Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Filsafat dan Logika Keilmuan yang Mendasari Integrasi-


Interkoneksi Bimbingan Konseling Islam

Dosen pengampu

Dr. Irsyadunnas, M. Ag.

Disusun oleh

Nama : Parhaen

NIM : 23202021007

MAGISTER BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2023

i
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Dan Manfaat............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Filsafat Dan Logika Keilmuan.............................................................................3


B. Integrasi-Interkoneksi Bimbingan Konseling Islam.........................................4
C. Filsafat Dan Logika Keilmuan Sebagai Dasar Integrasi-Interkoneksi Bimbingan
Konseling Islam.....................................................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

A. Kesimpulan............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Filsafat sebagai proses berfikir kritis secara radikal dengan tujuan mencari
kebenaran haqiqi yang murni menggunakan rasional sebagai sandaran berfikirnya.
Filsafat yang berlandaskan pada penggunaan rasionalitas sebagai sandaran berfikir
seringkali menyebabkan kesalah fahaman pada umat Islam. Banyak umat muslim karena
kesalah fahamannya ini membuat mereka memberikan stigma negative terhadap filsafat
sebagai suatu ajaran yang menyesatkan. Al kindi sebagai salah seorang filosofis muslim
menentang hal tersebut, Al Kindi menyatakan bahwa filsafat Islam sebagai bagian yang
tidak dapat terpisahkan dari kazanah kebudayaan Islam, baik dari konten, sejarah dan
kebudayaannya.
Bimbingan konseling islam memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Ahli dalam bimbingan konseling islam bertugas untuk membantu konseli dalam
menyelesaikan permasalahan yang dialami. Bimbingan konseling islam yang diberikan
oleh konselor haruslah berlandasakan nilai-nilai agama yang terkandung dalam al-qur’an
dan hadis serta prinsip-prinsip psikologi untuk membantu individu memahami karakter
dan lingkungannya serta dapat membantu individu untuk mengatasi tantangan dan krisis
kehidupan.
Dahulu, ilmu agama dan ilmu umum selalu dipisahkan. Pemisahan antara ilmu
agama dan umum ini menyebabkan kemunduran dalam bidang ilmu pengetahuan.
Hadirnya integrasi-interkoneksi ilmu pengetahuan islam dengan umum memberikan
pemahaman bahwa setiap ilmu pengetahuan memiliki kaitan yang erat untuk saling
mendukung atau saling menguatkan satu sama lain. Sama halnya dengan Filsafat dan
bimbingan konseling islam. Sebagai ilmu islam dan ilmu umum juga memiliki kaitan
yang erat. Bagaimana filsafat dapat memberikan sumbangan keilmuannya dalam proses
bimbingan dan konseling islam?. Pada makalah ini akan dijelaskan bagaimana filsafat
dan logika keilmuan dapat menjadi dasar dalam bimbingan konseling islam.

1
C. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari filsafat dan logika keilmuan?
2. Apa maksud dari integrasi-interkoneksi bimbingan konseling islam?
3. Bagaimana filsafat dan logika keilmuan sebagai dasar integrasi-interkoneksi
bimbingan konseling islam?
D. Tujuan dan manfaat
1. Mengetahui pengertian dari filsafat dan logika keilmuan
2. Memahami maksud dari integrasi-interkoneksi bimbingan konseling islam
3. Memahami filsafat dan logika keilmuan sebagai dasar integrasi-interkoneksi
bimbingan konseling islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat dan logika keilmuan


1. Definisi filsafat
Dalam sejarah perkembagannya, pengertian filsafat dibagi menjadi dua yakni
secara etismologi dan terminologi. Filsafat secara etismologi dalam bahasa Arab
dikenal dengan istilah falsafah, dalam bahasa Inggris dikenal dengan phyloshophy
serta dalam bahasa Yunani dikenal dengan istilah philosophia. Phylosophia berasal
dari dua suku kata yakni philein yang berarti cinta dan shopia yang berarti
kebijaksanaan. Dengan demikian para filsuf dapat diartikan sebagai pecinta atau
pencari kebijaksanaan. Sedangkan secara terminologi ada beberapa pendapat para ahli
yakni menurut Aristoteles filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran di
dalamnya yang terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika dan estetika.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Fuad Hasan, filsafat diartikan sebagai ikhtiar untuk
berfikir secara radikal, yakni berfikir secara mengakar suatu hal yang hendak
dipermasalahkan.1
Pengertian filsafat di atas dapat memberikan pemahaman bahwa filsafat
merupakan suatu prinsip atau asas keilmuan dalam menelusuri kebenaran suatu objek
dengan cara berfikir secara radikal atau berfikir secara mengakar. Objek dikaji
dengan realitas empiris untuk menelusuri hakikat kebenaran suatu entitas
menggunakan metode yang disebut metode ilmiah atau kebenaran ilmiah.
2. Definisi logika keilmuan
Secara etismologi logika berasal dari bahasa Yunani logike sebagai kata sifatnya,
dan logos sebagai kata bendanya yang berarti hasil pertimbangan dari akal pikiran
yang dirangkai lewat kata dan dinyatakan. Atau sederhananya dinyatakan sebagai
manifestasi atau buah dari pikiran manusia. Logika dapat diartikan sebagai metode
atau tekhnik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan dalam penalaran. Logika
menunjuk pada cara berfikir, cara hidup dan sikap hidup tertentu, yakni masuk akal.

1
Prof Dr Ir Drs H. M. Guntoro M.Si MM, FILSAFAT ILMU Bagi Program Magister/Pascasarjana (Penerbit K-Media,
n.d.), hlm. 30.

3
Sebagai ilmu, ilmu logika (ilmu pengetahuan) mempelajari kecakapan untuk
berfikir secara lurus, tepat, dan teratur. Ilmu yang dimaksud ialah mengacu pada
kemampuan untuk berfikir rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada
kesanggupan akal budi dalam mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan.
William S. Sahakian berpendapat bahwa logika sebagai kajian untuk berfikir
secara sahih, hakikat dari pengertian ini adalah untuk menegaskan bahwa logika harus
difahami lewat penalaran, pendapat William S. Sahakian ini selaras dengan pendapat
Encyclopedia Britannica bahwasanya logika dapat dikatakan sebagai metode atau
teknik untuk meneliti ketepatan penalaran.2
Logika menjadi dasar mencapai kebenaran suatu ilmu pengetahuan, sepeti yang
diungkapkan oleh aristoteles bahwasanya logika menjadi suatu alat untuk mencapai
kebenaran. Jan Hedrik Rapar mengungkapkan bahwa logika dapat membantu
individu dapat berfikir seacara logis dan jelas, dapat meningkatkan kemampuan
berfikir secara abstrak, menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan secara
tajam, serta meningkatkan rasa ingin menggapai kebenaran dan menghindari
kekeliruan atau kesesatan.3

B. Integrasi-interkoneksi bimbingan konseling islam


1. Pengertian integrasi-interkoneksi
Integratisi-interkoneksi digagas oleh Amin Abdullah ketika menjabat sebagai
rektor UIN Sunan Kalijaga periode pertama. Paradigma integrasi-interkoneksi ini
dibangun sebagai respon atas persoalan masyarakat yang terjadi di era modern
sekarang. Gagasan ini sebagai jawaban dari adanya dikotomi keilmuan islam dengan
keilmuan umum. Amin Abdullah membuat gagasan ini untuk membangun asumsi
bahwa dalam memahami fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia
baik dalam segi keilmuan apapun seperti ilmu agama, sosial, humaniora dan lain
sebagainya tidak dapat berdiri sendiri dan saling terkait dan membutuhkan.

2
Muhamad Rakhmat, “Buku: Pengantar Logika Dasar,” Repository Buku Dan Jurnal 1, no. 1 (2017): hlm. 12,
https://www.unma.ac.id/jurnal/index.php/RBJ/article/download/528/492.
3
Hengki Irawan Setia Budi, Pengantar Logika Teologi: Telaah Praktis Logika dalam Teologi (Garudhawaca, 2021),
hlm. 7-8.

