan anak anak dan cucu cucu nya. Tetapi anak anaknya tidak ada yang mau
menghubungi ataupun mengunjunginya. Mungkin anak anak saya merasa kerepotan
mereka sibuk dirumah pun saya ditinggal sendiri tidak ada yang mengurusi saya. Di Panti
ini Nenek Marlinah mengisi hari hari nya dengan sejumlah kegiatan.
Bagi pengelola dan pengasuh di Panti Jompo Cinta Kasih mengasuh para
manula tersebut ialah panggilan hati, mereka sepenuh hati mengurus seakan akan para
manula itu ialah orang tua mereka sendiri. Bahkan tanggung jawab yang mereka emban
dirasa seperti tanggung jawab kepada yang maha kuasa. Panti Jompo tempat Nenek
Sumarlinah tinggal ini punya sejumlah fasilitas. Mereka yang tinggal di Panti Jompo ini
tak semata dititipkan keluarga tetapi juga ada yang kemauan sendiri. Pengelola Panti
memberlakukan sejumlah syarat bagi lansia yang hendak tinggal di tempat tersebut syarat
yang paling utama ialah kemauan sendiri tanpa paksaan. Nanti ada proses dilakukan deep
interview sampai dapat jawaban si memang sinenek ini atau kakek ini yang mau. Kami
akan advokasi ketika misalnya neneknya mau, kakeknya mau, keluarganya kemudian
dengan dalih khawatir stigma negative oleh masyarakat kami advokasi. Banyak kasus
seperti itu, atau sebaliknya kami menemukan data bahwa si nenek dipaksa dikondisikan
untuk mau masuk sini dengan berat hati kami nyatakan tidak bisa kecuali lansia yang
terlantar baik karena masalah ekonomi maupun alasan lainnya.
C. Observasi Nenek di Panti Jompo

Pengamatan saya atas nenek Marlinah, Beliau selama diwawancara menunjukan


ekspresi yang sangat sedih dan menangis. Beliau memang memiliki banyak teman di Panti
tetapi beliau tetap merasa kesepian. Beliau juga selalu berharap agar anak nya dating
menjemput tetapi disisi lain Nenek Marlinah juga merasa bersalah karena dirinya anak nya
menjadi kerepotan. Dia merasa dia menjadi beban untuk anak anak nya.

D. Analisis Nenek di Panti Jompo


Setelah saya analisis Nenek Marlinah sudah menerima keadaanya yang dititipkan
anak nya di Panti Jompo karena dia merasa anak anak nya terlalu sibuk tidak ada waktu
mengurusi nya dirumah dan juga karena factor ekonomi yang sedang kritis tetapi dia juga
berharap anak anak nya sekurang kurangnya menghubungi dia lewat telfon kalau memang
tidak ada waktu untuk menjenguknya.
E. Karakteristik Nenek di Panti Jompo
- Suka murung
- Merasa kesepian
- Mudah sedih atau nangis
- Sulit tidur
- Tidak enak makan
- Selalu mimpi buruk
- Selalu membayang bayangkan kehadiran anak dan cucunya
F. Permasalahan Nenek di Panti Jompo
- Awalnnya beliau merasa cuman dititipkan sementara oleh anaknya tetapi ternyata
tidak pernah dijemput untuk pulang sampai sekarang (Sudah setahun lebih)
- Beliau berpikir pasti anaknya sudah menganggap dirinya sudah meninggal karena anak
anaknya tidak ada lagi yang berusaha menemuinya ataupun memikirkan dia di Panti
Jompo
- Beliau berharap anaknya untuk menghubungi dia dan menjenguknya tetapi setelah
diantar untuk dititipkan anaknnya tidak pernah lagi dating menemui dirinya
WAWANCARA 2
Hasil Analisis Warga Binaan di Panti Jompo

A. Identitas Narasumber
Nama : AH
Usia 76
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Isu Terkait

Isu yang sangat penting pada kehidupan warga binaan di panti jompo adalah
pada lansia terjadi beberapa perubahan, perubahan yang terjadi pada lansia tersebut
meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi pada lansia
umumnya yaitu jumlah sel yang berkurang, ukuran sel membesar, cairan tubuh
menurun dan cairan intraseluler menurun. selain perubahan fisik, terdapat perubahan
sosial yaitu perubahan peran seperti post power sindrom, single woman, dan single
parent. Perubahan pada keluarga yaitu lansia merasakan kesendirian dan kehampaan.
perubahan psikologis lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut
kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, kecemasan,
dan depresi (Maryam, R.Siti, dkk. 2011). Dengan perubahan psikologis seperti itu,
maka dapat berakibat pada status kesehatan lansia yang bisa menurun.
Proses penuaan merupakan proses alamiah atau suatu keadaan yang terjadi
didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang
tidak hanya dimulai disuatu waktu tertentu tapi dimulai sejak permulaan kehidupan
Menjadi tua yang berarti seseorang telah melalui tahap - tahap kehidupannya, yaitu
neonateus, bayi, toddler, pra-sekolah, sekolah, remaja, dewasa, dan lansia. (Padila.
2013). Jumlah populasi kelompok lanjut usia di Indonesia sendiri apabila tidak
ditangani dengan serius, maka penambahan usia lanjut akan menimbulkan masalah di
bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena
setiap orang dapat merasakan usia bayi tetapi tidak semua orang dapat mencapai usia
lanjut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan baik yang
bersifat promotif dan preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi
usia lanjut yang berguna.
Berdasarkan studi yang dilakukan tanggal 16 februari 2015 di Panti Sosial
Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin didapatkan data sebanyak 82 orang lansia.
Dari 10 orang lansia yang diwawancarai terdapat 6 orang lansia mengatakan tidak
mempunyai semangat dan keinginan dalam mengikuti aktivitas atau kegiatan yang ada
dilingkungan
sekitar seperti senam, acara hiburan, ataupun pengajian, klien juga mengatakan sering
bosan pada kegiatan tersebut, merasa lemah, tidak berdaya, dan lebih senang berada
dipanti saja dari pada harus keluar untuk melakukan kegiatan baru. 4 orang lansia tidak
ada dikunjungi keluarga dan juga tidak ingin dikunjungi keluarga dan 2 diantara
mengatakan ingin meninggal di PSTW saja. Depresi pada lansia adalah proses
patologis,
bukan merupakan proses normal dalam kehidupan Gangguan depresi yang seringkali
diderita oleh pasien lanjut usia adalah depresi yang bersifat subklinikal dengan
gambaran gejala salah satunya ialah gejala berupa tidak ada motivasi (Elvira,Sylvia D
dan Gitayanti Hadisukanto. 2010).
C. Pelayanan yang Diberikan Terhadap Warga Binaan Panti Jompo
Pelayanan yang diberikan ialah dapat berupa:
1. Dukungan Keluarga Terhadap Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Dukungan keluarga adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian
yang positif terhadap individu, dukungan ini dapat berupa pemberian informasi
kepada seseorang bahwa dia dihargai dan diterima, dimana harga diri seseorang
dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan kepadanya bahwa ia bernilai dan
diterima meskipun tidak luput dari kesalahan (Herlina,Lily,dkk.2013). Terdapat
empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu yang pertama dukungan emosional
mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang – orang yang
bersangkutan kepada anggota yang mengalami masalah, misalnya umpan balik dan
penegasan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang aman dan damai
untuk istirahat serta pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
2. Berikan pelayanan seperti pengasramaan, dan perawatan serta memberikan
bimbingan fisik, mental, dan rohani
Bimbingan keterampilan yang sifatnya untuk menyalurkan bakat dan hoby guna
mengisi waktu luang mereka supaya Lanjut Usia tersebut tetap merasa dihargai danj
diperhatikan.
3. Pemberian Pelayanan Kesehatan oleh Panti sosial Panti Sosial Tresna Werdha
Pengecekan itu meliputi cek gizi ,cek kesehatan seperti tensi darah, berat badan,
cek kebersihan gigi, mulut dan telinga. Panti bukan tidak memliki stok obat-obatan
tetapi panti hanya menstok obat-obatan yang memang penyakit itu diderita umum
oleh lansia seperti demam dll.
4. Selain itu panti juga memberi pelayanan terhadap lansia dengan cara mengadakan
olahraga rutin setiap pagi senin.
Olahraga tersebut dapat berupa senam lansia, senam rematik ataupun jalan-jalan
keliling panti sendiri dan terdakang dilakukan juga jalan santai keliling jorong
supanjang 1 kali dalam 1 bulan bagi yang mampu. Itu semua untuk mendukung
kesehatan lansia juga
5. Layanan spiritual serta bimbingan keagamaan yang diprogramkan oleh panti itu
adalah tiap hari jumat.
Terkadang pada pagi hari dan kadang juga selesai sholat jumat. Kegiatan itu
berupa tata cara sholat jenazah, cara berwudhu, mengaji, menghafal surat pendek,
serta ceramah agama atau siraman rohani. Yang mengajar atau yang membimbing
kegiatan itu semua adalah petugas bimbingan keagaman yang ada dipanti.terkadang
panti juga mendatangkan guru dari luar. Contohnya ustad, alim ulama dan tokoh
masyarakat sekitar.
6. Pemberian bimbingan social
Panti selalu menyelipkan disetiap kegiatan yang mereka adakan untuk lansia
dengan bimbingan sosial, yang mana tujuannya untuk membuat lansia ini merasa
nyaman dan dekat dengan petugas panti, bukannya takut dengan petugas, serta
dengan itu maka akan mudah untuk memecahkan masalah yang diderita lansia jika
ada.
D. Hasil Analisis Tingkat Depresi Warga Binaan di Panti Jompo
Depresi pada lansia adalah proses patologis, bukan merupakan proses normal
dalam kehidupan. Umumnya orang - orang akan menanggulanginya dengan mencari dan
memenuhi rasa kebahagiaan. Bagaimanapun, lansia cenderung menyangkal bahwa
dirinya mengalami depresi (Santoso, Hana dan Andar Ismail. 2009).
Menurut teori Beck lansia memandang diri sendiri, dunia, dan masa depan mereka
dalam bentuk kegagalan. Pada gambaran kognitif lansia dengan depresi umumnya lansia
merasa pesimis, tidak ada harapan, putus asa. Gangguan depresi yang seringkali diderita
oleh pasien lanjut usia adalah depresi yang bersifat subklinikal dengan gambaran gejala
salah satunya ialah gejala berupa tidak ada motivasi (Elvira,Sylvia D dan Gitayanti
Hadisukanto. 2010).
Berdasarkan studi yang dilakukan tanggal 16 februari 2015 di Panti Sosial
Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin didapatkan data sebanyak 82 orang lansia.
Dari 10 orang lansia yang diwawancarai terdapat 6 orang lansia mengatakan tidak
mempunyai semangat dan keinginan dalam mengikuti aktivitas atau kegiatan yang ada
dilingkungan sekitar seperti senam, acara hiburan, ataupun pengajian, klien juga
mengatakan sering bosan pada kegiatan tersebut, merasa lemah, tidak berdaya, dan lebih
senang berada dipanti saja dari pada harus keluar untuk melakukan kegiatan baru. 4
orang lansia tidak ada dikunjungi keluarga dan juga tidak ingin dikunjungi keluarga dan
2 diantara mengatakan ingin meninggal di PSTW saja. Depresi pada lansia adalah
proses patologis, bukan merupakan proses normal dalam kehidupan Gangguan
depresi yang seringkali
diderita oleh pasien lanjut usia adalah depresi yang bersifat subklinikal dengan
gambaran gejala salah satunya ialah gejala berupa tidak ada motivasi (Elvira,Sylvia D
dan Gitayanti Hadisukanto. 2010).
Peran keluarga pada lansia sebagai pemberi dukungan informasi tidak berfungsi
dengan baik. Dukungan informasi adalah jenis dukungan yang meliputi jaringan
komunikasi dan tanggung jawab bersama termasuk didalamnya memberikan solusi dari
masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang
dilakukan oleh seseorang.

E. Upaya Untuk Menanggulangi Permasalahan


Terdapat beberapa usaha untuk menanggulangi permasalahan depresi pada
lansia ialah sebagai berikut:
a. Adanya dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian
orang – orang yang bersangkutan kepada anggota yang mengalami masalah, misalnya
umpan balik dan penegasan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang
aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan serta membantu penguasaan
terhadap emosi. Aspek - aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang
diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan. Tipe dukungan ini lebih mengacu kepada pemberian semangat,
kehangatan, cinta, kasih, dan emosi.
b. Adanya dukungan informasi, keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan
disseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian
saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.
c. Adanya dukungan instrumental, keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan
praktis dan kongkrit. Dukungan ini bersifat nyata dan bentuk materi bertujuan untuk
meringankan beban bagi individu yang membentuk dan keluarga dapat
memenuhinya, sehingga keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis dan
kongkrit yang mencakup dukungan uang peralatan, waktu, serta modifikasi
lingkungan. Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan kongkrit. Yang
terakhir adalah dukungan penghargaan, keluarga bertindak sebagai sebuah
bimbingan umpan balik, membimbing dan mempengaruhi pemecahan masalah dan
sebagai sumber dan validator identitas anggota.
WAWANCARA 3

HASIL WAWANCARA MANULA DI PANTI JOMPO


A. Profil Warga Binaan
1. Nama : DM
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Agama : Islam
4. Umur : 75 Tahun
5. Alamat Asal : Jawa

B. Cara Mengidentifikasi
Untuk mengidentifikasi permasalahan orang yang sedang dalam pembinaan di panti
jompo saat ini menggunakan dua metode yakni observasi dan wawancara dengan format
yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Observasi

NO KEADAAN LINGKUNGAN BS B C KR

1 Suasana di panti jompo √

2 Hubungan dengan penghuni lain √

3 Kondisi lingkungan √

4 Aktvitas sehari- hari √

5 Sarana dan prasarana √

6 Hubungan sosial di masyarakat √

7 Kondisi kesehatan baik √

8 Penghuni pasnti jompo √

9 Pembina panti jompo √

Makanan di panti jompo


10 √
2. Wawancara

NO PERTANYAAN

Apa yang membuat ibu ingin tinggal di panti jompo?


1

Bagaimana hubungan ibu dengan penghuni panti yang lain?


2

Sudah berapa lama ibu tinggal di panti asuhan?


3

Siapa yang mengajak ibu ke padang?


4

Hal- hal apa saja yang ibu lakukan di panti jompo?


5

Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh penghuni panti disini?


6

Bagaimana hubungan ibu dengan petugas yang ada di panti?


7

Masalah apa saja yang pernah ibu alami selama disini?


8

Bagaimana perasaan ibu di panti jompo ini?


9

Bagaimana kondisi lingkungan di panti asuhan ini?


10
Bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh petugas di
11
panti asuhan ini?

Sebelum ibu datang di panti jompo, ibu tinggal dimana?


12

Sudah berapa lama suami ibu meninggal?


13

Berapa anak ibu?


14

Apa yang membuat keluarga tidak mau menerima ibu?


15
C. Hasil Observasi dan Wawancara
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 21
November 2022 di Padang tepatnya di pant Cinta kasih wisma JL. Situjuh, No. 1, Jati
Baru, Padang Tim., Kota Padang, Sumatera Barat 25129, Indonesia. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa panti Cinta kasih wisma sudah berdiri semenjak tahun 1988 yang
dibawah naungan Yayasan yos sudarso, Pegawai yang ada di panti Cinta kasih wismaini
sebanyak 15 orang. Untuk penghuni panti Cinta kasih wisma yaitu sebanyak 30 orang,
memiliki wisma sebanyak 1 wisma serta di dalam wisama memiliki 10 kamar dan masing-
masing kamar memiliki pengasuhnya. Penghuni panti jompo yang ada disini dari berbagai
latar belakang dari anak kandung yang tidak ingin merawat orangtuanya sendiri atau
ditelantarkan, keinginan dari penghuni panti itu sendiri dan lain sebagainya.
Wawancara yang dilakukan kepada salah satu penghuni panti jompo disini denganinisil
ibu DM, dimana ia sudah berada di panti jompo ini hampir 5 tahun, DM sekarang berumur
75 tahun. DM tidak mempunyai anak ia hanya mempunyai 3 saudara, masing- masing
saudara ibu DM ada di jawa dan bukit tinggi. Ibu DM sudah lama di tinggal oleh alm
suaminya yang ketika itu ibu DM masih tinggal di Padang, sebelumnya ibu DM pernah
tinggal dengan keponakannya selama 2 bulan di bukittinggi namun tak berlangsung lama,
ia di usir oleh keponakanya karena ibu DM hanya mempersulit keluarga dari
keponakannya. Sehingga dengan hal itu ibu DM berinisiatif untuk tinggal di panti jompo
dan juga keiginan dari ibu DM sebab ia tidak nyaman tinggal di rumah keponakannya
tesebut yang dikarenakan kondisi iklim karena ibu DM sulit menyesuaikan diri dengan
cuaca yang ada di Bukittinggi yang dingin. Kemudian untuk keluarga dari ibu DM jarang
sekali mengunjungi bahkan sudah hampir 2 tahun dan komunikasi tidak pernah semenjak
saat itu. Selanjutnya selama ibu DM tinggal di panti Cinta kasih wisma banyak sekali
pengalaman yang dilaluinya dari hubungan dengan kondisi di lingkungan panti sampai
dengan hubungan sosial dengan penghuni panti yang lainnya. Di panti jompo ini ada
kegiatan- kegiatan yang harus dilaksanakan oleh penghuni panti yaitu pada hari senin
senam pagi, hari selasa membuat kerajinan tangan seperti membuat alas kaki, dan sapu
lidi, hari
rabu berdoa , hari kamis senam dan sorenya kesenian, hari
juma’at melakukan gotong royong dan pada hari sabtu dan minggu istirahat. Untuk
mengenai petugas yang ada di panti jompo ini cukup ramah tetapi masih ada jugapara
petugas yang cuek dengan penghuni panti lainnya. Kemudian untuk fasilitas baikdari segi
sarana dan prasarana kurang lebih cukup baik namun ada beberapa dari kamar wisma
mengalami kerusakan seperti kaca yang pecah, atap yang bolong dan tv yang rusak.
Hubungan sosial yang ada di panti jompo ini berjalan dengan lancar walaupun masih ada
sedikit masalah dengan penghuni panti lainnya.

D. Permasalahan Warga Binaan


Permasalahan yang dialami oleh warga binaan yang ada di panti Cinta kasih wisma
kebanyakan adalah bermasalah dengan keluarga dimana keluarganya tidak ingin merawat
orangtuanya sendiri karena mereka hanya membuat kondisi keluarga mejadi tidak baik
dalam hal ini mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari dan juga
adanya beberapa petugas yang kurang peduli dengan warga binaan yang ada di panti
jompo tersebut, serta rasa kerinduan yang sangat mendalam sekali kepada keluarganya
tentunya dengan hal itu perasaannya sangatlah sedih dan merasa kecewa terhadap
perlakuan yang diterima oleh keluarganya sendiri.

E. Cara Mengatasi Permasalahan


Banyak hal atau masalah yang akan dirasakan oleh para lansia, dalam hal ini konselor
dapat berperan dalam membantu lansia dalam mengentaskan permasalahan yang tengah
dialami oleh para lanisa, dengan harapan agar para lansia dapat menerima keadaanyya saat
ini baik secara fisik maupun secara psikologisnya. Diharapkan dengan adanya layanan
yang diberikan oleh konselor kepada lansia, para lansia dapat menerima keadaan dirinya.
Model konseling yang dapat diberikan di panti jompo ini adalah dengan melakukan
konseling individual serta melaksaanakan REBT (rasioanal emotive behavior therapy).
WAWANCARA 4
A. IDENTITAS

Nama : BDN

Panggilan :B

Umur : 66 Tahun

Tempat/Tanggal Lahir: Padang/ 5 Agustus 1944

Alamat : Padang

Agama : Islam

Jumlah Saudara : 6 orang

Anak ke 4

B. HASIL WAWANCARA

1. Pengalaman Sewaktu Muda

Burhan (B) adalah seorang manusia usia lanjut (Manula) yang berusia
sekitar 66 tahun. BN pada usia muda berprofesi sebagai petani namun pada tahun
1988 B berubah profesi menjadi menjadi pembeli gambir yang biasa disebut “toke”.
Pada saat itu merupakan masa paling bersinar pada kehidupan B. Pada usia tersebut
B menjadi pria yang berkecukupan dan mampu hidup diatas garis normal kehidupan
di daerahnya. Bahkan B memiliki 3 orang istri.

Pada tahun 2006 atau pada usia B sekitar 62 tahun, B mengalami


kebangkrutan dalam usahanya. Bahkan kehidupan B makin terlunta-lunta setelah dia
bercerai dengan istri ketiganya dan kematian istri ketiganya. Semua anaknya pun
tidak memperdulikannya dikarenakan kebiasaan hidup B yang dulu cenderung
bersikap tidak baik dan sekarang dialami akibatnya oleh B.

2. Pengalaman dalam Berkeluarga

Kehidupan keluarga B cukup bahagia terlebih ketika kehidupan ekonominya


naik ke status yang lebih tinggi. Semenjak awal tahunan 1990an B mampu hidup
bahagia, bahkan B menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1992 dan manikah lagi
pada tahun 1996 untuk yang ketiga kalinya. Usia pernikahan dengan istri ketiga
hanya berjalan selama 4 tahun karena pada tahun 2000 istri ketiga BN meminta
cerai. 2
tahun kemudian istri kedua B meninggal dunia. Dan sampai tahun 2009 kemarin B
hanya tinggal bersama istri pertamanya.

Pernikahan dengan istri pertamanya, B tidak memiliki anak dan memutuskan


menikah dengan istri kedua. Bersama istri kedua B dikaruniai 4 orang anak.
Sedangkan dengan istri yang terakhir B memiliki 1 orang anak. Semenjak
kebangkrutannya, kehidupan B sedikit demi sedikit berubah dan menurun kestrata
yang lebih rendah. Bahkan semua kekayaannnya dulu telah diambil oleh semua
anaknya dan dijual, dikarenakan untuk membiayai hidup B, istri dan anak-anaknya
tersebut.

3. Pengalaman Hidup Manula

Dimasa senja sekarang, kehidupan B masih jauh dari yang diharapkannya.


Kehidupan anak-anaknya tidak begitu memuaskan dan masih dibawah kemiskinan.
Oleh karena itu, B tinggal dengan anak bungsu dari istri kedua yang dulu telah
meninggal. Dari sekian anaknya hanya anak bungsu inilah yang mau mengurusnya
dikarenakan kehidupan anak bungsu ini lebih “diatas” dibandingkan saudara-
saudaranya yang lain.

Di rumaha anaknya tersebut B tinggal bersama istri pertamanya, namun sejak


2009 istri pertamanya meninggal dunia dan B tinggal sendiri. Semenjak
kebangkrutannya B bekerja kembali sebagai petani. Namun karena dimakan usia
dan kekuatan fisik yang sudah menurun membuat B harus tidak bekerja lagi. Namun
perlakuan dari anaknya semakin tidak mengenakkan, maka sejak 2008 B pun
bekerja sebagai pemulung di daerahnya. Setiap harinya B mencari sampah dan
kembali ke rumah pada waktu makan siang dan kembali bekerja lagi setelah makan
siang dan pulang sebelum magrib.

4. Pengalaman Tentang Perhatian Anaknya

Perhatian yang didapatkan B dari anaknya tidak begitu memuaskan. Dari


keempat anaknya dari istrinya yang kedua hanya perlakuan anaknya yang bungsu
yang cukup dirasakan B. Namun B mengakui mungkin perlakuan yang didapatkan
dari anak-anaknya tersebut merupakan hasil atau buah dari perlakuan B sewaktu dia
masih muda dulu. B pada waktu muda sering berbuat yang tidak baik.
Anak bungsu B inipun tidak begitu memuaskan, ketika B hanya tinggal di
rumah tanpa bekerja perlakuan anak-anaknya tidak mengenakkan lagi. B pun
memaklumi kalau perlakuan anaknya tersebut karena anak-anaknya tidak cukup
mampu dalam masalah ekonomi untuk menanggung kehidupan ayahnya tersebut
dan istrinya.

5. Pengalaman Tentang Pemeliharaan dan Pemenuhan Kebutuhan

Dalam kehidupan B dia memenuhi kebutuhannya sendiri. Semenjak dia


bangkrut, dia bekerja sendiri untuk menghidupi dirinya. Namun ketika dia sudah
tidak kuat bekerja lagi, B menginginkan perhatian dan perlakuan anak-anaknya
untuk menghidupainya. Namun anak-anaknya juga tidak begitu kaya sehingga tidak
ammpu menghidupinya. Hanya anak bungsunya yang mau mengurusnya, namun
ketika dia tidak bekerja perlakua anaknyapun berubah, sehingga B memutuskan
untuk bekerja sebagi pemulung sampai sekarang.

6. Pengalaman tentang Panti Jompo

B tidak pernah tinggal di panti jompo. Namun anak-anaknya pernah


membayanginya untuk tinggal di panti jompo. B berpendapat kalau tinggal dipanti
jompo akan membuat dia tinggal dari anak dan cucunya. B mengatakan kalau dia
ingin menghabiskan masa tuanya di rumah dan di kuburkan di tanah kelahirannya.
WAWANCARA 5

A. Identitas Narasumber
Nama : DA
Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas 63
B. Hasil Wawancara
DA merupakan salah satu lansia yang dititipkan oleh keluarga nya di panti jompo
karena memang tidak memiliki anak dan suami. DA berfikir akan menyusahkan keluarga
nya apabila ia tinggal bersama keluarganya. DA mengatakan lebih nyaman tinggal disini,
setidaknya ada yang membantu dan merawat ia. DA merasa sangat senang tinggal di
panti jompo, karena banyak teman untuk bercerita dan dipanti jompo ini juga ada
beberapa kegiatan yang membuat DAmerasa produktif. Seperti ada kegiatan senam dan
wirit. DA mengatakan setiap hari senin semua lansia yang berada dipanti itu ada
kegaitan seperti membuat keterampilan, dan hari rabu ada kegiatan senam lansia dan
dilanjutkan dengan kesenian seperti menyanyi, di hari jumat goro bersama
membersihkan lingkungan sekitaran panti, hari minggu wirit bersama.
DA juga mengatakan mendapatkan kunjungan selama ia berada di panti jompo
baru 2 kali. Tapi itu tidak masalah bagi DA. Ia mengatakan keluarga nya mungkin sibuk
keluarga nya sudah mau datang saja melihat DA ia sudah bersyukur. Ia juga bilang tidak
ada yang perlu disesalkan, ia berada disini itu sudah jalan allah dan juga ada hikmah
dibalik itu semua. DA juga mendapat pengasuh yang baik, tidak pernah marah kepada
dia, selalu mengurus DA dengan sabar selayaknya mengurus orang tua ya sendiri.
Untuk permasalahan yang timbul selama DA berada di panti jompo yaitu
walaupun merasa lebih nyaman tinggal di panti jompo dibanding dengan keluargnya,
tetapi disisi lain DA juga sedih dan merasa kesepian karena di hari tua nya dia tidak bisa
habiskan bersama keluarganya. dan juga kurang mendapat perhatian dari keluarganya.
meskipun dipanti jompo ini sudah ada yang mengurusi nya tapi tetap saja. Perhatian dan
kasih sayang dari keluarga itu beda. Tapi disamping itu DA tidak menyesal dia berada
disini hanya saja kadang kadang perasaan rindu keluarga dan rindu rumah itu pasti ada.
C. Upaya Konselor untuk Menanggulangi Permasalahan
Yang bisa dilakukan konselor yaitu memberikan layanan bimbingan sosial
kepada lansia.. Bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi dengan
tanggungjawab. Menurut Mappiare (1982: 130) bimbingan sosial adalah upaya untuk
membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-
konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang dan sebagainya. Pelayanan bimbingan sosial
diberikan dalam rangka menciptakan hubungan sosial secara serasi dan harmonis
diantara lanjut usia, petugas, pimpinan lembaga dengan masyarakat. Petugas panti
bersama pekerja sosial, relawan senantiasa memberikan support (dorongan) secara rutin
dan terus menerus, sehingga diharapkan mereka dalam menghabiskan hari-hari tuanya
di dalam panti mendapatkan ketentraman, kebahagiaan lahir dan batin. Dengan
bimbingan ini membantu lansia bersosialisasi dengan lansia lain sehingga ia tidak
merasa kesepian sehingga di tempat panti jumpo tersebut menimbulkan rasa
kekeluargaan.
WAWANCARA 6

LAPORAN WAWANCARA PANTI JOMPO


A. Identitas Narasumber
Nama : MJ
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas 61
B. Hasil Wawancara
MJ merupakan salah satu lansia yang dititipkan oleh keluarganya di panti jompo
karena memang karena sang istrinya telah meninggal dunia dan anak-anak nya sudah
berkeluarga dan sibuk dengan urusan masing-masing. MJ sendiri juga berfikir jika dia
akan menyusahkan keluarga nya apabila ia tinggal bersama keluarganya. MJ mengatakan
lebih nyaman tinggal disini, setidaknya ada yang membantu dan merawat ia. MJ merasa
sangat senang tinggal di panti jompo, karena banyak teman untuk bercerita dan dipanti
jompo ini juga ada beberapa kegiatan yang membuat MJ merasa lebih produktif, Seperti
ada kegiatan senam dan wirit. MJ juga mengatakan setiap hari rabu semua lansia yang
berada dipanti itu ada kegaitan seperti membuat keterampilan, dan hari kamis ada kegiatan
senam lansia dan dilanjutkan dengan kesenian seperti menyanyi, di hari jumat goro
bersama membersihkan lingkungan sekitaran panti, hari minggu wirit bersama. MJ juga
mengatakan mendapatkan kunjungan selama ia berada di panti jompo baru 3 kali. Tapi itu
tidak masalah bagi MJ. Ia mengatakan keluarga nya mungkin sibuk keluarga nya sudah
mau datang saja melihat MJ ia sudah bersyukur. Ia juga bilang tidak ada yang
perludisesalkan, ia berada disini itu sudah jalan allah dan juga ada hikmah dibalik itu
semua.
Untuk permasalahan yang timbul selama MJ berada di panti jompo yaitu disatu sisi
MJ merasa nyaman tinggal di panti jompo dibanding dengan keluarganya, tetapi disisi
lain MJ terkadang juga merasa sedih dan kesepian karena di hari tua nya dia tidak bisa
habiskan bersama keluarganya. dan juga kurang mendapat perhatian dari keluarganya.
meskipun dipanti jompo ini sudah ada yang mengurusi nya tapi tetap saja. Perhatian dan
kasih sayang dari keluarga itu beda. Tapi disamping itu MJ tidak menyesal dia berada
disini hanya saja kadang kadang perasaan rindu keluarga dan rindu rumah itu pasti ada.
C. Upaya Konselor untuk Menanggulangi Permasalahan
Yang bisa dilakukan konselor yaitu memberikan layanan bimbingan sosial
kepadalansia.. Bimbingan sosial merupakan upaya untuk membantu individu dalam
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi dengan
tanggungjawab. Menurut Mappiare (1982: 130) bimbingan sosial adalah upaya untuk
membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi
konflik- konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang
kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang dan sebagainya. Pelayanan
bimbingan sosial diberikan dalamrangka menciptakan hubungan sosial secara serasi
dan harmonis diantara lanjut usia, petugas, pimpinan lembaga dengan masyarakat.
Petugas panti bersama pekerja sosial, relawan senantiasa memberikan support
(dorongan) secara rutin dan terus menerus, sehingga diharapkan mereka dalam
menghabiskan hari-hari tuanya di dalam panti mendapatkan ketentraman,
kebahagiaan lahir dan batin. Dengan bimbingan ini membantulansia bersosialisasi
dengan lansia lain sehingga ia tidak merasa kesepian sehingga di tempat panti jumpo
tersebut menimbulkan rasa kekeluargaan.
WAWANCARA 7
A. Identitas Narasumber
Nama : RP
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia 71
Tempat/Tanggal Lahir : Rao/ 10
Juli1951 Alamat : Rao
Agama : Islam
Jumlah Saudara : 4 orang
Anak ke 1
Jumlah Anak 3
B. Hasil Wawancara
RP merupakan salah satu lansia yang dititipkan oleh keluarga nya di panti jompo
karena anak-anaknya sudah sibuk dengan urusan keluarga dan pekerjaannya masing-
masing dan tidak ada yang bisa merawat orang tuanya lagi. Dalam fikiran RP dia akan
menyusahkan anak-anaknya dan memilih untuk tetp tinggal di panti jompo setindaknya di
panti jompo tersebut RP ada yang akan merawatnya. Di panti jompo RP merasa sangat
senang, karena banyak teman untuk bercerita dan dipanti jompo ini yang kadang memiliki
nasib yang sama RP, di panti jompo RP dan teman-tean lainnya melakukan berbagai
kegiatan yang membuat mereka merasa lebih aktif di masa tuanya.
Selama berada di panti jompo, RP jarang sekali dikunjungi oleh anak-anaknya,
menurut keterangan RP bahkan dia yang kadang meminta pihak dari panti jompo untuk
menelpon keluarganya, Namun semua itu tidak menjadi masalah untuk RP yang penting
anak-anak cucu serta keluarganya yang lain sehat.
Dipanti jompo banyak kegiatan yang dilakukan RP Seperti ada kegiatan senam,
pengajian, PKK, Kerajinan dan banyak hal lainnya. RP juga mengaku di usianya
sekarang yang semakin tua rentan terkena penyakit dan berharap keluarganya juga
menjenguknya meskipun hanya sekali-kali saja.
C. Observasi kegiatan Narasumber saat Berada di Panti Jompo
Pengamatan saya terhadap RP, selama diwawancara menunjukan ekspresi yang
sangat sedih dan menangis. Beliau memang memiliki banyak teman di Panti tetapi beliau
tetap merasa kesepian karena kluarga yang jarang mengunjunginya. Beliau juga selalu
berharap agar anak nya datang menjemput tetapi disisi lain RP juga harus mengerti bahwa
anak-anaknya memiliki kesibukan yang lain dan tidak ingin menjadi beban anak-anaknya
apalagi suaminya sudah meninggal dunia. selama di panti asuhan RP menunjukkan sikap
seperti; pemurung, kesepian Mudah sedih atau nangis Sulit tidur, Tidak enak makan,
Selalu mimpi buruk dan juga Selalu membayang bayangkan kehadiran anak dan cucunya.

