kedua jenis keterangan itu, lalu dipasang dan dicocokkan yang pada akhirnya
menentukan jabatan apa yang paling cocok utuk individu yang dimaksudkan.
Periode kedua, gerakan bimbingan lebih menekankan pada bimbingan pendidikan.
Dalam tahap ini bimbingan dirumuskan sebagai totalitas pelayanan yang secara
keseluruhan dapat diintergrasikan kedalam upaya pendidikan. Pada kedua periode ini
rumusan tentang konseling belum dimunculkan.
Periode ketiga, bahwa pelayanan bimbingan tidak hanya disangkut-sangkutkan
dengan usaha-usaha pendidikan saja, tidak pula hanya mencocokan individu untuk
jabatan-jabatan tertentu saja, melainkan juga bagi peningkatan hidup mental. Dalam
kaitanya itu, pada keseluruhan upaya bimbinan ditekankan adanya upaya untuk
membantu penyesuaian diri individu terhadap dirinya sendiri, lingkungan dan
masyarakat. Pada periode ini rumusan tentang konseling dimunculkan. Para ahli sudah
mulai menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bukan hanya sekedar menyedikan
bimbingan atau memberikan latihan, tetapi mereka membantu individu memecahkan
masalah-masalah dalam kehidupan individu itu yang kadang amat pelik dan membesar
(Belkin, 1975).
Periode keempat,
gerakan
bimbingan
menekankan
pentingnya
proses
yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) Nya dan
Dia menjadikan bagi kamu pendengara dan penglihatan, tetapi kamu sdikit
sekali bersyukur. (QS, 32: 7-9)
Karena manusia terdiri dari beberapa unsur yaitu jasmani yang mencakup
fisik dan rohani yang mencakup akal, hati nurani, penglihatan dan pendengaran
inilah biasanya manusia disebut memiliki unsur cipta, rasa, dan karsa, yang
keseluruhannya tidak dapat dipisahkan sehingga disebut makhluk monopluralis
atau
wahdatul
anashir
(memiliki
banyak
unsur
dalam
satu
kesatuan/keseluruhan)
2. Manusia memiliki empat fungsi
a. Manusia sebagai mahluk Allah dijelaskan dalam surat Adz Dzariat ayat 56:
dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu. (QS. 51: 56)
b. Manusia sebagai individu
Secara kodrati, setiap manusia merupakan wujd yang khas yang memiliki
pribadi (individu) sendiri atau memiliki eksistensinya sendiri. Hal ini dapat
ditafsirkan dari ayat:
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS,
54: 49)
Segala sesuatu yang diciptakan Allah mempunyai ukuran sendiri-sendiri,
maksudnya selain dalam menciptakan dengan ukuran yang baik (harmonis),
Allah juga menciptkan masing-masing individu dengan kemampuan
masing-masing yang berbeda-beda.
c. Manusia sebagai makhluk sosial
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakn kamu dari seorang lakilaki dan perempuan dan menjdikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling
bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS, 49: 13)
d. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia hidup di alam dan mengolahnya guna memenuhi keperluan
hidupnya. Dengan begitu manusia secara tidak langsung telah menciptakan
budaya mereka sendiri. Menurut pandangan islam, manusia merupakan
pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan
fisik individu.
Program pelayanan dapat dilakukan secara incidental maupun terprogram. Disini
bimbingan dan konseling mempunyai prinsip layanan yang berupa bimbingan dan
konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan. Oleh
karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan
dengan program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh. Program bimbingan
harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi sekolah, kebutuhan individu dan masyarakat.
selain itu program layanan bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan dari
anak-anak hingga dewasa; di sekolah mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi.
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling baik yang incidental maupun
terprogram dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya
akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh konselor. Berikut ini
merupakan beberapa prinsip yang berhubungan dengan pelaksanaan layanan, yaitu:
1. Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu. Oleh
karena
itu
pelayanan
bimbingan
dan
konseling
harus
diarahkan
untuk
perkembangan
sehingga
mengharuskan
konselor
untuk
Aspek
Jumlah anggota
Bimbingan kelompok
Konseling kelompok
Tidak terlaku dibatasi, dapat Terbatas: 5-10 orang
Kondisi dan
Hendaknya homogen
karakteristik
3
4
5
anggota
Tujuan yang ingin
dicapai
Pemimpin
kelompok
Peranan anggota
a. Pemecahan masalah
b. Pengembangan kemampuan
komunikasi dan interaksi
Konselor
a. Berpartisipasi dalam
dinamika interkasi sosial
b. Menyumbang pengentasan
6
Suasana interaksi
7
8
Sifat isi
pembicaraan
Frekuensi kegiatan
Tidak rahasia
masalah
c. Menyerap bahan untuk
pemecahan masalah
a. Interaksi multiarah
b. Mendalam dengan
melibatkan aspek emosional
Rahasia