Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Penanganan Anak Usia Dini dengan Perilaku Insecure Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dosen yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk mengerjakan tugas ini sehingga kami mengerti tentang
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas kepada kita semua
khususnya bagi kami. Makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami mohon untuk
kritik dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini.........................................................
2.2 Macam-Macam Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini.................................................
2.3 Penyebab Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini...........................................................
2.4 Penanganan Anak Usia Dini Dengan Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini.............
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai guru, kita mungkin sering atau setidaknya pernah menjumpai satu atau
beberapa anak didik yang mempunyai karakter seperti penakut, rendah diri, pemalu. Oleh
para prefesional, prilaku tersebut sering disebut jenis prilaku neurotik namun dalam
makalah ini, kita akan menggunakan istilah yang lebih awam, yaitu inscure (perasaan tidak
aman). Istilah tersebut menggambarkan anak secara nyata memiliki kepercayaan diri yang
kurang, mereka pun sering kali memiliki perasaan takut dan cemas (Schaefer & Millman,
1981). Tentu saja semua anak memiliki perasaan-perasaan tersebut namun derajatnya
berbeda-beda. Jika dialami secara serius, perasaan-perasaan tersebut tentu dapat menghambat
anak dalam berbagai hal. Sebagai contoh anak yang pemalu dan rendah diri mungkin menjadi
tidak berani mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan guru sekalipun ia tahu jawaban
dari pertanyaan tersebut. Jika tidak hati-hati mencermati perilaku anak, bisa saja guru akan
salah mengartikan perilaku anak tersebut dan tentu saja hal itu tidak kita inginkan. Oleh
karena itu, pengenalan dan pendidikan sejak awal dapat membantu kita mengenali anak yang
memiliki prilaku-prilaku inscure.
Prilaku insicure pada anak dapat dicegah dengan mengasuh anak dalam cara-cara yang
dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan peradaptasi, dan optimisme anak. Untuk
itu, orang tua, guru, serta pihak-pihak yang terkait dengan anak harus bekerja sama dan
membantu anak untuk mengatasi perasaan-perasaannya tadi.
Dalam makalah ini, kita akan mempelajari beberapa bentuk prilaku inscure. Karna
cukup banyaknya materi yang akan di bahas maka topik mengenai prilaku inscure ini akan
dipecah ke dalam dua. Makalah ini, kita hanya akan membahas tiga prilaku incure, yaitu
penakut, perasaan rendah diri, dan pemalu.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Menjelakan tentang pengertian dan macam- macam insecure pada anak uisa dini
2. Menjelaskan tentang Penyebab perilaku insecure pada Anak Usia Dini
3. Menjelaskan tentang Penanganan Anak Usia Dini dengan perilaku insecure
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Insecure dan Macam-Macam Insecure Pada Anak Usia Dini
A. Pengertian Insecure
Kata insecure berasal dari bahasa inggris yang berarti lacking self confidence (tidak
percaya pada diri sendiri), not safe from danger(tidak aman), unstable (tidak terjamin), and
not firm or dependable (tidak kukuh/teguh). Insecure menggambarkan perasaan seorang
individu yang memiliki rasa percaya diri yang rendah, memiliki perasan takut, dan cemas
serta pemalu. Sementara perilaku insecure pada anak usia dini adalah tanggapan atau reaksi
anak usia dini terhadap suatu objek dalam bentuk perasaan rendah diri, takut, cemas dan
malu.
Menurut Schaefer dan Millman (1981) Insecure adalah perasaan yang
tidak aman. Takut adalah emosi yang kuat dan tidak menyenangkan, yang
disebabkan oleh kesadaran atau antisipasi akan adanya suatu bahaya. Serta
rendah diri yaitu anak kurang menghargai dirinya sendiri, biasanya akan melihat
segala sesuatu secara pesimis. Perilaku insecure pada anak usia dini ini
berhubungan dengan masalah perkembangan emosi pada anak usia dini yang
tidak berlangsung optimal..
B. Macam Macam Perilaku Insecure Pada Anak Usia Dini
1. Anak Yang Penakut
Pengertian anak yang penakut
Takut adalah emosi yang kuat dan tidak menyenangkan, yang disebabkan oleh
kesadaran atau antisipasi akan adanya suatu bahaya (Schaefer & Millman, 1981). Rasa takut
dipelajari tetapi ada pula ketakutan yang bersifat instinkual. Anak-anak mengalami teror atau
ketakutan yang tidak beralasan dan sangat kuat merupakan hasil dari keadaan panik.
Secara umum anak - anak takut pada kegelapan, hantu, orang asing, rasa takut di
tinggalkan, takut terhadap suara keras, dan situasi yang tidak di kenal. Secara lebih rinci,
terdapat 3 faktor yang diidentifikasikan sebagai sumber ketakutan pada masa kanak-kanak
menurut (Schaefer,& millman, 1981) yaitu sebagai berikut:
a. Luka fisik seperti racun, operasi, perang, ketakutan untuk di culik.
b. Kejadian - kejadian alam, seperti badai, gempa, gunung meletus, gelap, kematian,
( ketakutan-ketakutan ini menurun sejalan dengan bertambahnya usia )
c. Stres psikis seperti melakukan kesalahan, tertekan, menghadapi ujian, kejadian-
kejadian sosial, sekolah dan kritik.
Sekurang-kurangnya 50% anak memiliki ketakutan umum terhadap anjing, situasi
gelap, petir, dan hantu, ketakutan sangat umum terjadi pada usia 2 6, antara usia 2 - 4 tahun,
ketakutan pada objek binatang, badai, situasi gelap, dan orang asing sangat sering terjadi.
Ketakutan-ketakutan ini berkurang pada usia 5 tahun dan hilang pada usia 9 tahun. Dari usia
4 6 tahun, ketakutan imajiner, seperti ketakutan terhadap hantu menonjol dan sampai
puncaknya pada usia 9 tahun, dan kebanyakan menghilang pada usia 10 tahun. Sebanyak
90% anak usia 6 tahun mengembangkan beberapa ketakutan yang bersifat spesifik namun
ketakutan itu hilang secara alami.
Ketakutan terhadap hal-hal yang bersifat supranatural (seperti hantu, dan lain lain)
masih menjadi perhatian pada 20% anak usia 5 11 tahun. Bahaya-bahaya pisik merupakan
ketakutan yang khas pada anak usia 10 tahun ke atas. Data statistik yang penting berkaitan
dengan sekolah menyebutkan bahwa 20% anak merasa takut terhadap tes dan mengerjakan
tes dengan buruk karena rasa takut tersebut. Dari segi pandang positif kita dapat melihat
bahwa ketakutan meningkatkan pertahanan dengan menjadikan seseorang lebih waspada
terhadap bahaya dan mempersiapka seseorang untuk melindungi diri sendiri. Secara
fisiologis, aliran adrenalin menyiapkan tubuh untuk mengambil tindakan berupa prilaku
menghadapi objek yang ditakuti atau sebaliknya (Schaefer,& millman, 1981)
Mimpi sangat sering mencerminkan ketakutan. Jika anak mendiskusikan mimpi
mereka, kita tentu akan dapat memahami apa yang menakutkan bagi mereka.
Karakteristik anak yang penakut
Menurut suran dan rizzo (1979), ketakutan dapat membuat anak menghindari situasi
kompetitif. Ketakutan juga dapat mengganggu hubungan anak dengan teman sebayanya.
DAFTAR PUSTAKA
Berk, L. E. (2000). Child devalopment. 5th Ed. Boston: Allyn and Bacon.
Schaefer, C.E dan Millman, H.L (1981). How to Help Children with Common Problems.
New York: Van Nostrand Reinhold Company.
Suran, B.G. & Rizzo, J.V. (1979). Special Children: An Integrative Approach. London: Scott,
Foresman and Comapany.
Vasta, R, Miller, S.A. dan Ellis, S. (2004). Child Psychology. 4th Ed. New Jersey: John
Wiley & Sons, In