D. Pelayanan BK untuk menanggulangi permasalahan RP


Yang dapat diberikan kepada RP yaitu yang utama adalah
1. Layanan Konseling Individual karena dengan konseling ini RP dapat bicara tentang hal
yang dirasakan hatinya tanpa ada beban di hati, dengan konseling individual ini baik
klien maupun konselor akan terbuka dan berusaha untuk mencari pengentasan masalah
yang sedang dialami RP salah satunya kesepian karena keluarga tidak
mengunjunginya dan juga masalah Kesehatan yang semakin menurun.
2. Layanan Bimbingan Kelompok, Selain secara individu kelompok yang berada di panti
jompo juga perlu diberikan pelayanan, karena menurut pengamatan saya selain RP
maih banyah orang tua disana yang juga mengalami masalah yang memerlukan
diskusi atau penanganan masalah secara berkelompok.
3. Layanan Informasi. Memberikan layanan kepada orang tua yang ada di panti
mengenai informasi terbaru baik itu tentang berita, maupun tentang Kesehatan dan hal
lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Di Indonesia telah disetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang
berumur 60 tahun keatas. Sesuai Undang-undang nomor 13 tahun 1998 pasal 1 ada di
muatkan mengenai pengertian lanjut usia yaitu seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun keatas. Panti Jompo adalah tempat tinggal yang dirancang khusus untuk orang
lanjut usia,yang di dalamnya disediakan semua fasilitas lengkap yang dibutuhkan orang
lanjut usia.

Ada beberapa keuntungan yang akan didapat para lansia bila tinggal di Panti
Jompo adalah sebagai berikut : 1. Perawatan dan perbaikan wisma dan perlengkapannya
dikerjakan oleh lembaga 2. Semua makanan mudah didapat dengan biaya yang memadai;
3. Perabotan dibuat untuk rekreasi dan hiburan; 4. Terdapat kemungkinan untuk
berhubungan dengan teman seusia yang mempunyai minat dan kemampuan yang sama;
5. Kesempatan yang besar untuk dapat diterima secara temporer oleh teman seusia
daripada dengan orang yang lebih muda; 6. Menghilangkan kesepian karena orang-orang
di situ dapat dijadikan teman; 7. Perayaan hari libur bagi mereka yang tidak mempunyai
keluarga tersedia di sini; 8. Ada kesempatan untuk berprestasi berdasarkan prestasi di
masa lalu kesempatan semacam ini tidak mungkin terjadi dalam kelompok orang-orang
muda.

B. Saran

Untuk laporan wawancara di panti jompo hendaknya menjalin kerja sama dengan
profesi lain yang dalat membantu mengatasi masalah di panti jompo.

Anda mungkin juga menyukai