DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN ...........................................................1
BAB II : Perkembangan Antrokes............ ................................3
A. Hubungan Antara Sosial Budaya dan Biologi yang
Merupakan Dasar Dari Perkembangan Antrokes ...................11
B. Perkembangan Antrokes Dari Sisi Sosialcultural Pole........12
C. Perkembangan Antrokes Dari Sisi Biological Pole..............12
D. Beda Antara Perkembangan Antrokes Biological Pole dan
Sosialcultural Pole...................................................................13
E. Kegunaan Antropologi Pole.................................................15
BAB III : PENUTUP .................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROKES
A. Definisi Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis
tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan
masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip
seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia",
dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia
sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Para ahli
mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap
tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang
tidak terbatas tentang umat manusia
Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik
masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana
antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari
segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara
berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan shg setiap
manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
Di Negara’s Lain
Anthropology di Yunani dan Portugis sangat terpengaruh oleh
Anthropologi Inggris Di Yunani, Anthropologi sudah ada sejak
Abad 19 sebagai ilmu cerita rakyat yang dikenal dengan nama
laographia (laography), di dalam bentuk sebuah ilmu interior,
yang lemah sekali teoritisnya, tetapi konotasi dari bidang ini
berubah pesat setelah PD II, ketika muncul gelombang
Anthropolog Anglo-Amerika, mengenalkan sebuah ilmu tentang
dunia luar–yakni tentang suku bangsa yang dianggap
terbelakang. Di Italia perkembangan Ethnografi tidak
menunjukkan perkembangan yang pesat, bahkan di Jerman
dan Norwegia muncul konflik antar ilmuwan yang berfokus
kepada isu sosial budaya domestic dengan sosial budaya asing
Anthropology setelah PD II : Meningkatnya Dialog di dalam
Anglophone anthropology
Sebelum PD II, Ilmuwan anthropologi sosial Inggris dan
Anthropologi Budaya Amerika masih merupakan tradisi
keilmuwan yang berbeda. Setelah PD II, cukup bnayak para
Anthropolog Inggris dan Amreika yang saling tukar menukar ide
dan satu sama lain mulai berbicara secara kolektif sebagai
Anthropologi Sosial Budaya. Pada th 1950an & pertengahan th
1960an anthropology cenderung mulai menemukan jati diri
keilmuannya setelah Ilmu’s Alam. Beberapa Anthropolog
seperti Lloyd Fallers dan Clifford Geertz, memfokuskan diri
kepada proses modernisasi dengan jalan mempelajari Negara-
negara yang baru saja merdeka. Sementara Julian Steward
dan Leslie White, berfokus kepada bagaimana masyarakat
mengelola dan menyesuaikan ekologi sekelilingnya sehingga
bisa meraih manfaat yang se-banyak’s-nya.- Sebuah
pendekatan yang dipopulerkan oleh Marvin Harris adalah
Economic anthropology, terpengaruh oleh Karl Polanyi dan
dilanjutkan oleh Marshall Sahlins dan George Dalton, mereka
berfokus kepada bagaimanakah ekonomi tradisional berjalan,
namun mengabaikan factor sosial dan budaya. Di Inggris
paradigma British Social Anthropology's paradigma mulai
terpecah di satu sisi Max Gluckman and Peter Worsley
terpengaruh oleh Marxism sementara beberapa ilmuwan
lainnya seperti Rodney Needham dan Edmund Leach
menggunakan structuralism milik Levi Strauss. Structuralism
juga mempengaruhi sejumlah perkembangan di tahun 1960an
dan 1970an, mencakup cognitive anthropology and analisa
komponensial. Beberapa Ilmuwan seperti David Schneider,
Clifford Geertz, dan Marshall Sahlins mengembangkan sebuah
konsep baru atas kebudayaan yakni : Kebudayaam adalah
sebuah jaringan pemaknaan atau signifikansi, dimana hal ini
akan semakin meningkatkan ruang lingkup disiplin ilmu ini
Seiring degan perkembangan jaman, anthropology menjadi
terpolitisir, mis peistiwa perang kemerdekaan Aljazair ,Perang
Vietnam. Marxism menjadi sebuah pendekatan teoritik yang
cukup popular. Pada akhir tahun 1970an banyak ilmuwan justru
menjadi bingung atas relevansi Anthropologi, sehingga
menerbitkan jurnal Reinventing Anthropology
Michel Foucault
Pada tahun 1980an isu power / kekuasaan, seperti yang
diuraikan di dalam karangan Eric Wolf berjudul Europe and the
People Without History, menjadi pusat perhatain kajian
Anthropologi. Buku-buku seperti Anthropology and the Colonial
Encounter semakin mempertegas ikatan anthropology dengan
masalah kesenjangan colonial, muncullkan ilmuwan seperti
Antonio Gramsci dam Michel Foucault yang menggerakkan isu
power dan hegemony ke dalam disiplin anthropologi. Gender
dan sexuality menjadi topic yang popular, karena keterkaiatan
antara disiplin ini dengan sejarah, khususnya dipengaruhi oleh
Marshall Sahlins, yang menggunakan teori dari Lévi-Strauss
dan Fernand Braudel untuk meneliti hubungan antara struktur
sosial dan angen individual. Ilmuwan strukturalis lainnya yang
berpengaruh antara lain Nietzsche, Heidegger, juga Derrida
and Lacan. Dari Mazhab Frankfurt.
Di akhir tahun 1980an dan 1990an beberapa ilmuwan seperti
George Marcus dan James Clifford lebih cenderung kembali
kepada ethnografi, khususnya bagaimana dan mengapa ilmu
anthropologi dipergunakan, dan mendominasi kajian. Kelompok
ii cenderung ke arah Feminists sebagai bagian dari aliran 'post-
modernisme’ Ethnographies berkembang menjadi lebih
refleksif, secara eksplisit mengungkapkan methodology,
kebudayaan, gender dan rasial. Selain itu anthropologi juga
mulai mengkaji masalah globalisasi, pengobatan, bioteknologi,
hak hak kaum pribumi, dan masalah masalah yang dihadapi
oleh masyarakat industri maju.
Antrokes
Antrokes adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang peny. dan
kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita
ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak
terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh
unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu
seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi
mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76).
Pengertian Antrokes yang diajukan Foster/Anderson mrpk
konsep yang tepat karena termaktub dalam pengertian ilmu
antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas.
Menurut Foster/Anderson, Antrokes mengkaji masalah’s
kesehatan dan peny. dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub
biologi dan kutub sosial budaya.
Menurut Hochstrasser :
Antrokes adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-
karyanya, yg berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan
(Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245)
Menurut Lieban :
Antrokes adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973,
1034)
Menurut Fabrega :
Antrokes adalah studi yang menjelaskan:
• Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan
peranan didalam atau mempengaruhi cara’s dimana individu’s
dan kelompok’s terkena oleh atau berespons terhadap sakit
dan peny.
• Mempelajari masalah-masalah sakit dan peny. dengan
penekanan terhadap pola’s tingkahlaku. (Fabrga, 1972;167)