NIM : 041012007
SEMESTER : 8
UPBJJ : JAKARTA
Definisi Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya.
Fase Kedua (tahun 1800-an), Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun
menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu.
masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang
lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang
tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini,
Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif
dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20), pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba
membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka
membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa
asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta
hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa
berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah
mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa,
mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial. Pada
fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli
yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada
masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa
banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di
dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan
sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat
nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan.
Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang
masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama
bertahun-tahun. Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi
tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa
di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
B. Definisi Sosiologi
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari
masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi
dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal
sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim
ilmuwan sosial Perancis yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin
akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang
tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain
atau umum.
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman,
dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku
yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857).
Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai
ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.
Seperti ilmu-ilmu lain, Antropologi juga mempunyai spesialisasi atau pengkhususan. Secara
umum ada 3 bidang spesialisasi dari Antropologi, yaitu Antropologi Fisik atau sering disebut
juga dengan istilah Antropologi Ragawi. Arkeologi dan Antropologi Sosial-Budaya.
2. Arkeologi
Ahli Arkeologi bekerja mencari benda-benda peninggalan manusia dari masa lampau.
Mereka akhirnya banyak melakukan penggalian untuk menemukan sisa-sisa peralatan hidup
atau senjata. Benda –benda ini adalah barang tambang mereka. Tujuannya adalah
menggunakan bukti-bukti yang mereka dapatkan untuk merekonstruksi atau membentuk
kembali model-model kehidupan pada masa lampau. Dengan melihat pada bentuk kehidupan
yang direnkonstruksi tersebut dapat dibuat dugaan-dugaan bagaimana masyarakat yang sisa-
sisanya diteliti itu hidup atau bagaimana mereka datang ketempat itu atau bahkan dengan
siapa saja mereka itu dulu berinteraksi.
3. Antropologi Sosial-Budaya
Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok
yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi
Sosial Budaya. Dalam perkembangannya Antropologi Sosial-Budaya ini memecah lagi
kedalam bentuk-bentuk spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian
yang dipelajari atau diteliti. Antroplogi Hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum pada
kelompok-kelompok masyarakat atau Antropologi Ekonomi yang mempelajari gejala-gejala
serta bentuk-bentuk perekonomian pada kelompok-kelompok masyarakat adalah dua contoh
dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam Antropologi Sosial-Budaya.
Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun
orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada
pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling
berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam
masyarakat. Hal-hal tersebut dapat dikaji dengan pendekatan antropologi dan sosiologi.
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti
kawan / teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile
Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-
fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan
dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan
seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok
bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial,
khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Antropologi berasal dari kata Yunani (anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan
logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia
pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional
memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali
dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.
KESIMPULAN
Sosiologi dan antropologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi mempelajari budaya pada
suatu kelompok masyarakat tertentu; ciri fisiknya, adat istiadat dan kebudayaannya
sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan pada manusia dan hubungan sosialnya.
Antropologi lebih cenderung ideografik, srtinya cenderung deskriptif, grounded, induktif.
Teori dalam antropologi lebih cenderung tebatas pada satu komunitas. Fokus studi
antropologi lebih banyak pada nilai-nilai dan perilaku khas sebuah komunitas. Oleh
karenanya, banyak yang mengkritik antropologi bukan kategori sains. Para founding father
ilmu sosial semisal Comte, Durkheim, terobsesi agar ilmu sosial bisa diakui sebagai sains.
Karenanya mereka menyusun semacam "general principles" di mana pada dasarnya ada teori
universal tentang gejala sosial sebagaimana ada teori unversal tentang alam. Muncullah
istilah sosiologi untuk menunjukkan bahwa ilmu sosial adalah sebagai sebuah sains.
DAFTAR PUSTAKA