4
Paradigma ini membuka pandangan baru bagi manusia beragama dan ilmuan
agar saling terbuka dan tidak saling menyalahkan antara satu ilmu dengan ilmu
lainnya. Menurut Badarussyamsi adanya keterkaitan dan saling menyatukan antara
satu ilmu dengan ilmu lainnya seperti ilmu agama dan ilmu sains dapat memberikan
kontribusi pemecahan masalah yang ada dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu,
mengkaji keilmuan dengan memanfaatkan bidang keilmuan yang lainnya disebut
integrasi dan untuk melihat saling keterkaitan antara berbagai disiplin ilmu yang
disebut dengan interkoneksi.
Pendekatan integrasi-interkoneksi tidak akan saling melebur atau saling
melumat antara ilmu satu dengan ilmu lainnya, melainkan pendekatan ini berusaha
untuk saling menghargai keterbatasan antara ilmu yang satu dengan ilmu lainnya
dalam memecahkan persoalan manusia sehingga dapat melahirkan sebuah kerjasam
untuk saling memahami pendekatan dan metode berfikir diantara kedua ilmu
tersebut.4
2. Pengertian bimbingan konseling islam
Sebagai makhluk yang memiliki berbagai macam problem kehidupan, setiap
manusia diberikan petunjuk penyelesaian dari permasalahan yang dihadapinya.
Namun, tidak semua permasalahan dapat diselesaikan secara mandiri. Oleh karena
itu, dibutuhkan ahli yang yang berkompeten sesuai dengan jenis problem yang
dihadapinya, salah satunya yakni ahli bimbingan konseling islam yang berfokus pada
membantu konseli dalam penyelesaian masalah kehidupan.
Konseling dalam bahasa arab disebut al-irsyad yang berarti petunjuk, dan
bimbingan disebut attaujih berarti meminta nasihat. Menurut Samsul Munir
bimbingan dan konseling islam adalah suatu proses pemberian bantuan yang terarah,
kontinu dan sistematis kepada setiap individu agar dapat mengembangkan potensi
atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan Al-Qur’an dan Hadis.5
Tujuan utama dari bimbingan konseling islam adalah agar fitrah konseli dapat
berkembang dan berfungsi dengan baik, sehingga dapat menjadi pribadi yang kaffah

4
Amin Abdullah, Implementasi pendekatan integratif-interkonektiv dalam kajian pendikan Islam, ed. H.
Maragustam (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2014).
5
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan Dan Konseling Islam (Deepublish, 2019), hlm. 15-16.

5
yang membuatnya patuh dan tunduk terhadap Tuhan dan bisa hidup sesuai dengan
norma yang ada di lingkungan masyarakat dengan baik.6

C. Filsafat dan logika keilmuan sebagai dasar integrasi-interkoneksi bimbingan


konseling islam.
Jhon J. Pietropesa menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip yang memiliki
kaitan antara filsafat dengan bimbingan konseling yaitu objective viewing dan the
counselor must have the best interest of the client at the heart. Makna dari ojective
viewing adalah konselor membantu konseli dalam menetapkan atau memantapkan
pilihannnya agar tidak terjadi kebimbingan atau keragu-raguan dalam mengambil
keputusan. Sedangkan the counselor must have the best interest of the client at the heart
memiliki makna bahwa konselor berupaya memaksimalkan keterampilan konselingnya
dalam upaya mengembangkan keterampilan konseli dalam mengatasi permasalahannya.7
Berikut akan dijelaskan lebih rinci terkait manfaat mempelajari filsafat dan logika
keilmuan dalam bimbingan konseling islam yakni:
1. Hakikat manusia
Manusia adalah individu yang unik, artinya bahwa individu satu dengan
individu lainnya memiliki perbedaan dan karakteristik yang berbeda-beda, bahkan
manusia yang terlahir kembar identikpun memiliki perbedaan baik karakter, ideologi,
pemhaman dan lain-lain. Dr. M. J. Langeveld memandanag manusia sebagai manusia
yang harus dididik dan dapat dididik.
Manusia merupakan makhluk rasional yang mampu berfikir dan menggunakan
ilmunya untuk meningkatkan perkembangan dirinya. Manusia dilahirkan dengan
memiliki potensi untuk menjadi baik ataupun buruk, manusia hidup untuk
mewujudkan kebaikan dan setidaknya mampu untuk meminimalisir atau menghindari
keburukan. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji
secara mendalam untuk dapat memahami individu. Memahami hakikat manusia
tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling diharapkan tidak menyimpang
dari hakikat manusia.8

6
Amin Abdullah, Implementasi pendekatan integratif-interkonektiv dalam kajian pendikan Islam, hlm. 164.
7
Agus Sukirno, Teori & Teknik Konseling (Penerbit A-Empat, 2015), hlm.17.

6
Bimbingan konseling islam sebagai suatu wadah untuk dapat membantu
individu dalam menyelesaikan permasalahannya yang berlandaskan pada Al-Qur’an
dan Hadis. Hakikat bimbingan konseling islam yang mengacu pada tujuan serta tugas
kehidupan diharapkan dapat membuat konselor dapat melakukan bimbingan dan
konseling yang efektif dengan terlebih dahulu memahami konselinya dengan
memahami tentang hakikat manusia .
2. Filsafat ilmu sebagai dasar bimbingan konseling islam
a. Ontology
Ontology dalam bimbingan konseling islam diartikan sebagai proses
pemahaman konselor terkait dengan bimbingan konseling islam. Konselor harus
memahami fungsi, tujuan, manfaat dan teknik dalam bimbingan konseling islam
sebelum melakukan layanan konseling. Pemahaman yang mendalam tentang
bimbingan konseling islam dapat membantu konselor untuk lebih mudah dalam
mengaplikasikan layanan bimbingan konseling islam kepada konseli.
b. Epistimologi
Setelah konselor memahami ilmu tentang bimbingan konseling islam,
selanjutnya konselor berupaya untuk menerapkan bimbingan konseling islam
yang telah difahami dengan baik dan benar. Contohnya dalam proses konseling,
sebelum ke ranah pemberian bantuan, terlebih dahulu konselor harus memahami
latar belakang konseli atau motif dibalik perilaku penyimpangan yang dilakukan
oleh konseli. Penggalian informasi terkait motif konseli dapat membantu konselor
untuk memberikan layanan yang sesuai dengan keutuhan konseli.
c. Aksiologi
Aksiologi dalam bimbingan konseling islam mengaharuskan konsleor
memiliki nilai etika dan estetika. Contohnya dalam memberikan layanan
bimbingan konseling islam, konselor harus memegang asas-asas dalam
pelaksanaan layanan bimbingan konseling islam seperti asas kerahasiaan untuk
menumbuhkan rasa percaya konseli terhadap konselor sehingga memudahkan
konseli untuk terbuka dengan konselor terkait permasalahannya.9

8
Mustayah, Budiono, and Eka Wulandari, Penyelenggaraan Program Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi
(Penerbit NEM, 2022), hlm. 43.

7
9
K. Komarudin, “Mengungkap Landasan Filosofis Keilmuan Bimbingan Konseling Islam,” International Journal
Ihya”Ulum al-Din 17, no. 2 (2017): 209–32.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat integrasi-
interkoneksi antara filsafat dan logika keilmuan dengan bimbingan konseling islam.
Keterlibatan filsafat dan logika keilmuan dalam bidang bimbingan konseling islam
memberikan kemajuan dan pengembangan dalam bimbingan konseling islam. keterkaitan
filsafat dan logika keilmuan sebagai dasar bimbingan konseling islam memberikan
gambaran kepada kita bagaimana pentingnya mempelajari filsafat sebagai dasar kita
dalam melakukan bimbingan dan konseling yang berbasis islam kepada konseli.
Keterkaitan filsafat dan logika keilmuan dapat terlihat pada bagaimana filsafat
sebagai dasar dalam memahami hakikat manusia sehingga konselor dapat
memanfaatkannya untuk memahami karakter konselinya. Filsafat ilmu dapat
dimanfaatkan konselor dalam memahami permasalahan konseli dan menerapkan teknik-
teknik konseling yang tepat dalam mengentaskan permasalahan yang dialalami oleh
konseli.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin Abdullah. Implementasi pendekatan integratif-interkonektiv dalam kajian pendikan Islam. Edited
by H. Maragustam. Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Anwar, M. Fuad. Landasan Bimbingan Dan Konseling Islam. Deepublish, 2019.
Budi, Hengki Irawan Setia. Pengantar Logika Teologi: Telaah Praktis Logika dalam Teologi.
Garudhawaca, 2021.
Komarudin, K. “Mengungkap Landasan Filosofis Keilmuan Bimbingan Konseling Islam.” International
Journal Ihya”Ulum al-Din 17, no. 2 (2017): 209–32.
M.Si, Prof Dr Ir Drs H. M. Guntoro, MM. FILSAFAT ILMU Bagi Program Magister/Pascasarjana.
Penerbit K-Media, n.d.
Mustayah, Budiono, and Eka Wulandari. Penyelenggaraan Program Bimbingan Konseling di Perguruan
Tinggi. Penerbit NEM, 2022.
Rakhmat, Muhamad. “Buku: Pengantar Logika Dasar.” Repository Buku Dan Jurnal 1, no. 1 (2017).
https://www.unma.ac.id/jurnal/index.php/RBJ/article/download/528/492.
Sukirno, Agus. Teori & Teknik Konseling. Penerbit A-Empat, 2015.

Anda mungkin juga menyukai