Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN (GANGGUAN CITRA TUBUH)

Disusun untuk memenuhi tugas praktek Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu : Lailatul Fadilah,S.Kep,Ners,M.Kep

Disusun Oleh :

Uun Nurtini

P27901119100

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TANGERANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

I. Kasus
Gangguan Citra Tubuh
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Struat & Laraia (2005) bahwa citra tubuh adalah kumpulan dan sikap individu
yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk dalam hal ini adalah
persepsi tentang masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi diri. Citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
Sedangkan Keliat BA (1999), mendefinisikan citra tubuh sebagai sikap, persepsi,
keyakinan pegetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu
ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara
terus menerus (anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda ) baik masa lalu
maupun sekarang

B. Faktor predisposisi
1. Biologi
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat atau sakit. Stresor fisik atau jasmani yang lain seperti suhu dingin atau
panas, rasa nyeri atau sakit, kelelahan fisik, lingkungan yang tidak memadai.
2. Psikologi
Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Stressor lainnya adalah konflik,
tekanan, krisis dan kegagalan.
3. Sosial kultural
Faktor sosio kultural yang mempengaruhi seperti peran, gender, tuntutan peran
kerja, harapan peran budaya, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan
struktur sosial.
4. Perunahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh
5. Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi tubuh.
6. Prosedur pengobatan seperi radiasi, transplantasi, kemoterapi
7. Faktor predisposisi gangguan harga diri
8. Penolakan dari orang lain.
9. Kurang penghargaan.
10. Pola asuh yang salah
11. Kesalahan dan kegagalan yang berulang.
12. Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan (Stuart,2013).

C. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar
individu terdiri dari :
1. Operasi seperti mastektomi, amputasi, luka operasi
2. Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak adekuat
melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau
tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.
3. Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.
4. Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembang normal.
5. Prosedur medis dan perawatan (Stuart,2013).

D. Jenis Gangguan Citra Tubuh


Menurut Nada (dalam Veronica, 2010) terdapat 2 jenis citra tubuh yaitu :
1. Body Image (Citra tubuh) positif
a. Persepsi bentuk tubuh yang benar dan individu melihat berbagai bagian tubuh
sebagaimana sebenarnya
b. Individu menghargai bentuk tubuh alaminya dan memahami bahwa
penampilan pada setiap individu mempunyai nilai dan karakter
c. Individu bangga dan menerima kondisi bentuk tubuhnya, serta merasa nyaman
dan yakin dalam tubuhnya
2. Body Image citra tubuh) negative
a. Sebuah persepsi yang menyimpang dari bentuk tubuh, merasa terdapat bagian-
bagian tubuh yang tidak sebenarnya
b. Individu yakin bahwa hanya orang lain yang menarik dan bahwa ukuran atau
bentuk tubuh adalah tanda kegagalan pribadi
c. Individu merasa malu, sadar diri dan cemas tentang tubuhnya
d. Individu tidak nyaman dan canggung dalam tubuhnya

E. Rentang respon
Karna Konsep diri terdiri dari lima komponen yaitu ideal diri,harga diri, peran,
identitas dan salah satunya body image. Rentang individu terhadap konsep diri
berflukuatsi sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif sampai maladaptif,
berikut rentang respon menurut struart dalam buku principles and practice of
psychiatric nursing 2001:

Gambar 1 rentang respon konsep diri (struart 2001)


a. Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b. Konsep diri positif: apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal–hal positif maupun yang negative dari
dirinya.
c. Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa
lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek–aspek identitas masa
kanak–kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.

F. Mekanisme koping
Mekanisme koping pada gangguan konsep diri dapat dibagi menjadi 2 yaitu
mekanisme koping jangka pendek dan mekanisme koping jangka panjang (Keliat,
1998)
1. Koping jangka pendek.
a. Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari krisis misalnya :
pemakain obat, ikut musik rock, olahraga berat dan obsesi nonton televisi.
b. Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti identitas misalnya ikut
kelompok tertentu untuk mendapat identitas yang sudah dimiliki kelompok,
memiliki kelompok tertentu, atau pengikut kelompok tertentu.
c. Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep
diri ata identitas diri yang kabur misalnya: aktivitas yang kompetitif, olahraga,
prestasi akademik, kelompok orang dewasa.
d. Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan misalnya : penjelasan tentang
keisengan akan menurunya kegairahan dan tidak berarti pada diri sendiri dan
orang lain.
2. Koping jangka panjang
Semua koping jangka pendek dapat berkembang menjadi koping jangka
panjang. Penyelesaian positif akan menghasilkan ego identitas dan keunikan
individu. Identitas negatif merupakan rintangan terhadap nilai dan harapan
masyarakat. Klien mungkin menjadi anti sosial Individu dengan gangguan konsep
diri pada usia lanjut menggunakan ego-oriented reaction (mekanisme pertahanan
diri), yang digunakan adalah fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, mengisar. Dalam
kondisi yang semakin berat dapat terjadi deviasi perilaku dan kegagalan
penyesuaian sebagai berikut : psikosis, neurosis, obesitas, anoreksia, nervosa,
bunuh diri, kriminal, persetubuhan dengan siapa saja, kenakalan dan
penganiayaan (Keliat, 1998).

III. A. Pohon Masalah

harga diri rendah


akibat

gangguan citra tubuh


Masalah utama

kehilangan anggota tubuh Penyebab

B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


Pengakajian pada pasien dengan gangguan citra tubuh dilakukan dengan cara
wawancara dan observasi. berikut ini adalah observaasi pada saat pengkajian yang
harus dilakukan.
1. Data objektif yang dapat diobservasi
a. Perubahan dan hilangnya anggota tubuh baik struktur, betuk dan fungsi
b. Menyembunyikan atau memamerkan anggota tubuh yang terganggu
c. Menolak melihat bagian tubuh
d. Menolak menyentuk bagian tubuh
e. Aktivitas sosial menurun
2. Data subjektif
a. Penolakan terhadap : perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas
dengan hasil operasi, anggota tubuh yang tidak berfungsi, dan interaksi
dengan orang lain
b. Perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan
c. Keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu
d. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi
e. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang
Analisa data

No Data Masalah

1. Subjektif : Gangguan citra tubuh


pasien merasa tidak dapat menerima keadaan
dirinya

Objektif :
 pasien menolak melihat anggota tubuh
yang berubah
 pasien menolak penjelasan perubahan
dirinya

IV. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan : gangguan citra tubuh

V. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan
a) Mengidentifikasi citra tubuhnya
b) Meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
c) Mengidentifikasi aspek positif diri
d) Mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
e) Melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
f) Berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
2. Rencana Tindakan
a) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini, perasaan
tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini
b) Motivasi pasien untuk melihat / meminta bantuan keluarga dan perawat untuk
melihat dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap
c) Diskusikan aspek positif diri
d) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
e) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
1) Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan
tubuh yang ideal
2) Gunakan protase, wig ( rambut palsu), kosmetik atau yang lainnya sesegera
mungkin, gunakan pakaian yang baru
3) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap
4) Bantu pasien menyentuh bagian tersebut
f) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
1) Susun jadwal kegiatan sehari-hari
2) Motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam aktivitas
keluarga dan sosial
3) Motivasi untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti atau
mempunyai peran penting baginya
4) Pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan aktivitas

Rencanan tindakan keperawata untuk keluarga

1. Tujuan
a) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh
b) Keluarga dapat mengetahui cara mengatasi maslaah gangguan citra tubuh
c) Keluarga mampu merawat pasien gangguan ccitra tubuh
d) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas
keberhasilannya
2. Rencana Tindakan Keperawatan
a) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada
pasien
b) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh
c) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien
d) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah
e) Memfasilitasi interaksi di rumah
f) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial
g) Memberikan pujian atas keberhasilan pasien

VI. Sumber
Keliat,B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN-Basic
Course). Jakarta : EGC
Fadilah Lailatul. 2021. Panduan Praktikum Keperawatan Jiwa. Jakarta : Poltekkes
Kemenkes Banten
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Proses Keperawatan
Kondisi klien
Data Subjektif :
 Orang tua pasien mengatakan pasien sejak setelah operasi menjadi pendiam ,
murung , tidak mau memulai pembicaraan dan bila menjawab hanya seperlunya
 Orang tua pasien mengatakan sejak setelah operasi tidak pernah melihat luka
operasi. Pandangan pasien selalu terarah kesebalah kanan
 Pasien mengatakan ia merasa menjadi orang yang tidak sempurna
 Pasien mengatakan malu bila harus ke kantor dengan kondisi seperti ini
Data Objektif :
 Pasien tampak murung
 Pasien tidak mau makan
 Pasien menolak dikunjungi
 Pasien tidak mau menoleh kesebelah kiri
Diagnosa keperawatan : Gangguan Citra Tubuh
Tujuan khusus :
a. Mengidentifikasi citra tubuhnya
b. Meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
Tindakan keperawatan
a. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya , dulu dan saat ini. Perasaan
tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini
b. Motivasi pasien untuk melihat atau meminta bantuan keluarga dan perawat untuk
melihat dan menyentuh bagian tubuh seacara bertahap
c. Diskusikan aspek positif diri
d. Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh

B. Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan


Orientasi
1. Salam teraupetik
“selamat pagi ibu , perkenalkan saya perawat Uun , Saya bertugas diruangan ini dari
pukul 07.00-14.00. Kalo boleh tau ibu namanya siapa? senangnya dipanggil apa?”
2. Evaluasi / validasi
“Bagaimanana ibu perasaannya hari ini? Apa yang ibu rasakan hari ini? Sudah
melakukan kegiatan apa saja hari ini bu?”
3. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau hari ini kita membicarakan permasalahan yang membuat ibu
terganggu?”
b. Waktu
“Untuk waktu yang diperlukan untuk berbincang kurang lebih 15 menit ya
bu,apakah bersedia?”
c. Tempat
“Tempatnya apakah diruangan ini saja bu? Atau kita pindah ke tempat lain”
d. Tujuan interaksi
“Baik bu, tujuan pertemuan hari ini yaitu agar ibu dapat menerima kondisi
perubahan/kelemahan dari bagian tubuh ibu yang sehabis menjalankan operasi
pengangkatan “

KERJA (LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN KEPERAWATAN)


“ Baik bu kita bicarakan tentang kondisi saat ibu saat ini ya, apakah benar ibu telah
menjalani prosedur pengangkatan payudara?”
“Bagaimana persaaan ibu terhadap perubahan kondisi tubuh ibu saat ini?”
“ Baik, tadi ibu sudah menyampaikan perasaan ibu terkait operasi pengangkatan
payudara , nah apakah ibu sudah melihat bagian tubuh yang di angkat setelah operasi?”
“baik ibu, sebaiknya ibu harus berani untuk melihat atau meraba bagian tubuh yang
mengalami perubahan tersebut. Sekarang juga ibu sudah tidak merasakan sakit, jadi ibu
kembali beraktivitas lagi dengan normal tanpa rasa sakitnya.”
“seperti yang kita lihat memang terdapat perubahan anggota tubuh ibu , tapi masih ada
bagian tubuh yang lain masih berfungsi dengan baik lho contohnya seperti mata ibu yang
bulat, hidung yang mancung , badan ibu yang ideal lagi pula saat ibu bekerja dikantor
yang berperan/anggota tubuh yang ibu gunakan itu bukan payudara ibu kan , jadi
otomatis pekerjaan ibupun tidak akan terganggu”
“ada beberapa jalan keluar untuk mengatasi kekurangan yang ibu miliki , jadi ibu bisa
memakai bra yang ada busa nya , hal ini bertujuan untuk membuat payudara yang telah
mengalami operasi ukurannya sama seperti yang tidak dioperasi”
“berarti saat ini ibu harus sudah bisa ya menerima diri ibu apa adanya ya bu”
Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang dengan saya tadi?”
b. Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
“Syukurlah jika begitu ya bu , jadi saya harap ibu bisa mulai menerima
kondisi ibu dengan organ tubuh yang lainnya yang memiliki banyak fungsi.
Jadi coba ibu sebutkan organ tubuh yang lain yang masih berfungsi dengan
baik?”
2. Rencana tindak lanjut
“ bagus sekali ibu , saya senang ibu sudah mulai melihat potensi tubuh ibu “
“ baiklah ibu ,kalau begitu kedepannya setelah kita berdiksusi saya harap perlahan ibu
mulai melatih diri untuk melihat kondisi payudara ibu. Ibu juga tidak perlu merasa
malu atau sedih lagi karna ibu masih memiliki organ tubuh yang lainnya yang
memiliki fungsi yang sangat baik , hal itu sangat perlu untuk disyukuri”
3. Kontrak topik yang akan didatang
“untuk hari ini sampai disini dulu ya bu , besok siang pukul 14.00 saya akan kembali
untuk mengajak ibu berjalan-jalan ketaman dan melatih organ tubuh ibu lainnya
supaya perasaan ibu semakin membaik , apakah ibu bersedia?”
“ kalau begitu saya permisi dulu ya bu semoga lekas sembuh”
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN(HARGA DIRI RENDAH)

Disusun untuk memenuhi tugas praktek Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu : Lailatul Fadilah,S.Kep,Ners,M.Kep

Disusun Oleh :

Uun Nurtini

P27901119100

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TANGERANG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

I. KASUS (MASALAH UTAMA)

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

a. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
( Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. ( Towsend,2008)
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat
BA,2006)
b.  Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya
harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi
pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja
keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan
atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.( Yosep,2009)
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan
harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi
sebagai berikut :
A. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen, 2006)
B. Faktor Prespitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,misalnya harus
dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat dirumah
sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit
fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit atau
sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat
dirawat.( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan
balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal.(Townsend,2008)
C. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan
yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun
melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai
orang penting dan berharga.
D. Fase-fase
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak
orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang
sampai berat. Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif
membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau
harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Situasuonal yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi, kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri
rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik
Kronik yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang
negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ
terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan
fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D &
Iskandar, 2012)
E. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Harga diri Keracunan Depersona


Konsep diri
diri rendah identitas lisasi
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun
yang negatif dari dirinya (Eko P, 2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia
tidak mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk
menilai dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang
lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain.(Eko P, 2014)
F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan. Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas
diri ( misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara
obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau
geng)
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan
diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan
jangka panjang mencakup berikut ini :
1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau
potensi diri individu
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan (displacement, berbalik
marah terhadap diri sendiri, dan amuk ). (Stuart,2006)
III. A. POHON MASALAH

Isolasi Sosial

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif


B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

NO DATA MASALAH

1. Subjektif : Harga diri rendah


- Klien mengatakan bahwa ia
merasa malu
- Klien mengatakan dirinya adalah
orang bodoh sedunia
- Klien mengatakan tidak
memiliki kemampuan apapun
Objektif :
- Klien tampak sering menyendiri
- Klien tampak menunduk saat
dilakukan pengkajian

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu infektif
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi
Keperawatan

Harga diri TUM : a) setelah 2x SP 1 P


redah Pasien mampu pertemuan 1. mengidentifikasi
mengatasi harga pasien mampu kemampuan yang
diri rendah yang menyebutkan dimiiki pasien
dialaminya kemampuan 2. membantu pasien
dan aspek menilai
positif yang kemampuan yang
masih dapat
dimiliki digunakan
b) setelah 2x 3. membantu pasien
pertemuan memilih kegiatan
pasien mampu yang akan dilatih
menyebutkan sesuai dengan
kemampuan kemampuan pasien
yang dimiliki 4. melatih pasien
dan dapat sesuai kemampuan
digunakan yag dipilih
c) setelah 1x 5. memberikan pujian
pertemuan yang wajar
pasien mampu terhadap
merencanakan keberhasilan
kegiatan yang pasien
sesuai dengan 6. menganjurkan
kemampuan pasien
yang memasukkan
dimilikinya. dalam jadwal
d) setelah 1x kegiatan harian.
pertemuan
pasien mampu
melakukan
kegiatan
sesuai jadwal
yang sudah
dibuat.
TUM : SP II P
Keluarga 1. mengevaluasi
mampu jadwal kegiatan
mengatasi harga harian
diri rendah yang 2. melatih
dialami pasien kemampuan kedua
3. menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam kegatan
harian.

SP III P
1. mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien
2. melatih
kemampuan ketiga
3. menganjurkan
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
SP I K
1. mendiskusikan
masalah yang
dirasakan keluarga
dalam merawat
pasien
2. menjelaskan
pengertian, tanda
dan gejala harga
diri rendah yag
dialami pasien
beserta proses
terjadinya
3. menjelaskan cara-
cara merawat
pasien harga diri
rendah.
SP II K

1. melatih keluarga
empraktikkan cara
merawat pasien
dengan harga diri
rendah
2. melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien
harga diri rendah
SP III K
1. membantu
keluarga membuat
jadwal aktivitas
dirumah termasuk
minum obat
(discharge
planning)
2. menjelskan follow
up pasien setelah
pulang.

VI. SUMBER
Herdman. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Iskandar, M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama. Keliat. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa : edisi
2. Jakarta: EGC. Keliat, C. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas. Yogyakarta: EGC.

Prabowo, E. (2014).  Konsep&Aplikasi ASUHAN


KEPERAWATAN
Sundeen, S. &. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Townsend. (2008). Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket


Guide for Care Plan Construction. jakarta: EGC.

Sari, Kartika. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan


Jiwa. Jakarta: CV.Trans Info Media
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1

Proses Keperawatan :

Kondisi Klien :

DS :

- Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna


- Klien mengatakan bahwa ia merasa malu
- Klien mengatakan dirinya adalah orang terbodoh sedunia
- Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun
DO :

- Klien tampak sering menyendiri


- Klien tampak menunduk

Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah

Tujuan khusus : Dapat mengidentifikasi kemampuan yang klien miliki

Tindakan keperawatan :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien


2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan yang
dipilih
4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Proses Komunikasi dalam perencanaan tindakan

Orientasi

1. Salam terapeutik
” Selamat pagi bu, perkenalkan saya perawat Uun yang akan merawat ibu dari pukul
07.00 – 14.00, apakah saya boleh tahu nama ibu siapa dan senang dipanggil apa ?
2. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana keadaan ibu hari ini ? Bagaimana perasaan ibu hari ini ?
3. Kontrak
Topik : Ibu, hari ini kita akan berbincang bincang mengenai kemampuan dan
kegiatan yang sering ibu lakukan
Waktu : Kegiatan hari ini akan dilakukan selama 10 – 15 menit, bagaimana
apakah ibu bersedia ?
Tempat : Baik bu, untuk tempatnya apakah ibu merasa nyaman jika kita
berbincang-bincang disini saja, atau ibu ingin kita berbincang-bincang di
taman bu ?
Tujuan interaksi : Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengidentifikasi kemampuan
yang ibu miliki

Kerja ( Langkah-langkah tindakan keperawatan)


1. Jadi ibu, apa saja kegiatan yang sering ibu lakukan ?
2. Jika ibu bisa menilai kemampuan yang ibu miliki, ibu akan memberikan nilai berapa
untuk setiap kemampuan ibu ?
3. Diantara kegiatan – kegiatan yang sering ibu lakukan setiap harinya, ibu lebih suka
melakukan kegiatan yang mana bu ?
4. Baik, sekarang saya akan melatih ibu untuk melakukan kegiatan yang paling ibu
sukai yaitu menyapu lantai, bagaimana bu apakah ibu bisa melakukannya sekarang ?
5. Wah, bagus ibu.
6. Bagaimana bu jika kegiatan-kegiatan yang sering ibu lakukan kita masukkan ke
jadwal sehari hari ibu ?
Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (Subjektif)
Bagaimana ibu perasaannya setelah kita berbincang-bincang dan melakukan
kegiatan ?
b. Evaluasi perawat
Ibu, apakah ibu bisa melakukan apa yang saya katakana lagi ?
2. Rencana tindak lanjut ( apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan
yang telah dilakukan )
“ Baik bu, jika kita melakukan kegiatan ibu yang kedua lagi besok apakah ibu
bersedia ?
3. Kontrak topic yang akan datang
Topik : Ibu, besok kita akan melakukan kegiatan kedua yang sering ibu lakuka ,
bagaimana bu ?
Waktu : Baik bu, besok kita akan melakukan kegiatan mencuci baju pada pukul
08.00
Tempat :
Ibu, besok kita akan melakukan kegiatan mencuci baju di kamar mandi ya bu.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 2

Proses Keperawatan :

Kondisi Klien :

DS :

- Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna


- Klien mengatakan bahwa ia merasa malu
- Klien mengatakan dirinya adalah orang terbodoh sedunia
- Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun
DO :

- Klien tampak sering menyendiri


- Klien tampak menunduk

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

Tujuan Khusus : Dapat menidentifikasi kemampuan yang klien miliki

Tindakan Keperawatan :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Proses kemampuan dalam Pelaksanaan Tindakan

Orientasi

1. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi bu, saya perawat Uun yang kemarin melakukan kontrak waktu dengan ibu
bahwa hari ini kita akan melakukan kegiatan ibu yang kedua yaitu mencuci piring”
2. Ealuasi/validasi
“Bagaimana keadaan ibu pagi ini ? setalah melakukan kegiatan yang pertama apakah ibu
merasa senang ?
3. Kontrak
a. Topik
“ Ibu hari ini kita akan melakukan kegiatan yang kedua sesuai yang ibu sebutkan
kemarin yaitu mencuci piring, bagaimana apakah ibu bersedia untuk
melakukannya sekarang ?
b. Waktu
“ Baik ibu kegiatan ini memerlukan waktu selama 20 menit apakah iu bersedia?
c. Tempat
“ Ibu kita akan melakukannya di dapur ya bu ?
d. Tujuan Interaksi
Untuk mengidentifikasi kemampuan pasien yang kedua.

Kerja ( Langkah – langkah tindakan keperawatan )

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


2. Melatih kegiatan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Terminasi

1. Evaluasi
a. Evaluas klien ( Subjektif )
“ Ibu bagaimana perasaan ibu setelah melakukan kegiatan yang kedua”
b. Evaluasi perawat ( objektif)
“ Ibu apakah ibu bisa melakukan apa yang saya katakan lagi”
2. Rencana Tindakan
Baik ibu, jika besok kita akan melakukan kegiatan ibu yang ketiga apakah ibu bersedia ?
3. Kontrak yang akan datang
Topik :
“ Bu, besok kita akan melakukan kegiatan ibu yang ketiga yaitu
membaca buku.
Waktu :
“ Baik, kita akan melakukan kegiatan tersebut pada pukul
08:00 pagi ya bu.
Tempat :
“ Jika ibu bersedia, kita akan melakukan kegiatannya di halaman depan ya bu”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 3

Proses Keperawatan :

Kondisi Klien :

DS :

- Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna


- Klien mengatakan bahwa ia merasa malu
- Klien mengatakan dirinya orang terbodoh sedunia
- Klien mengatakan tidak memiliki kemampuan apapun

DO :

- Klien tampak sering menyendiri


- Klien tampak menunduk

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

Tujuan Khusus : Dapat mengidentifikasi kemampuan klien yang di miliki

Tindakan Keperawatan :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien


2. Melatih kemampuan ketiga
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

Proses Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan

Orientasi

1. Salam terapeutik
“Selamat pagi bu, saya perawat Uun yang kemarin melakukan kontrak waktu dengan ibu
bahwa hari ini kita akan melakukan kegiatan yang ketiga yaitu membaca buku “.
2. Evaluasi
“Bagaimana keadaan ibu pagi ini ? apakah ibu merasa senang setelah melakukan kegitan
yang kedua kemarin ?
3. Kontrak
a. Topik
“ Ibu hari ini kita akan melakukan kegiatan yang ketiga sesuai yang ibu sebutkan
kemarin, yaitu membaca buku, bagaimana apakah ibu bersedia untuk
melakukannya sekarang ?
b. Waktu
“baik ibu kegiatan ini memerlukan waktu selama 10 menit apakah ibu bersedia ?”
c. Tempat
“ Baik ibu sesuai rencana kita kemarin kita akan melakukan kegiatan ini di
halaman depan ya bu”
d. Tujuan interaksi
Untuk mengevaluasi hasil kegitan pasien yang sudah di lakukan.

Kerja (Langkah-langkah tidakaan keperawatan )

1. Mengevaluasi jadwal kegitan harian


2. Melatih kemampuan ketiga
3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

Terminasi

1. Evaluasi
a. Evaluasi klien (subjektif )
“ibu bagaimana perasaan ibu setelah melakukan semua kegiatan yang ibu
sukai ?”apakah ibu merasa senang dengan apa yang sudah kita lakukan ?”
b. Evaluasi perawat (Objektif )
“ ibu apakah ibu bisa mengulang kegiatan yang sudah kita lakukan selama 3 hari
ini? “
2. Rencana tindakan
Baik ibu jika ibu sudah bisa melakukan semua kegiatan yang ibu senangi apakah ibu bisa
memasukan semua kegiatan yang sudah kita lakukan selama ini kedalam kegiatan ibu
sehari-hari ?
3. Kontrak yang akan datang
Topik : Ibu semua kegiatan sudah kita lakukan selanjutnya ibu akan
mengisi jadwal kegiatan harian sesuai dengan kegiatan yang sudah kita
lakukan apakah ibu mampu ?

Waktu : Baik bu, untuk waktunya sendiri ibu bisa melakukannya pagi dan sore

Tempat : Untuk tempat ibu bisa menyesuaikan sesuai dengan kegiatan yang
akan ibu lakukan.

Anda mungkin juga menyukai