JUDUL :
ANALISIS LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DI INDONESIA
B. PENDAHULUAN
Proses pendidikan yang sangat panjang semenjak kelahiran anak didik sampai
tingkat puncak dalam jenjang pendidikan memerlukan perhatian dan kepedulian pada
aspek psikologis atau kejiwaan. Memahami aspek kejiwaan anak didik merupakan
modal dasar tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga menjadi dewasa berarti
mengalami perubahan, karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan merupakan usaha
atau kegiatan berinteraksi antara pendidik, anak didik dan lingkungan. Perubahan
tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam hubungan
inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri
individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik
perlu memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis.
1. Perubahan yang terjadi pada anak didik selama dalam proses pendidikan
2. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas hasil belajar
3. Teori dan proses belajar
4. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
5. Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas
diri individu.
6. Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7. Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para petugas
pendidikan.
8. Pengaruh interaksi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid.
9. Hambatan, kesulitan, ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh anak
didik selama proses pendidikan
10. Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu yang lain dalam
batas kemampuan belajar
a. Psikologi Perkembangan
a. Teori belajar klasik masih tetap dapat dimanfaatkan, antara lain untuk
menghapal perkalian dan melatih soal-soal (Disiplin Mental). Teori
Naturalis bisa dipakai dalam pendidikan luar sekolah terutama pendidikan
seumur hidup.
b. Teori belajar behaviorisme bermanfaat dalam mengembangkan perilaku-
perilaku nyata, seperti rajin, mendapat skor tinggi, tidak berkelahi dan
sebagainya.
c. Teori-teori belajar kognisi berguna dalam mempelajari materi-materi yang
rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah dan
untuk mengembangkan ide (Pidarta, 2007:218).
c. Psikologi Sosial
Psikologi social adalah ilmu tentang perilaku individu dalam kaitannya
dengan situasi stimulus social. Stimulus social atau rangsangan social
yang dimaksud disini bukan hanya orang-orang lain yang mengadakan
interaksi social dengan si pelaku, melainkan dapat berupa benda-benda
dan hal-hal lain yang bernilai social dan mempengaruhi perilaku orang
secara social pula (Sherif&Muzfer dalam Sarwono, 1997).
Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memilki tiga kunci utama yaitu.
a. Kepribadian orang itu. Mungkin kita pernah mendengar tentang orang
itu sebelumnya atau cerita-cerita yang mirip dengan orang itu,
terutama tentang kepribadiannya.
b. Perilaku orang itu. Ketika melihat perilaku orang itu setelah
berhadapan, maka hubungkan dengan cerita-cerita yang pernah
didengar.
c. Latar belakang situasi. Kedua data di atas kemudian dikaitkan dengan
situasi pada waktu itu, maka dari kombinasi ketiga data itu akan
keluarlah kesan pertama tentang orang itu.
Dalam dunia pendidikan, kesan pertama yang positif yang dibangkitkan pendidik
akan memberikan kemauan dan semangat belajar anak-anak. Motivasi juga
merupakan aspek psikologis sosial, sebab tanpa motivasi tertentu seseorang sulit
untuk bersosialisasi dalam masyarakat. Sehubungan dengan itu, pendidik punya
kewajiban untuk menggali motivasi anak-anak agar muncul, sehingga mereka dengan
senang hati belajar di sekolah.
Permasalahan:
Berbicara mengenai situasi pendidikan di Indonesia, kita tidak dapat
menutupi kenyataan dimana sekolah-sekolah masih mengutamakan
penguasaan mata pelajaran. Akibatnya peranan dan minat guru-guru ataupun
murid-murid dibatasi oleh pengawasan dari pihak pemerintah. Memang ada
kemungkinan, bahwa keberhasilan pendidikan kita adalah tidak lepas
hubungannnya dengan keterampilan guru-guru dalam mengelola belajar
mengajar. Pendidikan kita sekarang belum banyak memperhatikan minat dan
kebutuhan anak didik. Pendidikan kita masih banyak digumuli dengan
masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan serta pemenuhan
kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja.
Solusi:
Dari kenyataan diatas, maka sudah tiba masanya sekarang dimana
pendidikan hendaknya lebih melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak
didik. Pendidikan seharusnya mempunyai kreasi-kreasi baru di sepanjang
waktu dengan berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik. Selama anak
sekolah hanya menyenangi puisi-puisi daripada menulis naskah-naskah kreatif
dan selama anak-anak di sekolah dilatih perhitungan yang kurang berguna
daripada mengajarkan manfaat perhitungan tersebut untuk kegunaannya yang
nyata.