Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU ANTROPOLOGI KESEHATAN

Resume Tentang Antropologi Sosial dan Kesehatan

Disusun Oleh :

Nama : Ivania Ayu Paninggar

Kelas : Reguler 2A2

NIM : P1337420120060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2021
TUGAS INDIVIDU ANTROPOLOGI KESEHATAN

Pertemuan 1

Konsep Antropologi Sosial dan Kesehatan

Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti
ilmu. Menurut Haviland (1994;7) antropogi adalah studi tentang umat manusia yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan prilakunya, dan untuk memperoleh
pengertian yang lengkap mengenai keanekaragaman manusia. Dalam pengertian studi yang
mempelajari manusia, antropologi menurut Embaer (1985:2) dapat bersifat akurat atau tidak
akurat. Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajari kapan, dimana, dan bagaimana manusia
pada mulanya muncul di bumi, selaian itu mereka juga mempelajari beraneka ragam ciri-ciri
fisik manusia. Para ahliantropolgi juga tertarik untuk mempelajari bagaimana dan mengapa suatu
masyarakat memilki pemikiran dan kebiasaan pada masa lampau dan masa kini.

Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Ilmu Antropologi.

Sejarah perkembangan Antropologi menurut Koentjaraningrat (1996:1-3) terdiri dari empat fase,
yaitu:

a. Fase Pertama (Sebelum 1800)


Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa di benua Asia, Afrika,
Amerika, dan Oseania mulai kedatangan orang-orang Eropa Barat selam kurang lebih 4
abad. Orang-orang eropa tersebut, yang antara lain terdiri dari para musafir, pelaut,
pendeta, kaum nasrani, maupun para pegawai pemerintahan jajahan, mulai menerbitkan
buku-buku kisah perjalanan, laporan dan lain-lain yang mendeskripsikan kondisi dari
bangsa-bangsa yang mereka kunjungi. Deskripsi tersebut berupa adat istiadat, susunan
masyarakat, bahasa, atau cirri-ciri fisik. Deskripsi tersebut kemudian disebut sebagai
"etnografi" (dari kata etnos berarti bahasa.
b. Fase kedua (kira-kira Pertengahan Abad ke-19)
Pada awal abad ke-19, ada usaha-usaha untuk mengintegrasikan secara serius beerapa
karangan-karangan yang membahas masyarakat dan kebudayaan di dunia pada berbagai
tingkat evolusi. Masyarakat dan kebudayaan di dunia tersebut mentangkut masyarakat
yang dianggap "primitiv" yang tingkat evolusinya sangat lambat, maupun masyarakat
yang tingkatannya sudah dianggap maju. Pada sekitar 1860, lahirlah antropologi setelah
terdapat bebarapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai
kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi.
c. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20)
Pada awal abad ke-20, sebagian besar Negara penjajah di Eropa berhasil memantapkan
kekuasaannya di daerah-daerah jajahan mereka. Dalam era colonial tersebut, ilmu
Antropologi menjadi semakin penting bagi kepentingan kolonialisme.
Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa mempelajari bangsa-bangsa non Eropa
ternyata makin penting karena masyarakat tersebut pada umumnya belum sekompleks
bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman mengenai masyarakat yang tidak kompleks,
maka hal itu akan menambah pemahaman tentang masyarakat yang kompleks.
d. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)
Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi akademik.
Penembangannya meliputu ketelitian bahan pengetahuannya maupun metode-metode
ilmiahnya. Di lain pihak muncul pula sikap anti kolonialisme dan gejala makin
berkurangnya bangsa-bangsa primitive (yaitu bangsa-bangsa yang tidak memperoleh
pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) setelahPerang Dunia II.

Pada fase keempat ini antropologi memiliki dua tujuan utama:

1. Tujuan Akademis, untuk mencapai pemahaman tentang manusia berdasarkan bentuk


fisiknya, masyarakatnya, maupun kebudayaannya.
2. Tujuan Praktis, untuk kepentingan pembangunan

A. Definisi Antropologi Sosial.

Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang
dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. mempelajari
seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Yang menghadirkan orang lain baik secara
nyata maupun imajiner dalam etnis kebudayaan tertentu.

B. Sejarah Antropologi Sosial

Sejarah antropologi sosial memang tak lepas dengan sejarah antropologi itu sendiri,pada
abad ke 18 yang lahir dari zaman Enlightenment. Di Prancis sejarah antropologi sosial bermula
dengan munculnya tokoh Montesquieu ( 1688-1755 ) dengan bukunya yang berjudul De L’Esprit
des Lois ( 1748 ) mengenai polotik,sosial,falsafah. Setelah itu muncul
D’Alembert,Condercet,Turgot,pengikut Encyclopaedist dan Phisiocrat hingga kepada Saint
Simon ( 1760-1825 ).Saint Simon sebagai anggota Elightment menyarankan bahwa ilmuan harus
menganalisa fakta bukan konsep dalam kajian.

Selanjutnya Auguste Comte ( 1798 -1857 ) merupakan pengikut Simon namun berbeda
pendapat dengannya.Comte ahli fikir yang lebih sistematis namun tetap menanamkan disiplin
ilmu kemasyarakatan yang dirancang sebagai “sosilogi”.Jadi aliran rasionalisme falsafah
perancis mempengaruhi bidang antropologi inggris dengan kuat,terutama melalui penulisan
Durkheim dan para pengikutnya serta Levy-Bruhl yang mempunyai pemikiran sama dengan
Simon.Dua orang penulis yang telah menarik perhatian para antropolog sosial berkenaan dengan
analiasa mengenai fungsi ialah Hubert Spencer dan Emile Durkheim.

Penulisan Emile Durkheim menimbulkan pengaruh lebih tepat dan mendalam terhadap
antropologi sosial Karena teori-teori sosiologi umum yang dikemukakan dalam pengkajian
mengenai masyarakat primitive secara menyakinkan.(contoh karya ).pendapat Durkheim ; Fakta-
fakta sosial tidak dapat diterangkan dari segi psikologi individu kalau ia berada di luar dan
terpisah dari pemikiran individu tersebut.misalnya bahasa yang merupakan sui generis.Fakta-
fakta dicirikan dengan bentuk yang umum,dapat diturunkan dan beberapa paksaan.Semua
anggota masyarakat umumnya mempunyai kebiasaan,adat istiadat,bahasa dan moral yang
sama.mereka juga takhluk pada suatu kerangka institusi politik,hukum dan ekonomi.Semua hal
tersebut membentuk suatu struktur yang dapat dikatakan stabil karena dibutuhkan dalam jangkau
yang lama dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Profesor Radcliffe-Brown telah menyatakan konsep bahwa konsep fungsi yang


digunakan bagi masyarakat manusia adalah kepada analogi antara kehidupan sosial dan
organic.Penekanan antropologi fungsional terhadap konsep system sosial dan selanjutnya
mengenai pentingnya pengkajian yang sistematis tentang kehidupan sosial masyarakat primitive
yang ada sekarang bukan saja telah mimisahkan disiplin antropologi sosial dari etnografi bahkan
menggabungkan pengkajian teorikal mengenai institusi dengan pengkajian bercorak penelitian
lapangan mengenai kehidupan sosial masyarakat primitive.Pada masa sekarang antropolog sosial
mengkaji masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang bersejarah.apa yang dilakukan seorang
antropologi sosial dapat dibagi tiga tingkat:

Tingkat pertama: Sebagai seorang ahli etnografi dia  tinggal bersama dalam suatu
masyarakat primitive dan mempelajari cara hidup mereka.Dia mempelajari tutur kata masyarakat
itu,berfikir dari segi konsep mereka,dan merasakan apa yang mereka rasakan.Kemudian dia akan
menghidupkan kembali pengalaman secara kritis dan menguraikan dari segi kategori konsep dan
nilai budaya dan menurut pengertian umum disiplin ilmiahnya.Dengan kata lain dai
mengartikannya dari kebudayaan kepada kebudayaan yang lain.

Tingkat Kedua: Dia akan mencoba untuk melampaui garis literary dan impressionistic
untuk mengetahi struktur masyarakat untuk menyelidiki system fonologi dan tat bahasa
tersebut.Jadi seorang sntropolog sosial tidak ajkan merasa puas hanya dengan memperhatikan
dan menerangkan kehidupan sosial suatu masyarakat primitive itu saja tetapi akn mencoba
mengungkapkan struktur dasar masyarakat itu.

Tingkat Ketiga: Membandingkan pola-pola tadi dengan pola-pola masyarakat


lainnya.Dengan ini antropolg sosial akan dapat  memperluas pengetahuannya tentang dasar
struktur tipologi mengenai bentuk masyrakat,menentukan cirri-ciri utamanya dan sebab-sebab
mengapa terjadinya perbedaan di antara masyarakat itu.

C. Definisi Antropologi Kesehatan.


Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit
pada manusia.

Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang


berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:

1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)


2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir
3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok
masyarakat
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara
individual, terutama "illness dansickness" pada keluarga ataupun masyarakat.

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan
lain sebagai berikut:

1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk


individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi
yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu
pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik,
emik, relativi sme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi
lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses
sosial budaya bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang
suatu kondisi yang ada di masyarakat.

Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara


lain:

a. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan,


bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit
sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
b. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif
atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut
stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya
terbelakang atau salah.

c. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di


berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk
mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola
perawatan penyakit yang sama.

d. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan


antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek
kesehatan.
D. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan

Tahun 1849 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia
yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukumsebagai
dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inherendalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi kesehatan dan penyakit,
maka kedokteran dapatditetapkan sebagai antropologi.

Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan


terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul “Appied Anthopology”. Tulisan ini merupakan tour
the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah
menciptakan suatu subdisiplin baru.

Anda mungkin juga menyukai