Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN HAKEKAT MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi Kesehatan

DOSEN PENGAMPU : H. Wasludin SKM,M.KES


DISUSUN OLEH :
UUN NURTINI

D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
2020/2021
SEJARAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

A. Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata yunani Anthropos yang berarti “manusia”atau
“orang”,dan logos yang berarti ilmu/akal. Antropologi memepelajari manusia
sebagai mahkluk biologis sekaligus mahkluk sosial. Antropologi adalah salah
satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu
etnis tertentu dan antropologi juga mempunyai arti yaitu ilmu yang mempelajari
aneka warna bentuk fisik, keperibadian, masyarakat ,serta kebudayaan.
Antropolgi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang
melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang di kenal
di Eropa.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu
dan tiap dimensi kemanusiannya. Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang
memepelajari umat manusia sebagai mahkluk masyarakat.perhatian ilmu
pengetahuan ini di tunjukan pada sikap khusus badani dan cara produksi ,tradisi
dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan
hidup lainnya. Didalam antropologi memang terdapat banyak ilmu yang
membahas tentang manusia seperti ekologi,biologi,anatomi,psikologi dan
sebaginya.
B. Sejarah Antropologi
Pada dasarnya perhatian antropologi yang paling awal adalah mengenai ciri-ciri
dan sifat masyarakat : bagaimana manusia berhubungan satu sama lain, dan
bagaimana dan mengapa masyarakat berubah sepanjang waktu.
Kebanyakan antropolog sependapat bahwa antropologi muncul sebagai suatu
cabang keilmuan yang jelas batasannya pada sekitar pertengahan abad ke 19,
tatkala perhatian orang pada evolusi manusia berkembang. Antropologi sebagai
disiplin akademik baru dimulai tidak lama setelah itu, ketika pengangkatan
pertama antropolog profesional di universitas, museum, dan kantor-kantor
pemerintahan. Namun tidak ada keraguan bahwa gagasan antropologi sudah
jauh sebelumnya.
Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami
tahapan-tahapan dalam perkembangannya.Koentjaraninggrat menyusun
perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
1. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi. Sekitar abad
ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi
dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam
penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak
menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan
penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal
perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-
suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat,
atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku
asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa.
Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-
bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat
besar.
2. Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-
karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu.
masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka
waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai
bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa
yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis,
mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk
memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di
benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka
membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan
dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi
bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya,
pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli
untuk kemudian menaklukkannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari
bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari
kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
4. Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan
suku bangsa asli yang dijajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh
kebudayaan bangsa Eropa.Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di
Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam
kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia
kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan,
kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu
juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk
keluar dari belenggu penjajahan.Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan
perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di
luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti
suku bangsa Soami, Flam dan Lapp..
C. Pengertian Antropologi kesehatan
Kajian antrapologi kesehatan mengarah pada manusiadan prilaku seputar
masalah kesehatan. Kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai
kalangan status kesehatan (sehat-sakit) ekonomi (kaya-miskin),sosial (elit-wong
alit),geografik(desa-kota),danpsikologi perkembangan (bayi,anak, dewasa).
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur unsur budaya
terhadap pengahayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono,1993). Definisi yang di buat Solita ini masih sangat sempit karena
antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan
pengaruh unsur budaya saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti menurut Koentjadiningrat
mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek
fisik,sosial,budaya,(1984;76)
Pengertian antropologi kesehatan menurut foster/Anderson merupakan konsep
yang tepat karena temaksud dalam pengertian ilmu antropologi seperti di
samapikan kontratjadingrat di atas. Menurut foster/Anderson,antropologi
kesehtan mengkaji masalah-masalah kesehtan dan penyakit dari dua kutub yang
berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya .
Menurut Hoceh Strasser
Antropologi kesehatan adalah pemahaman bio budaya manusia dan karya-
karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan(Hcehstrasser
dan tap ,1970;245)
Menurut Lieban
Antropologi kesehatan adalah studi tentang phenomena medis (Lieban
1973,1.034)
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan
penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis
dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan
bahaya penyakit pada manusia sekarang ini. Landy juga menyatakan bahwa
terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli antropologi,
yaitu:
1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari
kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan
masyarkaat,
2. Kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang
teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru
dengan atau merespon penyakit,
3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian
dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk
menentukan atau menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang
berbeda, dengan budaya yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda
pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan juga berbeda ketika
memperlakukan si pasien.
Dari definisi-definisi yang di buat para ahli dapat disimpulkan
Mendefinisikan secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah
tentang hubungan timbal balik biobudaya, antara tingkah laku manusia di masa
lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan
perhatian pada pengguanaan praktis dari pengetahuan tersebut;
D. Sejarah antropologi kesehatan
Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut
urutan waktu cetusannya:
1. Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun
yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar
struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu
sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi.
Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam
pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya
bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
2. Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat
pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in
Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi
meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu
subdisiplin baru.
3. Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli
antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-
penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan
lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical
Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul)
dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan
pentingnya sistem medis bagi Aantropologi.
HAKEKAT MANUSIA

E. HAKEKAT MANUSIA
Apakah yang di maksud manusia? Apakah ada perbedaan antara manusia dan
hewan?
Pertanyaan tersebut perlu di jawab.
Manusia adalah mahkluk ciptaan tuhan yang di bekali dengan akalan dan
pikiran.manusia merupakan ciptaan tuhan yang maha esa yang memiliki derajat
paling tinggi di antara ciptaannyayang lain. Hal yang paling penting yang
membedakan manusia dengan mahkluk lainnya adalah bahwa manusia di bekali
dan di lengkapi dengan akal,pikiran,perasaan dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya.
Menurut Notonagoro menyebutkan tiga hakikat yang di miliki manusia ,yaitu
hakikat abstrak,hakikat pribadi, dan hakikat konkret.
 Hakikat Abstrak terdiri dari unsur-unsur yang menunjukan
“kemanusiaan”manusia,sehingga manusia berbeda dari jenis-jenis
mahkluk yang lain.
 Hakikat Pribadi merupakan penjelmaan atau memanifestasi langsung
dari hakikat abstrak,dan terdiri dari sifat-sifat hakikat kemanusiaan
yang bersifat tetap serta terikat realitas keadaannya.
 Hakikat Konkret terdiri dari sifat-sifat hakikat kemanusiaan yang
bersifat tidak tetap tergantung pada ikatan ruang dan waktu.
 Manusia menurut pola pemikiran biologis Menurut pola pemikiran ini,
manusia dan kemampuan kreatifnya dikaji dari struktur fisiologisnya. Salah
satu tokoh dalam pola ini adalah Portmann yang berpendapat bahwa
kehidupan manusia merupakan sesuatu yang bersifat sui generis meskipun
terdapat kesamaan-kesamaan tertentu dengan kehidupan hewan atau
binatang. Dia menekankan aktivitas manusia yang khas, yakni bahasanya,
posisi vertikal tubuhnya, dan ritme pertumbuhannya. Semua sifat ini timbul
dari kerja sama antara proses keturunan dan proses sosial-budaya. Aspek
individualitas manusia bersama sifat sosialnya membentuk keterbukaan
manusia yang berbeda dengan ketertutupan dan pembatasan deterministis
binatang oleh lingkungannya. Manusia tidak membiarkan dirinya
ditentukan oleh alam lingkungannya. Menurut pola ini, manusia dipahami
dari sisi internalitas, yaitu manusia sebagai pusat kegiatan intern yang
menggunakan bentuk lahiriah tubuhnya untuk mengekspresikan diri dalam
komunikasi dengan sesamanya
 Manusia menurut pola psikolgis Kekhasan pola ini adalah perpaduan antara
metode-metode psikologi eksperimental dan suatu pendekatan filosofis
tertentu, misalnya fenomenologi. Tokohtokoh yang berpengaruh besar pada
pola ini antara lain Ludwig Binswanger, Erwin Straus dan Erich Fromm.
 Manusia menurut pola pemikiran sosial-budaya Manusia menurut pola
pemikiran ini tampil dalam dimensi sosial dan kebudayaannya, dalam
hubungannya dengan kemampuannya untuk membentuk sejarah. Menurut
pola ini, kodrat manusia tidak hanya mengenal satu bentuk yang uniform
melainkan berbagai bentuk
Aspek-aspek Hakikat Manusia
 Manusia sebagai Mahkuk Tuhan
 Manusia sebagai Kesatuan Badan-Roh
 Manusia sebagi Mahkluk Individu
 Manusia sebagai Mahkluk Sosial
 Manusia sebagai Mahkluk Berbudaya
 Manusia sebagai Mahkluk Susila
 Manusia sebagai Mahkluk Beragama

Dalam diri manusia ada fungsi yang bersifat rasioal yang bertanggung
jawab atas tingkah laku intelektual dan social individu.
Manusia mampu mengarahkan dirinya kearah positif, mampu mengatur dan
mengontrol dirinya, dan mampu mementukan nasibnya sendiri.Manusia
pada hakekatnya dalam proses “menjadi” berkembang terus tidak pernah
selesai.Dalam hidupnya individu melibatkan diri dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri membantu oranglain, dan membuat dunia lebih
baik untuk ditempati.
Manusia merupakan suatu keadaan berpotensi, yang perwujudannya
merupakan keterdugaan namun potensi itu terbatas.
Manusia adalah makhluk tuhan yang mengandung kemungkinan baik dan
jelek.
Lingkungan adalah penentu tingkah laku manusia dan tingkah laku itu
merupakan kemampuan yang dipelajari.

Menurut kaum eksistensialis (dalam Tirta Raharja dan La Sulo, 1985: 4-11)
wujud sifat hakekat manusia melputi:
1. Kemampuan menyadari diri: yakni bahwa manusia itu berbeda dengan
makhluk lain, karena manusia mampu mengambil jarak dengan obyeknya
termasuk mengambil jarak terhadap dirinya sendiri.
2. Kemampuan bereksistensi: dengan kemampuan mengambil jarak dengan
obyekya, berarti manusia mampu menembus atau menerobos dan mengatasi
batas-batas yang membelenggu dirinya.
3. Kata hati (geweten atau conscience yang artinya pengertian yang ikut
serta): kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik
dan yang buruk bagi manusia sebagai manusia.
4. Tanggung jawab: adalah kesediaan untuk menanggung akibat dari
perbuatan yang menuntut jawab. Wujud tanggung jawab bermacam-
macam. Ada tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakat dan
kepada Tuhan.
5. Rasa kebebasan: adalah perasaan yang dimiliki oleh manusia untuk tidak
terikat oleh sesuatu, selain terikat (sesuai) dengan tuntutan kodrat manusia.
Manusia bebas berbuat sepanjang tidak bertentangan (sesuai) dengan
tuntutan kodratnya sebagai manusia.
6. Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai
manifestasi dari manusia sebagai makhluk social. Keduanya tidak bisa
dilepaskan satu sama lain, karena yang satu mengandaikan yang lain. Hak
tak ada tanpa kewajiban, dan sebaliknya.
7. Kemampuan menghayati kebahagiaan: bahwa kebahagiaan manusia itu
tidak terletak pada keadaannya sendiri secara factual, atau pun pada
rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya, tetapi
terletak pada kesanggupannya atau kemampuannya menghayati semuanya
itu dengan keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut dalam
rangkaian atau ikatan tiga hal, yaitu: usaha, norma-norma dan takdir.

DAFTAR FUSTAKA

Asriwati,2019.Buku Ajar Antropologi Kesehatan dalam Keperawatan


-Yogyakarta:Deepublish.
Dr.M.Sastrapratedja,2002,Etika dan Hukum),Yogyakarta , KANISUS(Anggota
KAPI.
file:///C:/Users/User/Downloads/URGENSI_MEMAHAMI_HAKEKAT_MAN
USIA.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/URGENSI_MEMAHAMI_HAKEKAT_MAN
USIA.pdf

Anda mungkin juga menyukai