Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

ISIP 4210 / PENGANTAR ANTROPOLOGI

NAMA : MUHAMAD YUNUS WIJAYA KUSUMA

NIM : 041012007

SEMESTER : 8

PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UPBJJ : JAKARTA
Definisi Antropologi

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai


berikut: Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an), sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di
Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia,
hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru.
Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan
dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan.
Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai
dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-
bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan
etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Bahan etnografi itu menarik perhatian
pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa
terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat
besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan
etnografi.

Fase Kedua (tahun 1800-an), Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun
menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu.
masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang
lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang
tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini,
Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif
dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.

Fase Ketiga (awal abad ke-20), pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba
membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka
membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa
asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta
hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa
berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah
mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa,
mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial. Pada
fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli
yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada
masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa
banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di
dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan
sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat
nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan.
Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang
masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama
bertahun-tahun. Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi
tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa
di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

B. Definisi Sosiologi

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari
masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi
dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal
sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim
ilmuwan sosial Perancis yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin
akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain
atau umum.

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman,
dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku
yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857).
Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai
ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.

C. Hubungan Antropologi Dengan Ilmu Lain

Seperti ilmu-ilmu lain, Antropologi juga mempunyai spesialisasi atau pengkhususan. Secara
umum ada 3 bidang spesialisasi dari Antropologi, yaitu Antropologi Fisik atau sering disebut
juga dengan istilah Antropologi Ragawi. Arkeologi dan Antropologi Sosial-Budaya.

     1. Antropologi Fisik


Antropologi Fisik tertarik pada sisi fisik dari manusia. Termasuk didalamnya mempelajari
gen-gen yang menentukan struktur dari tubuh manusia. Mereka melihat perkembangan
mahluk manusia sejak manusia itu mulai ada di bumi sampai manusia yang ada sekarang ini.
Beberapa ahli Antropologi Fisik menjadi terkenal dengan penemuan-penemuan fosil yang
membantu memberikan keterangan mengenai perkembangan manusia. Ahli Antropologi
Fisik yang lain menjadi terkenal karena keahlian forensiknya; mereka membantu dengan
menyampaikan pendapat mereka pada sidang-sidang pengadilan dan membantu pihak
berwenang dalam penyelidikan kasus-kasus pembunuhan.

     2. Arkeologi

Ahli Arkeologi bekerja mencari benda-benda peninggalan manusia dari masa lampau.
Mereka akhirnya banyak melakukan penggalian untuk menemukan sisa-sisa peralatan hidup
atau senjata. Benda –benda ini adalah barang tambang mereka. Tujuannya adalah
menggunakan bukti-bukti yang mereka dapatkan untuk merekonstruksi atau membentuk
kembali model-model kehidupan pada masa lampau. Dengan melihat pada bentuk kehidupan
yang direnkonstruksi tersebut dapat dibuat dugaan-dugaan bagaimana masyarakat yang sisa-
sisanya diteliti itu hidup atau bagaimana mereka datang ketempat itu atau bahkan dengan
siapa saja mereka itu dulu berinteraksi.

      3. Antropologi Sosial-Budaya

Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering disebut Antropologi Budaya berhubungan


dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi. Ilmu ini mempelajari tingkah-laku manusia,
baik itu tingkah-laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah-laku yang dipelajari
disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada
dalam pikiran mereka. Pada manusia, tingkah-laku ini tergantung pada proses pembelajaran.
Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia
sepanjang hidupnya disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah-laku ini
dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan alam
dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut dengan
kebudayaan.

Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok
yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi
Sosial Budaya. Dalam perkembangannya Antropologi Sosial-Budaya ini memecah lagi
kedalam bentuk-bentuk spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian
yang dipelajari atau diteliti. Antroplogi Hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum pada
kelompok-kelompok masyarakat atau Antropologi Ekonomi yang mempelajari gejala-gejala
serta bentuk-bentuk perekonomian pada kelompok-kelompok masyarakat adalah dua contoh
dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam Antropologi Sosial-Budaya.

Perkembangan antropologi dan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, sebagian tergantung


pada data yang diperoleh dari dan mengenai informan atau responden, dan sebagian lainnya
dari metode ilmiah dan imajinasi ilmiah yang telah dikembangkannya. Data yang diperoleh
digunakan untuk pengembangan teori-teori dan pendekatan-pendekatan serta metodologi; dan
juga untuk dapat digunakan untuk kepentingan-kepentingan praktis bagi kebijaksanaan untuk
merubah cara-cara hidup tertentu dari para informan atau responden agar sesuai dengan dan
mendukung program-program pembangunan yang telah digariskan oleh pemerintah atau
untuk kepentingan praktis lainnya yang dikelola oleh badan-badan atau yayasan-yayasan
swasta domestik maupun luar negeri.

D. Hubungan Antropologi dan Sosiologi

Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun
orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada
pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling
berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam
masyarakat. Hal-hal tersebut dapat dikaji dengan pendekatan antropologi dan sosiologi.

Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti
kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile
Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-
fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan
dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan
seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok
bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial,
khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.

Antropologi berasal dari kata Yunani (anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan
logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia
pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional
memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali
dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.

KESIMPULAN

Sosiologi dan antropologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi mempelajari budaya pada
suatu kelompok masyarakat tertentu; ciri fisiknya, adat istiadat dan kebudayaannya
sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan pada manusia dan hubungan sosialnya.
Antropologi lebih cenderung ideografik, srtinya cenderung deskriptif, grounded, induktif.
Teori dalam antropologi lebih cenderung tebatas pada satu komunitas. Fokus studi
antropologi lebih banyak pada nilai-nilai dan perilaku khas sebuah komunitas. Oleh
karenanya, banyak yang mengkritik antropologi bukan kategori sains. Para founding father
ilmu sosial semisal Comte, Durkheim, terobsesi agar ilmu sosial bisa diakui sebagai sains.
Karenanya mereka menyusun semacam "general principles" di mana pada dasarnya ada teori
universal tentang gejala sosial sebagaimana ada teori unversal tentang alam. Muncullah
istilah sosiologi untuk menunjukkan bahwa ilmu sosial adalah sebagai sebuah sains.

DAFTAR PUSTAKA

 Koentjaraningrat. (1993). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.


 Lauer, Robert H. (1993). Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
 Ritzer, George, dan Douglas J. Goodman. (2003). Teori-teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Predana Media.
 Soekanto, Soerjono. (1994). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
 Soemardjan, Selo, dan Soelaiman Soemardi. (1974). Setangkai Bunga Sosiologi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
 Soetomo. (1987). Ilmu Sosiatri: Lahir dan berkembang dalam Keluarga Besar Ilmu
Sosial. Dalam Sosiatri, Ilmu, dan Metode. Ed. Agnes Sunartiningsih. Yogyakarta:
Jurusan Ilmu Sosiatri Fisipol UGM.
 Sugiyanto. (2002). Lembaga Sosial. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.
Wirjosumarto. Sartono. (1978). Pengantar Ilmu Sosiatri. Yogyakarta: Fisipol UGM.

Anda mungkin juga menyukai