Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam


pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya
tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan
karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon
dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil
dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah
lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,0411,065, temperatur
38 C, dan PH 7,37-7,45. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh
karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam
pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari
pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Kandungan Darah
Kandungan dalam darah: Air Protein Mineral fosfat,magnesium,
kalsium, dan zat besi). Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam
urat, kreatinin, : 91% : 3% (albumin, globulin, protombin dan
fibrinigen) : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam
kolesterol, dan asam amino).

Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi


kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, cukup
berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam
tubuh.
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat
dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan misalnya sarapan
didalam kendaraan, makan siang serba tergesah-gesah, dan malam
karena kelelahan jadi tidak ada nafsu makan. Belum lagi kualitas
makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga dan stres.
Apabila terus berlanjut maka daya tahan tubuh akan terus menurun,
lesu, cepat lelah dan mudah terserang penyakit. Sehingga saat ini
banyak orang yang masih muda banyak yang mengidap penyakit
degeneratif.
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Sistem Hematologi ?


2. Jelaskan mengenai Anatomi dan Fisiologi Darah ?
3. Jelaskan pengertian dari Sisitem Imun ?

4. Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Sistem Hematologi


2. Untuk menegetahui lebih jelas mengenai Anatomi dan Fisisologi
Darah
3. Untuk menegetahui pengertian Sistem Imun
4. Untuk mengerahui Anatomi dan Fisiologi Sisitem Imun
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM HEMATOLOGI

A. Pengertian Hematologi
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari
segala sesuatu tentang darah dan aspeknya pada keadaan sehat atau sakit
(Sherwood L, 2001).
Hematologi adalah bidang studi kesehatan yang mempelajari
tentang darah dan gangguan yang terjadi pada darah. Contohnya termasuk
anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia dan
leukemia.Seorang dokter ahli hematologi yang dikenal sebagai hematolog
memiliki keahlian khusus pada perawatan pasien dengan gangguan
hematologi, termasuk mendiagnosis dan mengelola penyakit terkait
kelainan darah.
B. Anatomi dan Fisiologi Darah
1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan tubuh yang terdiri dari Plasma dan Sel atau
struktur seperti sel. Darah berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada
dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang
dinamakan sebagai Pembuluh darah dan menajalankan fungsi transport
berbagai bahan serta fungsi Homeostatis. darah merupakan kendaraan atau
medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan antara sel-sel itu

sendiri. Pada orang dewasa volume darah sekitar 70-75 ml/kg, atau sekitar
4-5 liter darah.
2. Fungsi Darah
a. Sebagai pembawa zat-zat makanan dari sistem pencernaan ke seluruh
sel tubuh.
b. Mengangkut oksige dari paru-paru ke seluruh tubuh
4

c. Mengangkut sisa-sisa metabolisme (misalnya: CO2) dari seluruh sel


tubuh ke organ-organ ekskresi (misalnya: paru-paru)
d. Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke organ sasaran
e. Memelihara keseimbangan cairan tubuh.
f. Mempertahankan tubuh dari serangan mikroorganisme / zat asing lain
3. Plasma Darah
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna
kuning, yang menjadi medium sel-sel darah dimana sel darah ditutup dan
90% terdiri dari air, 7 – 9% protein, 0,1% glukosa, 1% bahan anorganik.

Protein pada plasma darah berfungsi membantu proses pembekuan darah


serta mengangkut zat-zat penting melalui darah ke seluruh tubuh.
Bahan protein dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
 Albumin, untuk mengatur tekanan Osmotik dalam darah serta
mengatur volume air dalam darah.
 Globulin, berhubungan dengan fungsi kekebalan tubuh (antibodi)
 Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.
Plasma darah mengandung nutrisi yang larut di dalamnya, termasuk
gula darah atau glukosa, garam dan enzim. Plasma darah juga bertugas
membantu sel tubuh membuang limbah-limbah yang ada pada tubuh. Sel-
sel tubuh membawa limbah, kemudian menyimpannya pada plasma darah.
Plasma darah memiliki manfaat lain bagi daya tahan tubuh. Di dalam
plasma darah terkandung zat-zat yang penting bagi fungsi-fungsi tersebut,
seperti:
5

 Antibodi/imunoglobulin,
 Fibrinogen,
 Albumin,
 Sebagai salahsatu jalan pengobatan dari penyakit hemofilia, dan
 Faktor-faktor pembekuan darah.

Plasma darah juga dapat didonorkan melalui donor darah. Ketika


darah sudah didapat, petugas medis akan memisahkan plasma darah dan
kandungan-kandungan yang ada di dalamnya. Kandungan-kandungan
tersebut kemudian akan diberikan bagi pasien-pasien yang
membutuhkan, sebagai pengobatan. Pada penderita penyakit kronis
yang langka seperti hemofilia dan penyakit autoimun, dapat diberikan
terapi menggunakan protein dan antibodi yang terdapat pada plasma
darah, agar dapat hidup lebih lama serta produktif dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari.

4. Sel – Sel Darah


a. Sel darah merah (eritrosit)
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan
ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9
femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari
270 juta molekul hemoglobin, di mana setiap molekul membawa 4 gugus
heme. Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita
memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta.
Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar
oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah
yang lebih banyak). Eritrosit tidak mempunyai nukleus
sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi.
Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah
merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang
kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia
6

Sel darah merah ( Eritrosit )

b. Sel Darah Putih (leukosit)

Sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel
darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah
putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoeboid, dan
dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. Dalam keadaan normalnya
terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah
manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.Dalam
setiap milimeter kubik darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000)
sel darah putih. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga
50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat
dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen
seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan
berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau
mikroorganisme penyusup.
7

 Jenis – Jenis Leukosit

a. Agranulosit

- Neutrofil,Berjumlah 60% dari jumlah leukosit. Berfungsi untuk


menyerang dan menghancurkan bakteri dan virus.

- Eosinofil,Berjumlah 1-3% dari sel darah putih. Berperan dalam


pembuangan racun penyebab radang pada jaringan yang cedera.

- Basofil,Bejumlah kurang dari 1% dari jumlah sel darah putih.


Mengandung histamine yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah
ke jaringan yang cedera. Histamin adalah senyawa yang dikeluarkan oleh
basofil sebagai reaksi terhadap senyawa kimia dan kerusakan jaringan.
8

b. Agranulosit

- Limfosit, Berjumlah 30% dari sel darah putih.limfosit terbagi menjadi dua
yaitu:

1. Limfosit B, Memproduksi antibody untuk merespon antigen tertentu


2. Limfosit T, Tidak memproduksi antibody , tetapi memproduksi limfokin
yang berfungsi membunuh sel-sel asing, dan mengatur respon imunitas
serta membantu limfosit B merespon antigen.

- Monosit, Berjumlah 3-8% dari jumlah sel darah putih. Berfungsi sebagai
fagosit yang aktif.

% dalam
Tipe Gambar Diagram tubuh Keterangan
manusia
Neutrofil berhubungan dengan
pertahanan tubuh terhadap infeksi
bakteri serta proses peradangan kecil
lainnya, serta biasanya juga yang
Neutrofil 65%
memberikan tanggapan pertama
terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan
matinya neutrofil dalam jumlah yang
banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil terutama berhubungan
dengan infeksi parasit, dengan
Eosinofil 4%
demikian meningkatnya eosinofil
menandakan banyaknya parasit.
Basofil terutama bertanggung jawab
untuk memberi reaksi alergi dan
Basofil <1%
antigen dengan jalan mengeluarkan
histamin kimia yang menyebabkan
9

peradangan.
Limfosit lebih umum dalam sistem
limfa. Darah mempunyai tiga jenis
limfosit:

 Sel B: Sel B membuat


antibodi yang mengikat
patogen lalu
menghancurkannya. (Sel B
tidak hanya membuat antibodi
yang dapat mengikat patogen,
tetapi setelah adanya
serangan, beberapa sel B akan
mempertahankan
kemampuannya dalam
menghasilkan antibodi
Limfosit 25%
sebagai layanan sistem
'memori'.)
 Sel T: CD4+ (pembantu) Sel
T mengkoordinir tanggapan
ketahanan (yang bertahan
dalam infeksi HIV) serta
penting untuk menahan
bakteri intraseluler. CD8+
(sitotoksik) dapat membunuh
sel yang terinfeksi virus.
 Sel natural killer: Sel
pembunuh alami (natural
killer, NK) dapat membunuh
sel tubuh yang tidak
menunjukkan sinyal bahwa
10

dia tidak boleh dibunuh


karena telah terinfeksi virus
atau telah menjadi kanker.

Monosit membagi fungsi "pembersih


vakum" (fagositosis) dari neutrofil,
tetapi lebih jauh dia hidup dengan
tugas tambahan: memberikan
Monosit 6% potongan patogen kepada sel T
sehingga patogen tersebut dapat
dihafal dan dibunuh, atau dapat
membuat tanggapan antibodi untuk
menjaga.
Monosit dikenal juga sebagai
makrofag setelah dia meninggalkan
Makrofag 6%
aliran darah serta masuk ke dalam
jaringan.

c. Keping Darah (trombosit)

Trombosit merupakan jenis sel darah yang paling kecil, jumlah sel
ini sekitar 150.000-400.000 butir sel/mmᶟ, berbentuk tidak beraturan, tidak
berwarna. Masa hidup trombosit berkisar antara 5-10 hari. Trombosit
bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah dan pembaikan
pembuluh darah yang sobek.
11

Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, fungsi utama trombosit atau
platelet adalah untuk pembekuan darah. Ketika pembuluh darah luka atau
bocor, maka tubuh akan melakukan 3 mekanismr utama untuk menghentikan
perdarahan yang sedang berlangsung, yaitu :

 Melakukan pengkerutan (kontriksi) pada bagian pembuluh darah yang


terluka.
 Aktivitas trombosit.
 Aktivitas komponen pembekuan darah lainnya di dalam plasma darah

Mekanisme penyembuhan luka

Pada waktu dan tempat yang sama, berbagai protein pembekuan darah
terlarut, yaitu fibrinogen  (karena adanya trombin dari trombosit) menjadi
aktif dan berubah menjadi fibrin. Fibrin berbentuk serat panjang yang tidak
larut sehingga dia akan menempel pada kumpulan trombosit membentuk
struktur seperi jaring – jaring. Serat fibrin ini bersifat lengket sehingga akan
mengumpulkan trombosit, sel darah merah dan sel darah putih yang lewat.
Setelah luka tertutup dengan baik maka akan diberikan sinyal yang membuat
proses pembekuan darah berhenti. Tanpa pengendalian berhentinya proses
pembekuan darah maka akan berbahaya karena luka kecil bisa menyebabkan
gumpalan di seluruh tubuh.

Proses Kerja Trombosit

Proses kerja trombosit dalam membentuk penyumbat luka terdiri dari


beberapa tahapan, yaitu :
1. Adhesi Trombosit
Adhesi trombosit adalah perlekatan antar trombosit dengan jaringan
endotel serta jaringan yang cedera sehingga tertutupnya luka pada pembuluh
darah. Proses perlekatan ini akan membuat terjadinya interaksi antara
12

permukaan trombosit dengan jaringan cedera sehingga meningkatkan daya


lekat trombosit dan memanggil faktor koagulasi lainnya.
2. Agregasi Trombosit
Agregasi trombosit adalah kemampuan trombosit melekat satu sama
lain untuk membentuk sumbatan. Trombosit yang melekat pada jaringan
cedera saat proses adhesi akan membuat trombosit lainnya melekat
kepadanya sehingga sumbatan menutup luka tersebut. Namun pembentukan
sumbatan ini tidak boleh berlebihan, karena akan berbahaya dan
menyebabkan tersumbatnya seluruh pembuluh darah.
3. Pembebasan Trombosit
Pembebasan trombosit adalah reaksi untuk membentuk sumbatan
(koagulasi) trombosit yang stabil. Proses ini dipicu oleh pelepasan isi granula
trombosit, diantaranya adalah ADP , kolagen, epinefrin, dll. Pelepasan ini
membuat trombosit berubah dari bentuk piringan menjadi bulat.
4. Fusi Trombosit
Fusi trombosit merupakan reaksi gabungan trombosit yang bersifat
irreversibel. Proses ini dipicu karena tingginya kadar ADP dan komponen
lain yang keluar akibat reaksi pelepasan. Komposisi fibrin akan memperkuat
jaringan baru yang terbentuk pada daerah luka. Fusi trombosit ini bersifat
irreversibel (tidak dapat kembali).

Pentingnya mengetahui Kondisi Darah

Dalam hematologi, diketahui gangguan darah biasanya terjadi karena adanya


penyakit, efek samping obat-obatan, dan kekurangan nutrisi tertentu dalam
asupan makanan sehari-hari. Perawatan yang diperlukan untuk penyakit darah
bervariasi, tergantung pada kondisi darah dan tingkat keparahannya, begitu
pula dengan perjalanan penyakitnya yang bisa berbeda-beda.
13

SISTEM IMUNOLOGI

A. PengertianImunologi

Imunologi adalah ilmu yang luas, yang mencakup penelitian dasar


sampai dengan aplikasi klinis. Imunologi mempelajari antigen, antibody
dan fungsi pertahanan tubuh penjamu yang diperantai oleh sel, terutma
yang berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit, reaksi biologis
hipersensitif, lergi dan penolakan jaringan asing. Jika sistem kekebalan
dalam tubuh melemah, kemampuan melindungi tubuh juga berkurang
sehingga menyebabkan patogen termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor dan terhambatnya sistem ini
juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker

B. Fungsi Sistem Imun

Melindungi tubuh dari infeksi penyebab penyakit dengan


menghancurkan danMenghilangkan mikroorganisme atau substansi asing
(bakteri, virus, parasit, jamur serta tumor) yang masuk kedalam tubuh,
menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk perbaikan
jaringan, menggenali sel atau jaringan yang abnormal. Sasaran utama yaitu
bakteri, patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama
(disamping sel plasma, makrofag, dan sel mast). Dan berikut adalah fungsi
dari sistem imunitas tersebut:

 Sistem Pertahanan

Fungsi utama dari sistem ini adalah sebagai sistem pertahanan tubuh,
baik itu penyakit yang dapat menular atau yang disebabkan oleh virus
dan bakteri.

 Keseimbangan Homeostatis
14

Homeostatis adalah keseimbangan yang ideal dalam tubuh yang


berfungsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan cara berinteraksi
dengan seluruh sistem yang terdapat dalam tubuh. Sehingga imunitas ini
berfungsi untuk menjaga keseimbangan homeostatis agar bekerja dengan
baik.

 Perbaikan Jaringan

Fungsi ketiga adalah untuk memperbaiki jaringan dengan cara


mengeliminasi jaringan sel yang sudah mati atau rusak dalam tubuh.
Selain itu juga untuk mengeliminasi sel yang tidak normal.

a. Pembagian Sistem Imun

Sistem kekebalan tubuh pada manusia terbagi atas 2 macam, diantaranya


adalah didasarkan pada pertahanan non spesifik dan pertahanan spesifik.
Berikut adalah penjabaran dari masing masing pertahanan tersebut.

Pertahanan Non Spesifik

Pengertian dari sistem pertahanan non spesifik adalah sistem pertahanan


tubuh dengan tidak membedakan antara mikorbia patogen satu dengan
yang lain. Pertahanan non spesifik ini terdiri atas pertahanan fisik,
mekanis, kimiawi dan biologi. Adapun ciri dari sistem ini adalah:

 Tidak begitu selektif


 Tidak dapat mengingat infeksi sebelumnya
 Eksposurnya menjadikan respon yang maksimal
 Terdapat komponen khusus yang dapat menangkal radikal bebas

1. Pertahanan Fisik

Pertahanan fisik merupakan pertahanan yang terdapat diluar tubuh seperti


kulit dan membran moksa yang bertugas sebagai benteng utama
mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Dimana seperti yang telah
kita ketahui bahwa kulit terdiri atas sel sel yang sangat rapat sehingga
sangat menyulitkan bagi patogen untuk masuk kedalamnya.

Di kulit juga terdapat keratin dan sedikit air untuk menghambat


pertumbuhan dan perkembangbiakkan suatu mikroba. Sedangkan
membran mukosa sendiri dapat ditemukan di saluran utama tubuh seperti
sistem pernapasan pada manusia, pencernaan dan kelamin. Membran ini
bertugas untuk menjadi benteng pertahanan kedua agar patogen tidak
masuk ke dalam tubuh.

2. Pertahanan Mekanis
15

Pertahanan mekanis adalah pertahanan yang dapat ditemukan di bagian


hidung dan trakea kita, yaitu rambut dan silia. Rambut rambut halus yang
terdapat pada hidung berfungsi sebagai filter atau penyaring udara yang
masuk dari luar menuju dalam tubuh, sedangkan silia berfungsi sebagai
sapu untuk menangkap partikel yang berbahaya dalam lendir, sehingga
nantinya dapat dikeluarkan lagi.

3. Pertahanan Kimiawi

Pertahanan kimiawi adalah pertahanan yang berasal dari membran moksa


dan kulit dengan menghasilkan senyawa sekret. Sekret merupakan zat
yang tersusun atas senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba. Dalam hal ini, kulit kita yang menghasilkan minyak dan
keringat akan memberikan pH 3-5 yang dapat menghambat pertumbuhan
dan perkembangan mikroorganisme di kulit kita. Kemudian, air lur, air
mata dan sekresi mukosa yang mengandung enzim lisozim ini memiliki
fungsi untuk memberantas bakteri dengan cara hidrolosis dinding selnya
hingga bakteri tersebut mati.

4. Pertahanan Biologis

Pertahanan Biologis merupakan pertahanan yang dilakukan oleh


beberapa bakteri yang hidup di kulit akan tetapi tidak berbahaya. Adanya
bakteri dalam kulit tersebut dapat memberikan benteng pertahanan agar
bakteri patogen tidak masuk dan tidak mendapatkan nutrisi.

Sistem Pertahanan Spesifik

Sistem pertahanan spesifik adalah sistem pertahanan tubuh yang peka


terhadap patogen tertentu yang sudah masuk kedalam tubuh manusia
setelah melewati sistem pertahanan non spesifik. Adapun ciri dari sistem
ini adalah:

 Sangat selektif
 Dapat mengingat infeksi sebelumnya
 Reaksi antara semua benda asing berbeda beda
 Melibatkan antibodi dan pembentukan sel
16

C. Limfosit

Salah satu bagian dari sistem pertahanan spesifik adalah limfosit.


Limfosit pada sistem ini terbagi atas 2 macam, yaitu limfosit B atau
sering disebut sebagai sel B dan limfosit T atau sel T. Berbeda dengan sel
B yang proses pembentukan dan pematangannya semuanya terjadi di
sumsum tulang, sel T ini pembentukannya berada di sumsum tulang,
akan tetapi pematangannya di kelenjar timus. Sel B yang memiliki fungsi
sebagai pembentuk antibodi ini ternyata terbagi atas 3 macam, yaitu:

 Sel B pengingat – Merupakan sel B yang bertugas untuk mengingat


semua antigen yang sudah pernah masuk kedalam tubuh dan
menstimulasi pembentukan sel B plasma apabila terjadi infeksi
selanjutnya.
 Sel B pembelah – Merupakan sel B yang bertugas untuk membentuk
sel B pengingat dan sel B plasma.
 Sel B plasma – Merupakan sel B yang memiliki tugas utama untuk
membentuk antibodi.

Jika sel B memiliki tugas sebagai pembentuk antibodi, maka sel T


bertugas sebagai pembentuk kekebalan seluler, selain itu terdapat
tugas lain seperti berikut: membantu dalam proses produksi antibodi
bersamaan dengan sel B plasma. Sel T sendiri terbagi atas 3 macam,
yaitu:

 Sel T supersor – Merupakan sel T yang bertugas untuk menghentikan


dan menurunkan respon imun dengan cara mengurangari aktivitas dari
sel T pembunuh serta menurunkan produksi antibodi pada seseorang.
Biasanya sel ini bekerja apabila infeksi sudah tertangani.
 Sel T pembunuh – Merupakan sel T yang bertugas untuk menyerang
patogen yang sudah masuk dalam tubuh, sel kanker serta sel tubuh
yang sudah terinfeksi bakteri.
17

 Sel T pembantu – Merupakan sel T yang bertugas untuk menstimulasi


pembentukan sel B dan sel T

D. Antigen dan Antibodi

 Antigen
Antigen ( imunogen ) adalah suatu bahan bila dimasukkan ke dalam
tubuh dapat membangkitkan respons imun baik respons imun seluler
maupun humoral. Karaktristik antigen yang sangat menentukan
imunogenitas respomn imun adalah sebagai berikut:
 a). Asing ( berbeda dari sself) : pada umumnya, molekul yang bersifat
self tidak bersifat imunogenik; untuk menimbulkan respon imun,
molekul harus dikenal sebagai nonself
 b). Ukuran molekul : molekul dengan berat kurang dari 10.000
(misalnya asam amino) tidak bersifat imunogenik. Mereka hanya bisa
menjadi imunogenik hanya jika bergabung dengan protein pembawa.
 c). Komplekstisitas kiiawi dan stuktural : jumlahhtetetu kompleksitas
kmiawi diperlukan. Contohnya: homo polimer lebih imunogenik
dibanding heteropolimer
 d). Determinan antigeik ( epitop ) : unit terkecil dari suatu antigen
kompleks yang dapat diikat oleh antiboddi isebu antigen atau epitop.
 e). tatanan genetic penjamu : dua strain bintang yang dari spesies yang
sama dapat merespon secara berbeda terhadap antigren yang sama
karena perbedaan komposisi gen respon imun.
 f). dosis, cara dan pemberian antigen : respon imun dapat dioptimalkan
dengan cara menentukan dosis antigen denga cermat .

 Antibodi
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang
teraktifasi oleh antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari
protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh
manusia. Antibodi mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk oleh sel
plasma (proliferasi sel B) akibat kontak/dirangsang oleh antigen. Macam
Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan IgD.
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat
antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar
biasa, dan pantas dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B
mengenal struktur musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan
musuh (antigen). Dia mengetahui polanya berdasarkan perasaan. Sulit bagi
seseorang untuk mengingat pola kunci, walau cuma satu, Akan tetapi, satu
sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat oleh mata, menyimpan
jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya
dalam kombinasi yang tepat.
18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Darah adalah cairan kompleks dengan total volume kurang lebih


8% dari berat tubuh manusia. Komponen darah, terdiri dari atas dua
komponen utama yaitu plasma darah dan komponen padatan atau selsel
darah. Sel darah ini terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan trombosit. Morfologi eritrosit dalam keadaan normal yaitu
bentuk bulat atau agak oval, berwarna kemerahan, diameter berukuran 7-8
mikron, dan berjumlah kira-kira 4 sampai 5 juta sel/mm 3. Sistem imun
adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi. Jika
sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Jika sistem
ini terlalu aktif akan terjadi autoimunitas seperti alergi atau
hipersensitivitas.

B. Saran

Setelah mengetahui teori dasar tentang imunologi, kita diharapkan mampu


meningkatkan atau mempertahankan kekebalan tubuh kita dengan
menjalankan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari berbagai macam
infeksi.
19

DAFTAR PUSTAKA

Sarpini, Rusbandi. 2013. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Jakarta : Penerbit in Media.

https://www.alodokter.com/hematologi-dan-perannya-dalam-menangani-
gangguan-darah-2

https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_merah

https://www.ilmudasar.com/2016/10/Pengertian-Struktur-Bentuk-Fungsi-Proses-
Pembentukan-Trombosit-adalah.html

https://www.alodokter.com/mengenal-plasma-darah-dan-fungsinya-bagi-tubuh

https://docplayer.info/72920521-Makalah-hematologi-akademi-analis-kesehatan-
putra-jaya-batam-mata-kuliah-hematologi-siswan-manto-badjo-m-si.html

Anda mungkin juga menyukai