Anda di halaman 1dari 12

RESUME ANTROPOLOGI KESEHATAN

“KONSEP DASAR ANTROPOLOGI KESEHATAN”

NAMA: AYUMNA NAFILA

KELAS:TK I B

NIM:203110164

DOSEN PEMBIMBING:

Delima,S.Pd,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


ANTROPOLOGI KESEHATAN
A.    Definisi Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya.
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang
berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
1. William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang
umat manusia.
3. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi,


yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta
kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap
manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

Defenisi kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatantermasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan
adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara
kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.

Defenisi Antropologi Kesehatan

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap


penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Definisi yang dibuat Solita ini
masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan
masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu
seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari
aspek fisik, sosial, budaya. Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson
merupakan konsep yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti
disampaikan Koentjaraningrat di atas.

Menurut Foster dan Anderson, antropologi kesehatan mengkaji masalah-masalah


kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial
budaya. Antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiri ditentukan oleh budaya: hal ini
karena penyakit merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankan
peran normalnya secara wajar.

B.     Sejarah Perkembangan Antropologi

Membicarakan sejarah munculnya dan perkembangan Antropologi Kesehatan, maka


harus melihat dari awal mula munculnya istilah ini dan penelitian-penelitian mengenai hal
ini. Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut urutan
waktu cetusannya:

Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis
apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa
pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan
efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat
struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow
berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya
bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada
tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini
merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme,
tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi.

Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science
yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase


sebagai berikut:

1.      Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)


Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi. Sekitar abad ke-15-
16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari
Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak
menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi
mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku
harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan
suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau
bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut
kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.Bahan
etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-
19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut
pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk
mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

2.      Fase Kedua (tahun 1800-an)


Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-
karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan
kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka
menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan
menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi
bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan
maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.

3.      Fase Ketiga (awal abad ke-20)


Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua
lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni
tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-
pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.
Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukkannya. Untuk itulah mereka mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari
kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

4.      Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)


Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku
bangsa asli yang dijajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa
Eropa.Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini
membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar
negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan,
kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul
semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu
penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak
masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah
mereka selama bertahun-tahun.Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian
ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga
kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

Macam- macam Antropologi

Secara makro antropologi dapat dibagi menjadi kedalam dua bagian yakni:

1. Antrologi fisik

Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak


perkembangan manusia  menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya
dalam berbagai jenis(spesies).

2. Antrologibudaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun
cara hidupnya dalam masyarakat.  Menurut Haviland cabang antropolgi budaya ini
terbagi menjadi tiga yaitu : arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi.
Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial , bentuk-
bentuk ekspresif,   dan penggunaan bahasa di mana makna diciptakan dan diuj
sebelum digunakan masyarakat manusia.

Saat ini kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang  tersusun:

1. Pertimbangan politik, dimana para antropolog terjebak dalam kepentingan politik .


2. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan.
3. Menyankut bahasa dalam antropologi budaya,.
4. Prefensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi

Seperti  yang telah dikemukakan di atas cabang antropolgi budaya ini dibagi menjadi tiga
bagian , yakni: arkeologi, antropolgi linguistik, dan etnologi.
1. Arkeologi
adalah cabang antropologi kebudayaan  yang mempelajari benda-benda peninggalan
lama dengan maksut untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia
karena dalam peninggalan –peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.
2. Antropologi-linguistik
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mahir dalam
menggunakan simbol–simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum.karena
itulah manusia dapat berbicara , berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya
yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.
3. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi , lebih memusatkan perhatiannya pada
kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang , telaahannya pun  terpusat pada perilaku
manusianya sebagaimana yang dapat disaksikan langsung , dialami , serta
didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya. Dengan demikian etnologi ini mirip
dengan arkeologi , bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialimi dalam
kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang klasik.
Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau
dan masa kini.

Secara keseluruhan , yang temasuk bidang-bidang khusus secara sistematis dalam


antropologi  lainnya , selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi,
antropologi medis, antropologi psikologi  dan antropologi sosial.

1. Antropologi Ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan
diri melalui penggunaan barang dan jasa material. Dengan demikan ruang lingkup
antropologi ekonomi tersebut  mencakup riset tentang teknologi .
2. Antopologi-Medis
Antropologi medis merupakan subdisiplin yan sekarang paling populer di Amerika
serikat , bahkan tumbuh pesat diman-mana. Antropologi medis ini banyak membahas
hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak memengaruhi evolusi
manusia , terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi
3. Antropologi-psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji  tentang hubungan antara
individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang
ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan
menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi dalam
pemikiran , nilai, dan kebiasaaan sosial.
4. Antropolohi-sosial
Bidang ini mulai dikembangkan oleh james G.F d amerika serikat pada awal abad ke-
20 . dalam kajiannya ,antropologi sosial mendiskripsikan  proyek evolusionis yang
bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat
perkembanngannya melalui berbagai tingakt peradaban.

Karakteristik :

1. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan
dan prilakunya.
2. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam
bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun
masyarakat itu sendiri.

 Tujuan dan kegunaan antropologi

Tujuan :

1. Tujuan Akademis :  antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia,


pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik, masyarakat, serta
budaya.
2. Tujuan Praktis :  antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneka warna
masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri.

Kegunaan:

Sebagai ilmu tentang umat manusia , antropolgi melalui pendekatan dan metode ilniah
berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan perilakunya.
Kedua bidang besar dari antropologi  adalah antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik
memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis yang tekananya pada
upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis
manusia. Sedangkan antropogi budaya mempelajari manusia berdasrkan kebudayaanya,
dimana kebudayaan dapat merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku 
dalam masyarakat.

   Konsep-konsep dasar antropologi

Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya , penggunaan konsep dalam antropologi


adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan
tujuan dari setiap disiplin ilmu. Benar  menurut Keesing yang mengemukakan tidak ada dua
ahli antropolgi yang mempuyai pendapat  sama persis  atau menggunakan simbol-simbol atau
konsep-konsep yang sama.  Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan yaitu:

1. Kelompok kebudayaan sebagai  keseluruhan kompleks kehidupan manusia


2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi
3. Kelompok kebudayaan sebagai  cara dan aturan termasuk cita-cita , nilai-nilai dan
kelakuan
4. Kelompok kebudayaan sebagai  keterkaitan dalam proses-proses psikologis
5.  Kelompok kebudayaan sebagai  struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan
6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
7. Kelompok kebudayaan sebagai  sistem simbol

Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi , diantaranya:

1. Kebudayaan
Istilah culture(kebudayaan) berasal dari bahasa latin , yakni cultura dari kata dasar
colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian
kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna itu kontras dengan pengertian
kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu
warisan sosial , yakni tradisi sopan santun dan kesenian.
2. Evolusi
Secara sederhana  konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung
secara bertahap . walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat
dipakai dalam berbagai bidang studi. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa
bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai
transformasi dan modifikasi yang tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai
awal landasan berfikir meeka .
3. Daerah budaya (culture area)
Suatu daerah budaya (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki
sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas  lain yang dmilikinya. Menurut definisi di
atas,  suatu daerah kebudayaan pada mulanya berkaitan dengan pertumbuhan
kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang mendesak unsur-
unsur lama kearah pinggir , sekeliling daerah pusat  pertumbuhan tersebut .
4. Enkulturasi
Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses  pembelajaran kebudayaan . dengan
demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua , melakukan proses
enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk  yang dianugerahi kemampuan
uuntuk berfikir  dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.
5. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga
melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul . dalam proses difusi ini erat
kaitannya dengan konsep inovasi(pembaharuan).

Peranan Ilmu Antropologi Dalam Bidang Kesehatan.

Anthropology berarti “ilmu tentang manusia” dan adalah suatu istilah yang sangat
tua. Dahulu istilah itu dipergunakan dalam arti yang lain, yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh
manusia” (malahan pernah juga dalam arti “ilmu anatomi”). Penyakit muncul tidak
bersamaan dengan saat munculnya manusia, tetapi sebagaimana diungkapkan oleh Sigerit
(Landy 1977), penyakit adalah bagian dari kehidupan yang ada di bawah kondisi yang
berubah-ubah. Peranan yang pasti dari penyakit dari evolusi manusia belum difahami secara
jelas, tetapi ahli paleopatologi yakin bahwa ada hubungan antara penyakit dan evolusi
manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Foster dan Anderson (1978) kesehatan
berhubungan dengan perilaku. Perilaku sehat dapat dipandang sebagai suatu respon yang
rasional terhadap hal-hal yang dirasakan akibat sakit.

Antropologi sosial

Pengertian antropologi sisial


Antropologi sosial adalah cabang ilmu antropologi yang mempelajari hubungan antara
orang-orang dalam suatu kelompok masyarakat. Perintis cabang ilmu ini adalah James
George Frazer pada awal abad ke-20 Masehi. [1] Subjek utama antropologi sosial adalah
struktur sosial dan lembaga sosial serta budaya sebagai pelengkap.[2]

Konsep antropologi sosial

Pada awal abad ke-20 Masehi, James George Frazer melakukan penelitian secara
evolusionis tentang masyarakat primitif asli. Ia mencatat perkembangan yang terjadi dalam
beragam tingkat peradaban. Pada tahun 1920, Bronislaw Malinowski dan Alfred Radecliffe-
Brown mengembangkan studi perbandingan terhadap masyarakat kontemporer. Studi ini
kemudian membentuk ilmu sosiologi komparatif yang menjadi dasar antropologi sosial.
Bahasan utamanya meliputi etnohistori, difusi kultural, bahasa, isu-isu budaya, dan
kepribadian.[1] Dalam antropologi sosial, subjek utamanya adalah struktur sosial dan lembaga
sosial. Kedua hal ini kemudian didukung dan dilengkapi oleh budaya. [2] Antropologi sosial
membahas tentang hubungan-hubungan sosial dalam struktur sosial dan lembaga sosial pada
suatu masyarakat tradisional di pedesaan. Kesimpulan umum terhadap suatu hubungan
diperoleh melalui perbandingan kualitas.

HUBUNGAN ANTARA SOSIAL BUDAYA DAN BIOLOGI YANG MERUPAKAN DASAR DARI
PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub
yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.

a. Pokok perhatian Kutub Biologi :

1) Pertumbuhan dan perkembangan manusia

2) Peranan penyakit dalam evolusi manusia

3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

b. Pokok perhatian kutub sosial-budaya :

1) Sistem medis tradisional (etnomedisin)

2) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesionalmereka

3) Tingkah laku sakit

4) Hubungan antara dokter pasien


5) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan baratkepada masyarakat
tradisional.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Buku antropologi kesehatan penulis Dr.Hj.Indirawaty,S.Pd,S.Kep,Ns,M.Kes

  http://siskadewi1993.blog.com/perkembangan-antropologi-kesehatan/

Diakses pada 10 september 2014

TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai