Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Diajukan untuk memenuhi tugas Profesi Ners Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

Diana 2010721051

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2020
I. Kasus (Masalah Utama)
Gangguan Citra Tubuh

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Definisi
Citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar yang mencakup persepsi saat ini dan masa lalu dan perasaan tentang
bentuk, ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh yang dimodifikasi secara
berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru setiap individu
(Stuart, 2007).

Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya
yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh
karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Keliat et.al, 2011).

Kebingungan atau konfusi pada gambaran mental dari fisik diri seseorang
(Wilkinson, 2007). Sedangkan menurut Carpenito-Moyet (2007) gangguan
citra tubuh merupakan suatu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
untuk mengalami gangguan dalam pencerapan citra diri seseorang.

b. Rentang Respon

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dari dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
c. Faktor Predisposisi
1. Biologis
Paxton et al (2011) mengemukakan bahwa faktor genetik berkontribusi
terhadap keadaan ketidakpuasan tubuh, faktor biologis yang paling
menonjol terkait dengan ketidakpuasan tubuh adalah ukuran tubuh (Indeks
Masa Tubuh) tetapi hal tersebut bukan merupakan faktor resiko utama,
interaksi antara ukuran tubuh dan sikap sosial yang negatif serta
diskriminasi yang terkait dengan ukuran tubuh merupakan faktor yang
berpengaruh. CDC (2007) menyebutkan sekitar 66% dari orang Amerika
kelebihan berat badan atau obesitas yang dapat menambah stres dan
kecemasan pada klien, menurunkan harga diri dan rasa percaya diri.

Study lain menyebutkan bahwa citra tubuh seseorang akan terus berubah
sepanjang proses pertumbuhan dan perkembangan, faktor yang
berhubungan dengan kesehatan yang dapat mempengaruhi citra tubuh
diantaranya adalah stroke, cedera saraf tulang belakang, amputasi,
mastektomi, luka bakar, bedah dan/atau jaringan parut prosedural dan
hilangnya bagian tubuh atau fungsi (Bolton, 2010).

2. Psikologis
Alasan teoritis yang kuat dari komponen psikologis sangat dipengaruhi oleh
keadaan depresi, rendah diri dan ketidaksempurnaan. Depresi dan rendah
diri berkontribusi terhadap pandangan negatif tentang diri termasuk tubuh
seseorang.

. Penelitian yang dilakukan Paxton et al (2011) menyebutkan bahwa depresi


sering ditemukan sebagai faktor resiki ketidakpuasan tubuh pada anak laki –
laki sementara rendah diri ditemukan menjadi faktor resiko pada anak
perempuan.

3. Sosial budaya
Pencapaian sukses tugas perkembangan masing – masing tahap akan
mempengaruhi dan memperkuat pengembangan konsep diri yang sehat.
Individu yang mengalami keterlambatan perkembangan atau situasi yang
menyebabkan tertundanya tugas perkembangan dapat mengakibatkan
individu memiliki konsep diri yang negatif (Bolton 2010).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengaruh negatif dan tekanan


lingkungan sosial berpengaruh terhadap pandangan individu tentang citra
tubuh, proses ini difasilitasi oleh perbandingan dari orang lain termasuk
teman sebaya atau media yang semakin mempertinggi perbedaan diri
sendiri dengan orang lain serta ideal diri (Schutz et al, 2002).

d. Faktor Presipitasi
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian mengancam kehidupan
2. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan
b) Transisi peran situasi
c) Transisi peran sehat /sakit

e. Tanda dan Gejala


Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan
gejala, seperti:
1. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan
dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok psikologis digunakan sebagai
reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan
perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri
seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan
keseimbangan diri.
2. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien
menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan
dalam perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran
diri yang baru.

III. Dasar Penetapan Masalah Klien


a. Pohon Masalah

Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

Penyakit Fisik

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Subyektif :
a. Menolak perubahan anggota
tubuh saat ini, misalnya tidak
puas dengan hasil operasi.
b. Mengatakan hal negatif tentang
anggota tubuhnya yang tidak
berfungsi.
c. Menolak berinteraksi dengan
orang lain.
d. Mengungkapkan keinginan yang
Gangguan Citra Tubuh : Perubahan
terlalu tinggi terhadap bagian
bentuk tubuh tubuh yang terganggu.
e. Sering mengulang-ulang
mengatakan kehilangan yang
terjadi.
f. Merasa asing terhadap bagian
tubuh yang hilang.
Obyektif :
a. Perubahan anggota tubuh baik
bentuk maupun fungsi.
b. Menyembunyikan atau
memamerkan bagian tubuh yang
terganggu.
c. Menolak melihat bagian tubuh.
d. Menolak menyentuh bagian
tubuh.
e. Aktifitas sosial menurun.

IV. Diagnosa Keperawatan


Gangguan Citra Tubuh : Perubahan bentuk tubuh

V. Rencana Tindakan Keperawatan


(Keliat et.al, 2011) Ditujukan pada pasien:
a. Tujuan:
1. Pasien mampu mengidentifikasi citra tubuhnya
2. Pasien mampu meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh
3. Pasien mampu mengidentifikasi aspek positif diri
4. Pasien mampu mengetahui cara untuk meningkatkan citra tubuh
5. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu

b. Tindakan keperawatan:
1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini,
perasaan, dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini
2. Diskusikan aspek positif diri
3. Motivasi pasien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara bertahap,
bantu pasien menyentuh bagian tubuh tersebut
4. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
5. Ajarkan pasien untuk meningkatkan citra tubuh dengan cara sebagai
berikut:
a. Gunakan protese, kosmetik atau alat lain sesegera mungkin dan
gunakan pakaian yang baru
b. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
6. Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara sebagai berikut
a. Susun jadwal kegiatan sehari-hari
b. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat
dalam aktivitas keluarga dan sosial
c. Motivasi pasien untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya
d. Berikan pujian terhadap keberhasilan pasien dalam melakukan
interaksi
DAFTAR PUSTAKA

Bolton A. Michael. The Impact of Body Image on Patient Care. The Journal of
Clinical Psychiatry. (2012):12 (2)

Carpenito, L.J dan Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta :
Penebit Buku Kedokteran EGC

Hadley Jo sallie et al. Pharmacologic Treatment of Body Dysmorphic Disorder.


Journal primary Psychiatry. 2006 ; 13 (7): 61 – 69

Keliat, B.A, Wiyono, Akemat. P.W dan Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus
Gangguan Jiwa CMHN (Intermediate Course). Cetakan I. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

NANDA International. (2011). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.


Cetakan I. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC

Oka Tomofumi & Borkman Tomasina. Self-Help Group, Self-Help Supporters, and
Social Work : A Theoretical Discuccion with Some Case Illustrations of
Family Survivors of Suicide in Japan. Studies on Social Work Vol. 37 No. 3
(Oct 2011).pp. 168 – 183

Paxton Susan. (2011). Psychological prevention and intervention startegis for body
dissatisfaction and disorder eating. Australia Psychological Society

Pimento et al. (2009). Relationship Between Body Image Disturbence and Incidence
of Depresion ; the SUN Prosfektif Kohort. Journal Public Helath

Stuart, Gail W. (2009). Principles & Practice of Psychiatric Nursing ed.8. Philadelphia:
Elsevier Mosby

Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan &
Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC

Wilkinson, J.M. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Edisi 7. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai